Home / Thriller / Devano Lauder / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Devano Lauder: Chapter 71 - Chapter 80

86 Chapters

Chapter 71. Join

Akhirnya sopir Devano datang untuk menjemput Nana, Emillio, Jack, dan baby Bryan anak dari Nana dan Emillio. Devano melanjutkan kembali untuk bekerja dan berpamitan kepada mereka semua, Emillio dan Nana saat ini akan tinggal di mansion Lauder menurut Devano itu tidak masalah karena itu akan membuat dia menjadi senang. "Paman Emillio tinggal saja di mansion yah, dan tante Aurora aku pamit ya akan pergi lagi ke kantor." "Hati-hati Devano." ucap Aurora dengan senyum khasnya itu. "Tunggu!" teriak Charllate dari jauh dan menghampiri mobil yang akan di naiki Emillio. "Ada apa Charllate? Bukannya kamu adalah pembantu yang berkhianat? Ha ha ha." ucap Aurora. "Memang aku berkhianat, namun setidaknya aku ingin bertemu dengan adikku Miya dan aku tahu di mobil itu ada Miya izinkan aku untuk membuka mobil itu!" perintah Charllate. "Silahkan." ucap Devano. "Mau apa kamu melihatku? Apakah aku masih penting untukku?" ucap Miya sinis. "Miya? Mengapa kamu berkata seperti itu adikku?" "Ha ha ha,
Read more

Chapter 72. Tanpa Dia

Hari demi hari bulan demi bulan Devano lalui dengan sendiri tanpa adanya seseorang tidak seperti atasan perusahaan yang lain memiliki seorang sekertaris. Tidak terasa Devano sudah menjalankan hari-harinya dengan kesendiriannya tanpa Clare sudah 6 bulan, sambil mengerjakan tugas-tugas kuliahnya dia juga bekerja pergi ke perusahaanya. Dia hanya memfokuskan dirinya untuk mencapai targetnya, dia ingin menjadi orang yang sukses di usia muda. Dia ingin segera menyelesaikan kuliahnya itu agar dia segera mendapatkan gelar yang dia impikan, dia tidak ingin menemui ayahnya sebelum dia resmi menjadi seorang sarjana. Dalam hati kecilnya Devano merindukan keluarga kecilnya dulu. Dia merindukan ayahnya dan ibunya, tentu saja dia juga sangat merindukan Alexs pamannya itu yang sangat berjasa bagi hidupnya dia. "Hai tuan muda!" sapa Michel "Hai michel?" jawab Devano "Sudah 6 bulan aku tidak melihat nona Clare, kemana dia?" "Aku juga tidak tahu, terakhir dia berkata akan mengerjakan tugas kampusny
Read more

Chapter 73. S1

"Devano terimakasih sudah baik kepadaku." ucap Michel. "Sama-sama, berkat keseriusanmu perusahaanku menjadi maju." "Itu sudah menjadi kewajibanku sebagai perancang." "Iya sudah selamat beristirahat Michel." "Bye see you!" "See you." Akhirnya Michel pun masuk ke rumahnya, dan Devano pergi untuk pulang kemabali ke mansionnya. Dengan begitu Devano sudah sampai di mansionnya langsung saja dia membukakan pintu dan seperti biasanya menyapa semua orang yang ada di sana. Setelah semuanya sudah bertegur sapa Devano langsung saja meminta izin untuk beristirahat dan mulai saja merebahkan dirinya di kasur dengan suasana hati yang sangat lelah, lelah karena pekerjaan dan merasa lelah karena harus mengejar target untuk segera menjadi sarjana. Dalam tatapan yang santai tiba-tiba saja bayangan Clare di pikiran Devano terlampir, maka Devano begitu mengingat semua tentang Clare. Dia sangat ingin sekali menemui Clare, namun dia lupa tidak meminta no telepon Agnes. "Andai saja waktu bisa di ulang
Read more

Chapter 74. Memihak Devano

Devano sudah sampai di rumah Lauder, ayahnya. Saat mengetuk pintu datanglah Lauder dengan wajah yang berbinar, sangat senang. Sudah beberapa tahun dia tidak bertemu dengan putra tunggalnya, dan kini setelah bertemu Devano memberikan kabar bahagia kepada ayahnya Lauder. "Ayah, aku sudah menamatkan pendidikanku nilaiku juga bagus." "Aku sangat bangga kepadamu, maafkan aku. Aku meninggalkanmu sejak usia 5 tahun, dan ibumu pergi sejak usiamu 4 tahun." "Sudahlah, ini semua sudah menjadi takdirku. Akan aku terima pahit dan manisnya setiap alur ini." "Bagus! Apa yang akan kamu rencanakan selanjutnya?" "Aku akan mencari ibuku! Dan aku akan menemukannya, aku yakin! Aku pasti bisa bertemu dengan ibuku, mimpi terbesarku ingin hidup bersama orang tua, bahagia dengan masa depanku, dan berkumpul dengan keluarga lengkap." "Kamu pasti bisa!" ucap Lauder. "Ayah, tolong ceritakan masalalu ayah dan orang tua ayah!" "Ayah dan orang tua ayah tidak terlalu dekat, karena ayah sejak usia muda sudah ma
Read more

Chapter 75. Terbongkarnya arti ADR?

Tangan kanan Anton, atau orang kepercayaan Anton bernama William. William yang dulu tinggal di Amerika serikat, namun setelah mengenal Anton dia berniat untuk bekerja dengan Anton. Dengan amarah yang masih membara Caramel langsung saja pulang tanpa berpamitan kepada Anton. Dengan begitu Anton tidak mengejar Caramel karena pekerjaannya begitu penting, Anton besok pagi akan pergi ke Italia karena di Italia ada masalah yang harus dia selesaikan. Anton hanya menitip pesan kepada pegawainya untuk besok pagi pergi ke rumah Caramel, Anton menyuruh William untuk menyampaikan pesan kepada Caramel bahwa Caramel jangan dulu bekerja sebelum Anton pulang. Dengan bagitu besok pagi Anton langsung pergi ke Italia, dan William langsung pergi ke rumah Caramel. Tok... tok... tok... "Siapa?" "Pagi?!" "William, ada apa?" "Maaf tujuan saya kemari hanya ingin menyampaikan pesan dari tuan Anton, bahwa Caramel jangan dulu bekerja sebelum Anton pulang kemari." "Oke, emang Anton pergi ke mana?" "Italia
Read more

Chapter 76. Mengundurkan Diri

Caramel langsung mendudukan dirinya sendiri dengan sangat kasar, dia begitu emosi dan menangis sejadi-jadinya. Hingga akhirnya dia memecahkan gelas yang berisi kopi yang tadi dia minum, dia terus saja menangis dengan sangat frustasi. "Sial kopi Caramelku tumpah sekaligus dengan cangkir pemberian dari Anton! Aku benci gelas itu, dan aku benci juga kopi aroma Caramel namaku sendiri, karena pada hari ini aku sangat kecewa kepada Anton dan di menit tadi alasan aku kecewa dengan gelas dan kopi karena mereka pecah dan tumpah di hari mana aku sedang kecewa." umpat Caramel yang sedang menangis dan menghapus air matanya itu. Setelah dia tenang, dengan cepat Caramel membereskan barang-barangnya dan berniat akan pergi dari kantor Anton itu, dengan amarahnya Caramel sampai tidak menyadari bahwa tanggannya terluka karena goresan pecahan gelas yang tadi terjatuh. Kepala Caramel begitu pusing dan, di lantai sudah banyak darah bercucuran karena luka itu sangat dalam mengenai tangan mulusnya Caramel
Read more

Chapter 77. Membocorkan Rahasia

Anton langsung saja pergi dan meninggalkan perawat tersebut, lalu Anton berjalan menuju ke arah parkiran berniat untuk pergi kembali ke kantornya. Dia akan menemui William, untuk memperbaiki semua hal yang sudah terjadi. 1 jam kemudian Anton sudah sampai di kantornya itu, dengan begitu dia langsung saja menemui William yang sedang bekerja. "William!" "Hah? Ada apa?!" ucap William dengan mata yang terpejam karena terkejut. "Gawat! Caramel mengetahui rahasia ini." "Maksudmu? 'ADR' berarti saat kemarin kita berbincang itu apakah Caramel mendengarnya, dan dia sampai terluka karena menangis?" "Bisa di simpulkan, kemungkinan besar memang iya. Dia kecewa kepadaku karena musuh keluargaku sebenarnya ialah Devano. Orang yanh Caramel banggakan selama ini, raga Caramel memang bersamaku namun hati Caramel masih teringat kepada Devano." "Histeris sekali alur cerita hidupmu, semangat! Aku akan tetap berada di sisimu Anton." "Terimakasih." "Selanjutnya? Hal apa yang ingin kamu lakukan saat in
Read more

Chapter 78. Terbongkar

Maksud dari Devano mengajak Emillio, dan Jack ke pegunungan bukan hanya untuk menjenguk Lauder namun Devano akan memberikan informasi yang sudah Caramel berikan kepadanya. Saat itu juga Devano berterimakasih banyak kepada Caramel, karena informasi tersebut sangat penting dan berarti. "Devano tumben sekali kamu mengajak kami ke pegunungan menemui ayahmu." "Jika kalian nanti berdua mengetahui apa maksud aku membawa kalian kemari, kalian harus berjanji akan mengikuti arahanku apapun yang terjadi harus kalian ingat!" "Baik-baik Devano, kami akan menurutinya." "Bagus-bagus sekali, paman-pamanku kompak sekali, HAHA." "Ya" ucap singkat. Akhirnya mereka berdua sudah samapi di pegunungan, dan mereka langsung saja masuk ke rumahnya Lauder. Namun saat mereka masuk Lauder tidak ada di ruang tamu, kamar, atau di halaman belakang tempat favoritenya juga tidak, ada. "Lhaa ayahku kemana?" tanya Devano. "Mungkin lagi sibuk Vano," ucap Jack. "Sibuk apaan, ayahku udah lama sekali tidak punya pek
Read more

Chapter 79. Sadis

"Ayah ibu, Caramel pergi ya." "Hati-hati, ibu akan selalu merindukanmu." "See you." "Kenapa see you, nanti juga bakal bertemu lagi." ucap Devano. "Biarin aku maunya see you." "Ya sudah hati-hati saja." ucap orang tuanya Caramel. Saat di perjalanan, "Devan setelah sekian lama baru kali ini lagi aku berduaan denganmu." "Ha ha ha, iya. Mungkin aturan waktunya sekarang kita di pertemukan kembali." "Memang unik ya, pertemuan kita tidak direncanakan dan perpisahan kita dulu juga tidak direncanakan, itu semua sudah menjadi bagian dari alur cerita kita." ucap Caramel. "Kita sebagai makhluk sosial hanya bisa menjalani, menikmati, dan bertahan dengan semua yang menjadi catatan takdir ini." "Benar sekali, Caramel yang sedang saat ini bersama denganku Caramel versi dewasa. Tidak seperti dulu, Caramel suka caper, marah-marah tidak jelas. Dan akhirnya kamu yang mengajarkanku bagaimana berteman dengan baik, kamu yang sudah mengubah semua perilaku dan sikapku yang dulunya dingin." "Tidak, b
Read more

Chapter 80. Berkumpul

Tanpa di sadari Anton dan Caramel saat ini sedang diambang kematian, keadannya yang begitu kritis mereka berdua mengalami koma. Saat ini yang menemani Anton ialah ibunya dan adik perempuannya. Sedangkan Caramel di tunggu oleh orang-orang Devano, terkadang Devano juga menjenguk Caramel ketika pekerjaannya sudah selesai. Keesokan paginya Devano berinisiatif untuk pergi ke taman, tempat di mana Caramel tertembak oleh sosok pria yang sudah maju tua. Devano tidak melihat jelas karena dia langsung panik, dan langsung membawa Caramel ke rumah sakit. Saat Devano pergi ke taman, dia mengamati ternyata tempat pada saat dia memparkirkan mobil ternyata ada kamera CCTV, dengan cepat Devano langsung menghampiri penjaga taman itu untuk mengecek keadaan saat Caramel tertembak. "Pak maaf, bolehkah saya melihat CCTV pada saat kejadian seorang perempuan yang tertembak? Dia adalah teman saya, kondisinya saat ini dia koma." "Ah iya sebenarnya saya sedang mencari Anda. Saya ingin melaporkan orang itu, ka
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status