Maura terus menguatkan hati dan langkahnya menuju lobi. Semua pikiran tentang hal buruk yang mungkin terjadi pada Yuki dan Rangga ditepisnya. Tak kurang dari delapan langkah lagi, Maura akan sampai di depan pintu lobi, tempat Rangga dan Yuki berada. Namun, kakinya semakin lemas.“Tunggu, Mas. Kaki saya lemas,” keluh Maura pada Praya yang sejak tadi setia menuntun langkahnya dari tepi danau menuju lobi.“Nyonya, sebaiknya Anda duduk dulu di sini. Saya akan masuk dan melihat kondisi suami dan anak Anda.” Praya menuntun Maura duduk di salah satu kursi rotan berbentuk setengah lingkaran yang terletak paling dekat dari mereka.“Terima kasih, Mas.”Teriring doa dan harapan bahwa semua baik-baik saja, Maura melihat pemuda itu setengah berlari masuk ke dalam lobi. Tidak lama, bahkan mungkin jauh lebih cepat dari perkiraan Maura, Praya sudah kembali menghampirinya.“Nyonya, maaf. Mereka sudah diantar ke Rumah Sakit.
Last Updated : 2022-03-24 Read more