(Mahesa) Kedua tanganku memegang pinggiran pembatas besi, kemudian kakiku selangkah demi selangkah menapak ke tanah, lalu aku melepas kedua tanganku. Kakiku sudah lumayan membaik. Bahkan hari ini, aku sudah tidak menggunakan tongkatku untuk membantuku berjalan. Aku hanya berpegangan kepada Kiano dan berjalan dengan santai. Seorang terapis memberikan gerakan-gerakan terapi untuk kakiku selanjutnya saat aku berbaring di sebuah kursi panjang. Karena ruangan terapi di sini berdinding kaca, tidak sengaja aku melihat Sekar melewati lorong ruang terapi. Dia berjalan menatap lurus ke depan. Pasti dia akan menemui psikiater. Refleks, aku menelpon Sekar tanpa memikirkan hal-hal tidak terduga ke depannya. Sempat beberapa kali aku meneleponnya tapi tidak diangkat. Karena penasaran dan kesal dia tidak meng
Baca selengkapnya