(Sekar) Deburan ombak dan punggung seorang pria membangkitkan memoriku. Mimpiku terasa kacau, karena di dalam mimpiku aku terlalu berpikir keras. Kemudian berpindah tempat lagi, di sebuah taman indah dekat kolam renang, menghadap pemandangan indah perumahan di bukit-bukit. Aku hanya melihat sebuah tangan seorang pria. Dia memakai cincin yang agak besar versinya dan jemarinya mulai menyematkan cincin ke jari manisku. Ya, cincin pernikahanku yang hilang. Tubuhku terlalu dingin untuk meneruskan mimpi tersebut. Lalu aku membuka mataku cepat. Napasku terasa sesak dan aku mulai bangun dari tidurku. Terduduk. Aku melihat kesana kemari, tidak ada Mahesa di sebelahku. Aku menatap jam weker di sebelah tempat tidur. Sudah jam 8 pagi. Aku mendengar suara tombol pintu dibuka. Muncul Mahesa memakai setelan ola
Baca selengkapnya