Lucu rasanya ketika ikatan darah itu tak lagi memiliki arti, jika nyatanya bersama orang asing jauh terasa lebih aman dan menyenangkan hati ***Tak butuh waktu lama, Nadiv sudah sampai didepan gerbang rumah Rallin. Rumah yang mewah namun terlihat sepi dari luar. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke belakang, kemudian mendengus kesal karena mendapati gadis itu tengah tidur sembari menyandarkan kepalanya di punggung Nadiv. Bisa-bisanya dia tidur padahal perjalanan tidak sampai sepuluh menit. Pantas saja sejak tadi punggungnya merasa berat dan ia tidak mendengar ocehan dari gadis itu.Tangan Nadiv terulur menepuk pelan paha Rallin, berharap gadis itu mau bangun."Udah sampe, nih. Cepet bangun, gue mau pulang," kata Nadiv sambil menepuk agak keras karena gadis ini pulas sekali.Gadis itu bergerak kecil
Baca selengkapnya