Semua Bab Can You See Me?: Bab 21 - Bab 30

92 Bab

Bab. 20

Move on itu pilihan. Gagal move on itu cobaan. Pura-pura move on itu pencitraan **Dua tahun yang lalu...Seorang gadis berseragam putih biru tengah berlarian mengelilingi lapangan lantaran ia mendapat hukuman dari guru karena terlambat sekolah. Raut wajah gadis itu terlihat masam. Sesekali tangannya menyeka keringat yang mulai berjatuhan di pelipis dan dahinya. Bibir mungil nya itu menggerutu. Seolah tengah mengomeli sesuatu."Coba aja tadi Rehan mau bareng gue, kan gue gak akan telat," kesalnya jika teringat dengan Rehan yang menolak untuk berangkat bersama. Lelaki itu beralasan kalau ia akan menjemput temannya."Ck! Temen lebih penting daripada adiknya sendiri," decaknya lagi."Woi!" teriak seseorang yang mampu mengalihkan perhatian gadi
Baca selengkapnya

Bab. 21

Aku mencintaimu tanpa berfikir jika takdir ku adalah kehilanganmu - Nadiv Dirgantara H. *** "Ke kantin dulu, ya?" ajak Adelia yang langsung di anggukk oleh Nadiv. "Kita duduk disana aja, ya?" ajak Nadiv kala melihat bangku kosong di ujung dekat stand. "Ayo," lanjutnya sambil menarik pelan lengan Adelia. Namun dikejutkan dengan hempasan yang cukup keras. Nadiv menoleh, menatap Adelia bingung. "Kenapa?" tanyanya."Kita putus!" ucap Adelia lantang membuat seluruh murid yang ada di kantin memusatkan perhatiannya kepada mereka.Nadiv ter
Baca selengkapnya

Bab. 22

Lain kali jangan kenal cinta, ribet anjing *** Henggar terdiam sebentar. Menyusun beberapa kalimat yang mungkin tidak akan melukai sahabatnya itu. Sementara Nadiv, lelaki itu setia menunggu jawaban dari Henggar. Demi apapun, ia yakin kalau kedua manusia itu memiliki hubungan. "Gue gak pernah ada hubungan sama dia," jawab Henggar tenang. Nadiv memincingkan matanya. Sedikit tidak percaya dengan jawaban Henggar. Terlebih sikap Adelia tadi yang memang benar-benar menyatakan kalau mereka memiliki kedekatan. Henggar menghela nafas panjang. Merasa terintimidasi dengan tatapan tak percaya dari Nadiv. "Gue gak bo
Baca selengkapnya

Bab. 23

Tenang, Tuhan punya banyak cara untuk membuatmu bahagia ***Rallin berjalan santai ke arah parkiran. Tangannya menenteng gitar berstikernya itu. Matanya memincing saat melihat Nadiv sedang duduk di atas motornya sambil memainkan ponselnya. Seringaian muncul di bibir Rallin. Keberuntungan berpihak kepadanya saat ini."Pangeran gue belum pulang ternyata," gumamnya lalu berjalan ke arah mobil untuk meninggalkan gitar kesayangannya sekaligus meninggalkan kunci mobilnya didalam kemudian menghampiri Nadiv untuk melancarkan aksinya.Dengan mengendap-ngendap, Rallin berjalan pelan di belakang Nadiv. Berniat ingin mengagetkan lelaki itu. Namun baru saja ia ingin beraksi,"Gue udah tau," ucap Nadiv datar tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.Rallin terpaku sesaat, ia terkekeh karena
Baca selengkapnya

Bab. 24

Lucu rasanya ketika ikatan darah itu tak lagi memiliki arti, jika nyatanya bersama orang asing jauh terasa lebih aman dan menyenangkan hati ***Tak butuh waktu lama, Nadiv sudah sampai didepan gerbang rumah Rallin. Rumah yang mewah namun terlihat sepi dari luar. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke belakang, kemudian mendengus kesal karena mendapati gadis itu tengah tidur sembari menyandarkan kepalanya di punggung Nadiv. Bisa-bisanya dia tidur padahal perjalanan tidak sampai sepuluh menit. Pantas saja sejak tadi punggungnya merasa berat dan ia tidak mendengar ocehan dari gadis itu.Tangan Nadiv terulur menepuk pelan paha Rallin, berharap gadis itu mau bangun."Udah sampe, nih. Cepet bangun, gue mau pulang," kata Nadiv sambil menepuk agak keras karena gadis ini pulas sekali.Gadis itu bergerak kecil
Baca selengkapnya

Bab. 25

Aku menyayangi seseorang sampai pada titik dimana aku tidak tahu caranya berhenti ***Tampak seorang lelaki berkaos navy tengah duduk termenung di pembatas balkon apartemennya dengan kaki menjuntai ke bawah. Seolah tidak ada rasa takut kalau bisa saja ia terjatuh dari ketinggian lantai lima belas ini. Angin malam berdesir menerbangkan rambut bagian depan yang sudah mulai memanjang. Lelaki itu enggan memotongnya agar lebih rapi dengan alasan penampilan rambut seperti ini akan tampak lebih keren.Pikirannya berkelana tentang gadis yang tadi siang diantarnya pulang. Satu fakta yang baru ia ketahui kalau gadis itu hanya terlihat ceria dari luar namun rapuh di dalam. Tatapan nyalang serta tangisan itu mampu mengusik ketenangan hatinya. Membuatnya bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi di keluarganya.Sela
Baca selengkapnya

Bab. 26

Terkadang seseorang lebih memilih untuk tersenyum hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa ia bersedih ***Rallin langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Mencoba menghindar agar Nadiv tidak menyadari kehadirannya disini. Ah, tapi rasanya percuma. Toh, nanti juga dia akan manggung dan dipastikan Nadiv akan melihatnya.Rallin menghela nafas pelan. Ia merasa malu untuk sekedar bertatap muka dengan Nadiv. Apalagi setelah kejadian siang tadi. Ia jadi berfikir kalau Nadiv akan benar-benar menjauhinya karena perkataan mamanya.Mamanya, entah kenapa wanita itu selalu menyakiti Rallin. Padahal dengan menyakiti Rallin pun tidak akan bisa mengembalikan Rehan yang sudah tenang disana.Nyatanya, tidak ada yang lebih berat daripada menjadi anak broken home.Bagas berdiri dar
Baca selengkapnya

Bab. 27

Bahkan disaat gue kecewa, gue masih jaga hati buat lo - Rallin Natasha ***Trouble he will find you, no matter where you go, oh ohSuara merdu dari Rallin terdengar. Melantunkan salah satu lagu populer berbahasa inggris itu. Jemarinya yang lentik begitu lihai kala memetikkan senar gitar yang berada dipangkuannya.Matanya sesekali terpejam sambil meresapi lagu yang dibawanya. Lagu yang sama persis dengan kehidupannya.No matter if you're fast, no matter if you're slow, oh ohThe eye of the storm or the cry in the morn, oh ohYou're fine for a while but you start to lose control Trouble is friend.
Baca selengkapnya

Bab. 28

Hai waktu, bisa perlambat gerakanmu ketika aku bersamanya? *  *  *Rallin merebahkan tubuhnya ke ranjang. Tangannya direntangkan seperti hendak terbang. Matanya menatap ke atas langit-langit kamarnya. Bibirnya tak berhenti tersenyum. Bahkan ia sampai merasa pegal dibagian tulang pipinya.Setelah sekian lama, kenapa baru sekarang? Apa harus berjuang satu tahun dulu agar bisa mendapatkan celah untuk memiliki Nadiv?Nadiv. Lelaki itu sekarang seolah memberikan Rallin kesempatan untuk kembali merebut hatinya. Mencoba membiarkan Rallin berjuang untuk sekali lagi.Rallin yakin, Nadiv akan menjadi miliknya. Sesuai perkataannya dulu, kalau ia akan membuat Nadiv jatuh cinta.Mengubah posisinya menjadi duduk, gadis itu mengambil ponselnya di dalam tas. Membuka lock s
Baca selengkapnya

Bab. 29

Will you be my girlfriend? *  *  *"TAREK SES!!" teriak Didan yang kini berada diambang pintu kelasnya."SEMONGKO!!" sambung Rangga yang juga berada disamping Didan.Keduanya sama-sama baru berangkat lalu dengan kompak menyanyikan salah satu lagu yang viral belakangan ini."Kini tinggal aku sendiri..." Didan mulai mengeluarkan suara emasnya yang mirip seperti petir di siang bolong. Lengkap dengan buku tulis yang digulung lalu dijadikan mic."Hanya berteman dengan sepi..." sambung Rangga kemudian lelaki itu berjoget ria sambil berjalan menuju bangkunya. Sesekali lelaki itu goyang ngebor ala Inul yang sempat viral pada masanya dulu.Sontak kelakuan dua bocah sableng itu mengundang tawa seisi kelas. Bahkan si Trisna, sang ketua kelas samp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status