Nadira dan Rashi hanya bisa mengangguk sambil menahan air mata karena kehadiran mereka jelas membuat Gebby merasa tidak senang."Kalian istirahat saja dulu, Papa harus pergi mengecek laporan di kantor. Beberapa hari ini Papa tidak ke kantor, jadi kalian Papa tinggal dulu, ya! Kalian mau Papa belikan apa?" tanya Reyhan."Gak usah, Pa, kita berdua gak mau merepotkan Papa," jawab Nadira."Enggak, dong, Sayang." Reyhan mengusap kepala Nadira, ia merasa menyesal karena dulu pernah menyiakan putrinya itu."Nadira sama Rashi mau istirahat saja, Pa," ujar Nadira lagi."Ya sudah, kalau begitu gimana kalau nanti pulang dari kantor Papa belikan boneka? Rashi mau apa, Nak?""Terserah Papa saja," jawab Rashi sambil tersenyum. Begitu teduh wajahnya, membuat Reyhan menyadari arti ketulusan yang tanpa sengaja telah mereka ajarkan untuknya.Nadira dan Rashi benar-benar jauh berbeda dengan Gebby. Entahlah, Reyhan merasa mungkin memang ini semua adalah kesalahannya, dia pernah mengabaikan anak sebaik Nad
Read more