“Aku tidur di mana, Kak?” protes Anisya menggema di ruang tamu.Wanita berbadan dua itu berbalik dengan cepat usai menyisir seluruh ruangan. Menyebabkan Wulan dan Tya, berdiri berhimpitan dengan dinding, lalu memerhatikan adikku yang mulai rusuh begitu datang.“Kenapa Kakak izinin mereka tidur di kamarku, sih?” imbuhnya lagi. “Aku kan sudah ngalah, kamar lama dipakai Kakak dengan Bang Hasan. Masa aku pakai kamar mamak, sih?”Sempat aku mengerling ke arah Tya dan Wulan yang dipermasalahkan oleh Anisya. Ya, rencana awal memang bukan begini. Tya dan Wulan akan pulang ke rumah mereka sendiri sebelum Anisya tiba, dan semuanya tidak akan rumit begini.Namun, nyatanya takdir memainkan peran. Rencana tinggallah rencana, yang tersisa hanyalah omelan tanpa henti dari bibir adikku sendiri.“Nisya enggak mau tahu, Kak!” sentaknya sembari menghentak kaki.Akibatnya, dua b
Baca selengkapnya