All Chapters of Putra Naga Pangeran Yang Terbuang: Chapter 31 - Chapter 40

97 Chapters

Bab 11.3 | Sendirian

Malang, sekarangSore harinya Asri sudah selesai kuliah. Ia hendak langsung pergi ke kantor.“Pergi kerja?” tanya Tyas.“Iya dong,” jawab Asri.“Aku anter?” tawar Tyas.“Nggak ngerepotin?”“Nggak kok, santai aja. Lagian aku juga mau nonton film sekalian,” jawab Tyas sambil nyengir.“Ih, nonton film sendirian,” ledek Asri. “Segera saja sana cari pasangan!”“Yee, koe sendiri juga nggak punya pasangan. Eh, sudah punya ya. Si Arya,” kekeh Tyas.Asri mencubit pipi Tyas. “Nggak, belum resmi.”“Kapan diresmikan?” terdengar suara yang mengejutkan keduanya. Tampak Aryanaga ada di d
Read more

Bab 12.1 | Aku Menolongmu

Aryanaga sampai di kantor Asri. Ternyata di tempat itu sekarang sedang ramai, teman-teman kerja Asri yang mendengar keributan keluar semua. Mereka juga sedang merawat Tyas yang tampaknya syok. Tyas melihat Aryanaga yang berada di luar pagar, segera memanggilnya.“Arya!” panggil Tyas.Aryanaga masuk ke halaman kantor. Tampak wajah Tyas yang berantakan, dia benar-benar terlihat syok.“Kau tak apa-apa?” tanya Aryanaga.Tyas mengangguk.Dwi dan Wulan yang ada di tempat kejadian bertanya-tanya dengan orang yang baru saja masuk ke halaman rumah. Aryanaga memakai kemeja batik dengan celana khaki. Yang membuat Tyas masih takjub adalah hanya lima menit setelah tadi dia menelpon, cowok itu tiba-tiba saja sudah ada di tempat ini.“Masnya siapa?” tanya Dwi.“Dia pacarnya Asri,&rd
Read more

Bab 12.2 | Aku Menolongmu

Orang-orang melongok melihat ke depan. Dari kejauhan terlihat seseorang berdiri di tengah jalan. Siapa orang yang berani masuk ke jalan tol dan berdiri di tengah jalan? Ada dua kemungkinan, pertama, orang yang memang ingin cari mati. Kedua, bukan orang.“Tabrak aja. Nggak usah pedulikan!” perintah Edo.Sang sopir pun menginjak pedal gas dalam-dalam. Mobil pun melaju dengan kencang untuk menabrak siapapun yang ada di tengah jalan itu.Orang yang berada di tengah jalan tol itu adalah Aryanaga. Cowok itu sudah berdiri di sana. Hanya saja ada yang berbeda dari Aryanaga. Dia sudah menjelma menjadi wujud hybrid—setengah naga setengah manusia. Kulitnya bersisik dengan warna biru kemerahan, kepalanya muncul sepasang tanduk. Di punggungnya ada sepasang sayap kecil. Asri samar-samar melihat siapa yang ada di tengah jalan. Lampu di jalan tol tak begitu teran
Read more

Bab 12.3 | Aku Menolongmu

“S-sebentar, b-bagaimana bisa terjadi? Kau Damar? Tidak mungkin! Damar itu kadal, trus kau ini manusia. Manusia apa sebenarnya kau ini?”“Sudah kubilang ceritanya panjang. Kau mau aku menceritakan semuanya?”Asri mengangguk. Jantungnya berdegup kencang seperti orang yang lari marathon. Kalau misalnya Aryanaga adalah Damar, maka Asri sudah tahu jawaban teka-teki kenapa Aryanaga tahu tentang alerginya. Masalahnya adalah bukan saja alerginya, tetapi seluruh keluh kesahnya, bahkan juga apa yang tersembunyi dari dirinya diketahui semua oleh Damar, si kadal kecil yang beruntung.Aryanaga pun mulai bercerita.“Aku adalah Putra dari Raja Naga Primadigda. Ya, benar sekali aku adalah anak naga. Ayahku adalah raja naga dan ibuku adalah manusia biasa. Wujudku yang kau lihat tadi adalah setengah naga setengah manusia. Ada suatu peristiwa yang membuatku disihir
Read more

Bab 13.1 | Rencana

Asri terbangun dari tidurnya. Dia merasa kamar yang dia tempati bukan kamarnya, sebab tidak ada barang-barangnya sama sekali. Ini kamar siapa? Yang lebih mengejutkannya dia merasa tidak sendirian di kamar ini. Aryanaga!Asri buru-buru bangun lalu mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi kemarin. Bagaimana ia bisa berada di kamar cowok ini? Asri memperhatikan apakah ada yang kurang dari dirinya.Aryanaga terbangun. Dia memperhatikan Asri yang masih memeriksa badannya, barangkali ada cupang-cupang cinta. “Tenang saja, aku bukan cowok yang menggunakan kesempatan di dalam kesempitan. Kau masih utuh.”Terkejut. Wajah Asri memerah.“K-kenapa tidak kau taruh aku di kamarku saja?” protes Asri. “Jadinya kan aku tidak mikir yang tidak-tidak.”“Kalau kau ada di kamarmu, tidak aman. Aku ingin melindungimu, jadi kau harus dek
Read more

Bab 13.2 | Rencana

Di sebuah gedung terbengkalai tampak seseorang sedang duduk di antara salah satu pinggiran balkon. Gedung itu sebenarnya merupakan salah satu gedung bekas yang dulunya hendak diperuntukan untuk bangunan mall, tapi karena vendor proyeknya terkena kasus, akhirnya gedung itu terbengkalai begitu saja. Orang itu melihat ponselnya sambil menggeser-geser layar membaca berita. Dari bawah tampak beberapa bayangan gelap menghampiri.“Dunia manusia cukup unik, bila dibandingkan dengan dunia kita,” gumam lelaki itu. “Terus terang, aku sangat kagum dengan teknologi yang bernama ponsel.”“Yang Mulia, sudah siap untuk bergerak?” tanya salah satu bayangan hitam.“Anak itu masih seperti bocah. Dia tak tahu apa yang sedang dihadapinya. Mengumbar kekuatannya, hancurkan sana, hancurkan sini. Aku sudah menduga tak akan susah menemukan Aryanaga,” lanjut lelaki tersebut, &ld
Read more

Bab 13.3 | Rencana

Asri dan Tyas sedang berada di kantin siang itu. Tentu saja keberadaan Aryanaga dan Asri berboncengan jadi buah bibir. Orang-orang jadi bertanya-tanya tentang hubungan keduanya. Asri sendiri sampai sekarang masih jual mahal, meskipun dengan kondisi yang sudah jelas-jelas ia juga menginginkan pemuda itu.“Gimana tuh? Kamu bikin cowok-cowok sekampus patah hati,” kekeh Tyas.“Apa sih?” Asri memutar bola matanya.“Lha? Kamu kan boncengan ama si ganteng,” ucap Tyas, “masa’ kamu nggak lihat tuh mereka seperti menjauh begitu tahu kamu deketan ama si Aryanaga.”“Biarinlah, orang cuma boncengan biasa kok. Kan wajar,” kata Asri membela diri.“Heleh, masih jual mahal ya?” ucap Tyas sambil mencibir.Asri pura-pura tak menggubris. Dia fokus ke makan siangnya, semangko
Read more

Bab 14.1 | Aku Datang

Asri tiba-tiba sudah berada di dalam dekapan Aryanaga. Sang Putra Naga segera membawa Asri menjauh dari pertempuran. Begitu Aryanaga menemukan tempat yang cukup terlindungi, ia segera menurunkan Asri. “Kau di sini dulu!” ujar Aryanaga. “Aku akan membereskan mereka.” “Arya!” ucap Asri sebelum Aryanaga meninggalkannya. Tangan Asri merangkul lengan pemuda itu. “Aku akan baik-baik saja,” kata Aryanaga. Asri kemudian melepaskan pegangannya. Pemuda naga itu segera berlari meninggalkan Asri. Dia harus menjauhkan para goblin dari Asri. Asri mengamati dirinya sekarang berada di mana. Ternyata ia berada di pojok kelas yang tempatnya cukup terpencil. Dia bisa melihat Aryanaga menjauh dengan dikejar oleh gerombolan goblin. Pemuda itu mulai menghadapi lawannya satu per satu. Aryanaga berusaha menyerang salah satu dari goblin. Mereka berjumlah enam orang. Satu go
Read more

Bab 14.2 | Aku Datang

“Bagaimana pun juga empat lawan satu itu tidak adil,” ucap Aryanaga. Dia berusaha memberikan alasan kenapa dia kalah.“Kalah ya, kalah saja, Pangeran. Dalam peperangan kau bisa saja melawan seratus orang sendirian. Kami cuma berenam,” ucap goblin yang menempelkan pisaunya ke leher Aryanaga. “Baiklah, kami berempat sekarang. Kami memang terlatih untuk melawan para naga sepertimu, apalagi yang tidak pernah menghadapi pertempuran seperti kami sebelumnya.”“Kami diminta menyerahkanmu hidup-hidup, tentunya kami tak akan membunuhmu. Tetapi, kami masih bisa membuatmu lumpuh, misalnya kaki dan tangan dipotong. Hehehe,” kata goblin yang lainnya.Ketiga goblin yang lainnya kemudian memegangi kaki dan tangan Aryanaga. Aryanaga meronta, tetapi pisau dari tulang naga itu menempel di lehernya, bahkan menyayat kulit sisik naganya. Darah mengalir dari luka tersebut. D
Read more

Bab 14.3 | Aku Datang

Aprilia hendak melangkah lagi, tetapi Asri menghalanginya. Aryanaga menepuk pundak Asri. Asri menoleh kepadanya. Aryanaga memberi isyarat kalau ia tak apa-apa. “Aku tak apa-apa.”“Tapi...,” Asri kesal. Dia merasa diusir.“Kau boleh di situ terus. Aku tak akan mengobati pacarmu,” kata Aprilia kepada Asri.Asri terkejut. Dia tak tahu kalau Aryanaga terluka. “K-kau terluka?”“Berbaliklah!” pinta Aprilia.Aryanaga kemudian menurut. Asri bergeser. Dia membiarkan Aprilia melakukan tugasnya. Tangan kanan Aprilia dia arahkan ke punggung Aryanaga yang terluka. Darah mengalir dari luka tersebut. Aprilia memejamkan mata, mengonsentrasikan energi ke telapak tangannya. Dari telapak tangannya muncul api berwarna hijau. Api itu tidak membakar. Aprilia menempelkan telapak tangannya ke luka Aryanaga.
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status