“Bagaimana pun juga empat lawan satu itu tidak adil,” ucap Aryanaga. Dia berusaha memberikan alasan kenapa dia kalah.“Kalah ya, kalah saja, Pangeran. Dalam peperangan kau bisa saja melawan seratus orang sendirian. Kami cuma berenam,” ucap goblin yang menempelkan pisaunya ke leher Aryanaga. “Baiklah, kami berempat sekarang. Kami memang terlatih untuk melawan para naga sepertimu, apalagi yang tidak pernah menghadapi pertempuran seperti kami sebelumnya.”“Kami diminta menyerahkanmu hidup-hidup, tentunya kami tak akan membunuhmu. Tetapi, kami masih bisa membuatmu lumpuh, misalnya kaki dan tangan dipotong. Hehehe,” kata goblin yang lainnya.Ketiga goblin yang lainnya kemudian memegangi kaki dan tangan Aryanaga. Aryanaga meronta, tetapi pisau dari tulang naga itu menempel di lehernya, bahkan menyayat kulit sisik naganya. Darah mengalir dari luka tersebut. D
Read more