"Inti, Tuan Haris kau juga ada di sini ternyata." Gustaf mendekat ke arah dapur."Apa kabar, Tuan Gustaf, Nyonya Mirai?" tanya Haris."Kami baik. Kau duduklah saja biar Inti membuatkan minuman untukmu,' ucap Mirai."Inti, kau tak membuatkan minum juga untuk Tuan Haris?" tanya Mirai. Ia mendekat ke arah Inti yang menunduk seraya mencengkeram pinggiran meja dapur."Inti?" Mirai tampak kebingungan saat Inti tak juga menjawab pertanyaannya. Tangannya terulur untuk memegang tangan Inti, tapi alangkah terkejutnya saat ia merasakan tangan Inti yang dingin dan bergetar."Inti kau tak apa?" tanya Mirai panik."Ada apa, Mirai?" tanya Gustaf yang juga ikut panik. Ia bahkan juga ikut mendekati Inti yang masih tetap menunduk."Nyonya, sa-saya ... saya merasa kurang sehat. Saya akan pergi ke kamar," lirih Inti."Iya ... iya, mari kuantar. Apa kau masih bisa berjalan sendiri? Tubuhmu bergetar, wajahmu juga terlihat sangat pucat," ucap Mirai p
Terakhir Diperbarui : 2021-09-22 Baca selengkapnya