Home / Romansa / Sang Ratu / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Sang Ratu: Chapter 91 - Chapter 100

146 Chapters

91. Ancaman

"Jauhi Tuan Reksa. Biarkan dia hanya menjadi milikku."Bagai disambar petir, tubuh Andini menegang. Kalimat yang terlontar dari bibir Delia sungguh sangat mencengangkan. Kemudian tubuhnya terasa lemas bagai tak bertulang. Ia merentangkan kedua tangannya untuk mencari tumpuan. Kakinya pun bergerak mundur hingga mentok pada ranjang dan ia pun terduduk lemas di pinggiran ranjang."A-apa maksudmu?" gumam Andini menatap kosong lurus ke depan.Delia memutar bola matanya jengah menatap ke arah Andini yang bagai orang linglung. "Aku ingin Tuan Reksa hanya menjadi milikku. Milikku," ucap Delia tegas.Andini menggelengkan kepalanya berulang kali. Tatapannya nanar mengarah pada Delia. "Tidak ... tidak ... ma-mana mungkin hal buruk itu terjadi. Aku tidak mungkin menjauhi Tuan Reksa. Aku sangat mencintainya. Aku juga istrinya, sama sepertimu. Lalu mana mungkin Tuan Reksa hanya menjadi milikmu," guman Andini."Kau hanya tinggal memilih. Hanya ada dua pilihan unt
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

92. Pertengkaran

"Aku lelah sekali. Kakiku rasanya seperti kesemutan. Mungkin karena aku sudah sangat tua," gumam Yasinta.Ida tersenyum pada Yasinta. Tanggannya masih terus memijat kaki Yasinta. "Tapi Anda masih terlihat sangat cantik dan menawan, Nyonya," ucap Ida."Kau ini pintar sekali memujiku. Usiaku bahkan sudah hampir setengah abad, Ida," ucap Yasinta."Tapi apa yang saya katakan benar adanya, Nyonya. Bahkan tak ada keriput sedikitpun di wajah ataupun di tubuh Anda," ucap Ida."Kau ini ...," gumam Yasinta seraya tertawa.Tiba-tiba terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Yasinta."Siapa?" teriak Yasinta."Saya Elisa, Nyonya," sahut Elisa dari luar kamar."Masuklah," ucap Yasinta.Terdengar pintu berderit, lalu munculah Elisa dari balik pintu. "Selamat malam, Nyonya," ucap Elisa sambil sedikit membungkukkan tubuhnya."Ada apa, Elisa? Tak biasanya kau datang ke kamarku tanpa kupanggil," ucap Yasinta."Alat pemanggang
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

93. Kedatangan Gustaf

Haris dan Gustaf berjalan beriringan menuju ruangan kerja Reksa."Selamat pagi, Tuan Haris," sapa Lusi saat Haris berdiri di depan mejanya."Tuan Reksa ada di dalam?" tanya Haris."Ada, Tuan," sahut Lusi.      Haris menganggukan kepalanya pada Lusi. Ia lalu menoleh ke arah Gustaf yang berdiri di sampingnya."Mari silakan duduk, Tuan. Saya akan menemui Tuan Reksa terlebih dahulu," ucap Haris sembari menunjukan satu set sofa dan meja untuk ruang tunggu saat ada tamu yang akan datang menemui Reksa."Iya," sahut Gustaf.Haris mengetuk pintu, setelah terdengar suara Reksa yang menyuruhnya masuk barulah ia memasuki ruangan Reksa."Selamat pagi, Tuan," sapa Haris.Mendengar suara Haris, Reksa langsung mendongakkan kepalanya. "Selamat datang, Tuan Haris. Ada yang bisa saya bantu?!" ucap Reksa dengan nada sengit.Haris menunduk seraya tersenyum mendengar ucapan atasannya itu."Aku meng
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

94. Persetujuan Perjanjian

Reksa melangkah gontai menuju ruangannya setelah mengantar Gustaf sampai depan. Kepalanya terasa berdenyut karena ucapan peringatan yang terlontar dari bibir Ayah mertuanya merupakan sebuah ancaman untuknya. Ia masih sangat mencintai Elmira, lalu bagaimana bisa ia mengurus perpisahan mereka berdua. Terlebih sekarang ini sudah ada seorang putra yang terlahir di dunia ini sebagai buah cinta antara dirinya bersama Elmira.Setelah ia pikir, memang ucapan ayah mertuanya ada benarnya juga. Seharusnya jika ia masih sangat mencintai Elmira, ia harus bisa mempertahankan Elmira apapun dan bagaimanapun caranya. Ia harus bisa membawa Elmira kembali hidup bahagia bersama dengannya. Tapi yang ia lakukan selama ini adalah salah, ia begitu saja membiarkan Elmira pergi. Selama berbulan-bulan ia tak pernah sekalipun muncul untuk menemui Elmira dan Shaka. Seharusnya ia bisa lebih percaya pada ucapan Elmira, tapi ia malah percaya pada bukti dan saksi yang mengarah pada istri tercintanya itu. Sehar
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

95. Dilema

Pulang dari kantor, Reksa langsung menuju ke ruang kerjanya, tanpa mengijinkan seorangpun masuk ke ruang kerjanya. Ia merenung memikirkan kelanjutan nasib rumah tangganya bersama Elmira yang sudah di ambang kehancuran. Ia tak akan bisa melepaskan Elmira begitu saja, karna hanya Elmira-lah satu-satunya wanita yang ia cintai.***                                      Andini dan Delia saling melempar pandangan sengit mereka sejak pertama kali mereka sampai di ruang makan. Meskipun di sana ada Sabrina, mereka seolah tak menganggap gasis kecil itu ada di sana bersama mereka. Hingga aura di ruang makan terasa mencekam.Yasinta datang dengan diikuti oleh Ida di belakangnya. Ia mengerutkan kedua alisnya ketika ia melihat kedua menantunya saling melempar tatapan tajam penuh permusuhan
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

96. Kasih Sayang Orangtua

"Aku tak melihat Haris?" Elmira menggulung rambutnya ke atas seraya berjalan mendekat ke arah Inti yang sedang memasak di dapur."Dia sudah kembali ke kota," sahut Inti."Waouw, cepat sekali. Apa rasa rindunya sudah terobati semua?" Elmira menyeringai menatap Inti yang langsung mengalihkan pandangannya."Anda bicara apa, Nyonya?" Inti menghindari Elmira. Ia membelakangi Elmira berpura-pura sibuk mencuci sayuran."Tadi malam kau pasti menyelinap ke kamarnya kan?!" Elmira semakin menggoda Inti. Tentu saja Inti tak ingin menjawab karena ia merasa sangat malu."Sudahlah, Nyonya. Jangan terus menerus menggoda saya," rengek Inti."Ada apa ini?" tanya Mirai yang membuat kaget Inti dan juga Elmira."Tidak ada, Ibu. Ibu dari mana?" tanya Elmira mencoba mengalihkan pembicaraan."Ibu dari halaman belakang. Memetik beberapa sayuran untuk kita olah hari ini," sahut Mirai."Shaka sudah bangun?" tanya Mirai."Sudah.""Lal
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

97. Curahan Hati

Setelah puas menumpahkah keluh kesah dalam hatinya kepada sang ibu, Reksa kembali mengurung dirinya di dalam kamarnya. Kamar yang ia huni sejak ia kecil. Kamar yang penuh dengan kenangannya bersama cinta pertamanya, Elmira. Masih terekam jelas semua kegiatannya bersama Elmira di kamar ini. Bahkan aroma tubuh Elmira sampai saat ini masih terasa. Ia tak membiarkan siapapun masuk ke kamar ini kecuali dirinya dan pelayan yang membersihkan kamar.Reksa menyusuri kamarnya. Ia membuka lemari pakaian masih banyak baju Elmira yang tertinggal. Bahkan perhiasanpun tak dibawa semua oleh istrinya itu. Reksa berpikir keras bagaimana ia harus memecahkan masalahnya. Apakah lebih baik ia meminta maaf pada Elmira dan kembali mengajaknya ke rumah ini. Tapi mungkin saja Elmira masih sangat sakit hati dengan semua penghuni rumah ini, terkhusus kepada dirinya atas tuduhan yang dilayangkan pada Elmira."Aku harus apa, Tuhan. Aku tak ingin kehilangan Elmira," gumam Reksa. Tanpa ingin ia cegah
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more

98. Hidup Sebagai Janda

Delia merasa gelisah dengan apa yang terjadi pada Reksa. Hingga tengah malam ia tak bisa memejamkan matanya meskipun sudah berulang kali ia mencoba. Ia berbaring di atas ranjang namun pikirannya sedang melayang-layang menerka tentang sikap aneh Reksa."Apa sebaiknya aku pergi menemui Tuan Reksa?" gumam Delia resah."Iya, aku harus segera menemui Tuan Reksa," ucap Delia. Ia bangkit dari tidurnya lalu dengan tergesa ia turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya.Delia berjalan menuju kamar Reksa. Semakin lama langkahnya semakin melambat saat langkahnya hampir sampai di kamar Reksa."Delia?!"                               Delia terkejut saat tiba-tiba ia mendengar suara di belakangnya. Seketika ia langsung menoleh ke asal suara. "Andini? Kenapa kau ada di sini?" tanya Delia de
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

99. Biarkan Takdir dan Cinta Bekerja

Deru mesin mobil mendekat dan berhenti di depan rumah. Hal itu membuat jantung Elmira berdegub kencang."Ada apa, Nyonya?" tanya Inti saat melihat raut cemas di wajah Elmira tiba-tiba terdiam dengan tangan yang meremas baju di dadanya.Elmira menoleh ke arah Inti, "aku mendengar suara mesin mobil berhenti di depan rumah," ucap Elmira."Iya, saya juga mendengarnya. Memangnya ada apa?" tanya Inti. Ia tak mengerti dengan ucapan Elmira."Tidak ada. Cepat kau keluar dan lihatlah siapa yang datang," ucap Elmira."Baiklah." Inti berjalan keluar dari kamar Elmira.Sepeninggal Inti, Elmira masih terdiam dengan rasa cemas yang berlebih. Tak lama kemudian Inti kembali ke kamar Elmira."Nyonya."                                          &nbs
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more

100. Pemberitahuan Keputusan

Berhari-hari setelah kedatangan Gustaf di kantor, Reksa berubah menjadi pribadi yang dingin dan pendiam. Jika biasanya ia memang sudah dingin, maka kali ini ia lebih dingin lagi. Ia bahkan hampir tak menyapa orang yang ada di dalam rumah. Ibunya, kedua selirnya, bahkan anaknya sendiri tak ia ajak bicara. Pulang dari kantor ia kembali menyibukkan dirinya di dalam ruang kerja, setelah itu ia akan kembali mengurung dirinya di kamarnya. Ia hanya akan keluar untuk makan malam. Ia juga terus memberi penolakkan setiap kali Andini atau Delia meminta untuk menemuinya. Hanya Yasinta dan Haris-lah yang bisa menemuinya di rumah itu.Kini sudah tiba waktunya untuk Reksa mengambil keputusan. Seperti yang tempo hari dikatakan oleh ayah mertuanya saat berkunjung di kantor, ia harus segera menhambil keputusan. Apakah pernikahannya dengan Elmira akan dilanjut ataukah diselesaikan sampai sini. Pulang dari kantor, ia meminta Haris untuk mengumpulkan semua anggota keluarganya kecuali Sabrina ke r
last updateLast Updated : 2021-09-22
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status