Home / Romansa / Sang Ratu / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Sang Ratu: Chapter 111 - Chapter 120

146 Chapters

111. Melepas Rindu 2

Elmira tak kuasa ketika Reksa sudah kembali mencecap manis di bibirnya. Tubuhnya semakin meremang kala kedua tangan Reksa menelusuri wajahnya lalu turun hingga menjalar ke punggung. Ia tersentak hingga kedua matanya membulat kala Reksa dengan mudahnya membuka pengait pakaian dalamnya di punggungnya tanpa melepas pakaian luarnya terlebih dahulu.Reksa melepas kaitan bibirnya dari bibir Elmira. Ia lalu menelusuri leher jenjang Elmira dengan kecupannya. Tangannya pun juga bekerja dengan sangat terampil membuka pakaian dan merabai lekuk tubuh istri sahnya itu. suara desahan Elmira membuatnya semakin hilang akal. Ia terpaksa menghentikan remasannya di dada Elmira kala istrinya itu merintih tertahan."Ada apa, Sayang?" tanya Reksa pada Elmira.               "Lakukan dengan perlahan. Di sana terasa sakit. Jika kau terus meremasnya seperti itu air susunya akan keluar," ucap Elmira."Benar
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

112. Serigala Berbulu Domba

"Jadi itu rencananya yang sebenarnya. Wanita ular itu memang sangat licik ternyata. Delia berencana menyingkirkan aku juga dengan cara yang sama untuk tetap tak membiarkan Elmira tinggal di sini. Berarti benar dugaanku, karena sangat tak mungkin jika Delia tetap tak mengatakannya pada Tuan Reksa saat ia tahu yang sebenarnya. Kecuali jika dia memang sudah memiliki rencana yang lain." Andini menyandarkan tubuhnya pada tembok di sebelah pintu kamar Delia. Amarahnya memuncak sampai ke ubun-ubun hingga tubuhnya terasa bergetar. Ia tak sanggup berdiri tegak, meskipun begitu ia harus tetap kuat menopang tubuhnya karena ia sudah harus kembali ke kamarnya dan memikirkan langkah selanjutnya untuk bisa berada beberapa langkah di depan Delia."Andini?!"                                        
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

113. Malam Pertama Setelah Sekian Lama

Reksa masuk ke kamar Elmira setelah ia selesai bermain catur bersama Gustaf. Tadinya ia merasa bingung harus tidur di mana, tapi setelah mengingat hubungannya bersama Elmira yang sudah mulai membaik membuatnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar Elmira.Masih tahu dengan aturan dan sopan santun, Reksa mengetuk pintu kamar Elmira terlebih dulu sebelum ia masuk ke kamar istrinya itu."Siapa?" tanya Elmira dari dalam kamar. Tak lama kemudian tampak Elmira membuka pintu."Kau?" tanya Elmira.Masih tetap berdiri di ambang pintu, Reksa tersenyum canggung seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Apa aku boleh masuk?" tanya Reksa ragu."Ya ... masuklah," sahut Elmira. Ia membukakan pintu sedikit lebar agar Reksa bisa masuk.Reksa berjalan masuk mendahului Elmira. Ia bingung akan berjalan menuju ke mana. Haruskah ia berjalan menuju sofa ataukah ia harus berjalan menuju ranjang. Ranjang?! Ah, membayangkan ia akan kembali berbaring satu ra
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

114. Hal Konyol

Elmira menoleh ke sebelahnya, di mana ada seorang pria yang tertidur dengan lelapnya. Ia menggerakan tangannya untuk menyentuh wajah tampan pria di hadapannya ini. Jarinya terhenti pada bibir Reksa yang sedikit terbuka. Mendekatkan bibirnya untuk mengecup bibir Reksa, tapi tiba-tiba bibir Reksa bergerak melahap bibirnya. Bahkan ia hanya bisa kembali pasrah saat Reksa menarik tubuhnya hingga posisinya berada di atas tubuh Reksa. Ia tak bisa menegakkan tubuhnya atau mendudukkan dirinya, karena jika lakukan hal itu tubuhnya pasti bisa terlihat dengan jelas karena saat ini ia sedang tak memakai pakaian apapun, begitu juga dengan Reksa. Mereka berdua masih sama-sama telanjang di bawah selimut."Apa yang kau lakukan?!" seru Elmira."Aku hanya ingin memberikan ucapan selamat pagi padamu," ucap Reksa."Katakan saja, tapi kau tak perlu menarik tubuhku seperti ini," ucap Elmira.Reksa mengecup bibir Elmira. "Selamat pagi, Sayang," ucap Reksa."Sudah, sekaran
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

115. Perasaan Dalam Diri

Malam kian larut, semestinya tubuh juga sudah harus diistirahatkan karena lelah setelah seharian melakukan aktifitas. Untuk itu banyak orang yang mengistirahatkan tubuhnya kala malam hari tiba. Tapi nyatanya hal itu tak berlaku untuk dua orang wanita hamil di anggota keluarga Dhanuar. Iya, siapa lagi jika bukan Andini dan Delia. Saat siang datang mereka berdua merasa resah dan saat malam mulai tiba rasa resah mereka malah semakin bertambah. Mereka berdua terpuruk dalam pikirannya masing-masing.Delia memutuskan untuk keluar dari kamarnya karena ia tak tahan jika terus menerus berada di dalam kamar kala pikirannya sedang kalut. Ia keluar kamar berniat hanya berjalan-jalan untuk menenangkan pikirannya tapi saat dijalan tak sengaja ia melewati kamar pribadi Reksa. Ia mengamati daun pintu kamar pribadi Reksa yang tertutup rapat. Tanpa dapat ia cegah tangannya terulur menyentuh permukaan daun pintu di hadapannya itu. Amarah kembali menguar dari dalam hatinya ketika ia melihat koko
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more

116. Kepulangan Elmira

Elmira merasa gugup, hingga tangannya pun terasa dingin. Jantungnya pun berdetak begitu cepat. Sama seperti waktu dulu pertama kali ia dari desa terpencil datang ke kota besar. Dan juga sebagai menantu yang datang di rumah mertuanya, rumah besar keluarga Dhanuar. Ia kembali merasa asing dengan semua yang ia lihat kala mobil yang ia tumpangi mulai memasuki kota.Elmira menoleh ke samping saat tangannya yang terasa dingin dan bergetar digenggam erat oleh Reksa. Reksa menautkan jari-jarinya di sela-sela jari Elmira lalu membawa jari Elmira ke permukaan bibirnya, ia kecup berkali-kali punggung tangan istri tercintanya itu."Kau merasa gugup? Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Heemm ...." Reksa membawa tubuh Elmira untuk bersandar ke atas tubuhnya."Iya. Aku merasa sangat gugup," ucap Elmira."Kita akan pulang ke rumah besar dulu," ucap Reksa yang langsung membuat tubuh Elmira menegang."Apa maksudmu? Kau bilang padaku jika kau setuju akan memberikan
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

117. Penyambutan Untuk Elmira

Yasinta mengawasi raut wajah kedua menantunya. Ia tahu dengan pasti bahwa kedua menantu di hadapannya ini merasa tak nyaman dan gelisah dengan kedatangan Elmira di rumahnya ini. Wajah Andini masih sedikit lebih tenang, tapi lain halnya dengan wajah Delia yang tampak sangat gusar."Andini, Delia, ada apa dengan kalian?" tanya Yasinta."Saya? Tidak, Ibu. Saya tidak apa-apa." Sahut Andini dengan sedikit mengukir senyuman di bibirnya."Lalu kau, Delia? Kau tampak sangat gusar, apa kau memiliki masalah dengan kedatangan Elmira di rumah ini?" Yasinta memicing menatap ke arah Delia yang sedari tadi hanya diam, mungkin menantunya ini sedang memikirkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri."A—apa?" gumam Delia.              "Apa dari tadi kau tak mendengar ibu bicara, Delia?" tanya Yasinta."Aa ... buk-bukan begitu, Ibu. Tadi saya ... saya sedang—""Kelihatannya
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

118. Tak Terima

"Maafkan saya, Ibu," ucap Elmira dengan raut muka sedihnya."Maaf? Kau minta maaf pada ibu? Tapi untuk apa, Nak. Ibu bahkan merasa jika kau tak memiliki salah pada ibu," ucap Yasinta."Seperti yang dulu Ibu ucapkan saat saya akan keluar dari rumah ini. Saat itu Ibu berkata bahwa Ibu sangat yakin pada saya jika saya akan kembali ke rumah ini dan Ibu juga yakin jika saya akan menjadi Nyonya besar penerus Ibu," ucap Elmira."Iya," sahut Yasinta.                                         "Tapi maafkan saya, karena saya belum bisa kembali ke rumah ini dengan memakai perhiasan yang telah Ibu berikan kepada saya," ucap Elmira."Tak apa, Nak. hal itu tak perlu kau risaukan," sahut Yasinta."Seperti apa yang telah Ibu ucapkan saat itu, saya akan data
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

119. Meminta Persetujuan Ibu

"Ibu ...."       "Iya? Ada apa, Nak?" tanya Yasinta. Ia terpaksa menghentikan langkahnya saat akan berjalan meninggalkan ruang makan."Apa Ibu lelah?" tanya Reksa."Yaa ... beberapa hari ini ibu kurang tidur. Rencananya malam ini ibu akan tidur lebih awal," sahut Yasinta. Hal itu membuat Reksa dan Elmira saling melempar pandangan mereka."Ada apa? Apa kalian melimiki masalah?" tanya Yasinta. Ia merasa curiga setelah melihat anak dan menantunya saling melempar pandangan."Ibu, ada yang harus kami bicarakan pada Ibu," ucap Reksa.Yasinta menatap Reksa dengan raut wajah yang serius. "Baiklah, kita bicara di mana?" tanya Yasinta."Kita bicara di kamar Ibu saja, jadi setelah kita bicara Ibu bisa langsung tidur tanpa harus berjalan lagi," ucap Reksa."Baiklah." Yasinta berjalan menuju kamarnya dengan diikuti oleh Reksa, Elmira dan juga Ida.Sampai di kamar, Reksa dan Elmira masuk ke kamar me
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

120. Berpamitan

Elmira tak bisa memejamkan matanya meski hari sudah larut malam. Pembicaraannya tadi dengan ibu mertuanya membuatnya terus dalam keadaan terjaga. Ucapan ibu mertuanya yang menuduhnya akan memisahkannya dari sang putra sungguh telah melukai hatinya meskipun ia sendiri juga tahu jika ibu mertuanya itu tak bermaksud melukai hatinya.Elmira terkesiap saat seseorang memeluk tubuhnya dari belakang."Kenapa kau belum juga tidur?" tanya Reksa. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Elmira."Tidak. Aku tadi sudah tertidur dan sekarang aku baru saja terbangun," dusta Elmira."Benarkah itu?" tanya Reksa."Iya," sahut Elmira.                    "Kau pasti tak bisa tidur karena terus memikirkan kata-kata Ibu kan?" tanya Reksa."Entahlah, tapi aku merasa tak tega dengan Ibu." Elmira melepaskan kaitan tangan Reksa dari tubuhnya lalu tubuhnya ia
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more
PREV
1
...
101112131415
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status