Beranda / Romansa / Sang Ratu / 118. Tak Terima

Share

118. Tak Terima

Penulis: Silvia Dhaka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Maafkan saya, Ibu," ucap Elmira dengan raut muka sedihnya.

"Maaf? Kau minta maaf pada ibu? Tapi untuk apa, Nak. Ibu bahkan merasa jika kau tak memiliki salah pada ibu," ucap Yasinta.

"Seperti yang dulu Ibu ucapkan saat saya akan keluar dari rumah ini. Saat itu Ibu berkata bahwa Ibu sangat yakin pada saya jika saya akan kembali ke rumah ini dan Ibu juga yakin jika saya akan menjadi Nyonya besar penerus Ibu," ucap Elmira.

"Iya," sahut Yasinta.                                         

"Tapi maafkan saya, karena saya belum bisa kembali ke rumah ini dengan memakai perhiasan yang telah Ibu berikan kepada saya," ucap Elmira.

"Tak apa, Nak. hal itu tak perlu kau risaukan," sahut Yasinta.

"Seperti apa yang telah Ibu ucapkan saat itu, saya akan data

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sang Ratu   119. Meminta Persetujuan Ibu

    "Ibu ....""Iya? Ada apa, Nak?" tanya Yasinta. Ia terpaksa menghentikan langkahnya saat akan berjalan meninggalkan ruang makan."Apa Ibu lelah?" tanya Reksa."Yaa ... beberapa hari ini ibu kurang tidur. Rencananya malam ini ibu akan tidur lebih awal," sahut Yasinta. Hal itu membuat Reksa dan Elmira saling melempar pandangan mereka."Ada apa? Apa kalian melimiki masalah?" tanya Yasinta. Ia merasa curiga setelah melihat anak dan menantunya saling melempar pandangan."Ibu, ada yang harus kami bicarakan pada Ibu," ucap Reksa.Yasinta menatap Reksa dengan raut wajah yang serius. "Baiklah, kita bicara di mana?" tanya Yasinta."Kita bicara di kamar Ibu saja, jadi setelah kita bicara Ibu bisa langsung tidur tanpa harus berjalan lagi," ucap Reksa."Baiklah." Yasinta berjalan menuju kamarnya dengan diikuti oleh Reksa, Elmira dan juga Ida.Sampai di kamar, Reksa dan Elmira masuk ke kamar me

  • Sang Ratu   120. Berpamitan

    Elmira tak bisa memejamkan matanya meski hari sudah larut malam. Pembicaraannya tadi dengan ibu mertuanya membuatnya terus dalam keadaan terjaga. Ucapan ibu mertuanya yang menuduhnya akan memisahkannya dari sang putra sungguh telah melukai hatinya meskipun ia sendiri juga tahu jika ibu mertuanya itu tak bermaksud melukai hatinya.Elmira terkesiap saat seseorang memeluk tubuhnya dari belakang."Kenapa kau belum juga tidur?" tanya Reksa. Ia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Elmira."Tidak. Aku tadi sudah tertidur dan sekarang aku baru saja terbangun," dusta Elmira."Benarkah itu?" tanya Reksa."Iya," sahut Elmira."Kau pasti tak bisa tidur karena terus memikirkan kata-kata Ibu kan?" tanya Reksa."Entahlah, tapi aku merasa tak tega dengan Ibu." Elmira melepaskan kaitan tangan Reksa dari tubuhnya lalu tubuhnya ia

  • Sang Ratu   121. Pindah Rumah Baru

    Perpindahan Elmira kali ini berbeda dari perpindahannya dengan yang dulu. Dulu saat Elmira pergi dari rumah besar Dhanuar, ia hanya membawa pakaian sederhana yang ia bawa dari desa dan beberapa pakaian yang dibelinya saat sudah di kota, itupun tanpa membawa perhiasan mahal yang Reksa berikan untuknya. Tapi perpindahannya kali ini ia membawa hampir semua pakaiannya dan membawa juga perhiasan mahalnya. Untuk itu banyak koper yang sudah berjejer rapi di kamar Elmira menungu antrian untuk diangkat ke dalam mobil. Bersamaan dengan deretan koper yang berisi barang pribadi Elmira, juga berderet koper berisi barang pribadi Reksa dan Shaka."Apa semua yang kupinta sudah masuk semua, Inti?" tanya Elmira."Sudah, Nyonya," sahut Inti."Kau tampak pucat, kau pasti terlalu lelah dengan pengemasan barangku ini. Maaf ya, nanti setelah kita sampai di sana kau beristirahatlah," ucap Elmira."Tidak apa, Nyonya. Bukankah ini sudah menjadi tanggung jawab saya. Saya di sini se

  • Sang Ratu   122. Siang Pertama di Rumah Baru

    Reksa menuntun Elmira untuk membuka sebuah pintu yang ada di sebelah kamar mereka. "Bukalah," ucap Reksa."Ini kamar siapa?" tanya Elmira."Ini kamar putra kita, Sayang," sahut Reksa."Apa kau akan membuat putra kita tidur sendiri? Shaka masih kecil, Reksa," ucap Elmira."Shaka sudah berusia delapan bulan, dan cepat atau lambat ia akan memiliki kamarnya sendiri, Sayang. Kau tak perlu panik," ucap Reksa."Tapi---""Sudahlah, kau lihatlah dulu ke dalam. Putra kita sudah ada di dalam," ucap Reksa.Elmira mengangguk. Dengan perlahan ia lalu membuka pintu kamar yang ada di hadapannya itu."Ya Tuhan!" Elmira terpekik karena terkejut hingga bibirnya terbuka lebar."Ini ....""Ini kamar putra kita, S

  • Sang Ratu   123. Niatan Hati

    Elmira memasuki kamar Shaka, hal pertama kali yang ia tangkap dari indra penglihatannya adalah Inti yang sedang duduk di sofa seraya memandang kosong ke arah kolam bola milik Shaka. Elmira menyerngit menatap Inti, pasalnya kolam bola yang sedang ia jaga itu tak terdapat Shaka di sana. Elmira lalu mengederkan pandangannya ke segala penjuru ruangan tapi ternyata terlihat jika putranya itu sedang terlelap di ranjangnya."Inti ...." Elmira mendekati Inti yang tengah sibuk dalam lamunannya. Merasa tak ada tanggapan, ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh pundak Inti dan memanggil nama pelayan setianya itu sekali lagi."Nyonya?! Anda memanggil saya?" tanya Inti gugup saat sadar jika Elmira-lah yang menyadarkannya dari lamunannya."Ada apa, Inti? Shaka sudah tidur tapi kau malah melamun di sini. Ini sudah malam," ucap Elmira. Ia mengambil posisi duduk di sebelah Inti."Saya ... saya hanya belum bisa tidur, Nyonya," sahut Inti."Kau pasti kelelahan, untu

  • Sang Ratu   124. Terluka

    Delia terus mengurung dirinya di dalam kamar. Sebelum hidupnya akan benar-benar hancur, ia harus memikirkan cara untuk mendapatkan perhatian dari Reksa. Ia mengelus perutnya yang sudah membuncit, tinggal beberapa minggu saja bayi yang ia idam-idamkan selama ini akan terlahir ke dunia ini dan akan memberikannya gelar kehormatan sebagai seorang ibu."Anda terus menerus bersedih, Nona.""Bagaimana aku tak bersedih, Ira. Sekarang ini aku bahkan sudah berpisah rumah dengan suamiku, padahal sebentar lagi hari persalinanku tiba," ucap Delia dengan wajah sayunya."Aku tak menyangka jika hidupku akan setragis ini. Masalah datang silih berganti tiada henti dalam hidupku. Dari awal pernikahan hingga sekarang aku sangat susah mendapatkan perhatian dari Tuan Reksa, terlebih mendapatkan cintanya. Aku selalu menjadi orang yang tersingkirkan dari kompetisi ini. Dulu aku masih polos sehingga Andini bisa dengan mudah mengalahkanku tapi semenjak Tuan Reksa sedikit memberikanku har

  • Sang Ratu   125. Dua Pemikiran yang Berbenturan

    Haris tersenyum lalu sedikit menundukkan kepalanya untuk menyambut seorang tamu yang datang menghampirinya. "Selamat pagi, Tuan Indra," sapa Haris pada pria yang sedang berdiri di hadapannya ini."Selamat pagi, Tuan Haris. Saja akan menemui Tuan Reksa, apa beliau ada?" tanya Indra."Ada, Tuan. Silakan masuk," ucap Haris."Terima kasih, saya permisi." Indra lalu memasuki ruangan kerja Reksa. Sampai di dalam ternyata orang yang akan ia temui sudah berdiri menyambutnya."Selamat datang, Tuan Indra." Reksa berjalan menghampiri Indra lalu memeluknya."Saya dua kali datang ke kantor ini untuk menemui Anda, tapi dua kali pula saya pulang dengan kekecewaan," ucap Indra seraya mengurai pelukannya."Silakan duduk, Tuan Indra," ucap Reksa. Ia menggiring Indra untuk duduk di sofa yang ada di sudut ruangannya."Apa kemarin Anda sedang melakukan perjalanan bisnis ke luar kota?" tanya Indra."Tidak ... tidak. Saya pergi ke rumah mertua saya y

  • Sang Ratu   126. Pijatan Cinta

    Reksa pulang ke rumah saat hari sudah petang. Tubuh lelahnya langsung ia hempaskan ke atas ranjang begitu ia sampai di kamarnya. Elmira yang melihat saminya datang dengan keadaan yang lelah langsung menghampiri dan membukakan sepatu yang masih dikenakan oleh suaminya itu."Apa yang kau lakukan?" Reksa berjengkit kaget seraya menarik kakinya dari sentuhan tangan Elmira."Aku ingin melepaskan sepatumu. Kau pasti sangat lelah," ucap Elmira."Tidak perlu, Sayang. Nanti aku bisa melepaskannya sendiri," ucap Reksa."Apa kau sudah makan malam?" tanya Elmira. Ia merasa kasihan melihat suaminya pulang dengan keadaan lelah seperti ini."Aku belum sempat makan malam. Banyak yang harus kukerjakan di hari pertamaku kembali bekerja setelah kutinggal pergi selama beberapa hari," sahut Reksa."Kalau begitu akan kusiapkan makan malam untukmu. Kau ingin makan di kamar atau kau ingin turun ke ruang makan?" tanya Elmira."Makan di kamar saja. Suruh pelay

Bab terbaru

  • Sang Ratu   Ekstra Part 5

    Yasinta mencoba menenangkan Emran dan Abraham agar tak lagi rewel. Kedua bocah laki-laki itu terus saja mencari keberadaan Elmira saat mereka tahu ibunya tak ikut pulang bersama mereka.“Ibu mengapa belum pulang, Nenek?” rengek Abraham.“Sabarlah sebentar, Sayang. Ibu dan Ayahmu akan segera pulang. Kau tenanglah karena adikmu terus saja menangis. Jangan membuat Nenek semakin bingung,” ucap Yasinta.Mengerti jika saat ini neneknya sedang pusing, Abraham menghampiri Margi. “Bibik, hubungi Ibuku, katakan padanya aku menangis mencarinya,” ucap Abraham.“Tapi Anda tak menangis sama sekali kan, Tuan kecil, jadi saya tak bisa memberitahu kebohongan seperti itu kepada Ibu Anda,” ucap Margi.“Hhhh ... kau ini!” seru Abraham.“Ibu!” seru Edrea.&

  • Sang Ratu   Ekstra Part 4

    Elmira membenahi riasannya saat ia sudah tiba di rumah orangtua Andini. Ini kali pertamanya ia menginjakkan kaki di rumah orangtua Andini ini, karena sebelum-sebelumnya Andini-lah yang berkunjung ke rumah utama Dhanuar.“Sudah, Sayang. Mau sampai kapan kau berdandan? Anak-anak sudah berlari masuk,” ucap Reksa. Ia memasang wajah nelangsanya melihat istrinya yang membenahi riasan tanpa henti padahal ibunya dan romongannya yang lain sudah masuk ke tempat acara.“Kau ini apa tak suka melihat istrimu tampil cantik?” ucap Elmira dengan wajah muramnya.“Hhhh ... ya. Lalu kapan kau akan menyelesaikan ritualmu itu?”“Aku sudah selesai.” Elmira menyimpan kembali alat riasnya. Ia lalu keluar dari mobil dan membenahi gaun panjangnya.“Apa aku sudah terlihat cantik?” tanya Elmira sebelum ia melangkahkan kakinya memasuki tempat acara.“Ya, kau terlihat sangat cantik dan anggun. Kau terlihat

  • Sang Ratu   Ekstra Part 3

    Yasinta dan Reksa pulang saat waktu makan malam, sehingga mereka bisa makan malam bersama.“Ada apa, Sayang? Kau tampak ceria sekali?” tanya Reksa.Pertanyaan Reksa pada Elmira telah berhasil membuat Yasinta juga menoleh ke arah Elmira.“Ada berita baik yang datang hari ini.”“Oh ya? Berita apa itu?” tanya Reksa.“Tadi pagi Andini datang ke sini.”“Andini?” gumam Reksa memotong kalimat Elmira.“Yaa, dan kau tahu apa yang dia katakan padaku?!” seru Elmira antusias.“Apa?”“Satu bulan lagi Andini akan menikah dan kita semua diminta untuk datang ke sana,” ucap Elmira dengan begitu cerianya.“Benarkah itu?!” tanya Yasinta.“Iya, Ibu. Itu benar,” ucap Elmira.“Aku turut

  • Sang Ratu   Ekstra Part 2

    “Nenek, apa Ibu dan Ayah tak ikut sarapan bersama kita?” tanya Sabrina.“Sabrina, kau makan saja makananmu, Sayang, atau kau akan terlambat untuk ke sekolah,” sahut Yasinta.“Tapi ke mana Ayah dan Ibu?” tanya Shaka.“Ayah dan Ibu kalian mungkin sedang ada sesuatu yang harus segera diselesaikan. Kau cepat habiskan sarapanmu dan segeralah berangkat dengan supir bersama Kakakmu,” ucap Yasinta.“Nenek, lihatlah. Emran makan belepotan,” ucap Edrea.“Mamama.” Emran begitu senang jika ia menyuap makanannya sendiri meskipun wajahnya akan belepotan dengan buburnya.“Nenek, aku sudah selesai,” ucap Sabrina.“Aku juga,” sambung Shaka.“Edrea, ayo kita berangkat,” ajak Sabrina.“Iya,” sahut Edrea.

  • Sang Ratu   Ekstra Part 1

    Setelah kepergian Delia dan Andini dari rumah Dhanuar dan dari kehidupan keluarga Dhanuar, Elmira dan Reksa selalu melewati hari-hari yang membahagiakan. Elmira dan Reksa tak pernah membeda-bedakan anak-anak mereka, semua yang mereka lakukan adalah adil dan sama hingga Sabrina dan Edrea tak pernah merasakan kehilangan sosok ibu kandung dalam hidupnya.Mula-mula Sabrina terus menanyakan perihal Andini yang sekarang tak ikut tinggal bersama dengannya lagi namun lambat laun Reksa dan Elmira menjelaskan bahwa sekarang situasinya sudah berbeda dari dulu. Mereka memberi pengertian pada Sabrina bahwa ayah dan ibunya sudah berpisah dan tak akan pernah bisa kembali bersama lagi. Meski dulu Sabrina tak terlalu paham namun sekarang gadis itu sudah paham setelah usianya hampir menginjak remaja.Sabrina tumbuh menjadi gadis yang cerdas, cantik dan anggun yang memiliki tutur kata lembut dan sopan. Saat ini usianya sudah menginjak sepuluh tahun, satu tahun lagi ia akan memasuki sekol

  • Sang Ratu   141. Sang Pemenang (Tamat)

    Reksa sampai di rumah utama keluarga Dhanuar saat hari sudah lewat tengah malam. Ia pun langsung berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.Rasa lelah dan penat yang ia rasakan menghilang begitu saja setelah ia melihat wajah damai Elmira yang kini telah terlelap. Ia tersenyum lalu ikut bergabung bersama Elmira di atas ranjang. Ternyata pergerakannya mengusik tidur Elmira hingga membuat istrinya ini membuka matanya.“Reksa, kau sudah pulang? Maaf aku ketiduran,” ucap Elmira.“Iya, baru saja.” “Kau sudah makan malam? Jam berapa ini, akan aku siapkan dulu.” Elmira bergerak hendak turun dari ranjang namun dicegah oleh Reksa.“Tidak perlu, ini sudah lewat tengah malam. Sebaiknya kita tidur saja, aku juga sudah sangat lelah,” ucap Reksa.“Baiklah,” sahut E

  • Sang Ratu   140. Kembalinya Andini

    Orangtua Andini menyambut kedatangan Reksa dan juga Andini dengan penuh rasa bahagia sebab mereka juga sangat merindukan Andini dan juga Reksa tapi ada hal ganjil yang membuat mereka bertanya-tanya, mereka tak melihat kedua cucu perempuan mereka ikut pulang ke rumah mereka ini.“Ayah, Ibu.” Andini langsung berhambur ke pelukan orangtuanya.“Andini, Reksa?! Ibu merasa senang sekali melihat kalian datang ke sini. Ibu juga sudah sangat rindu dengan kalian. Oh iya, di mana dua cucu Ibu? Sabrina dan Edrea?” tanya Siva.Andini menatap Reksa karena ia tak memiliki jawaban yang bagus. Bahkan saat ini Andini merasa takut jika orangtuanya menyalahkannya setelah mendengar cerita dari Reksa tentang semua yang sudah ia perbuat di rumah mertuanya.“Kali ini kami tak bisa mengajak Sabrina dan Edrea ke mari, Ibu. Mungkin lain kali Sabrina akan berkunjung ke sini,” ucap Reksa.“Begitukah? Baiklah, ayo masuk. Kalian pa

  • Sang Ratu   139. Kepergian Andini

    Reksa membaringkan Andini di atas ranjangnya, setelah itu ia keluar dai kamar Andini. Ia berjalan menuju ruang keluarga untuk menghampiri Yasinta dan Elmira.“Aku akan ke rumah sakit untuk melihat keadaan Edrea dan Sabrina,” ucap Reksa.“Kak Rose sudah menghubungiku agar kita tak khawatir. Edrea dan Sabrina baik-baik saja dan sebentar lagi mereka akan pulang dari rumah sakit,” ucap Elmira.“Begitukah? Syukurlah,” gumam Reksa. Ia mendudukan tubuhnya di sofa samping Elmira.“Minumlah dulu tehmu,” ucap Elmira.“Iya.” Reksa mengambil cangkir di atas meja lalu sedikit meneguk teh hangatnya.Semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba. Meskipun Reksa sudah tahu kebusukan Andini dari mulut Elmira dan Margi tapi ia pun tetap tak menyangka jika Andini benar-benar setega itu. Andini bahkan tak memperdulikan nyawa Edrea yang bisa saja melayang jika saja ia terlambat untuk menyelamatkan.

  • Sang Ratu   138. Kebenaran yang Terkuak

    Andini berlari mendekati kolam renang. Dengan panik ia melihat Sabrina yang masuk ke dasar kolam. Ia tahu jika Sabrina bisa berenang, tapi ini adalah kecelakaan dan mungkin saja putrinya akan tenggelam.“Sabrina!” Dengan panik Andini melompat ke dalam kolam untuk menyelamatkan Sabrina.‘Byuurrr’Semua orang yang mendengar teriakan Sabrina dan Andini berlarian keluar dari rumah. Mereka melihat Andini yang tengah berenang menghampiri Sabrina.“Sabrina?! Sabrina!” seru Reksa panik seraya melihat ke arah kolam.Sama halnya dengan Reksa, Elmira, Yasinta, Rose dan Malik j

DMCA.com Protection Status