Bagai kucing yang mengintai tikus untuk ia cabik-cabik tubuhnya. Delia terus menatap sinis ke arah Andini yang terus saja menghiasi bibirnya dengan senyuman. Andini terus saja berlagak bersikap ramah, hal itu semakin membuat darahnya mendidih."Tuan, ini enak. Apa Anda ingin tambah lagi, akan saya ambilkan," ucap Andini."Tidak ... tidak perlu. Ini sudah cukup," tolak Reksa."Baiklah ...," sahut Andini."Sayang, apa kau ingin tambah lauk atau sayur?" tanya Andini pada Sabrina dengan nada yang ramah dan penuh perhatian."Aku mau tambah telur, Ibu," sahut Sabrina. "Baiklah, Sayang," sahut Andini. Ia mengambilkan telur ke atas piring Sabrina.Yasinta tersenyum, "jika kau ramah dan terlihat perhatian begitu, kau terlihat berbeda, Andini. Teruslah seperti itu, Nak," ucap Yasinta.
Terakhir Diperbarui : 2021-09-20 Baca selengkapnya