Beranda / Romansa / Sang Ratu / Bab 81 - Bab 90

Semua Bab Sang Ratu: Bab 81 - Bab 90

146 Bab

81. Sindiran

Saking tak sabarnya, Inti berlari menyongsong Gustaf dan Mirai saat mereka sampai di halaman rumah. Sebelumnya Inti memang sudah resah menunggu kepulangan Gustaf dan Mirai."Tuan, Nyonya." Seru Inti. ia lega setelah melihat kedua orang tua majikannya ini pulang ke rumah."Ada apa, Inti?" tanya Mirai cemas, karena tak biasanya Inti bersikap seperti itu."Nyonya Elmira sedang tak baik-baik saja, Nyonya," ucap Inti."Apa maksudmu?" tanya Gustaf gusar.            "Tadi saat saya dan Nyonya Elmira duduk di luar, tiba-tiba ada seorang pria bernama Ardi yang datang menemui Nyonya Elmira." Inti mulai menceritakan awal mula kejadian yang menimpa Elmira."Apa?!" seru Gustaf menatap Mirai. Mereka sama-sama terkejudnya."Pria itu mengatakan hal yang buruk tentang Nyonya Elmira dan membuat Nyonya Elmira mengurung dirinya di dala kamar. Beliau juga tak mau keluar untuk makan siang." Sambu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

82. Penawaran Pertemanan

Reksa melangkah memasuki bangunan besar kantor milik Indria Malik. Ini kali pertamanya Reksa menginjakan kakinya di tempat ini. Mengamati kesekeliling bangunan megah ini, ternyata bangunan dan tatanannya lebih bagus dari pada kantor milik Reksa."Selamat siang, Tuan Reksa." Indra menyambut hangat kedatangan Reksa di kantornya."Selamat siang, Tuan Indra.""Mari silakan duduk. Saya tidak menyangka Anda bisa sampai di kantor saya." Ucap Indra sembari duduk di sofa yang ada di ruang kerjanya."Saya tadi ada keperluan di daerah sini, jadi saya pikir untuk mampir ke kantor Anda," sahut Reksa."Saya sedang mencari lokasi untuk membangun sebuah penginapan. Saya dengar Anda memiliki tanah yang akan Anda jual?" tanya Indra."Iya, tapi itu berada di daerah yang jauh. Di sebuah desa terpencil. Apa Anda masih berkenan membeli tempat itu?" tanya Reksa."Boleh saya lihat dulu lokasinya?" tanya Indria.Reksa menganggukan kepalanya, "tentu saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

83. Nekat

Elmira kembali dikejutkan dengan kedatangan Juragan Ardi ke rumahnya. Untung saja ayah dan ibunya masih berada di rumah, jadi ia tak harus menghadapi Ardi seorang diri."Ayah!" seru Elmira masuk ke dalam rumah."Ada apa, Nak?" sahut Gustaf yang panik setelah mendengar teriakan dari putrinya."Ayah, di luar ada Tuan Ardi. Dia sedang berjalan ke sini," sahut Elmira."Kau masuklah, biar ayah yang mengatasi Tuan Ardi," ucap Gustaf."Iya, Ayah."                                                      "Permisi!""Itu dia sudah datang!" seru Elmira lalu masuk ke kamarnya."Ada apa, Elmira?" tanya Mirai."Ada Tuan Ardi di depan, Bu," sahut Elmira.Mirai berdi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

84. Menyambut Tamu Penting

Seperti biasa, kepulangan Reksa ke rumah telah disambut oleh kedua selirnya."Bersiaplah, akan ada tamu penting yang akan ikut makan malam bersama kita." Ucap Reksa lalu berjalan menuju kamarnya tanpa mau mendengar sahutan dari para selirnya.Andini dan Delia saling melempar tatapan sengit. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, mereka langsung pergi menuju kamar mereka masing-masing.***"Ada apa, Nona?" tanya Margi saat Andini mengeluarkan semua gaun terbaik yang ia punya."Carikan gaun yang pas untukku, Margi. Aku harus terlihat cantik dan anggun di depan tamu Tuan Reksa." Ucap Andini yang masih sibuk mengeluarkan gaun-gaunnya dari dalam lemari."Apakah ada tamu penting, Nona?" tanya Margi."Iya, tapi aku juga tidak tahu itu siapa. Tuan Reksa hanya memerintahkan kami untuk bersiap-siap," sahut Andini."Sepertinya yang akan datang tamu yang penting, Nona," imbuh Margi."Iya, untuk itu aku harus terlihat cantik, bukan," sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

85. Tamu Malam Hari

Supir Indra menghentikan mobilnya di depan pagar besi yang tertutup rapat."Kau yakin ini adalah penginapan?" tanya Indra sembari memperhatikan sebuah rumah bercat putih yang berada di dalam sana."Saya akan coba turun dulu untuk mencari informasi, Tuan," ucap Burhan. Ia lalu turun dari mobil dan berjalan mencoba membuka pagar yang tampak terkunci itu.***Gustaf sedang mengajak Shaka bicara hingga Shaka yang sedang berdiri di pangkuannya pun tertawa kegirangan. "Wahh baunya harum sekali. Ibu masak apa ya?" gumam Gustaf pada Shaka. Bukannya menjawab, Shaka malah terus tertawa dan menampilkan deretan gusinya yang berwarna merah."Wah ada apa ini, kelihatannya cucu nenek senang sekali," ucap Mirai. Ia melangkah mendekati sang suami yang sedang memangku cucu mereka."Nenek, ibuku sedang memasak apa, kenapa baunya harum sekali?" tanya Gustaf dengan menirukan suara anak kecil. Ia juga menggoyang-goyangkan kedua tangan Shaka hingga membuat Shaka s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-19
Baca selengkapnya

86. Menjamu Tamu

Selesai makan malam, Gustaf mengajak tamunya untuk mengobrol di ruang tengah. Namun karena sang supir dan sang asisten merasa sungkan duduk bersama dalam satu ruangan bersama tuan mereka, akhirnya mereka undur diri untuk keluar rumah."Di rumah saya ini kebetulan masih ada dua kamar kosong. Anda bisa menggunakannya untuk malam ini. Nanti biar dibersihkan terlebih dahulu," ucap Gustaf."Terima kasih, Tuan Gustaf. Sungguh saya menjadi tak enak hati sudah merepotkan Tuan sekeluarga, tidak hanya memberi kami tumpangan tapi juga menjamu kami dengan sangat baik," ucap Indra."Tidak perlu sungkan seperti itu, Tuan." Mata Indra dengan lancangnya mencari keberadaan seorang wanita yang sudah berhasil menarik perhatiannya."Tuan, ada apa?" tanya Gustaf saat melihat pria di depannya itu terlihat gusar."Tidak apa, Tuan," sahut Indra sembari tersenyum."Ah maaf, kalau boleh tahu Anda ini apakah sudah berkeluarga?" tanya Gustaf."Belum, saya belum
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya

87. Bocornya Rahasia

Senyum Andini langsung luntur ketika ia melihat seorang wanita berpakaian pelayan berdiri di bawah pohon yang jauh dari keberadaannya namun mata pelayan itu menatap tajam ke arahnya.'Ada apa dia menatapku seperti itu,' guman Andini dalam hati."Aku ingin rebahan, ayo kita masuk," ucap Andini.Margi berdiri dari duduknya, "Baik, Nona.""A ... Margi, bisakah kau mengajak Sabrina masuk terlebih dulu?" ucap Andini.Margi menatap Andini dengan pandangan aneh, "tentu saja," sahut Margi pada akhirnya. Ia tak berani bertanya yang lebih lagi pada majikannya itu."Sabrina sayang, kau masuklah bersama bibi Margi terlebih dahulu," ucap Andini pada putrinya.Sabrina mengangguk, ia lalu menggandeng tangan Margi. "Ayo Bibi Margi, kita masuk ke rumah," ajak Sabrina. Ia dan Margi pun berjalan meninggalkan Andini yang masih berdiri di taman.Andini menoleh ke segala arah, ia lalu berjalan tergesa menghampiri seseorang berpakaian pelayan yang be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya

88. Rencana Licik

Delia menatap kosong ke arah pintu yang baru saja tertutup. Fakta yang baru saja ia ketahui telah mengejutkannya bahkan mengguncang dirinya."Ternyata Andini dalang dari semua ini. Aku ... aku telah salah sangka, aku salah menuduh Elmira," gumam Delia. Rasa bersalah sedikit menghantui jiwanya."Aku tidak bersalah di sini. Aku juga menjadi korban. Gara-gara obat pencegah kehamilan itu, aku bahkan sampai tak juga mengandung meski aku sudah menikah selama bertahun-tahun," ucap Delia membela dirinya sendiri.Delia seperti orang linglung, ia berdiri dan berjalan tanpa arah di dalam kamar. Delia memikirkan banyak kemungkinan yang akan terjadi jika semua orang di rumah ini tahu kebenarannya."Jika semua orang tahu bahwa Andinilah yang telah memberikan obat pencegah kehamilan kepadaku, maka Andini pasti akan langsung diusir dari rumah ini. Tamat sudah riwayat Andini!" ucap Delia sambil berjalan mondar-mandir, seraya tersenyum puas. Tapi tiba-tiba senyum di bibirn
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya

89. Labrakan

Pagi ini Mirai menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya hanya bersama Elmira tanpa keberadaan Inti kemarin berpamitan pergi ke rumah besar Dhanuar.Semakin lama Elmira semakin mahir memasak dan saat ini ia sangat menikmati perannya sebagai seorang ibu. Semenjak Mirai membuatkan nasi tim untuk Shaka, Elmira jadi sangat antusias memilih dan mengkombinasi sayur dan lauknya. Bahkan sekarang ia sendiri yang memasak nasi tim untuk Shaka."Elmira," panggil Mirai.                     "Ada apa, Ibu?" tanya Elmira sembari mencuci sayuran."Setiap bulan Inti selalu pergi ke Rumah Besar Dhanuar untuk bertemu dengan kepala pelayan. Jika tidak, pasti Inti akan ijin keluar rumah," ucap Mirai."Memangnya ada apa, Ibu? Bukankah itu wajar. Setiap pekerja juga memerlukan hari libur untuk mengurus urusannya sendiri kan," ucap Elmira."Iya juga, tapi menur
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya

90. Kucing dan Tikus

Bagai kucing yang mengintai tikus untuk ia cabik-cabik tubuhnya. Delia terus menatap sinis ke arah Andini yang terus saja menghiasi bibirnya dengan senyuman. Andini terus saja berlagak bersikap ramah, hal itu semakin membuat darahnya mendidih."Tuan, ini enak. Apa Anda ingin tambah lagi, akan saya ambilkan," ucap Andini."Tidak ... tidak perlu. Ini sudah cukup," tolak Reksa."Baiklah ...," sahut Andini."Sayang, apa kau ingin tambah lauk atau sayur?" tanya Andini pada Sabrina dengan nada yang ramah dan penuh perhatian."Aku mau tambah telur, Ibu," sahut Sabrina.                          "Baiklah, Sayang," sahut Andini. Ia mengambilkan telur ke atas piring Sabrina.Yasinta tersenyum, "jika kau ramah dan terlihat perhatian begitu, kau terlihat berbeda, Andini. Teruslah seperti itu, Nak," ucap Yasinta.
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status