Home / Fantasi / Lentera Kegelapan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Lentera Kegelapan: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

Chapter 80 – Pertarungan Pertama

Para agen SDI berhasil menemukan lokasi ruang persalinan yang di pakai oleh Lili, alat deteksi dari jolt menuntun mereka diluar ruangan yang sudah coba disembunyikan oleh William. "James, mereka sudah mengetaahui keberadaanku," kata Lili sambil melepaskan pelukan James. "Iya, aku tahu Lili, mereka sudah mengepung rumah sakit ini dan siap menyerang," jawab James. "Bagaimana dengan bayi kita, James?" tanya Lili sambil menatap bayi yang ada dalam pangkuannya. James, untuk sesaat terdiam, dia berpikir hal yang bisa dia lakukan untuk kebaikan anaknya, Lili dan juga dirinya. "Aku akan membawanya," jawab James setelah beberapa saat berpikir. "Akan kamu bawa ke mana dia James?" tanya Lili dengan sedih "Tenanglah Lili, aku akan cari tempat yang paling aman untuk anak kita, agar tak tercium oleh orang-orang Dark Lantern," kata James. Walaupun dia berusaha untuk tenang di depan Lili, namun hatinya merasakan sakit karena harus bertindak ce
last updateLast Updated : 2021-11-17
Read more

Chapter 81 – Welcome to Syberia

POV RAY   Perjalanan panjang lewat udara sudah kulalui, kini aku berada di Moskow. Masih setengah perjalan lagi yang akan aku jalani, perjalanan darat menuju kutub utara. Tepatnya Syberia. Petunjuk yang aku dapat hanya melalui bisikan elemen angin yang membimbingku sepanjang perjalanan, entah siapa yang memanduku. Perjalanan menuju Syberia hanya bisa dijangkau dengan kereta, aku kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang-orang Rusia ini, bahasa yang aku pakai hanya bahasa ingriss dan tak semua petugas di sini mampu menggunakannya. Kereta yang aku gunakan saat ini adalah sebuah kereta khusus, hingga aku harus membayar mahal untuk ini. Syberia yang berada di ujung sebelah utara benua Rusia, hembusan hawa dingin yang amat sangat  membuatku terbiasa saat menghembuskan napas selalu mengeluarkan kepulan asap dari kehangatan tubuhku sendiri. Mau tak mau aku harus trbiasa juga dengan hidangan daging yang menjadi santapanku setiap hari, ditambah sege
last updateLast Updated : 2021-11-21
Read more

Chapter 82 – Suara yang Terhubung

POV Ray   Rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhku, pelan-pelan bayangan perapian di depan mataku memudar, seiring kesadaranku yang berpindah ke alam mimpi. Bayangan wajah Maria hadir dengan senyumnya yang manis, dia menghampiriku lalu meraba keningku. "Ray, kamu nggak apa-apa kan?" tanyanya dengan suara yang lembut di telingaku. "Nggak, aku nggak apa-apa," jawabku pelan. Maria mengusap wajahku, dari bibirnya tersungging senyuman dan tatapan lembutnya di wajahku. Namun perlahan wajahnya mulai samar dan hilang entah kemana. "Maria..., Maria..., kamu di mana!" teriakku panik. Tiba-tiba saja, aku sudah berada di ruang gym yang ada di sekolah. Dari jauh aku melihat tubuh seorang cewek yang terlihat sedang menggapai-gapaikan tangannya di lantai seakan sedang berusaha meraih sesuatu. Aku langsung mendekat ke tengah gym, dan terkejut ternyata Itu Maria. Saat itu aku melihat Maria berusaha menggepalkan telapak tang
last updateLast Updated : 2021-11-22
Read more

Chapter 83 – Mulai Berlatih

POV Ray  Aku pun berkomunikasi dengan elemen air dan udara yang ada di tubuhku, agar aku bisa mengangkat tubuhku di atas salju. Tanganku menyala dan mengeluarkan cahaya biru, kakiku perlahan terangkat dan berada menapak di atas salju. Baru saja beberapa langkah berjalan di atas salju."Kamu akan cepat lelah bila melakukan hal itu Ray, aturlah penggunaan kekuatanmu," kata Michelle."Maksudmu bagaimana?" tanyaku sambil menghentikan langkahku."Kamu bukanlah pengguna elemen biasa. Semakin banyak kamu menggunakan kekuatanmu, kamu akan lemah. Sadarilah kalau kamu ini seorang Creator," ungkap Michelle sambil menarik napas panjang."Creator? Bisa kamu jelaskan apa itu?" tanyaku"Nanti akan aku jawab," lagi-lagi dia berkata nanti. Huh, aku jadi makin penasaran saja."Aku lanjutkan. seorang Mist bisa bicara dengan banyak elemen. Hampir semua elemen kecuali satu," ungkapnya, dia seakan sengaja menjeda
last updateLast Updated : 2021-11-23
Read more

Chapter 84 – Creator

POV Ray Tak terasa sudah hampir dua bulan aku tinggal dan berlatih di Syberia, waktu yang cukup lama hingga membuat rasa rindu pada Maria semakin memuncak. Bahkan hampir setiap malam Maria selalu hadir di mimpiku dengan air mata yang terus mengalir di kedua belah pipinya, dia memintaku untuk segera pulang dan ada di sampingnya.Latihan yang aku jalani dengan Michelle semakin sulit, dia mengajariku untuk mulai membuat objek dari elemen yang aku kuasai. Dari mulai membuat pedang dari batu, elemen api, air bahkan membuat macam benda yang kadang hanya untuk menjadi ajang latihan dari kecermatanku pada elemen yang ada dalam tubuhku.Semakin banyak elemen yang masuk ke dalam tubuhku, makin ramai juga suara yang ada di kepalaku. Namun aku dan para elemen bukan sekedar pengguna dan yang digunakan, aku sudah dapat membiasakan diri untuk selalu berkomunikasi dengan semua elemen dan memanggil nama mereka. Para elemen dalam tubuhku sangat bers
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

Chapter 85 – Sang Pewaris

POV Ray Aku masih menatap Michelle yang terdiam, dan pikiranku justru teringat akan Maria. Bagaimana kabar dia sekarang? Andai saja aku bisa berpamitan padanya dengan kata-kata, mungkin dia tak akan menderita dengan sakitnya. Aku harap tunggulah sebentar lagi Maria."Kamu ingin bisa berbicara dengan Maria?" tanya Michelle tiba-tiba. Tentu saja pertanyaan itu membuatku tertegun untuk sesaat."Emmm..., Emang bisa ya?" jawabku antara kaget dan tak percaya, Michelle bertanya seperti itu."Kalau bisa, apakah kamu mau bicara dengannya?"tanyanya lagi."Tentu saja," kataku dengan wajah gembira."Dan tentu saja kamu bisa. Kamu bisa melakukan hal itu, kamu memiliki elemen angin. Apakah kamu pernah dengar lagu yang syairnya kurang lebih seperti ini, 'Wahai angin sampaikan cintaku kepadanya'?" tanya Michelle dengan tersenyum menggodaku."Hmm..., entahlah aku tak begitu memperhatikan," jawabku dengan jujur."H
last updateLast Updated : 2021-11-25
Read more

Chapter 86 – Ujian Terakhir

POV Ray   Hari-hariku sebagai seorang creator di mulai, latihanku saat ini lebih banyak membuat objek dengan menggunakan banyak elemen. Dengan menggunakan imajinasiku, semua aku coba wujudkan menjadi sebuah bentuk nyata yang kadang semuanya hanya berupa hiburan untukku. Selain membuat objek aku juga berlatih melakukan penyembuhan luka dengan menggunakan elemen air. Ada yang sempat membuatku merasa bangga dengan diriku sendiri, aku mencoba membangun sebuah bangunan dengan menggunakan elemen tanah, menyalakan listrik dengan bantuan elemen petir, dan banyak lagi hal baru yang sangat menarik untukku. Dengan bantuan Michele aku pun semakin dekat dengan para elemen, begitu juga dengan serigala-serigala yang selalu bersamanya. Yang lebih seru, aku juga bisa berkomunikasi dengan pepohonan besar yang ada di sekeliling pondok bahkan di dalam hutan. Michele cukup kagum denganku karena kemampuanku berbicara dengan alam melebihi ekspetasi di
last updateLast Updated : 2021-11-26
Read more

Chapter 87 - Chimera

POV Ray Semakin memasuki pulau ini, makin banyak juga mahluk aneh yang ditemui. Saat ini saja, aku merasa janggal dengan apa yang aku lihat. Monyet-monyet yang bergelantungan di pohon sepanjang jalan yang aku lewati, namun tubuh monyet itu sangat aneh. Monyet-monyet itu memiliki empat tangan dan dua kaki, mereka bergelantungan dengan sepasang tangan dan sepasang tangan lain bergerak dengan bebas. Monyet-monyet itu terus mengiringi setiap langkahku hingga batas hutan, mereka seperti merasa senang dengan kehadiranku. Suara mereka saling bersahutan, namun tak berani untuk mendekat.Keluar dari hutan yang dipenuhi oleh Monyet, langkahku terhenti dengan munculnya mahluk besar berwarna hijau. Mahluk ini menghadangku dengan tubuh besarnya dan tingginya yang dua kali lebih tinggi dari tubuhku. Wajahnya jelek dengan sepasang taring tajam di mulutnya, menyeringai ke arahku." Apakah ini yang disebut Troll?" tanyaku pada diri sendiri. Dan par
last updateLast Updated : 2021-11-27
Read more

Chapter 88 - Dark Matter

POV Ray Aku tak mau membuang waktuku, kulanjutkan perjalananku. Kini aku sudah dapat melihat sebuah pintu gerbang batu yang tinggi di depanku. Gerbang setinggi sepuluh meter kini menjulang di hadapanku, aku mengamati bagaimana membuka gerbang batu ini. Tapi aku teringat, kemudian tanganku menyentuh gerbang batu."Hai gerbang batu siapakah namamu?" bisikku sambil memejamkan mata.Untuk beberapa saat aku menunggu jawaban, kemudian terasa sebuah getaran lembut dari gerbang batu itu ditanganku. Elemen batu yang ada di tubuhku seakan beraksi, namun aku tak bisa mendengar bisikan dari kedua elemen itu. Getaran-getaran lembut terus menjalar di tanganku, seakan terjadi satu negosiasi yang panjang. Tak berapa lama sebuah getaran keras terasa, aku langsung melompat mundur beberapa langkah dari depan gerbang batu. Gerbang itu bergeser perlahan, hingga cukup bagi tubuhku untuk melewatinya.Begitu memasuki gerbang, aku sempat terpana den
last updateLast Updated : 2021-11-28
Read more

Chapter 89 - Pertemuan

POV Andre Pertempuran sudah berlalu beberapa hari, namun suasana suram masih saja terlihat di tempatnya Alex dan kawan-kawannya. Tak bisa aku pungkiri, beberapa orang dari anggota The ELMNTAL sudah menjadi korban, bahkan yang terluka pun ada yang belum bisa pulih. Sejak tadi pagi, aku sudah berada di tempat Alex. Rencananya hari ini kami akan membahas tentang peristiwa pertempuran kemarin, kami harus mempunyai rencana ke depannya dengan tindakan brutal yang sudah dilakukan oleh para aparat yang didomplengin oleh anggota SDI.Khususnya bagiku yang manusia biasa tak punya kekuatan, sangat menyesalkan semua yang terjadi. Para aparat memilih membantu SDI yang tak segan mengorbankan orang-orang tak bersalah, hingga meluluh lantakkan sebuah perkampungan. Kejadian demi kejadian membuat hubungan aku dan Puri semakin dekat, mungkin karena peristiwa malam itu, atau mungkin rasa egois aku yang membutuhkan satu pelampiasan karena rasa pa
last updateLast Updated : 2021-11-29
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status