Beranda / Fantasi / Lentera Kegelapan / Chapter 83 – Mulai Berlatih

Share

Chapter 83 – Mulai Berlatih

Penulis: Jiebon Swadjiwa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-23 20:00:36

POV Ray

Aku pun berkomunikasi dengan elemen air dan udara yang ada di tubuhku, agar aku bisa mengangkat tubuhku di atas salju. Tanganku menyala dan mengeluarkan cahaya biru, kakiku perlahan terangkat dan berada menapak di atas salju. Baru saja beberapa langkah berjalan di atas salju.

"Kamu akan cepat lelah bila melakukan hal itu Ray, aturlah penggunaan kekuatanmu," kata Michelle.

"Maksudmu bagaimana?" tanyaku sambil menghentikan langkahku.

"Kamu bukanlah pengguna elemen biasa. Semakin banyak kamu menggunakan kekuatanmu, kamu akan lemah. Sadarilah kalau kamu ini seorang Creator," ungkap Michelle sambil menarik napas panjang.

"Creator? Bisa kamu jelaskan apa itu?" tanyaku

"Nanti akan aku jawab," lagi-lagi dia berkata nanti. Huh, aku jadi makin penasaran saja.

"Aku lanjutkan. seorang Mist bisa bicara dengan banyak elemen. Hampir semua elemen kecuali satu," ungkapnya, dia seakan sengaja menjeda

Jiebon Swadjiwa

Mohon dukungannya dengan cara berikan komentar berupa kritik dan saran, VOTE, atau kamu bisa menambahkan Novel ini ke dalam pustakamu. Terima kasih readear!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lentera Kegelapan   Chapter 84 – Creator

    POV RayTak terasa sudah hampir dua bulan aku tinggal dan berlatih di Syberia, waktu yang cukup lama hingga membuat rasa rindu pada Maria semakin memuncak. Bahkan hampir setiap malam Maria selalu hadir di mimpiku dengan air mata yang terus mengalir di kedua belah pipinya, dia memintaku untuk segera pulang dan ada di sampingnya.Latihan yang aku jalani dengan Michelle semakin sulit, dia mengajariku untuk mulai membuat objek dari elemen yang aku kuasai. Dari mulai membuat pedang dari batu, elemen api, air bahkan membuat macam benda yang kadang hanya untuk menjadi ajang latihan dari kecermatanku pada elemen yang ada dalam tubuhku.Semakin banyak elemen yang masuk ke dalam tubuhku, makin ramai juga suara yang ada di kepalaku. Namun aku dan para elemen bukan sekedar pengguna dan yang digunakan, aku sudah dapat membiasakan diri untuk selalu berkomunikasi dengan semua elemen dan memanggil nama mereka. Para elemen dalam tubuhku sangat bers

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Lentera Kegelapan   Chapter 85 – Sang Pewaris

    POV RayAku masih menatap Michelle yang terdiam, dan pikiranku justru teringat akan Maria. Bagaimana kabar dia sekarang? Andai saja aku bisa berpamitan padanya dengan kata-kata, mungkin dia tak akan menderita dengan sakitnya. Aku harap tunggulah sebentar lagi Maria."Kamu ingin bisa berbicara dengan Maria?" tanya Michelle tiba-tiba. Tentu saja pertanyaan itu membuatku tertegun untuk sesaat."Emmm..., Emang bisa ya?" jawabku antara kaget dan tak percaya, Michelle bertanya seperti itu."Kalau bisa, apakah kamu mau bicara dengannya?"tanyanya lagi."Tentu saja," kataku dengan wajah gembira."Dan tentu saja kamu bisa. Kamu bisa melakukan hal itu, kamu memiliki elemen angin. Apakah kamu pernah dengar lagu yang syairnya kurang lebih seperti ini, 'Wahai angin sampaikan cintaku kepadanya'?" tanya Michelle dengan tersenyum menggodaku."Hmm..., entahlah aku tak begitu memperhatikan," jawabku dengan jujur."H

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Lentera Kegelapan   Chapter 86 – Ujian Terakhir

    POV Ray Hari-hariku sebagai seorang creator di mulai, latihanku saat ini lebih banyak membuat objek dengan menggunakan banyak elemen. Dengan menggunakan imajinasiku, semua aku coba wujudkan menjadi sebuah bentuk nyata yang kadang semuanya hanya berupa hiburan untukku. Selain membuat objek aku juga berlatih melakukan penyembuhan luka dengan menggunakan elemen air. Ada yang sempat membuatku merasa bangga dengan diriku sendiri, aku mencoba membangun sebuah bangunan dengan menggunakan elemen tanah, menyalakan listrik dengan bantuan elemen petir, dan banyak lagi hal baru yang sangat menarik untukku. Dengan bantuan Michele aku pun semakin dekat dengan para elemen, begitu juga dengan serigala-serigala yang selalu bersamanya. Yang lebih seru, aku juga bisa berkomunikasi dengan pepohonan besar yang ada di sekeliling pondok bahkan di dalam hutan. Michele cukup kagum denganku karena kemampuanku berbicara dengan alam melebihi ekspetasi di

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Lentera Kegelapan   Chapter 87 - Chimera

    POV RaySemakin memasuki pulau ini, makin banyak juga mahluk aneh yang ditemui. Saat ini saja, aku merasa janggal dengan apa yang aku lihat. Monyet-monyet yang bergelantungan di pohon sepanjang jalan yang aku lewati, namun tubuh monyet itu sangat aneh. Monyet-monyet itu memiliki empat tangan dan dua kaki, mereka bergelantungan dengan sepasang tangan dan sepasang tangan lain bergerak dengan bebas. Monyet-monyet itu terus mengiringi setiap langkahku hingga batas hutan, mereka seperti merasa senang dengan kehadiranku. Suara mereka saling bersahutan, namun tak berani untuk mendekat.Keluar dari hutan yang dipenuhi oleh Monyet, langkahku terhenti dengan munculnya mahluk besar berwarna hijau. Mahluk ini menghadangku dengan tubuh besarnya dan tingginya yang dua kali lebih tinggi dari tubuhku. Wajahnya jelek dengan sepasang taring tajam di mulutnya, menyeringai ke arahku." Apakah ini yang disebut Troll?" tanyaku pada diri sendiri. Dan par

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Lentera Kegelapan   Chapter 88 - Dark Matter

    POV RayAku tak mau membuang waktuku, kulanjutkan perjalananku. Kini aku sudah dapat melihat sebuah pintu gerbang batu yang tinggi di depanku. Gerbang setinggi sepuluh meter kini menjulang di hadapanku, aku mengamati bagaimana membuka gerbang batu ini. Tapi aku teringat, kemudian tanganku menyentuh gerbang batu."Hai gerbang batu siapakah namamu?" bisikku sambil memejamkan mata.Untuk beberapa saat aku menunggu jawaban, kemudian terasa sebuah getaran lembut dari gerbang batu itu ditanganku. Elemen batu yang ada di tubuhku seakan beraksi, namun aku tak bisa mendengar bisikan dari kedua elemen itu. Getaran-getaran lembut terus menjalar di tanganku, seakan terjadi satu negosiasi yang panjang. Tak berapa lama sebuah getaran keras terasa, aku langsung melompat mundur beberapa langkah dari depan gerbang batu. Gerbang itu bergeser perlahan, hingga cukup bagi tubuhku untuk melewatinya.Begitu memasuki gerbang, aku sempat terpana den

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Lentera Kegelapan   Chapter 89 - Pertemuan

    POV AndrePertempuran sudah berlalu beberapa hari, namun suasana suram masih saja terlihat di tempatnya Alex dan kawan-kawannya. Tak bisa aku pungkiri, beberapa orang dari anggota The ELMNTAL sudah menjadi korban, bahkan yang terluka pun ada yang belum bisa pulih. Sejak tadi pagi, aku sudah berada di tempat Alex. Rencananya hari ini kami akan membahas tentang peristiwa pertempuran kemarin, kami harus mempunyai rencana ke depannya dengan tindakan brutal yang sudah dilakukan oleh para aparat yang didomplengin oleh anggota SDI.Khususnya bagiku yang manusia biasa tak punya kekuatan, sangat menyesalkan semua yang terjadi. Para aparat memilih membantu SDI yang tak segan mengorbankan orang-orang tak bersalah, hingga meluluh lantakkan sebuah perkampungan.Kejadian demi kejadian membuat hubungan aku dan Puri semakin dekat, mungkin karena peristiwa malam itu, atau mungkin rasa egois aku yang membutuhkan satu pelampiasan karena rasa pa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Lentera Kegelapan   Chapter 90 – Intuisi Tak Selamanya Benar

    POV AndreAku hanya bisa terdiam bersama detektif Johan dan inspektor James menyaksikan keharuan Balancer dan para pengguna elemen. Detektif Johan sepertinya sama belum mengertinya dengan aku tentang kehadiran seorang Balancer. Itu terlihat dengan diamnya detektif Johan sambil sesekali menatap kesal pada inspektur James.Tak lama Balancer, mengajak semua para pengguna elemen untuk kembali fokus pada yang akan dia sampaikan. Sesuatu yang sangat-sangat penting dan berhubungan dengan kebangkitan dari Azazel. Sebelumnya Balancer menjelaskan kepada kami semua, bahwa kurang dari seminggu lagi akan ada satu peristiwa di mana seluruh planet dan satelit di gugusan bima sakti ini dalam posisi sejajar. Di saat itulah kekuatan dari raja kegelapan Azazel akan dibangkitkan.Kami semua menjadi shock saat Balancer juga menjelaskan kemungkinan apa yang akan terjadi saat raja kegelapan Azazel dibangkitkan. Jika kekuatan kegelapan berhasil di bangkit

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Lentera Kegelapan   Chapter 91 – Penyapu Ranjau

    POV AndreAku, Puri , Alex, Tim dan beberapa orang lainnya sedang berkumpul di kamarnya Alex, kami sedang membuat rencana untuk besok pagi latihan bagi para pengguna elemen. Seorang pengguna elemen berlari menghampiri kami dengan nafas yang memburu."Lex, cepatlah keluar, ada orang SDI yang mendatangi kita," katanya dengan suara memburu."Ahh..., mau apa mereka ke sini dan tahu dari mana tempat kita?" kata Alex yang langsung berdiri dan melangkah keluar ruangan.Kami semua langsung mengikuti langkah Alex, dan benar saja di luar sudah terjadi keributan yang cukup membuat Alex berang. Kami mendapati lima orang berseragam SDI sedang berdiri dengan sombongnya, mereka seperti sengaja menantang keributan. Tapi ada yang aneh dari penampilan mereka, tak satu pun dari kelima orang itu membawa tongkat jolt atau memakai sarung tangan sebagai senjatanya. Namun salah satu dari mereka terlihat memainkan bebatuan hingga melayang-layang di

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01

Bab terbaru

  • Lentera Kegelapan   Chapter 114  –  Kemenangan

    POV RAYAku berlari menghampiri Azazel yang masih berlutut di depan kursi kebesarannya. Tanpa banyak berkata lagi aku menerjang dengan pukuran dan tendangan yang yang bertubi-tubi. Dia sekarang tak lebih dari seorang manusia pengguna elemen, kekuatan yang ada pada tubuh Thomas hanya kekuatan milik Thomas saja.DUESH!Azazel beberapakalu terpelanting, walau begitu dia masih bisa bertahan dengan kekuatan elemen milik Thomas. Azazel pun berusaha untuk balik menyerangku dengan mengeluarkan elemen tanah dan membentuk sebuah palu besar, lalu diayunkan palu itu ke arahku sambil melompat. Aku bersiap menunggunya dengan membentuk palu yang lebih besar dari milik Azazel. Begitu serangan palu Azazel mendekat, dengan kekuatan palu yang aku buat, aku hancurkan dengan sekali hantaman paluku.Azazel bergerak secepat kilat dengan elemen petir, melontarkan panah-panah petir yang dengan mudah aku tangkis. Dia pun berusaha untuk lari, tapi aku tak akan melepas

  • Lentera Kegelapan   Chapter 113 –  Gerhana Palsu!

    POV RAY Ruangan sekarang menjadi terang lagi. Dengan susah payah aku berdiri sambil memegangi dadaku yang terluka. Mataku mulai berkunang-kunang. Darah sudah banyak yang keluar sepertinya. Tapi aku masih harus berdiri. "Creator?" kata Thomas. Tidak. Ia bukan Thomas. Dia Azrael yang telah mengambil alih tubuh Thomas. "Azrael?! Kenapa kamu tidak menjadi tubuhmu saja yang besar itu?" tanyaku. "Justru wujud manusia adalah wujud yang paling sempurna menurutku. Aku cukup menjadikan tubuhnya sebagai vesel untuk kebangkitanku. Segar sekali rasanya setelah lama terkurung di kegelapan oleh lima creator terkutuk itu selama ribuan tahun. Dan aku tak perlu membunuh mereka karena mereka sudah mati. Hahahahahah," kata Azrael. "Ugh!" rasa sakit didadaku. Ah...darah. Darah itu elemen air bukan? Aku terpaksa melakukannya. Obati lukaku siapa namamu? Dia tidak bernama. Tolonglah. Ahh...aku tertolong. Lukaku mulai tertutup.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 112–  Puri, Bertahanlah!

    POV ANDRE Pertarunganku dan Puri melawan laki-laki bernama Hund semakin seru, kami berusaha keras mengalahkan dia, walau beberapa kali kami harus berusaha menghindari semua serangan Hund yang tentu saja pengalaman bertarungnya jauh diatas kami berdua. Sering kali aku kewalahan dan hampir terkena sabetan-sabetan pedang besinya yang super tajam. Tapi beruntung aku terlindungi dengan kayu-kayu yang muncul dari penggabungan jolt yang aku pakai. Namun pertarungan kami mendadak terhenti, perlahan tapi pasti suasana menjadi gelap. Aku dan Puri saling pandang. Begitupun Alex dan teman-teman lainnya. Ada rasa panik yang aku rasakan dan mungkin juga Alex dan yang lainnya juga merasakan. "Puri, apa ini sudah saatnya terjadi gerhana?" Tanyaku sambil mendekati Puri. Puri yang terlihat kelelahan hanya menatapku sendu, lalu mengangguk pelan. "Puri, kita masih belum kalah, kita harus terus bertarung" bisikku sambil

  • Lentera Kegelapan   Chapter 111 –  Kebangkitan Sang Iblis 2

    POV BALANCER Aku kembali berhadapan dengan Robert. lelaki yang telah membunuh adikku satu-satunya. Aku tak dapat melupakan kejadian itu walau sesaatpun, jasad William yang dilemparkannya ke bawah jembatan. William yang berusaha melindungiku dan anakku dari orang-orang biadab ini. Dia tak dapat mengimbangi serangan-serangan yang diterimanya dari para agen SDI yang mengeroyoknya. Sedangkan aku, Ketika itu baru saja melahirkan. Dalam kondisi yang masih lemah Thomas yang sudah mengetahui keberadaanku, memerintahkan untuk membunuh ku juga William. "Balancer, akhirnya kita selesaikan pertarungan kita yang tertunda," kata Robert. Aku yang malas meladeni ucapannya, lalu memanggil kekuatan elemenku, besi. Seperti biasa, aku dengan kuku-kuku besiku sudah siap mencabik-cabik Robert. Aku langsung menerjangnya, melancarkan serangan-serangan untuk bisa cepat mencabik dan membunuhnya. Robert dengan memakai kekuatan joltnya, dia pun m

  • Lentera Kegelapan   Chapter 110 –  Kebangkitan Sang Iblis

    POV RAY Aku mengakui kekuatan Thomas, dia sangat kuat. Walaunsejauh ini aku dapat mengimbangi kekuatannya. Aku yang seorang Creator dapat mengimbangi cara bertarung Thomas, yang tak beda jauh dengan cara bertarungku. Aku berdiri di atas platform yang terbuat dari es, ketika aku mengimbangi dia membentuk golem raksasa bersenjatakan tombak bertarung dengan golem raksasa yang dia buat dengan bersenjatakan pedang. Pertarungan kami cukup aneh sekali, kami tidak melakukan pertarungan langsung. Kami saling melemparkan elemen dan menciptakan berbagai bentuk makhluk yang kamu gerakkan dari jauh. Seandainya ada yang melihat pasti mereka seperti melihat dua orang yang bermain mainan remote control untuk saling mengalahkan. Aku bisa mengimbangi cara bertarung seperti itu. Kalau ada kesempatan baru aku menyerangnya secara langsung dengan melemparkan sesuatu untuk melukainya, begitupun dengan Thomas. Dan Sial. Dia Kuat sekali, tak ada satup

  • Lentera Kegelapan   Chapter 109 –  Pertempuran Akhir 3

    POV ANDREAku, Puri, Alek, Tobi, dan para elemental lainnya, kini berhadapan dengan tiga anggota SDI. Mereka yang masing-masing menggunakan sarung tangan jolt, menyeringai ke arah kami. Senyum merendahkan pun tersungging di wajah mereka. Dengan sangat angkuh mereka mendekat ke arah kami."Halo kalian tikus-tikus elemen, kenalkan namaku John. Ada baiknya bukan, jika sebelum mati kalian mengetahui nama siapa yang sudah membunuh kalian, hahaha..." kata orang pertama sambil tertawa mengejek."Aku Scarlet," kata orang kedua, seorang cewek dengan dandanan layaknya laki-laki."Hahaha..., dan Hund, bersiaplah kalian untuk mati," katanya."Kalian tak lihat apa, jumlah kami banyak. Apa sanggup kalian melawan kami?" tanya Alex dengan lagaknya seperti biasa."Hahaha..., lihat teman-teman. Dia meragukan kita!" Kata John sambil melirik kedua temannya."Hahaha...., mereka memang cari mati John! Hai bocah sebanyak apapu

  • Lentera Kegelapan   Chapter 108 –  Pertempuran Akhir 2

    Pov RayAku dan sang Balancer ibuku memimpin para pengguna elemen menuju senayan, dimana bangunan aneh berada. Kami sudah berada di depan bangunan besar yang menjulang yang mengelilingi Tugu Monas. Menurut ramalan tepat jam dua belas siang nanti akan terjadi gerhana matahari, dimana seluruh planet berada pada satu garis lurus.Sebelum itu terjadi, kami harus bisa mengalahkan Thomas dan menghalanginya untuk menjadi wadah dari kekuatan Azazel. Walau kami tahu, itu tidak akan mudah. Tapi kami pantang untuk menyerah, demi kedamaian di dunia ini.Semua bangunan ini sudah dipersiapkan oleh Thomas. Bagunan yang dibuat dengan menggunakan elemen tanah, besi dan elemen es untuk atapnya."Ray cepat temukan Thomas, Kita tak punya banyak waktu lagi. Sebelum terjadi gerhana Matahari, terlambat saja, kita sudah dapat dipastikan akan binasa," kata Ibuku dengan tegas padaku."Iya Ibu, Ray tahu hal itu," jawabku sambil terus melangkah.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 107 – Pertempuran Akhir Part 1

    POV Ray (6 jam sebelum gerhana)."Sebuah bangunan megah yang aneh tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah, kemunculan bangunan itu disertai dengan terjadinya gempa dahsyat. Gempa yang bukan saja terjadi di sekitar kemunculan bagunan aneh itu, tapi hingga melanda keseluruh kota Jakarta."Sebuah headline dari berita yang muncul di beberapa stasiun televisi nasional, yang tentu saja membuat geger seluruh warga. Apalagi peristiwa gempa telah membuat orang-orang menjadi panik, kaca-kaca gedung pecah. Bahkan sebagian bangunan milik warga ada yang rubuh, hingga ada juga yang rata dengan tanah.Seluruh stasiun televisi menyiarkan fenomena aneh ini. Aparat dari kepolisian dan militer pun mensterilkan sekitar Senayan. Hanya pihak pemberitaan yang bisa mendekati lokasi, walau area yang diliput di batasi. Tapi semua lapisan masyarakat bisa melihat bangunan megah itu dari jauh.Bangunan besar, menyerupai sebuah istana raja-raja. Yang tiba-tiba saja ter

  • Lentera Kegelapan   Chapter 106 – Paman?

    POV MariaLelaki berambut abu-abu itu berdiri si depan kami, senyumnya tersungging. Namun aku tak merasakan keramahan dari senyuman itu, tapi kengerian yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku."Halo Keponakanku, apa kabar?" sapa lelaki itu."Ahhh...., ponakan!" Pikirku."Thomas....," gumam Ray, dia berdiri dengan posisi waspada.Aku heran siapa laki-laki ini, meski menyebut Ray dengan kata keponakan, tapi Ray terlihat tak bergeming dari tempatnya. Sepertinya ada percakapan batin dari kedua orang ini, yang tak bisa aku dengar."Aku hanya ingin menyapa saja, tak apa kan," kata Thomas."Kenapa?""Wajar bukan seorang paman menyapa keponakannya. Apalagi kalau basa-basi ini diperlukan sebelum kita bertemu lagi dalam pertempuran," kata Thomas. Dia menoleh ke arahku."Sore nona, pacarmu Ray?""Thomas, sudahi semua ini. Kamu tahu siapa Azazel bukan?""Aku tahu Ray, hanya saja aku lebih

DMCA.com Protection Status