Pertanyaan itu memang menambah semangat Rudy dan Gerry. Gerry langsung melangkah lebih dekat pada Marcell. "Maaf, Marcell, biar Om saja yang menjelaskan padamu tentang hal ini. Nenek Erina tidak mampu terlalu banyak bicara. Lidah dan kerongkongannya menjadi kelu dan sakit." "Baiklah, Om." Gerry menghela napas pelan. "Begini, selain karena penyakit, Nenek Erina menangis karena perusahaan Winata sedang berada di masa kritis. Kami membutuhkan suntikan dana yang besar untuk bisa kembali stabil, Nak Marcell. Tapi sampai sekarang kami belum bisa mendapatkan dana itu. Andai saja ada penolong yang bisa membantu kami," lirih Gerry. Dia belum berani meminta tolong dengan terus terang. Dia memilih menggunakan cara yang agak halus. Marcell tersenyum di dalam hati. "Baru dipancing sedikit, mereka langsung menunjukkan bisulnya." "Oh, seperti itu ya, Om. Saya memang sudah mendengar ka
Baca selengkapnya