Albert menelepon seseorang di ruang kerjanya. "Ya, cari tahu bagaimana kehidupannya selama dua bulan terakhir. Culik dia secepatnya, tapi jangan sampai membuatnya terluka," titah Albert dengan nada tenang. Setelah berkata demikian, dia mematikan ponselnya. Albert menghela napas pelan. Biar bagaimanapun Green adalah darah dagingnya sendiri. Dia tidak akan mungkin tega membunuhnya. Tetapi putra sulungnya itu tidak boleh terus berada di ibukota. Jika Papanya, Reyhans, sampai menyadari bahwa Green ternyata masih hidup, Albert benar-benar sungguh tidak berani membayangkan masa depan buruk apa yang akan menimpanya bersama Sally nanti, bahkan mungkin Marcell akan ikut terimbas. Setelah sejenak berpikir, Albert lalu kembali melakukan panggilan. "Halo? Siapa ini?" sapa seseorang di seberang sana. "Saya Albert, Mirna Wati." "Tu-tuan?" Mirna Wati mendadak gu
Last Updated : 2022-03-26 Read more