All Chapters of Pengantin Kedua Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

123 Chapters

CHAPTER 60 (Pura-pura Tidur)

"Gila!" umpat Tonny di dalam hati. Sepertinya Sophia baru saja menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Akan tetapi, Tonny tidak bisa mendengar percakapan yang dilakukan wanita licik itu di dengan lawan bicaranya melalui sambungan telepon tadi. Tonny yakin, sesuatu yang buruk sedang direncanakan oleh wanita itu. Tonny tetap berpura-pura tidur hingga yakin tidak ada lagi yang perlu dia dengar. Namun, Tonny masih berharap akan ada titik terang yang dapat menuntunnya menemukan sebuah kebenaran. Pergerakan Sophia yang terdengar mengendap-endap tentu saja tak lepas dari pengamatan Tonny dalam kepura-puraannya. Dia mendengar suara pintu  ruang perawatan terbuka dan tak lama kemudian terdengar bisikan yang tidak begitu jelas. Namun, Tonny yakin seseorang yang datang merupakan salah satu sumber fakta yang berhubungan dengan rencana jahat Sophia. "Sudah kukatakan jangan ke sini. Kamu hanya akan memperburuk suasana," bisik Sophia tepat di depan pintu yang terbuka. Tepat di
Read more

CHAPTER 61 (Penyelidikan Tonny)

Satu hal yang membuat Tonny ingin sekali tertawa saat ini, bukankah Sophia biasanya terlihat sangat lemah saat berhadapan dengan Bart. Bahkan ketika ingin makan saja dia meminta untuk disuapi dengan alasan tangannya yang sering kali gemetaran saat memegang gagang sendok. Tapi, Tonny menyaksikan sendiri seperti apa gesitnya wanita itu ketika menghindar. Tonny terkekeh dalam hati setelah yakin ada sesuatu yang tidak beres dengan wanita itu. Setidaknya, hari ini dia sudah menemukan sedikit petunjuk tentang niat buruk Sophia. Satu hal lagi, dia sangat yakin jika orang yang baru saja datang tadi adalah Samantha. Tonny tidak perlu gegabah dengan langsung mengabarkan hal ini kepada Bart. Dia mungkin akan memberi sedikit waktu sampai benar-benar yakin dan menemukan bukti-bukti yang bisa membuka topeng kedua wanita licik itu. Di dalam kamar, Sophia berulang kali menarik napas panjang. Dia berpikir rahasianya hampir saja terbongkar. Dia menyembunyikan koper itu di tempat yang
Read more

CHAPTER 62 (Bulan Madu)

Memiliki hubungan pernikahan yang sehat tentunya menjadi sebuah pencapaian yang diinginkan setiap pasangan yang menikah. Bart merasa tidak pernah merasa setenang ini menjalani kehidupan, meskipun hubungan baiknya bersama Hanna baru saja dibangun beberapa jam yang lalu. Dia bahkan hampir melupakan keberadaan Sophia yang terakhir kali dia lihat masih lemah berbaring di rumah sakit. "Hey, bagaimana jika kita berbulan madu?"  Bart memeluk Hanna dari belakang saat wanitanya sedang menatap ke luar jendela. Entah apa yang dipikirkan Hanna, sejak tadi wanita itu tak henti untuk tersenyum. Mendengar ajakan Bart membuat Hanna melebarkan kedua matanya kemudian berbalik dengan ekspresi takjub. Pertama kali yang dia lihat adalah deretan gigi-gigi milik Bart berjejer rapi di antara dua bibirnya yang terbuka. Bagaimana mungkin Bart yang dingin bisa bersikap semanis ini. Apakah ini benar-benar sosok pria yang sudah menikahinya ataukah Bart terlahir menjadi manusia yang baru?
Read more

CHAPTER 63 (Pengejaran)

Tidak ada yang boleh mengetahui rencananya bersama Sophia. Matthew ingin Bart benar-benar hancur. Hancur dalam segala hal. Selama bertahun-tahun sejak pertemuan mereka yang kacau. Bart sudah menjadi ikon saudara yang buruk di mata Matthew. Dia menginginkan apa yang dimiliki Bart. Harta, ketenaran, bahkan istri yang dimiliki Bart, terlebih lagi wanita yang menjadi istri Bart adalah Hanna, kekasihnya di masa lalu yang masih begitu dia cintai. Mattew melajukan kendaraannya melalui jalan tol yang cukup sepi di waktu-waktu sekarang. Ini merupakan pilihan yang tepat dengan apa yang dia rencanakan. Dari kaca spion yang ditatap Matthew, nampak sebuah mobil minibus milik Tonny mengekorinya dari jarak yang cukup dekat. Matthew mendesis, dia menginjak pedal melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Menyadari itu, Tonny terpancing untuk mengejarnya. Beberapa saat setelahnya, Tonny menyadari bahwa Matthew sengaja melakukan itu untuk melarikan diri karena menyadari tujuannya.
Read more

CHAPTER 64 (Panggilan dari Rumah Sakit)

Hanna menggigit bibir kala Bart mengendus di ceruk lehernya, dia meraih kedua pundak Bart dan meremasnya. Drrrrt ... Getar ponsel milik Bart kembali membuyarkan fokus pria itu. Bart tahu, panggilan bisa dipastikan berasal dari Sophia. Dia sudah berjanji untuk mengabaikan panggilan-panggilan dari wanita itu sementara dirinya sedang bersama Hanna. Bart bangkit dan menghentikan aktifitasnya sejenak. Ekor mata Hanna mengikuti pergerakan Bart, "Panggilan dari wanita itu lagi?" tanyanya. Sambil tersenyum, Bart meyakinkan Hanna, "Saya hanya ingin menon-aktifkan ponsel ini, rasanya tidak  nyaman jika harus membiarkannya mengganggu malam kita." Bart terkekeh. Hanna membuang pandangan dengan malu-malu, dia juga merasa bangga seolah dinomor satukan oleh suaminya kali ini. Bart mengambil ponselnya dengan kasar. Baru saja dia ingin menekan tombol non aktif, tapi nama yang tertera di layar ponsel kembali membuatnya terganggu. Bart ingin menerima panggi
Read more

CHAPTER 65 (Kehilangan)

Bart melajukan mobil di atas kecepatan rata-rata. Keinginannya hanya satu, memeluk Hanna dengan erat dan mengucapkan permohonan maaf bertubi-tubi. Sikap Sophia membuatnya terlihat bodoh. Begitu bodohnya hingga mau saja pergi meninggalkan istri yang nyata-nyata lebih memiliki posisi yang lebih penting. Setiap kali melewati kemacetan, Bart selalu saja merutuk. Dia ingin sekali cepat tiba menemui Hanna. Setibanya, Bart berlari menuju pintu utama. Suasana kediamannya itu terlihat normal, dari lantai bawah dia bisa menyaksikan pintu kamarnya bersama Hanna terbuka dan lampu pun menyala. Ada sedikit perasaan tenang yang dirasakan Bart mana kala dirinya meyakini jika sang istri belum tidur. Itu artinya mereka memiliki kesempatan untuk membahas kejadian malam ini. "Hanna," panggil Bart ketika dia sudah memasuki kamar. Namun, dia tidak menemukan keberadaan istrinya di sana. Bart membuka pintu kamar mandi, berharap jika wanita yang dia cintai sedang berada di dalam sana.
Read more

CHAPTER 66 (Ayah Mertua)

Sesak tiba-tiba mendera di dalam dada, Hanna mencoba untuk mengatur laju embusan napasnya yang semakin tak beraturan mana kala menyaksikan foto sang suami yang berada di layar ponsel. Tatapannya mengarah ke gumpalan-gumpalan awan yang tebal, tepat berada di ketinggian tiga puluh dua ribu feet di atas permukaan laut. Ada kerinduan dan kekecewaan yang membaur menjadi satu, tapi begitu sulit untuk dijabarkan lebih jelas. Hanna ingin sekali bersandar di dalam pelukan pria itu. Namun, sepertinya sudah cukup untuk tidak membohongi diri sendiri lagi  dengan meyakinkan bahwa sang suami benar-benar mencintainya seperti apa yang terlihat terakhir kali. "Kau menyesal meninggalkannya, Nak?" ucap pria paruh baya yang duduk di samping wanita itu. Pria yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Hanna yang terlihat murung. Sesekali wanita itu mengusap sudut matanya yang basah, dan hal itu tidak luput dari pengamatan sang pria. Wajah pria itu terlihat tampan meskipun sudah berumu
Read more

CHAPTER 67 (Tumbang)

"Kau tentu mengenal Tonny, bukan? Selama ini dia terlihat seperti orang kepercayaan Bart, tapi sebenarnya Tonny bekerja untukku." Tuan Chris menjelaskan semua kejadian sejak awal hingga hari di mana dirinya mendengar kabar bahwa Tonny mengalami insiden. Terakhir kali Tonny menghubunginya tadi malam, tepat beberapa saat sebelum terjadinya insiden itu. Namun, Tuan Chris memilih untuk tidak menemui Tonny yang saat ini sedang menjalani perawatan, setelah dia yakin bahwa pria itu sedang berada di tempat yang aman, dan justru memilih untuk menemui Hanna dengan cara ini.  Hanna melebarkan kedua matanya setelah mendengar semua penjelasan yang keluar dari mulut Tuan Chris. Segala tentang kebusukan Sophia, Matthew yang ternyata memiliki pertalian darah dengan Bart juga memiliki motivasi tertentu untuk menghancurkan kehidupan pria itu, serta kenyataan tentang jati diri Thomas. "Hanna, kamu tahu, 'kan seperti apa watak suamimu? Dia akan melakukan apapun agar pernikahannya t
Read more

CHAPTER 68 (Memeriksakan Ginjal)

"Ck! Aku bisa pergi sendiri, jauhkan tangan kotormu!" titah Sophia kepada Bibi Helena. Tentu, Sophia adalah manusia yang sehat meski tubuhnya terlihat kurus akibat kegagalan liposuction dan diet ketat yang sempat dia jalani, sehingga wanita itu kehilangan kemampuan tubuhnya dalam menyerap nutrisi secara maksimal. Bibi Helena seolah menulikan pendengarannya dengan terus saja mendorong kursi roda yang ditumpangi Sophia hingga dia memastikan bahwa wanita licik itu benar-benar berada di kamar perawatannya dan tidak mengganggu Bart untuk sementara waktu.  Dengan wajah kesal, Sophia menggerutu sepanjang lorong menuju ruang perawatannya. Andai saja saat itu dia tidak sedang bersandiwara, tentu Sophia akan memilih untuk berjalan dengan kedua kakinya sendiri menuju ruang perawatan.  Setelah kepergian Sophia dari kamar perawatan Bart, seorang dokter pria bersama perawat wanita yang menjadi asistennya masuk ke dalam ruang perawatan Bart dan menghampiri pria itu sambil
Read more

CHAPTER 69 (Pergilah, Sophia!)

"Sebaiknya kau pulang saja, Bi. Thomas mungkin membutuhkanmu, pengasuh lain mungkin tidak akan bisa menghadapi Thomas dalam jangka waktu lama, karena dia pasti akan mencarimu," pinta Bart kepada Bibi Helena. Bagi Bart, tidak ada kekuatan emosional yang begitu dalam antara dirinya bersama Thomas. Dia mencoba untuk mendalami perasaannya sendiri. Apakah hal yang sama akan terjadi jika dia memiliki keturunan bersama Hanna. Jika memang demikian, maka Bart tidak pantas untuk memikirkan bahwa suatu hari nanti Hanna akan memberikannya seorang keturunan dan kembali mengecewakan wanita itu atas sikap dinginnya terhadap anak kecil. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Bart sungguh menginginkan hidup bahagia bersama Hanna dan buah cinta mereka. Sebuah pernikahan impian yang mungkin hanya sebatas impian, sementara pada kenyataannya kini Hanna telah meninggalkan Bart yang jatuh dalam keterpurukan. Bart meraup wajah dan menghela napas secara bersamaan. Sekali lagi dia memben
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status