Beranda / Romansa / Mantan Istri / Bab 161 - Bab 170

Semua Bab Mantan Istri: Bab 161 - Bab 170

186 Bab

Keberangkatan

Hari yang ditunggu telah tiba. Indra menghadapi hari keberangkatan untuk ke Thailand bersama kontingen yang telah disiapkan.Abraham melihat putranya begitu bersemangat, binar kebahagiaan juga terpancar jelas di matanya."Apakah kau merasa gugup?" tanya Abraham pada putranya tersebut."Sedikit, tapi tentu saja aku tidak akan menyerah. Aku sungguh ingin pulang dengan membawa kemenangan, Ayah."Kedua orang tua angkat Indra juga sudah siap untuk pergi mendampingi putra angkat mereka. Senyuman indah selalu mengembang diantara mereka."Terimakasih karena telah merawat putraku dengan baik, aku bisa melihat bagaimana Indra tumbuh dengan sifat sifat yang baik. Aku merasa tak akan seperti itu jika aku yang mendidiknya. Aku adalah pria temperamen dan egois, sangat sulit untuk menerima kesalahan orang lain.""Tidak, tidak. Indra anak yang disiplin dan penuh tanggung jawab. Indra sangat mirip dengan Anda. Kami bahkan melihat jiwanya kokoh dan bisa memimpin, sangat jelas kebaikan itu ada pada Anda
Baca selengkapnya

Kisah Lalu

"Kenapa kau masih sangat cemburu dan tidak mempercayaiku?" tanya Baskoro pada wanita di sampingnya."Karena kamu laki laki.""Apa itu alasan yang bisa diterima? Bahkan tidak jarang wanita melakukan perselingkuhan, tapi aku sangat memercayai kamu.""Tentu saja, sejarah sudah membuktikan kesetiaan aku, Bas, tidak seperti kamu yang sempat menikahi wanita lain.""Hanya itu? hanya karena aku terpaksa menikahi orang lain sehingga di sama ratakan dengan lelaki yang mata keranjang?""Siapa yang menjamin?""Uhmm, sangat tidak adil. Atau jangan jangan karena aku ini sangat tampan, baik dan ....""Mustahil, siapa sih wanita yang berani memujimu seperti itu? Coba sebutkan siapa orangnya," ketus Intan."Kamu?""Huh."Baskoro tersenyum geli, rasanya dulu Intan sangat suka memanggilnya Beib, sayang, honey atau pujian pujian seperti tampan dan apapun yang membuatnya terasa sangat senang. Akan tetapi sekarang ia bersikap jual mahal."Panggil aku sayang sehingga aku akan katakan siapa orangnya.""Huft,
Baca selengkapnya

Lebih Baik Versi Tua

Setelah sama sama menua, keadaan menjadi berbeda. Sifat temperamen Abraham juga sepertinya berubah. Ia bisa melihat bagaimana sisi hidup Abraham yang berbeda. Itu karena memiliki seorang anak seperti Intan yang bisa mengatasi keadaan dengan baik. Berjiwa besar dan berhati malaikat. Keadaan berangsur membaik dan damai. Sekarang, ia akan memulai hidupnya bahkan di hari hari yang sudah semakin tua. Akan tetapi itu masih lebih baik daripada menyesali semuanya. Ia masih bisa menikmati momen bersama putranya semata wayang, bahkan merasakan kebanggaan tersendiri saat putranya ternyata punya kemampuan untuk mengikuti kompetisi bergengsi di luar negeri. Ia akan merasakan kebersamaan dalam nuansa bahagia saat ini."Apa yang kau harapkan dalam hidupmu saat ini," tanya Abraham saat mereka telah berada di sebuah hotel mewah di Bangkok."Menjadi muda, dua puluh tahun atau dua puluh lima tahun.""Mana mungkin itu terjadi. Bukankah kau dulu penasaran bagaimana hidupmu dua puluh tahun yang akan datan
Baca selengkapnya

Kompetisi

Kompetisi telah dimulai. Sebuah stadion Basket di Bangkok telah dipenuhi pecinta olah raga kejar bola itu dengan meriah. Warna warni kostum kompetisi menambah ramainya suasana pagi yang cerah itu.Atribut bendera merah putih melengkapi kontingen Basket dan juga keluarga besar Abraham di barisan paling muka deretan kursi pengunjung. Tak ada yang tidak menunjukkan senyum bahagia, begitu juga senyuman para pemain yang sedikit cemas dengan harapan untuk menang."Indra, kau harus semangat!" Mellisa memberikan peringatan dengan mengepalkan tangannya ke Indra yang berdiri tak jauh darinya."Tentu, aku akan berjuang untuk kalian," ujarnya membalas perkataan Melissa. Ia memang sangat berharap untuk menang dan tidak mengecewakan semua orang, akan tetapi tentu saja kerjasama sebuah tim menentukan keberhasilan mereka.Baskoro dan juga Intan terlihat sedikit cemas, tapi mereka yakin Indra cukup kompeten.Sepertinya, kehadiran Melissa juga sangat berpengaruh dalam kesemangatan Indra hari itu. Beber
Baca selengkapnya

Babak Baru

Begitulah, babak demi babak terlampau. Dalam beberapa hari yang melelahkan akhirnya Indra dan kelompoknya bisa mencapai kemenangan yang luar biasa. Tentu saja, semua itu perjuangan yang begitu melelahkan baginya. Perjuangan melelahkan itu membuahkan hasil yang luar biasa."Apa kau senang?" tanya Mellisa saat mereka telah bersiap untuk kembali."Tentu saja Mellisa, ini sangat tak terduga. Aku bahkan merasa sedikit pesimis saat melihat betapa kawanku sangat percaya diri. Aku mengira kami akan kalah," kisahnya.Mellisa tersenyum manis, lalu ia menyerahkan sebuah hadiah kecil untuk Indra."Apa ini? Sebuah hadiah untuk ku?" Mellisa mengangguk dan tersenyum."Maafkan aku, ini adalah tanda pertemanan kita. Aku berharap diantara kita tetap saling memaafkan.""Baiklah, aku menerimanya. Jangan kuatir, kita akan tetap berteman."Pertandingan usai dengan memuaskan. Tentu saja akan banyak babak baru yang akan dimulai. Mellisa setelah ini akan menjalani babak baru dalam hidupnya. Ia telah memutusk
Baca selengkapnya

Mommy Baru

Rencana itu akan menjadi kejutan buat putrinya yang selalu berjuang untuk membantu perusahaan dan juga kehidupannya. Ia telah menyiapkan banyak hal untuk waktu yang lama dan uang yang cukup banyak.Hari hari itu adalah hari yang sungguh ia nantikan melebihi pernikahannya sendiri. Hanya itu yang bisa ia lakukan setelah pengorbanan yang Intan berikan untuknya.#"Hmm, aku lega setiap masalah mulai bisa diselesaikan satu persatu dengan baik. Masalah Indra, dan masalah ayahku, aku berharap mereka menjalani hidup lebih baik. Indra telah berhasil memenangkan kompetisi, dan aku merasa sangat bahagia, dan ayah juga sudah menikah dengan bibi Anita, kurasa ia tak akan kesepian lagi," celotehnya di sisi Baskoro, dan pria itu mendengar dengan baik."Bagaimana dengan kita? Kapan masalah kita akan segera diselesaikan? Seharusnya aku merasa lega kalau kita juga bisa segera menikah.""Uhmm, masalah itu bisa kau bicarakan dengan Ayahku lagi.""Astaga, lagi? Pada akhirnya ayahmu selalu saja punya banya
Baca selengkapnya

Apa yang Membuat Bahagia

Abraham meminta Baskoro untuk datang menemuinya di kantornya. Ada hal yang harus ia bicarakan dengannya.Saat melihat pria itu datang iapun tersenyum senang."Sepertinya ada masalah penting, ada apa sebenarnya, ayah?" tanya Baskoro saat duduk di kursi di hadapan Abraham."Ehmm, aku ingin berterima kasih karena kau telah membantuku mengatur keberangkatan. Indra ke Thailand sehingga semua berjalan lancar dan sukses.'"Oh masalah itu, tentu saja saya harus andil membantunya, itu bukan apa-apa."Lalu Abraham terdiam beberapa saat, menatap ragu pada Baskoro."Ehmm, begini...aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Masalah hubungan kalian ini...kenapa kalian tidak cepat menikah saja?" kata Abraham seolah tak tahu apa yang terjadi."Ayah, bukannya tidak mau cepat menikah, tapi bukankah selama ini ayah yang selalu menunda kami untuk cepat menikah. Kenapa sekarang ayah bertanya seolah aku yang selalu menundanya?""Oh, itu..eh..benar juga. Ayah yang selalu menundanya kalian untuk cepat menikah. Seb
Baca selengkapnya

Kejutan

"Kenapa kau terlihat tidak tertarik dengan pernikahan kita? Apa kau sungguh tidak menyukainya?" tanya Baskoro keheranan."Bukan begitu, akan tetapi mengapa ayah harus menentukan hari pernikahan itu begitu mendadak seperti ini. Aku sungguh ingin pernikahan ini tidak seperti pernikahan kita yang dulu yang sangat sederhana dan tanpa persiapan. Kau tahu kan maksudku?"Baskoro terdiam. Mereka memang sudah membuat rencana untuk mengundang banyak orang dan mengadakan pesta meriah dan bukan ala kadarnya."Benar, kalau begitu, temui ayahmu dan kita akan bicarakan hal ini lagi. Aku sih, sebenarnya selama kita bisa menikah, aku nggak masalah dengan pesta itu besar atau kecil, hmm?"Baskoro memang tak perduli apakah pesta itu besar atau kecil. Baginya tujuan akhirnya adalah hidup bersama dengan Intan dan putranya. Akan tetapi tidak dengan Abraham yang ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk anak perempuannya, begitu juga Intan yang ingin semua memiliki kesan yang baik atas dirinya dan keluarg
Baca selengkapnya

Memohon

Intan membatin, kejutan macam apa yang telah ayahnya rencanakan untuknya. Ia berkali-kali mencoba memikirkan, tapi tak juga terbayang kejutan semacam apa sebenarnya."Sejak tadi kau tersenyum sendiri, ada apa sebenarnya. Atau jangan jangan ada hal aneh yang kau pikirkan.""Memang aneh. Tapi aku sangat penasaran. Ayah ternyata orang yang sangat romantis. Coba bayangkan, ayah mempersiapkan sebuah pernikahan untuk kita tanpa kita tahu rencana ayah ayah samasekali. Bukankah itu aneh? Semua tempat pesta, undangan, dan juga gaun pengantinku, semua sudah ayah siapkan dengan sempurna. Aku bahkan hanya tahu ayah adalah orang yang arogan dan keras kepala. Ternyata ayah juga bisa bersikap romantis," terangnya.Baskoro memikirkannya. Memang hal yang sangat unik jika ternyata Abraham melakukan hal semacam itu."Bas, apa menurutmu... pernikahan itu tidak akan kacau balau?" ragunya kemudian."Entahlah, tapi aku hanya bisa berdoa. Setidaknya, kita harus menghargai jerih payah ayahmu atas perhatiannya
Baca selengkapnya

Mawar Merah

"Ayah, ayah sudah terlihat sangat sehat sekarang," kata Melissa saat ia mengunjungi ayahnya. Hari itu ia bertugas piket untuk memeriksa obat di area kamar di deretan kamar ayahnya."Hmm, tentu saja. Tidak ada ruginya punya anak dan calon menantu yang bekerja di bagian kesehatan begini. Ayah mendapatkan pelayanan dan perhatian secara dobel. Perhatian sebagai pasien dan juga perhatian sebagai seorang ayah," jawab ayahnya dan tersenyum. Ia memandang Melissa yang sedang memperbaiki selang infus pasien di sebelahnya.Lalu Melissa berjalan ke arah ayahnya."Benar sekali, pasien begini memang butuh perhatian dobel, tapi aku juga akan bilang kalau aku cukup kesal dengan pasien yang manja," ketusnya dan memeriksa denyut nadi ayahnya untuk membuat laporan kesehatan harian setiap pasien."Apa daya, sikap manja membuat seseorang merasa diperhatikan."Melisa tertawa geli, lalu iapun duduk di sisi ayahnya."Ayah harus selalu menjaga kondisi ini agar tetap sehat sehingga tidak bermanja manja di ruma
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status