Ketika sampai di rumahnya, Alfan mendapati ibunya sedang duduk di ruang tamu bersama dengan seluruh keluarganya—keluarga besar Gunawan, paman dan bibi, saudara sepupu ibunya. Alfan mendekat dan menyapa mereka. Mencium punggung tangan mereka sopan sebelum mengambil tempat duduk di samping ibunya. “Apa ini, Ma?” bisik Alfan lirih. “Kamu masih berhubungan dengan perempuan itu, Alfan?” tanya Om Pram dengan tatapan tajam. “Tega sekali kamu. Kamu tidak tahu, ibu dari perempuan itu telah menghancurkan keluarga kita. Bagaimana kamu bisa berhubungan dengan seseorang yang telah membunuh paman, bibi bahkan keponakanmu sendiri.” Alfan terlihat bingung karena belum mendengar atau belum tahu cerita yang sebenarnya. “Mbak belum mengatakannya?” tanya Om Pram kepada Mama Silvi yang dijawab gelengan kepala. “Sebentar ... apa maksudnya ini? Perempuan, pembunuh, aku benar-benar tidak mengerti.” Alfan memijat pelipisnya pelan. “Ibu dari per
Read more