Adelia menghela napasnya dalam-dalam. Belum genap tiga hari rumah ini ia tinggalkan, tapi rasanya ia pulang bagai anak perantauan. Mobil yang mengantarnya sudah berlalu, namun ia masih saja memandang rumah bercat putih itu dari luar pagar. Halaman dan carport saksi ia tumbuh besar bermain di atasnya tak banyak berubah. Perlahan ia buka pagar dengan mendorongnya.Seorang wanita bertumbuh gempal keluar dari dalam rumah. Ia terlihat ragu untuk menyapa Adelia. Matanya menyipit seolah mencoba mengenali anak bungsu majikannya itu.“Betul, Bik. Saya Adelia, Mama ada, Bik?” seru Adelia sembari tersenyum. Ia langsung saja membuka sepatunya.“Oh, Mbak Adel. Ibu ada, Mbak. Mari masuk, Ibu sudah menunggu,” Wanita itu setengah membungkukkan badannya dan mempersilahkan Adelia masuk.Aroma dalam rumah ini tak pernah Adelia temukan dimanapun. Aroma yang selalu membuat perasaannya tenang, sekaligus membuatnya selalu ingin pulang. Ruang tamu sudah k
Read more