"Masih terlalu pagi untuk sebuah kunjungan, bukan?" Narendra tersenyum ketika melihat sosok Ariyanto Sabian memasuki ruang meeting disusul oleh tangan kanannya, Abimana."Menurut saya tidak," sepertinya kearoganan masih tersisa dalam diri pria itu."Begitu," Narendra bahkan tidak merasa perlu untuk bangun dari duduknya, "Mungkin karena saya bukan morning person sehingga ini masih terlalu pagi. Kamu setuju Abimana?"Abimana tersenyum sambil menaik kursi di samping sepupunya kemudian duduk dengan nyaman, "Terlalu pagi. Kopi aku bahkan belum habis."Narendra tertawa kecil, "Tapi karena Anda sudah di sini," Narendra menunjuk kursi kosong di hadapannya, "Saya tidak punya pilihan lain selain menerima Anda.""Bagus," Ariyanto Sabian menatap lawan bicaranya, "Karena saya bukan orang yang mudah menerima penolakan."Tawa Narendra kembali pecah, "Begitu? Tapi sebagian besar orang memang sulit menerima penolakan," dia tersenyum geli, "Kopi?""Ya,
Last Updated : 2022-03-06 Read more