Home / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Perbicaraan Ibu dan Anak Perempuan

Share

Perbicaraan Ibu dan Anak Perempuan

Author: Serenity
last update Last Updated: 2022-03-02 23:53:30

Agnia dan Kenny sudah lama meninggalkan makam Gayatri. Berbeda dengan Rheinya. Wanita itu masih berdiri di sana. Menatap makam sahabatnya sambil sesekali mengenang masa lalu. Saat masih bersama dengan Gayatri. Saat mereka masih menjadi aktris dan berjuang bersama. Pilihan hidup mereka yang membuat jalan mereka terpisah.

"Aku minta maaf," Rheinya berbisik, "Agnia mengatakan aku tidak perlu meminta maaf tetapi aku merasa kalau aku harus melakukan ini, Tri."

"Aku minta maaf," dia mengulangi ucapannya.

Tidak ada jawaban. Tentu saja tidak ada jawaban. Hanya desau angin yang terdengar berbisik lembut di telinganya.

"Aku benar-benar minta maaf. Seharusnya aku tahu kalau saat itu kamu sedang tidak baik-baik saja. Andai saja aku sedikit lebih peka. Andai saja ..."

Suaranya menghilang dan berganti dengan isak tangis. Akhirnya tangis itu pecah juga. Tangis yang sjak tadi ditahannya. Entah berapa lama hingga akhirnya tangis itu mereda dengan sendirinya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (20)
goodnovel comment avatar
SK Celey
thor... update nya mana nih...
goodnovel comment avatar
Dewi Iva
lamaa bgt update nya. udah berhari hari pdahal
goodnovel comment avatar
Imelda imelda
lanjut thoorrrr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Memperkenalkan Seseorang

    Entah berapa kali Ardiansyah membenarkan posisi duduknya. Tidak ada yang salah. Bukan juga karena tidak nyaman. Ardiansyah melakukan itu tanpa sadar karena dia sangat gugup. Bagaimana tidak, dia baru kembali ke ibukota beberapa hari lalu dan kemarin Calya mengatakan kalau orang tuanya ingin bertemu dengannya. Kejutan yang sungguh berhasil membuat perutnya melilit sejak mendengar kabar itu dari pacarnya."Kamu kenapa, sih?" Calya tersenyum geli melihat tindak tanduk Ardiansyah sejak beberapa menit lalu."Masih pelu kamu tanya aku kenapa?" Ardiansyah tidak bermaksud menjawab ketus. Dia hanya terlalu gugup.Tawa Calya pecah, "Berapa kali aku harus bilang kalau santai aja? Ini cuma makan malam, Di.""Aku tahu ... tapi tetap saja," pria itu menghela napas panjang, "Ketemu orang tua kamu.""Nggak ada yang perlu ditakutin, kan? Mereka nggak akan tiba-tiba nodong kamu buat nikahin aku atau apa," Calya kembali tertawa geli, "Mereka cuma pengin tahu karena k

    Last Updated : 2022-03-04
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Ibu dan Anak Gadis

    "Belum tidur, Calya?" Rheinya yang sudah berganti pakaian dengan piyama dilapis bedrobe berbahan sutra memasuki kamar anak bungsunya setelah mengetuk pintu.Calya yang sedang asyik menonton TV series favoritnya ditemani satu pint es krim rasa chocomint langsung menoleh ke sumber suara, "Hei, Ma. Belum, aku masih pengin nonton satu atau dua episode lagi.""Nonton apa, kok, kayaknya seru sekali?" Rheinya menduduki ruang kosong di samping Calya."Drama Korea. Konfliknya menarik," Calya sudah kembali serius nonton sambil menikmati sesendok es krim."Hm ..." Rheinya bergumam pelan sambil mengambil sendok yang tersedia di atas meja dan ikut menikmati es krim di pangkuan Calya.Setelah beberapa menit baru Calya kembali bersuara, "Mama mau nanya apa?""Tanya apa? Mama diam aja, lho, dari tadi."Calya tertawa kecil, "Ayolah, Ma. Aku hapal sama kelakuan Mama. Nggak mungkin nggak ada apa-apa kalau Mama malam-malam gini main ke kamarku. Mama, kan

    Last Updated : 2022-03-04
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Kejutan di Pagi Hari

    "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Seorang resepsionis muda berpenampilan menarik menyapa Ariyanto Sabian yang terlihat kebingungan di dalam lift."Saya ingin bertemu dengan Pak Sabda," dia menjawab dengan nada sombong sambil menegakkan dagu. Walau saat ini dia sedang bingung tetapi tidak boleh ada seorangpun yang menyadarinya."Maaf, apakah Bapak sudah memiliki janji?" resepsionis muda itu menahan pintu lift agar tidak tertutup, "Beberapa lantai hanya dapat diakses dengan menggunakan kartu khusus.""Janji? Kamu tidak tahu saya siapa?" Harga dirinya sedikit tergores mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang resepsionis."Tentu saya tahu Bapak siapa," sesuai dengan pelatihann yang didapatkannya, resepsionis itu masih tersenyum dengan ramah, "Anda Pak Ariyanto Sabian, benar?""Kalau begitu kenapa kamu berani-beraninya bertanya apakah saya memiliki janji atau tidak?!""Saya bertanya karena menurut catatan hari ini Pak sabda tidak memiliki janji

    Last Updated : 2022-03-04
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Mempermalukan Seseorang

    "Masih terlalu pagi untuk sebuah kunjungan, bukan?" Narendra tersenyum ketika melihat sosok Ariyanto Sabian memasuki ruang meeting disusul oleh tangan kanannya, Abimana."Menurut saya tidak," sepertinya kearoganan masih tersisa dalam diri pria itu."Begitu," Narendra bahkan tidak merasa perlu untuk bangun dari duduknya, "Mungkin karena saya bukan morning person sehingga ini masih terlalu pagi. Kamu setuju Abimana?"Abimana tersenyum sambil menaik kursi di samping sepupunya kemudian duduk dengan nyaman, "Terlalu pagi. Kopi aku bahkan belum habis."Narendra tertawa kecil, "Tapi karena Anda sudah di sini," Narendra menunjuk kursi kosong di hadapannya, "Saya tidak punya pilihan lain selain menerima Anda.""Bagus," Ariyanto Sabian menatap lawan bicaranya, "Karena saya bukan orang yang mudah menerima penolakan."Tawa Narendra kembali pecah, "Begitu? Tapi sebagian besar orang memang sulit menerima penolakan," dia tersenyum geli, "Kopi?""Ya,

    Last Updated : 2022-03-06
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ini Keputusan Narendra

    "Gimana meetingnya, Bos?" Badi mengisi kembali reuseable tumblernya dengan es kopi susu gula aren.Salah satu keuntungan menjadi pegawai Widjaja Group adalah mendapatkan asupan kopi sebanyak apapun yang mereka inginkan dan butuhkan secara gratis. Kabar baik lainnya, kopi yang disediakan berasal dari salah satu merk terkenal jadi tidak ada yang namanya kopi tidak enak."Meeting? Oh, maksud kamu yang tadi pagi?" Narendra berjalan mendului Badi setelah memastikan bodyguardnya selesai mengisi ulang kopinya.Mereka baru saja selesai makan siang dan Narendra ingin menghabiskan waktu di rooftop gedung Widjaja Group sebelum kembali bekerja. Dia membutuhkan penyegaran dan taman di rooftop merupakan pilihan terbaik yang dimiliki saat ini."Ya. Bos nggak punya jadwal meeting lain hari ini," Badi terkekeh, "Bahkan sebenarnya Bos nggak punya jadwal meeting hari ini. Aku ingat Bos kelihatan agak santai di mobil tadi, dalam perjalanan ke sini.""Benar," Narendra

    Last Updated : 2022-03-07
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Mungkin Bukan Jawaban

    "Waktu makan siang akan segera berakhir, Badi," Narendra menatap bodyguardnya dengan tidak sabar.Badi menghela napas panjang. Seharusnya dia tidak mengatakan kepada Narendra kalau ada yang ingin dibicarakannya. Seharusnya dia langsung saja membicarakan masalah ini jika dia melihat majikannya dalam situasi yang memungkinkan untuk mengobrol. Tapi sekarang sudah terlambat."Seingatku kamu mengatakan ini sesuatu yang penting," pria itu kembali bersuara sambil menepuk daun kering yang tidak sengaja menempel di kemejanya."Ya," detik ini Badi menyesal kenapa dia menyetujui permintaan Bang Ucok. Seharusnya dia membiarkan pria itu yang melakukannya sendiri. Bang Ucok jauh lebih blak-blakan cocok untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan Badi saat ini."Apa?" Narendra mengambil ponsel dari saku celana hanya untuk memastikan kalau tidak ada pesan atau email yang membutuhkan perhatiannya.Sambil menarik napas panjang akhirnya bodyguard itu mengeluarkan am

    Last Updated : 2022-03-07
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cara Narendra Memulai Pagi

    Beberapa hari setelah Ariyanto Sabian menemui Narendra di gedung Widjaja Group, pria itu sempat kembali dan memaksa untuk kembali bertemu dengan Narendra. Sayangnya, saat itu kebetulan Narendra tidak ada di gedung Widjaja Group. Walaupun ada, jelas salah satu dari penerus keluarga Widjaja itu tidak bersedia menemuinya Ariyanto Sabian. Untuk alasan apapun.Setelah pembicaran dengan Badi, Narendra langsung menyiapkan rencana dan tanpa menunggu lebih lama dia segera menjalankan rencana itu setelah matang. Hasilnya dapat dilihat hari ini pada seluruh headline media cetak juga media online.Sudah hampir seminggu headline tidak pernah jauh dari nama Ariyanto Sabian. Itu merupakan bagian dari rencana Narendra. Setiap hari orang suruhannya akan membisikkan informasi tentang Ariyanto Sabian kepada media. Tentu saja informasi tersebut terlalu menggoda untuk dilewatkan oleh media di negara ini. Hampir semua informasi itu berkaitan dengan aliran uang, pajak, penyuapan dan berbagai

    Last Updated : 2022-03-08
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Malam Milik Agnia

    "You look stunning," Antari yang baru saja memasuki ruangan langsung berdiri di belakang Agnia yang masih duduk di hadapan cermin di kelilingi oleh lampu.Malam ini merupakan malam premier film terbaru Agnia. Rumah produksi sepertinya memutuskan untuk melakukan promosi sebaik dan sebesar mungkin. Mereka menyewa seluruh layar di salah satu bioskop terbesar di pusat kota. Beberapa ruangan yang berada di lantai atas juga disewa dan dialih fungsikan menjadi ruang ganti serta ruang istirahat bagi beberapa artis dan khusus bagi pemeran utama mendapatkan ruang ganti pribadi. Salah satunya tentu saja Agnia."Beneran?" Agnia sediki berbalik sebelum bangkit dan memeluk pacar tetangga kontrakan petaknya, "Makasih udah datang. Kamu bareng Badi?""Ya," Antari balas memeluk sebelum melepaskan pelukan, "Tadi Kak Badi jemput aku dan kita langsung ke sini.""Berdua aja?" Pertanyaan itu diajukan dengan ragu oleh Agnia. Dia tidak yakin apakah harus bertanya atau ti

    Last Updated : 2022-03-08

Latest chapter

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status