Home / Fantasi / Kelahiran Kembali / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Kelahiran Kembali: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

71 Hadiah Penutup

 Mao li kurang cepat menangkap. Dia ragu-ragu untuk maju. “Em, sayang sekali aku ditangkap orang ca– eh, sepertimu bukan dia.” Pandangan tertuju ke seorang pria tinggi dan lembut. Dia!Mendorong Li xiao, jatuh ke tanah. Gedebugh! Pantat tertandal lebih dulu. “Aw, apa kau gila?” mengumpat, masak udah di tangkap malah dijatuhkan? Yushen memutar kursi, pergi. “Buang-buang tenaga,” berdesis, disusul Sunieng. Dipikir tidak bisa mengelak, ternyata bisa, malah membaca situasi sampai begini? Menatap tangan dan paha. “Aku harus mandi, baunya menempel. Gao lin, siapkan aku air.” Mengibas-ngibaskan tangan.“
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

72 Bei Duxi

  “Permaisuri Gu, justru saya yang harus bicara. Tolong jaga Putri Keenam, jangan biarkan dia mengikutiku.” Melewati, tanpa menunggu jawaban.Kerutan di dahi dan leher, makin terlintas, bibir masih berusaha tersenyum. Mengibaskan sapu tangan. “Begitukah? Sun er, kau dengar?” geram ibunya. Gadis ini memanyun, mau mengikuti ke mana perginya Yusen. Dia sudah dibawa Gao lin, terpaksa menahan diri.Janda Ibu suri bangun, dipapah seorang kasim tua. Tinggi kurus, jalannya agak bungkuk. “Cepatlah, di sini panas tidak bagus bagi mata dan pikiran,” menyindir. Gu xiang bangkit, mau memapah. “Tidak berani merepotkan Permaisuri Istana. Saya bisa bangkit dan jalan sendiri.”&
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

73 Semua Wanita Menginginkan Tempat Pertama

Permaisuri Gu meremas sapu tangan, membuka mulut kecil, “Nona Bei sangat pintar menari, lelaki yang mempersunting Nona Bei, pasti pemuda tampan dan gagah, sangat beruntung,” tekan Gu xiang.  Ffffh. Li xiao mengusap mulut yang menyemburkan teh, untung berada di belakang, tapi masih bisa dilihat orang yang di depan, karena tempatnya seperti tangga. ‘Sial, aku sampai muncrat, ‘tak kusangka bermain kata begitu mengerikan. Kenapa tidak bilang, jaga matamu atau kucolok, atau jangan cari istri lagi? Hem, kalau aku menikahi salah satu putranya, syarat utama harus punya satu istri. Ini berlaku untuk siapapun, aku mau yang pertama bukan yang kedua apalagi yang keempat? Emm, apa aku tetap tinggal di sini?’ sedetik, Li xiao merenung, memikirkan rumah aslinya.  Mengejutkan, Bei duxi berseru, “Permaisuri Gu, apa saya pantas mendapat pria yang seperti Yang Mulia katakan? Atau berakh
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

74 Bersiap

  Diam bak tidak pernah bicara. Bei duxi membuka mulut, tapi tangan sang ayah cepat menarik. Mendudukan, menyumpal dengan kue. “Emm,” mau bicara susah. “Makan itu, jangan banyak ucap,” cemas Bei Gong. —Permaisuri berdiri, pamit, diantar dayang kepercayaan. Diikuti kasim sebelah kiri dan rombongan dayang muda. “Yang Mulia, saya pamit dulu, kepala saya berdenyut nyeri,” minta izin. Kemarahan mau meluap di tempat, bagaimana mungkin mempermalukan diri sendiri?—‘Saatnya aku memecah keheningan,’ pikir Lu nian. Hanfu
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

75 Pemenangnya

Memerlukan tenaga dalam, setiap nada dan suara yang keluar. Menimbulkan serangan bagi lawan bermain, duel dimulai. “Baik, aku yang duluan.” Seorang anak menteri, maju paling awal. Hei zhi yang arogan, langsung duduk sebelah kanan. “Silakan, lebih cepat lebih baik.” Setiap kata, diiringi nada keremehan. “Sombong!” Dua pandangan mata berduel, sebelum tangan mereka memainkan musik. Seorang kasim maju, menjadi juri. Berada di tengah, mengangkat tangan. “Siap, mulai.” Menurunkan tangan, dua bunyi tarikan kecapi melontar keluar. 
last updateLast Updated : 2022-03-25
Read more

76 Paviliun Cīruî

  Bibir membalas, “Pangeran Ketiga, apa kau memberiku tanda cinta dan menjadikanku selir?”  Wajah Yong tian berputar merah, tangan meremas giok yang mau diserahkan. Bangun dari kursi, mulut menyembur, “Lancang! Siapa yang menyukai wanita sepertimu, kau tua dan peyot. Tidak pantas untukku, muda, tampan dan kaya.” Seluruh orang membeku, Bei gong mencubit putrinya. “Bodoh, kamu jangan membuat masalah.” Mendapati amarah Pangeran Ketiga, maju menjelaskan demi putri tercinta. “Maaf, Pangeran. Bukan begitu maksud Putri hamba, tolong jangan diambil hati. Sa–”“Tidak mungkin ‘kan,
last updateLast Updated : 2022-03-25
Read more

77 Xian Chen

  Pangeran Ketujuh membawa pengawal, duduk di kursi barisan kedua. Para gadis berhamburan menyambut, Li xiao memperhatikan. “Dia, cih! Hanya tahu mencari wanita saja, menjijikan!” menyipitkan mata. Terus memantau sampai dia naik ke lantai dua, tiga gadis menggerayangi.  Berada di lantai dua, lebih leluasa menonton. Satu dayang, membawa arak berwadah teko perak. Dayang kiri, menyuapi anggur hijau, satunya lagi mengelus-elus tubuhnya.  Digiring masuk ke kamar, itu sebuah ruangan pribadi. Xu mo berjaga di luar, tampak ada wanita mendekati, langsung ditepis dan menarik pedang. Terpaksa, penuh ketakutan menghindari dia yang tidak bisa digoda. Dari kejauhan, Li xiao berdesis, “Wow, dia dan tuannya begitu berbeda, tapi mengapa keluarga kerajaan datang ketempat ini? Bahkan, tidak menutupi identitas.”  Mengingat ke belakang, Jiang zu pria aneh,
last updateLast Updated : 2022-04-18
Read more

78 Siapa Dirimu?

      Sebelum ucapannya lepas, Li xiao menyumpal dengan kue, terdapat di meja kiri. “Tutup mulutmu, mending suruh pengawalmu tidak mengejarku!” kesal. Bisa-bisanya otak lelaki ini dipenuhi lumpur, apa tidak bisa dibersihkan?   “Beraninya kau!” Xu mo maju, menarik pedang ingin membunuh. Jiang zu menahan, terpaksa mundur.    Mengunyah kue, bibir tersenyum lebar dengan mulut tetap tertutup. “Em, ini enak karena ada bekas tanganmu. Gimana kalau aku mencicipi dirimu? Ah~ pasti rasanya jauh lebih enak.”    Aghhh! Li xiao ingin menyantet hidup-hidup, mencoba melupakan apa yang dia ucapkan. Mengibaskan tangan, terhadap tingkahnya. Xian chen menatap aneh Jiang zu, dua alisnya mengerut. Xu mo mau menepis pemikiran dia yang aneh, tapi dirinya juga memikirkan hal sama. Jangan bilang, sang pangeran belok!   Sebelum menjadi ambigu, Jiang zu memaparkan siapa, si pria
last updateLast Updated : 2022-04-18
Read more

79 Apa Kami Pernah Menjadi Bagian Keluarga Kalian

Dada kiri, tekan. “Agh!” teriak Xian chen, badan meronta, mata menyipit. Kini terbuka, memelototi Jiang zu. Dadanya berdenyut sakit, terasa ada yang menetes ke bawah kulit. Sesaat hanfu-nya membasah, berwarna gelap ulah tancapan pisau. Tanpa melepas senyum, Jiang zu menepuk pipi kirinya. “Aku belum menancapkan sepenuhnya, kenapa kau berteriak? Aku suka mendengar suaramu, apalagi … urat lehermu menari.” Mengelus lehernya, Xian chen merasa Pangeran ini bukan orang waras. “Aku hanya ingin menikmati keindahan, aku hanya seorang pria yang suka mencari kesenangan. Terserah kau memikirkan apa!” “Pangeran, jangan mengotori tangan anda, biarkan dia mati ditanganku. Palingan, dia mati cuma terkena tusukan kecil, tapi … rubah sepertinya patut diwaspadai.” Xu mo mengelap tangan Jiang zu, mereka mundur. “Lempar dia ke luar, mari pulang.” “Baik, Pangeran.” Membalikan diri. “Oh, pisau kesayanganku.” Xian chen memundurkan badan, yang mana sudah tertempel di kursi. Manik menutup, badan ikut
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more

80 Me-roasting

Plak!“Tutup mulutmu!” Sehabis menampar Li xiao, Ming bai memarahi istrinya, “Kau Ibu tidak becus, cepat pergi dari sini! Pelayan, jangan beri ibu dan anak makan! Biarkan mereka mengerti kesalahan.” Melanjutkan pergi ke ruang makan.Wajah Hua jin bak mendapat berkah, bibirnya tidak bisa ditutup, ulah senyum. Wen xia membuntuti sang suami, dia bisa menyembunyikn senyum. Namun, kilatan mata siapapun bisa mengetahui tertawa terbahak-bahak.Xiao meng pergi dengan cemas, membiarkan anaknya sendirian. Sedangkan dirinya, dipaksa pergi, hati begitu sakit. 'Xiao er, jangan berbuat macam-macam, maafkan Ibu yang tidak bisa menolongmu," berdoa.—“Kalau kau tidak mau jadi bagian keluarga kami, mending pergi!” Bing bin memekik penuh kejengkelan. Lu nian berterus terang menghina, “Oh kasihan sekali, hahaha! Sangat pantas di kurung, bila perlu kelaparan sampai kau mati. Eh, kau ‘kan memang mati di lembah, sekarang kita hanya melihat hantu. Aduuh, ada yang mau mati kedua kalinya tidak dapat makanan.
last updateLast Updated : 2022-05-09
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status