Home / Fantasi / Kelahiran Kembali / 76 Paviliun Cīruî

Share

76 Paviliun Cīruî

Author: Yu Liani
last update Last Updated: 2022-03-25 19:18:58

Bibir membalas, “Pangeran Ketiga, apa kau memberiku tanda cinta dan menjadikanku selir?”

Wajah Yong tian berputar merah, tangan meremas giok yang mau diserahkan. Bangun dari kursi, mulut menyembur, “Lancang! Siapa yang menyukai wanita sepertimu, kau tua dan peyot. Tidak pantas untukku, muda, tampan dan kaya.” 

Seluruh orang membeku, Bei gong mencubit putrinya. “Bodoh, kamu jangan membuat masalah.” 

Mendapati amarah Pangeran Ketiga, maju menjelaskan demi putri tercinta. “Maaf, Pangeran. Bukan begitu maksud Putri hamba, tolong jangan diambil hati. Sa–”

“Tidak mungkin ‘kan,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (22)
goodnovel comment avatar
Yanti Kristianti
thor, kenapa up nya lama..., padahal ceritanya bagus bgt
goodnovel comment avatar
Rin Rs
Knpa bru up skrg?kita nunggu lamany mintk ampun,,,,.
goodnovel comment avatar
Liyu
Malam ini♡
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kelahiran Kembali   77 Xian Chen

    Pangeran Ketujuh membawa pengawal, duduk di kursi barisan kedua. Para gadis berhamburan menyambut, Li xiao memperhatikan. “Dia, cih! Hanya tahu mencari wanita saja, menjijikan!” menyipitkan mata. Terus memantau sampai dia naik ke lantai dua, tiga gadis menggerayangi.Berada di lantai dua, lebih leluasa menonton. Satu dayang, membawa arak berwadah teko perak. Dayang kiri, menyuapi anggur hijau, satunya lagi mengelus-elus tubuhnya.Digiring masuk ke kamar, itu sebuah ruangan pribadi. Xu mo berjaga di luar, tampak ada wanita mendekati, langsung ditepis dan menarik pedang. Terpaksa, penuh ketakutan menghindari dia yang tidak bisa digoda.Dari kejauhan, Li xiao berdesis, “Wow, dia dan tuannya begitu berbeda, tapi mengapa keluarga kerajaan datang ketempat ini? Bahkan, tidak menutupi identitas.”Mengingat ke belakang, Jiang zu pria aneh,

    Last Updated : 2022-04-18
  • Kelahiran Kembali   78 Siapa Dirimu?

    Sebelum ucapannya lepas, Li xiao menyumpal dengan kue, terdapat di meja kiri. “Tutup mulutmu, mending suruh pengawalmu tidak mengejarku!” kesal. Bisa-bisanya otak lelaki ini dipenuhi lumpur, apa tidak bisa dibersihkan? “Beraninya kau!” Xu mo maju, menarik pedang ingin membunuh. Jiang zu menahan, terpaksa mundur. Mengunyah kue, bibir tersenyum lebar dengan mulut tetap tertutup. “Em, ini enak karena ada bekas tanganmu. Gimana kalau aku mencicipi dirimu? Ah~ pasti rasanya jauh lebih enak.” Aghhh! Li xiao ingin menyantet hidup-hidup, mencoba melupakan apa yang dia ucapkan. Mengibaskan tangan, terhadap tingkahnya. Xian chen menatap aneh Jiang zu, dua alisnya mengerut. Xu mo mau menepis pemikiran dia yang aneh, tapi dirinya juga memikirkan hal sama. Jangan bilang, sang pangeran belok! Sebelum menjadi ambigu, Jiang zu memaparkan siapa, si pria

    Last Updated : 2022-04-18
  • Kelahiran Kembali   79 Apa Kami Pernah Menjadi Bagian Keluarga Kalian

    Dada kiri, tekan. “Agh!” teriak Xian chen, badan meronta, mata menyipit. Kini terbuka, memelototi Jiang zu. Dadanya berdenyut sakit, terasa ada yang menetes ke bawah kulit. Sesaat hanfu-nya membasah, berwarna gelap ulah tancapan pisau. Tanpa melepas senyum, Jiang zu menepuk pipi kirinya. “Aku belum menancapkan sepenuhnya, kenapa kau berteriak? Aku suka mendengar suaramu, apalagi … urat lehermu menari.” Mengelus lehernya, Xian chen merasa Pangeran ini bukan orang waras. “Aku hanya ingin menikmati keindahan, aku hanya seorang pria yang suka mencari kesenangan. Terserah kau memikirkan apa!” “Pangeran, jangan mengotori tangan anda, biarkan dia mati ditanganku. Palingan, dia mati cuma terkena tusukan kecil, tapi … rubah sepertinya patut diwaspadai.” Xu mo mengelap tangan Jiang zu, mereka mundur. “Lempar dia ke luar, mari pulang.” “Baik, Pangeran.” Membalikan diri. “Oh, pisau kesayanganku.” Xian chen memundurkan badan, yang mana sudah tertempel di kursi. Manik menutup, badan ikut

    Last Updated : 2022-05-09
  • Kelahiran Kembali   80 Me-roasting

    Plak!“Tutup mulutmu!” Sehabis menampar Li xiao, Ming bai memarahi istrinya, “Kau Ibu tidak becus, cepat pergi dari sini! Pelayan, jangan beri ibu dan anak makan! Biarkan mereka mengerti kesalahan.” Melanjutkan pergi ke ruang makan.Wajah Hua jin bak mendapat berkah, bibirnya tidak bisa ditutup, ulah senyum. Wen xia membuntuti sang suami, dia bisa menyembunyikn senyum. Namun, kilatan mata siapapun bisa mengetahui tertawa terbahak-bahak.Xiao meng pergi dengan cemas, membiarkan anaknya sendirian. Sedangkan dirinya, dipaksa pergi, hati begitu sakit. 'Xiao er, jangan berbuat macam-macam, maafkan Ibu yang tidak bisa menolongmu," berdoa.—“Kalau kau tidak mau jadi bagian keluarga kami, mending pergi!” Bing bin memekik penuh kejengkelan. Lu nian berterus terang menghina, “Oh kasihan sekali, hahaha! Sangat pantas di kurung, bila perlu kelaparan sampai kau mati. Eh, kau ‘kan memang mati di lembah, sekarang kita hanya melihat hantu. Aduuh, ada yang mau mati kedua kalinya tidak dapat makanan.

    Last Updated : 2022-05-09
  • Kelahiran Kembali   81 Mencekik

    Sebelum Bing bin mendekat, Li xiao lebih dulu maju. “Eits, tenang kau kebagian kok." Mengangkat tangan, ibarat menepuk angin. "Yah, seorang pria kebanggan keluarga Lu, Kakak memang hebat, tapi orang hebat tidak mengaku hebat. Di luar sana, jauh lebih hebat darimu berkeliaran. Jadi, jangan memaksakan diri, bila gagal dalam pencapaian, lihat lah aku. Belum menjadi kultivator tingkatan manapun, so~ mau tanya, gimana rasanya … tiap hari latihan. Heh," senyum miringnya, menggelitik bagi Bing bin. Li xiao terus menyecar, "Belum bisa menambah ranah dan meningkatkan level? Yah, aku tahu kegagalan, tapi aku belum merasakan kegagalan dalam mencapai ranah di suatu level.” Darah Bing bin memuncak, langsung mencekik Li xiao. “Diam, atau kau mati! Beraninya sampah sepertimu mengutukku, apa kau pernah memecahkan ranah atau naik level? Sebelum kau melewati hewan kontrakku. Mendinh kau diam!”Leher tercekat, cengkramannya begitu kuat. Darah merah berkumpul di wajah Li xiao, kini membiru legam. Sepen

    Last Updated : 2022-05-09
  • Kelahiran Kembali   82 Mengawasi Nona Keempat

    Tepat saat membuka pintu dapur, mendengar sebuah rencana besar. Di dalam ada Ming yi, menyuruh 3 dayang untuk merampok Li xiao ketika keluar. Ternyata oh ternyata, ketahuan sering keluar masuk lobang anjing. Ming yi tersenyum, rencana siap dilaksanakan. “Ketika sampah itu keluar, beritahu padaku. Tutup lobang anjing, pastikan ayahku ada di rumah. Saat dia kembali, hehe tidak ada jalan di belakang." Menebar senyum. "Dia harus menggunakan jalan utama, saat itu langsung disidak Ayah. Hahaha, keadaan di luar, aku sendiri tangani. Cukup, kalian awasi Nona Keempat, laporkan padaku setiap pergerakannya. Kau, siapa namamu?” Menatap satu dayang kecil baru.“Sa-saya, Guliu.”“Heh, tidak perlu tegang, awasi dia untukku, kalian bedua cepat jaga lobang anjing. Biasanya sampah itu keluar malam. Kalau Ayah tahu, anak gadis keluar malam menyamar sebagai pria. Pergi ke tempat gelap-gelap, hehe. Aku tidak sabar menantikan drama.” Ming yi meremas tangan. "Tadinya aku cuek, tapi kau sendiri melempar b

    Last Updated : 2024-03-05
  • Kelahiran Kembali   83 Kedai Manis Seteguk

    Di kedai teh. Semua redup, penerangan setitik lilin yang diperlukan. “Ini kayak film mafia aja, gelap-gelapan,” mendesis. Menunggu barang yang dipesan. Karena di kedai ini, bukan kedai teh biasa. Setiap pelanggan harus memesan teh, sebagai kode. Pas teh dihidangkan, barang siap diperjual belikan. Teh habis, saatnya pembayaran, kedua belah pihak setuju menjual ataupun membeli. “Apa teh ini enak, menurut Tuan?” tanya seorang pria tua, wajahnya sedikit cerdik. Li xiao meneguk, tidak ada rasa istimewa, menatap lawan bicara. Samping cangkir, terdapat ukiran tulisan tangan menggunakan air teh di meja, menuliskan. Mau bayar sekarang? Sontak, Li xiao menyemburkan teh ini. Fhuhu! Puih, ternyata buat nulis bukan minum! 'Sial, kukira teh diminum, ternyata di celup pakai telunjuk, terus nulis di meja. Bangsat!’ menyumpahi dalam hati, sambil mengelap bibir. “Eegh, hem, rasanya enak, saya siap menghabiskan.” Pelayan mengerti, mengedip ke tukang teh belakang. Dia mendekat, membawa kotak hita

    Last Updated : 2024-03-05
  • Kelahiran Kembali   84 Apel Hitam

    Selang dua kunyahan, Li xio merasa ada yang mengikuti, selepas dari Kedai Manis Seteguk. Fokus di makanan dulu, nanti siap bertarung. Menebak, palingan dia datang menghajar dirinya. Maka mengisi perut prioritas utama. "Hehe, sekaligus aku mengasah kemampuanku sampai mana. Kakak Ketiga, terima kasih, akhirnya uangmu tidak sia-sia dikeluarkan. Tentu aku memanfaatkan kesempatan ini.”Pede pada kemampuan yang telah berlatih. Bila kepepet, pasti ada ribuan cara digunakan. Bukan Li xiao namanya, kalau tidak menyiapkan cadangan rencana di cadangan rencana.Selesai makan, pergi pulang. Di pintu keluar, terhenti ketika melihat kereta super mewah. “What! Apa dia mas berjalan?” meninjau seorang wanita turun. Menggunakan aksesoris sangat-sangat banyak. Seorang wanita turun dari kereta, dua dayang menemani kiri-kanan. “Nona, kita harus pulang setelah kunjungan. Di sini, tidak baik, eee … bukan hal bagus seorang wanita masuk ke tempat begini.” “Diam, aku mau lihat-lihat, kau pergi saja, aku bisa

    Last Updated : 2024-03-12

Latest chapter

  • Kelahiran Kembali   96 Mendapat Harta Karun

    Dari balikan tirai berdiri 5 orang berjubah hitam. “Sial! Kenapa aku tidak menyadari mereka.” Alis menekuk, mereka tidak terdeteksi, sudah pasti cultivator tingkat 4 ke atas.“Keluar atau ku keluarkan?!” teriak di depan kereta. Li xiao tidak punya pilihan, mau melawan belum pulih seutuhnya, mau lari tidak bisa. “Gimana nih, bedebah itu tidak mau menungguku pulang?” Menebak mereka suruhan Ming yi, siapa lagi yang menaruh dendam lebih besar dari komplotan mereka?Pria berjubah hitam, memegang pedang– tidak menunggu lama. Dia memiliki kesabaran setipis sutra. “Serang! Jangan biarkan dia hidup!” Syut!Saat mereka mulai mengepung kereta, turun pria berbaju hitam menghadang. “Jangan ganggu dia, kalian,” menunjuk semua, “lawan aku!” “Pahlawan dari mana ini?! Mau mati juga? Tinggal tanam!” marah. Menyerang tanpa aba-aba.Pria ini menghindar, di serang dari arah kiri, tinju beruap panas hampir mendarat di pipi. Tinggal 3 cm dari pipi kanan, hawanya terasa menusuk pipi. Melihat dia di kero

  • Kelahiran Kembali   95 Pemenang Di Luar Ekspektasi

    Jiang Zu, “Tepat! Nona Keempat jatuh, tapi tidak menyentuh tanah.” Berdiri, turun ke lapangan. Menegaskan, “Apa aku salah lihat, Pengawas Wang?” Seolah darah naik ke permukaan wajah Pengawas Wang, mengatur napas. “Tidak-tidak, saya tidak berani, tapi ini … ini… pertama kali ada hal seperti ini.” Meskipun mata duitan, tetap sadar dalam situasi ini. “Saya takut ada kesalahan, Pangeran Ketujuh ka–”“Pengawas Wang terlalu kaku, kau sendiri yang bicara, peraturan ‘kan emang perlu dilanggar.” “Tidak perlu di tanyakan, dia tidak menyentuh tanah! Sudah jelas, dia menang!” cetusan kata dari Pangeran Kedelapan.Semua orang diam, menerima apa yang terjadi, ‘Apa yang menarik darinya? Semua orang membela!’ batin Pengawas Wang. Tawa terpaksa keluar, “Hahaha, benar juga perkataan para Pangeran, dia,” melirik Li xiao, alis meninggi, sesaat menurun menahan amarah, “Menang.” Bola mata Ming yi mendelik, meraih lengan Pengawas Wang. “Apa?!” Menghentakkan tangan, meski suka uang, mendapat situasi pa

  • Kelahiran Kembali   94 Dia Tidak Kalah

    Anak jarum, melempar! Bagi Ming yi, ini bukan apa-apa. “Kau pikir aku buta!” Menangkis!Li xiao mundur, ‘Dia jeli juga, kalau ini?!’ Mengeluarkan jarum dari dua tangan. Melempar satu-satu, mengelilingi udara.Hak! Serbuan anak jarum menghujani Ming yi, bukan hanya dua jurus. Seluruh jurus Li xiao hampir keluar. Semua ini tidak berarti, tersenyum. “Cukup sudah main-mainnya.” Mengeluarkan pedang, di simpan di balik punggung. Mata memicik, sudut mulut kiri meninggi. “Hak!”Serangan begitu cepat, Li xiao tidak bisa menghindar. Gaun hanfu hitam merah tersobek, bagian lengan kiri menimbulkan darah. Merunduk, bertumpu dua kaki. “Aku pasti membalaskan semua yang kuterima! Walau ‘tak sepenuhnya, kupastikan kau mengingat ini!” Meremas jari, menyeka keringat. Tangan menyobek ujung hanfu, membalut luka. Penonton memperhatikan semua gerak-gerik mereka di arena. “Wah lihat itu, adiknya tidak segan-segan di sembelih!”“Untung bisa menghindar kalau tidak, lehernya melayang!”Mulai berbincang, samb

  • Kelahiran Kembali   93 Li Xiao VS Ming Yi

    Li xiao dengan Ming yi.Seluruh penonton bergejolak mendengar teriakan pengawas Wang.“Huuuh!”Hampir semua penghuni balai, menebak Li xiao kalah telak dari Mingyi. Bahkan, senyum cerah adik kelima mengumandang. “Haha, dia bisa buat apa lagi?”Mendadak mendapat bertemu di arena yang sama, Li xiao sedikit curiga. ‘Heh! Memangnya aku takut.’ Menurunkan sikapan, mendekati Ming yi.Seolah dia tahu, siapa pertandingan pertama babak kedua ini. “Cepat bersujud, aku tidak akan memberimu belas kasihan … kalau sudah di atas.” Ming yi menggeleng, dia tidak bisa menang.Tidak terpancing, “Owh! Kau bisa melakukannya sekarang.” Malahan membalikan maksudnya.Para penonton semakin bersemangat, meskipun tahu pasti yang kalah, tapi cukup menghibur juga.Masuk bersamaan, pengawas Wang melempar bendera. Dua mata saling menyahut, tidak terlepas dari tatapan tajam.Ming yi menurunkan tangan kanan, sang hewan kontrak langsung muncul. Mengangkat tangan kanan, kuku panjangnya menyentuh ujung dagu, melirik ke

  • Kelahiran Kembali   92 Lolos

    Seorang pria tinggi, bersama pria bertubuh gempal. Sang pengawas memberi abah-abah, mereka memasuki arena.Para penonton di balai Tàiyáng bersorak meriah, menyambut pertarungan babak pertama. Pengawas Wang melempar bendera kecil, ketika bendera mendarat pertarungan dimulai.Kletak.Dua pemuda melangkah ke depan, secara bersamaan mengeluarkan tinju. Namun, bagi pria tinggi yang memiliki bekas luka di pelipis. Sungguh ancaman besar bagi musuhnya, sangat terlihat jelas.Sang lawan terkapar hanya dengan satu pukulan, penonton bersorak. Pemenangnya sudah diputuskan, perkiraan dia baru menggunakan sepertiga kekuatan. Lawan telah tumbang, Bing bin sedikit bersemangat.Prok-prok!Tepukan tangan penonton. “Wah, benar-benar pemuda hebat! Ini seperti bukan bertarung.” Pengawas Wang memuji, melanjutkan ke pertarungan selanjutnya.Hingga puluhan pemain telah tumbang oleh si pria tinggi, babak pertama tentu dimenangkan olehnya. Detik ini, Bing bin memasuki arena, melawan pria seumurannya. “Lebih b

  • Kelahiran Kembali   91 Ingin Bekerja Sama

    Pangeran ketujuh, Shen Jiang Zu. Li xiao memicingkan mata. “Ka-kamu.”“Adik, cepat masuk– beri hormat pada Pangeran Ketujuh.” An ran memapah masuk.Jiang Zu menepuk kipas. “Tidak masalah, jangan terlalu formal padaku.” Kedipannya membuat bulu berdiri, mau bagaimanapun dia tetap keluarga kerajaan. Memberi hormat, badan lurus 90 derajat, bangun, segera ke kamar.“Aku telah menunggu begitu lama, maukah kamu membuatkanku secangkir teh?”Li xiao terhenti, melirik ke samping. “Hah?” Kurang mengerti, entah trik apalagi yang digunakan.Ming bai menahan marah, melihat gelagat anaknya, tidak mau menyanjung. Mengusulkan, “Pangeran tunggu.” Bergegas ke putri keempat. “Cepat, layani Pangeran dengan baik.”Apa menjual putrinya? Hanya bisa menggeleng, badan di paksa di dudukan. “Pangeran silakan, kalau kurang sesuatu panggil kami.” Ming Bai membawa sisa anaknya keluar.Hanya berdua.Seolah Li xiao ingin ada badai merobohkan rumah, tidak perlu basa-basi. “Untuk apa kau datang? Jangan harap memaksa

  • Kelahiran Kembali   90 Membeli Artefak

    Menarik sekuat tenaga!Menghindar ke kiri, mengangkat tangan, jijik disentuh. “Bedebah, hari ini biar aku yang menghukummu!” Sring!Dua jarum emas turun di ujung kanan jemari mungilnya, memutar sekali lempar!Jarum melesat maju, kecepatannya tidak bisa diimbangi mata si gendut. Menancap dua betisnya. “Aghh!”Merunduk, dua tangan menumpu tubuh, kalau tidak— sudah berguling di tanah. Si hitam mendekat. “Kamu kenapa? Cepat bangun!”“Kakiku, sakit! Gak bisa gerak!” Mengusapi dua kaki di balik hanfu coklat. Temannya mengikuti rabaan tangan gemuk. Mencoba mencari akar permasalahan di kaki.Merasakan ada yang ganjal, “Agh!” Tidak bisa dicabut, terlalu sakit. Jarum emas tertancap sepertiga, panjangnya setelunjuk. “Wanita gila, kau tidak tahu siapa ayahnya?” Tidak peduli! Jangankan ayah si pria gendut seorang wakil biro jasa hukum tingkat 3. Bahkan, anak kaisar pun tidak melepaskan begitu mudah.Menyilangkan tangan, bibir kiri meninggi dengan sedikit senyum. “Owh! Kata terakhirmu?” Li xiao

  • Kelahiran Kembali   89 Kereta Pangeran Kesembilan

    Seluruh keluarga Lu, siap mengadili kesalahan Li xiao. Meng yi paling antusias, sekaligus kesal mengapa masih selamat? “Kakek, lihat dia,” menunjuk. “Kenapa bisa pulang malam?”Lu San Tu memandang penuh, mencoba memberinya pembelaan. Sebelum bisa, dipotong Lu Nian. “Sudah jelas, melakukan perbuatan ‘tak senonoh!”Sang ibu segera meralat tuduhan, “Tunggu, tanyakan lebih dulu. Xiao er, sini.” Penuh lembut memapah masuk.Semakin Li xiao diam, mereka lebih penasaran. “Lihat, aku diantar siapa?”Bing bin mencemooh, “Kereta? Memang, siapa yang mau menampung wanita sepertimu?” Menggeleng, diikuti senyum meremehkan.Kereta belum menghilang sepenuhnya. “Itu saja tidak tahu, apa harus memberimu mata lagi? Atau, menghilangkan mata itu?” Mendengar ucapannya, serasa umpatan. Menambah kekesalan. “Heh! Palingan, pria hidung belang yang menod—agh!”Plak!Tamparan sopan, “Tutup mulutmu! Lihat baik-baik. Siapa yang punya tandu bersimbol singa emas?” Lu san tu, menekankan lambang kereta. Meskipun jarang

  • Kelahiran Kembali   88 Salah Mencari Mangsa

    “Awas!” Maju, menghadang. Yushen membalikan kursi— cukup satu untasan tangan, dua pria terjatuh. Li xiao terkesima, entah seberapa kuat pria ini?Terpaku dengan kekuatannya, tapi kekesalan dan kejijikan di hati jauh-jauh-jauhhh lebih besar. Mengenali pria berkulit gandum, hampir … hampir melihat aset paling berharga.“Dasar pria lumpuh! Mau ikut campur saja!” Meremehkan, sesaat bangkit, siap menyerang.Swesssh! Selendang mengelebat cepat.“Akhh!”Sebelum tegap berdiri, teman sampingnya kembali terjatuh. Memegangi leher, menguraikan darah segar. Dua tangan bergetar, tidak mungkin. Rupanya salah mencari mangsa. “Si-si-siapa kamu?” suara terbata-bata. Mundur dua langkah, pupil bergetar ketakutan. Aura Yushen semakin pekat, mengambil pedang di bawah. Tanpa omong, membunuh pria tadi, dia selanjutnya. Memegang pedang, memandang ke depan. Mengingat, begitu jijik! Ingin mencabik-cabik sebelum dibunuh. “Terlalu baik, mengirimmu dengan satu tebasan.” Menyeringai, ain mengutuk, pedang terang

DMCA.com Protection Status