"Bayu?" Aku segera melepaskan tubuhku dari rengkuhannya. Tadi aku hampir terjatuh saat menabraknya, kemudian dia menangkapku. "Maaf," ucapku menunduk. "Tidak apa-apa," jawabnya dingin, sedingin es di kutub utara. "Bayu, apa yang kamu lakukan di sini," tanyaku memenuhi rasa penasaran yang mendesak. "Kenapa?" Ia justru bertanya padaku. "Aku hanya bertanya, kenapa Kamu ada di sini? Bukankah di keluargamu, ada makam khusus?" "Ini tempat umum, aku tidak perlu ijinmu untuk datang ke sini." Mulutku sempat menganga, kemudian cepat-cepat aku mengatupkannya. Rasa sedih yang aku rasakan mendadak hilang, berganti dengan rasa kesal yang mencokol di dalam dada. Aku meninggalkan Bayu, dia juga tidak peduli jika aku masih di sana atau tidak. 'Apa yang
Read more