Home / Romansa / Cinta Si Mantan Sugar Baby / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Cinta Si Mantan Sugar Baby: Chapter 1 - Chapter 10

113 Chapters

BAB 1| Prolog

“Langsung saja, ya. Bisakah kamu memutuskan hubungan gelapmu dengan suamiku? Aku pikir, kamu pasti cukup cerdas untuk tidak berhubungan dengan pria yang sudah memiliki keluarga.”Aku terdiam, otakku setuju pada perkataan istri Dean yang bernama Alma, namun tidak dengan hatiku. “Sejujurnya ….”Alma terlihat buru-buru, ia dengan cepat memotong, “Aku sangat sibuk untuk berbicara panjang lebar di sini. Selesaikan hubunganmu dengan suamiku, atau aku akan beri tahu semua orang tentang semuanya. Akan kubuat kehidupan mahasiswamu hancur dan tak ada satu pun perusahaan yang akan menerimamu bekerja, Alice!”“Ngomong-ngomong, uang yang suamiku berikan tidak bisa menghidupimu sampai mati!”Aku terdiam, wajahku memucat. Otakku mendesak untuk segera memutuskan hubungan terlarang ini. Rasanya begitu menakutkan. Aku paling tidak bisa diancam seperti ini, otakku tak bisa berpikir dengan jernih dan selalu dipenuhi deng
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more

BAB 2| Haruskah Aku membahasnya?

Rasanya duniaku selalu saja dilanda kesialan. Seperti tak bisa menghirup ketenangan saja, selalu saja kesialan datang menghampiriku tanpa ada undangan sebelumnya, tanpa ada peringatan terlebih dahulu. Aku menatap pria dewasa yang ada di depanku dengan sendu. Pria ini adalah salah satu dosenku, umurnya sudah menginjak kepala tiga dan sudah memiliki seorang putra tampan dan pintar. Aku pernah bertemu dengan anak kecil itu dan rasanya sangat menyenangkan. Jemari kekar itu melingkari pinggangku yang ramping di tengah koridor yang sepi, aku mendongak dan memandangi dosenku dengan wajah yang memelas. Aku berkata dengan pelan, “Pak, tolong lepas … saya adalah murid bapak ….” Namun, pria dewasa ini tak memberikan respon apapun, justru lebih mendekatiku dan mengelus wajahku denga
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more

BAB 3| Pertemuan Pertama dengan Pangeran Fakultas

Aku membuka pintu Supermarket yang jaraknya tak jauh dari tempat tinggalku. Perutku berbunyi keroncongan pagi ini, aku akan membeli beberapa makanan ringan yang bisa mengganjal isi perutku agar bisa beraktivitas dengan baik.Setelah selesai memilah makanan ringan, segera aku berjalan menuju kasir untuk menyelesaikan proses transaksi. Aku merogoh tas yang kubawa untuk mencari dompetku, setelah menemukan aku menyerahkan kartu untuk membayar belanjaanku.“Mohon maaf, kak kartunya tidak bisa dipakai.” Ucap seorang kasir yang melayaniku.Aku tersenyum malu dan kembali menyerahkan kartu yang lain, namun lagi-lagi kasir kembali berbicara, “Sepertinya kartu ini juga tidak bisa dipakai, Kak.”Jantungku mu
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more

BAB 4| Berpacaran dengan Pangeran Fakultas?

Aku duduk di kursiku dan tak kusangka Naka ikut duduk di sampingku. Pemuda ini berkata tepat di telingaku, “Gimana kalo kita bener-bener pacaran?”Aku menggeleng sambil tertawa pelan, “Apa sih! Kita aja nggak kenal, tau!”Naka tertawa mendengar ucapanku. Ia kembali mendekati telingaku dan membisikkan sesuatu di sana, “Tapi, aku kenal kamu udah lama, Alice.”Aku menatap wajahnya yang masih menampilkan senyuman. “Kamu kenal aku? Gimana bisa?” tanyaku heran.Naka hendak menjawab, namun Dosen sudah tiba di kelas. Tetap saja Naka tak memperdulikan pembicaraan Dosen di depan. Naka hanya memandangiku saja dan berkata pelan, “Kamu gadis tercantik di Fakultas. Siapa yang nggak kenal kamu, Alice?”Aku tertawa mendengar godaan dari Naka. “Astaga, masih banyak yang lebih cantik dari aku, Naka.”Naka menjawab lagi, tak lupa senyuman menggodanya ia tampilkan di bibirnya, “Tapi,
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

BAB 5| Membayar dengan Tiga Permintaan

Aku dapat merasakan seseorang ada di hadapanku. Aku mendongak. Benar saja, Naka sedang berdiri menjulang di hadapanku. Aku membenahi posisiku dan tersenyum begitu pemuda ini duduk di hadapnku.Naka berbicara dengan pelan, “Tugas kamu udah selesai, Alice? Butuh bantuan?”Aku menjawab ragu-ragu, “Emh, udah, Naka,” setelah itu aku diam dan mulai membereskan barang-barangku.“Kata Diva kamu mau ikut main nanti malam? Mau berangkat bareng aku, Alice?” ucap Naka tiba-tiba.Aku menatapnya, “Diva ngomong gitu, ya? Sebenarnya ….” Aku diam. aku kembali mempertimbangan perkataan Diva yang mengajakku untuk bergabung nanti malam. Namun, bukannya aku tak mau, aku tak boleh boros
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

BAB 6| Perihal Pekerjaan

Aku menjauhkan tangan yang menutupi wajahku, aku tak memikirkan apapun lagi, karena fokusku sudah hancur akibat perutku yang meronta-ronta minta diisi. Aku menganggukkan kepalaku saja, dan senyuman Naka merekah dengan sempurna.Langsung saja Naka membawaku ke Kedai Makan dekat kampus. Setelah makanan tiba di hadapanku, aku menyantapnya langsung dengan cepat. Seketika, aku melupakan kehadiran Naka, aku tak lagi memikirkan apakah Naka akan merasa jijik dengan caraku makan saat ini. Benar-benar tak mempedulikan itu lagi.Setelah makanan yang ada di dalam piringku bersih tak bersisa, aku tak sengaja bersendawa dengan kencang. Cepat-cepat aku menutupi mulutku dan memukul-mukul kepalaku karena begitu tak memiliki etika. Aku berkata pelan sambil menyembunyikan wajahku, “Naka, maaf … kamu pasti jijik sama aku, ya?”
last updateLast Updated : 2021-08-05
Read more

BAB 7| Pemuda yang Baik

Tangan Naka mengarah ke kepalaku dan mengacak rambutku dengan gemasnya. Aku biarkan saja walaupun jantungku berdetak di atas rata-rata dengan perlakuan Naka barusan. Naka berbicara lagi, “Jangan takut, Alice aku pasti bantu kamu, kok!” Naka menampilkan senyuman yang menawan.Wajahku cukup memerah mendapatkan perlakuan seperti itu. Jantungku berdegub dengan kencangnya, aku dan Naka saling memandangi satu sama lain, lalu tawa Naka yang menggelegar memutuskan tatapan diantara kami.Aku menunduk, rasanya sangat malu. Wajahku pasti sudah memerah saat ini. Entah mengapa saat bersama Naka suasana hatiku selalu saja bahagia.Suara pintu terbuka mengalihkan perhatianku. Dean berada di sana, ia mendekati Kenzo dan mengendong anak lelaki itu lalu mengecup pipinya.Aku tanpa sadar memandangi Dean terlalu intens membuat Naka menyadarinya. Aku tersenyum tak enak dan menatap Dean dengan canggung.“Kamu ngerasa aneh ya liat Pak Dean kayak gitu sa
last updateLast Updated : 2021-08-10
Read more

BAB 8| Permintaan

Pintu kamar inapku terbuka, aku menatap temanku yang membuka pintu tersebut. Aku tersenyum padanya, namun Diva langsung saja memelukku dengan erat. Diva bahkan meneteskan air matanya melihat kondisiku sekarang.Aku hanya bisa tersenyum, aku tersenyum karena masih Diva mengkhawatirkanku. Di sela-sela tangisannya yang belum berhenti, Diva memukul lenganku pelan, ia berbicara dengan nada jengkel khasnya, “Siapa yang bikin kamu kayak gini, Alice? Siapa pelaku yang bikin kamu hamil, hah?”Pikiranku langsung tertuju pada Dean, tentu saja tak mungkin aku mengatakan pada Diva jika Dosen yang bernama Deanlah ayah dari janin yang sedang kukandung. Aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksi yang akan Diva tunjukkan, atau bagaimana Naka bisa memandangku sebagai gadis penghancur rumah tangga orang lain atau sebagai gadis yang baik seperti yang Naka bilang beberapa waktu yang lalu.Aku tersenyum tipis, tak menjawab pertanyaannya, hanya diam saja yang bisa kulakuka
last updateLast Updated : 2021-08-20
Read more

BAB 9| Kami Hanya Berteman

Hubunganku dengan Naka menjadi lebih dekat karena kami tinggal satu atap. Aku benar-benar merasa gila karena berdekatan dengan Naka membuat wajahku selalu saja memanas, karena Naka benar-benar tampan bak pangeran di negeri dongeng, tidak sejujurnya Naka lebih tampan dari pangeran manapun.Mataku menatap Naka yang keluar dari kamarnya, pemuda itu melemparkan senyuman manisnya padaku yang kusambut dengan senyum malu-malu.“Pagi, Alice. Kamu kelihatan lebih sehat dan tambah cantik aja, hehe.” Aku menundukkan kepalaku mendengarkan godaan receh dari Naka, walau aku tahu jika itu hanyalah godaan receh, tetapi aku begitu menyukainya.“Pagi, Naka!” jawabku pelan. Aku menuangkan segelas susu dan memberikannya pada Naka.“Minum dulu, Naka!” segelas susu itu disambut Naka dengan senyuman indah bagai bunga mawar yang mekar di pagi hari. Sial, aku selalu saja terpesona akan senyuman indah itu.Naka meletakkan gelas begitu sus
last updateLast Updated : 2021-08-21
Read more

BAB 10| Pengusik Privasi

Minuman yang Naka tuangkan sudah habis kutegak. Aku hendak mengambil sekaleng soda, jaraknya cukup jauh dari tempatku. Melihat aku kesulitan, Naka berinisiatif mengambil soda itu untukku.Aku menunggu Naka membukakan kaleng soda, namun Naka tak memberikannya padaku. Naka meminumnya, “Aku mau soda, Naka.”Naka memandangiku kemudian pemuda itu menggeleng singkat, “Kamu baru keluar dari rumah sakit, Alice. Nggak boleh minum soda dulu, okay?”Aku memanyunkan bibirku tanda tak setuju, “Ayolah, aku lagi pengen minum soda, Naka,”Naka tetap tidak memberikan soda walau seteguk saja, “Tidak, Alice kamu masih sakit, nggak boleh minum soda dulu.”Mendengar jawaban dari Naka, bibirku secara otomatis merengut. Aku tak lagi berbicara, aku menjadi pendnegar saja saat teman-teman lainnya mulai berbicara ringan satu sama lain.“Teman-teman, ayo kita memainkan permainan yang seru!” ucap Diva dengan s
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status