Aku meneguk ludah, menatap ke arah lain asal tidak bertatapan mata dengan Diva. Sementara itu, deringan ponsel Diva kembali terdengar, aku memejamkan mata enggan mendengarkan.Diva menatapku, aku menggeleng mengisyaratkan untuk tidak memberitahu pada Naka bahwa aku ada di sini, di kosnya.“Hai, ada apa menelponku?”Diva melirikku, aku menggelengkan kepala, “Ah iya, Alice ada di sini. Dia sudah menceritakan segalanya padaku, jemputlah dia dan selesaikan permasalahan kalian, mengerti?”Aku mengepalkan ujung tanganku, sedang diva menahan tawa melirikku, “Ya, ya cepatlah datang dan hati-hati di jalan, ya!”Begitu telepon mati, aku langsung mencercanya. “Aku sudah bilang jangan memberitahu Naka, Diva mengapa kamu melakukan itu? Kamu itu temanku apa bukan?”Diva terbahak, ia berucap dengan sisa-sisa tawa di bibirnya, “Hei, ada apa dengan tatapanmu itu, kalian adalah temanku, mengerti? Sudahlah,
Terakhir Diperbarui : 2021-10-19 Baca selengkapnya