Beranda / Romansa / Cinta Si Mantan Sugar Baby / BAB 56| Teman-Teman Naka

Share

BAB 56| Teman-Teman Naka

Penulis: Bella
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Hei, apa Alice sangat lihai?”

Suara kekehan Naka terdengar, “Ya begitulah,”

“Sial, aku jadi ingin mencobanya, hahaha.”

“Jika aku bisa tidur dengannya, aku pasti merasa beruntung, hahaha!”

“Kamu yakin jika aku tidur dengan Alice kamu tidak apa?”

“Baiklah, aku suka ini. Sudah lama aku ingin tidur dengannya, hahaha!”

Kini, suara gelak tawa terdengar.

Aku menggigit bibir bawahku, hatiku sangat sakit mendengar percakapan itu semua.

Aku berdiri, rasanya aku harus melakukan ini.

Aku sudah tidak tahan, mungkin Naka tidak mempermasalahkan itu, tetapi aku sangat tidak terima saat aku menjadi objek pembicaraan para pria.

Aku tidak suka itu!

Aku bukan gadis yang bangga ketika menjadi topik pembicaraan para pria. Aku merasa risih dan jijik!

Ujung tanganku menghapus sisa-sia air mata. Setelah mengumpulkan keberanian dan keyakinan yang ada, ak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 57| Berhenti

    Suara alarm membuatku terbangun, aku menatap ke samping, Naka sudah tidak ada di sampingku.Setelah semalam dia memaksaku untuk bersetubuh, ia pergi meninggalkanku.Ah, menyebalkan!Setelah dia mendapatkan diriku, ia meninggalkanku.Aku tertawa sinis, “Mengapa aku tergoda dengannya? Harusnya aku menolaknya lebih keras lagi, bukan justru luluh dengannya. Ah, menyebalkan!”Aku berdiri, tubuhku dibaluti oleh selimut tebal.Sepanjang perjalanan menuju kamar di samping, aku menggerutu pelan. Menyumpahi Naka karena meninggalkanku sendiri di sini.“Jika dia pulang, aku benat-benar akan memukulnya!”“Aku sudah bersumpah, aku tidak akan berbohong.”Aku memejamkan mata, menikmati air dingin yang mengalir. “Naka benar-benar brengsek!”“Sudah tahu dia brengsek, tapi tetap saja aku menyukainya. Benar-benar budak cinta.”Aku masih saja menunggunya, berharap ia a

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 58| Javin & Joana

    Ponselku berdering, nomor asing kemarin kembali menelpon. Aku menjawabnya, “Hallo?”“Kamu Alice, kan?” tanyanya, dari suaranya aku bisa menebak bahwa dia seorang gadis.Aku mengangguk, “Iya itu adalah aku, tapi kamu siapa?”Gadis itu menjawab, “Maaf, kupikir orang itu memberikan nomor yang salah. Apa kamu mengingatku, Alice? Aku adalah Yumna, temanmu.”Aku yang sedang berdiri langsung duduk, “Kamu benar-benar Yumna, kamu tidak berbohong?”“Untuk apa aku berbohong. Sejujurnya, aku menghubungimu karena aku ingin mengatakan sesuatu.”Aku diam, menunggunya melanjutkan pembicaraan.“Alice … apa kamu bisa pulang sekarang?”“Ada apa Yumna, apa ada yang mendesak?” tanyaku takut.“Alice, aku kemarin bertemu ibu panti dan beliau bilang adikmu sedang sakit. Sudah lama, bahkan sudah sering keluar masuk rumah sakit. Ibu panti

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 59| Mendapatkan Pekerjaan

    Dosen sedang berbicara di depan kelas, namun aku sedang berselancar pada situs pencari kerja.“Jaraknya jauh dari kampus, akan sangat sulit jika bekerja di sini.”“Jaraknya tidak jauh, jika naik Bus butuh waktu skeitar sepuluh menit, tetapi gajinya kecil. Aku butuh banyak uang sekarang.”“Aku akan mencobanya dulu, tidak apa dari pada tidak bekerja sama sekali.”Setelah kelas selesai, aku berjalan menuju Halte Bus dengan cepat. Tidak lagi mempedulikan keberadaan Naka yang berdiri di daun pintu bersama teman-temannya yang pernah minum-minum di apartemennya tempo hari.“Hai, Alice apa kamu kosong, mau minum kopi bersamaku?” ucap pria berambut merah.Aku menatapnya tanpa ekspresi, “Tidak, aku sedang ada pekerjaan.”“Ah baiklah, bagaimana kalau nanti malam? Aku bisa menjemputmu.”Aku langsung pergi tanpa memberikan respon. Sekilas aku melirik Naka, ia langsung membalikkan

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 60| Hari Pertama

    Hari ini aku memiliki jadwal kelas dari pagi hingga pukul empat sore. Selepas itu, aku akan mulai bekerja di Kafe Tua. Memikirkannya saja, aku sudah merasa lelah.Aku tidak pernah bekerja keras seperti ini, apakah aku akan mampu melakukan ini? Aku tidak tahu dengan pasti.“Apa yang aku pikirkan? Aku harus bekerja untuk mendapatkan uang yang banyak. Sudahlah, aku tidak boleh mengeluh, anggap saja aku sedang belajar meracik kopi yang enak.”Aku terkekeh pelan dengan pikiran itu.“Alice!”Itu adalah suara Diva, aku membalikkan badanku dan mendapatinya yang berjalan ke arahku.“Kamu menganggap aku apa? Aku temanmu, ‘kan? Mengapa kamu tidak cerita bahwa hubungan kamu dan Naka sudah … putus?” ucapnya.Aku menatap sekitar, suara Diva cukup kencang hingga memancing mahasiswa menatap ke arahku.“Ikut denganku,”Aku menarik lengan diva membawanya ke ruangan kosong.

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 61| Hari Kedua Bekerja

    Ketika melintasi koridor, aku bisa mendengar mahasiswa yang sedang berbicara. Aku diam saja.“Kamu mau ke Kafe hari ini, tidak? Aku dengar dari pacarku teman-temannya akan ke Kafe Tua hari ini. Katanya ada pekerja baru di sana dan sangat cantik.”“Apa kamu tidak cemburu pacarmu membicarakan gadis lain?”“Tidak, asal dia senang aku juga akan senang.”“Gila!”Para gadis itu sedang membicarakan Kafe tempatku bekerja. Apa yang dimaksud itu adalah aku? Hanya aku pegawai baru di sana ….Aku menggeleng, mungkin aku salah dengar.Aku masuk ke kelas, mataku tidak sengaja bertatapan dengan Naka. Aku segera memalingkan wajah dan menyibukkan diri pada tumpukan buku.Setelah Dosen selesai mengajar, aku dengan cepat keluar kelas. Ketika berjalan, tanganku dicekal oleh Lino.“Alice, sebentar lagi akan ujian semester. Kupikir kita harus belajar bersama dengan teman-teman kelompok belajar.

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 62| Hari yang Melelahkan

    Ia tidak menghiraukanku, tetapi tatapannya sangatlah tajam ke arahku. Ketika aku membawakan pesanan ke meja yang Naka duduki, pria berambut merah itu kembali melemparkan siulan.“Hei, Alice kita bertemu lagi di sini. Sepertinya kita berjodoh, haha!”Sekilas aku melirik Naka, menelusuri raut mukanya. Namun yang kudapat hanya wajah tanpa ekspresi.Huh, pikiranku kembali goyah ketika berdekatan dengannya. Hatiku masih lemah ….Aku melemparkan senyuman tipis dan segera beranjak dari sana. Ketika aku ingin mendatangi Dinda, pria kemarin yang bernama Juna melambaikan tangan ke arahku dengan wajah sedikit menggoda.Teman-teman Naka saling bertatapan, tetapi Naka menatapku dengan mata tajamnya seolah aku sudah melakukan kesalahan besar. Aku menunduk mencoba untuk tidak merespon Juna dulu.“Kamu lama sekali, meja nomor dua belas sudah lama menunggu, cepat antar pesanannya.”Aku mengangguk samar dan segera mem

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 63| Menyesal

    Baru saja aku duduk di meja dan membuka komputer jinjing, pintu kamar kembali terbuka. Aku langsung berdiri bersamaan dengan Naka yang masuk ke kamar yang kutempati.Aku bertanya padanya, “Ada apa, kamu butuh sesuatu?”Pria itu diam saja, aku masih diam di tempat menunggunya mengatakan sesuatu.“Apa yang ingin kamu katakan? Jangan membuat waktuku terbuang sia-sia, aku harus belajar sekarang!” ucapku sedikit kesal padanya, pasalnya ia juga tidak mengatakan apapun. Aku tidak tahu apa maksudnya hingga ia datang ke kamarku lagi setelah perbincangan tadi.Naka terlihat ragu-ragu, aku menghembuskan napas kesal. Kedua tanagnku mendorong tubuhnya keluar kamar, “Pikirkan apa yang ingin kamu katakan, setelah siap baru katakan padaku. Jangan seperti pria bodoh dengan berdiri dengan ragu-ragu. Menyebalkan!”“Alice!”“Apa!”“Alice, jangan bekerja lagi. Kamu butuh uang, ‘kan? A

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 64| Sebuah Janji

    Aku pergi ke kampus pagi-pagi sekali, ini adalah hari terakhir Ulangan Akhir Semester. Hari ini pun tepat satu bulan aku bekerja, gajiku sudah ada di dalam rekening. Tidak banyak, tetapi aku yakin bisa cukup untuk kehidupanku setelah tiba di kota kelahiranku.Aku sudah mengatakan kepada Robi bahwa aku tidak bisa bekerja saat waktu libur, aku harus pulang ke kota kelahiranku. Robi pun memberikanku izin.Setelah selesai ulangan, aku ingin berbicara pada Diva. Tapi aku tidak bisa menemukan keberadaanya setelah ia keluar dari kelas. Sepertinya ia pergi ke kantin, ia terlihat pusing saat mengerjakan soal ulangan.Aku berjalan menuju kantin sekolah, saat perjalanan aku tak sengaja berpapasan dengan Naka. Baik aku maupun Naka, kami bersikap seolah tidak saling kenal. Dan itu bermulai saat perbincangan tentang Naka yang melarangku bekerja. Sejak aku menolak perintahnya, ia bersikap seolah tidak mengenalku.Aku menurutinya, aku tidak pernah menyapanya walau

Bab terbaru

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 113| Jadilah Keluargaku

    MATAKU berkaca-kaca ketika berdiri tepat di depan makam diva. Aku memejamkan kedua mataku dengan tangan yang bergetar.“Alice ….” Suara lirih itu terdengar membuatku mendongak menatap Naka.Aku mengusahakan diri untuk tersenyum tipis. “Aku tidak apa, Naka.” ujarku pelan.Naka mengangguk tipis, ia jongkok di depan makam dengan kedua tangannya menaruh bunga yang sudah ia persiapkan sebelumnya.“Diva, kunjungan kali ini … aku datang bersama Alice. Bukankah kamu merindukan temanmu, hm?” Naka terkekeh setelah mengatakan itu.“Sudah lama, ya … Gavin sekarang sudah bisa memukul keningku. Putramu itu sepertinya memiliki dendam pribadi, setiap bertemu pasti tangannya menuju keningku.” Naka menggerutu sambil tertawa.Aku meliriknya, sikap Naka sekarang terlihat jelas jika ia sedang sedih. Aku jongkok tepat di sampingnya. “Maaf … seharusnya aku menemuimu sejak dulu. Sekarang … kita tidak bisa mengobrol seperti dulu lagi.”Aku membasahi bibir bawahku, tanganku memainkan bunga baru yang tersebar d

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 112| Benar atau Tidak?

    Aku tertegun mendengarkan perkataannya. Jadi aku memberanikan diri untuk menatap kedua bola matanya dalam-dalam. “Apa maksudmu?”Naka terkekeh singkat. “Aku membayangkan jika kita bisa bersama seperti dulu.”“Berhentilah berkhayal, itu tidak akan pernah terjadi.” Ujarku ketus.“Bagaimana jika itu bisa terjadi?” suara bisikan Naka terasa hangat menyapu bagian leherku. Ia mulai mengecupi disepanjang leherku. Sedang mataku terpejam dengan kedua tangan terkepal kuat-kuat.“Alice, kamu bahkan tidak menolakku.” Ucapnya setelah lima menit berlalu.Aku langsung mendorongnya menjauh. “Menjauh dariku!” ujarku dingin, aku menunduk menyembunyikan wajahku yang terasa memanas.“Jangan seperti ini lagi, aku tidak menyukainya!”Setelah mengatakan itu, aku membalikkan badanku segera. Lenganku dicekal cukup kuat, tubuhku ditarik untuk lebih dekat dengannya. Ia langsung saja menyatukan bibir, tanganku bergetar dengan kepalan yang kuat.Aku ingin sekali mendorong tubuhnya, tetapi tanganku tak bisa digera

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 111| Memuja

    Setelah Naka mengatakan ada tempat yang harus kukunjungi, rasa penasaranku meningkat. Jadi, aku menyetujuinya.Naka membawaku menuju sebuah kamar yang letaknya sedikit di belakang, dekat dengan gudang. Melihatnya, aku sedikit bingung dan was-was apa yang akan Naka lakukan.Begitu pintu terbuka, suasana ruangan yang Naka tunjukkan padaku terasa begitu familiar. Aku mengamatinya dengan pandangan yang berbinar.“Kamar ini ….” Ucapku dengan suara tertahan, aku cukup kagum dengan nuansa kamar ini. Pasalnya, beberapa barang di kamar ini terasa manis bila dilihat.“Alice, apakah kamu merasakan sesuatu?” tanya Naka pelan.Aku mengangguk semangat. “Kamarnya terasa hangat, siapa pemilik kamar ini?”Naka berjalan mendekatiku, ia memegang pergelangan tanganku lalu menuntunku untuk mendatangi sebuah lemari kaca yang di dalamnya dipenuhi oleh boneka. Aku sangat mengenali boneka itu, jadi aku menatapnya dan berkata. “Boneka ini, bukankah ini adalah milikku?”Aku membuka lemari kaca lalu memeriksanya

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 110| Kebiasaan yang Masih Diingat

    Seperti ucapannya, Naka benar-benar tidak mengizinkanku untuk pergi dari rumahnya. Pada akhirnya, aku bermalam di rumahnya dengan perasaan setengah kesal.“Aku mengerti, aku akan bermalam di rumahmu.” Ucapku dengan penuh kekesalan.Setelah aku mengatakan itu, Naka tertawa bahagia. Ia mendekatkan tubuhnya ke arahku lalu berbisik tepat di telinga. “Kamu sendiri yang mengatakannya, jadi jangan menyesal.”Ia mengedipkan matanya dengan genit, aku bergidik ngeri melihatnya. “Aku tidak mau tidur sekamar denganmu!”“Eh, aku tidak mengatakan itu. Tapi jika kamu menginginkan untuk tidur bersamaku, yah aku tidak akan menolaknya, Alice.” Ia berkata sambil tertawa mengejek.“Apa-apaan, aku tahu isi kepalamu. Sudahlah, lebih baik aku pulang sekarang.” Ucapku dengan kesal.Naka menghentikan langkahku, ia berjalan semakin mendekatiku. “Aku hanya menggodamu. Baiklah, kamu tidurlah di kamarku, aku akan tidur di kamar lain. Di rumahku ada banyak kamar kosong, jadi tidak perlu menginap di tempat lain.” I

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 109| Keputusannya

    Aku datang menemui Javin. Dia sudah memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemennya. Aku membawakan makanan kesukaannya dan menunggunya hingga waktunya pulang bekerja.Melihat suasana apartemennya, terasa begitu menenangkan. Sepi.Aku membaringkan tubuhku di kursi empuk, tanpa sengaja kesadaranku hilang. Aku terlelap hingga Javin datang membangunkanku.“Kenapa kakak tidak memberitahuku jika ingin datang berkunjung?” tanyanya sambil berjalan membawakan segelas air.“Aku hanya ingin menumpang beristirahat saja.” Ucapku sambil terkekeh.“Ada apa?” pertanyaan dari Javin membuatku melepaskan gelas yang kupegang.“Javin, menurutmu apakah seseorang perlu untuk menjadi jahat?” tanyaku tanpa menatap wajahnya.“Kak, setiap manusia memiliki sisi baik dan jahat. Jika sisi baik dan jahat lebih mendominasi, menurutku bisa merugikan diri sendiri atau orang lain. Tapi di sini, jika porsi baik dan jahatnya seimbang, itu lebih bagus.” Javin menatapku lurus dengan wajah dingin khasnya.“Apa yang ingin

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 108| Pengkhianatan

    Aku memukul lengannya kuat-kuat, kesal karena perkataannya berhasil membuat jantungku berdebar. “Apa yang kamu katakan?”“Aku hanya bercanda, kamu dari tadi tegang terus. Ada apa?” jawabnya seperti tak berdosa.“Itu karena kamu. Parfum itu menggangguku, cepat ganti baju sana!” ucapku pada akhirnya, persetan dengan rasa malu, aku benar-benar tidak bisa mengontrol isi pikiranku sekarang.“Memangnya apa yang salah dengan parfumku? Bukannya kamu paling menyukai bau parfum ini?” Naka malah mendekatkan tubuhnya ke arah tubuhku.“Coba cium, bukannya bau ini terasa menenangkan?” ia berkata sambil terkekeh pelan.Aku mendorongnya menjauhi tubuhku. “Ganti bajumu atau aku pergi?”Setelah aku mengatakan itu, ia menurut. Tangannya terangkat untuk melepas bajunya dan aku langsung terpekik kaget. “Jangan membuka bajumu di sini, aku seorang wanita, Naka!”“Alice, kamu sudah terbiasa melihat tubuhku. Ada apa denganmu?” ia tak menghiraukan ucapanku dan kembali melanjutkan kegiatannya untuk melepaskan b

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 107| Perkara Parfum

    Saat makan malam bersama Naka, banyak hal yang diobrolkan bersamanya. Mendengarkan tentang kota yang pernah menjadi saksi bisu kehidupanku, mendengarkan teman-teman yang kukenal semasa kuliah. Aku jadi merindukannya.“Mungkin salah satu alasanmu berhenti untuk berkuliah, karena masalah hubungan kita waktu itu. Aku benar-benar menyesal, aku terlalu menyakitimu, Alice.” Naka menunduk, ia lagi-lagi mengatakan itu.“Naka, berhentilah membahas masa lalu. Apa yang terjadi saat itu, jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku juga bersalah, seharusnya aku lebih kuat agar bisa menolak Dean. Seharusnya aku tidak kehausan saat melihat kenyamanan yang Dean tawarkan. Bukankah aku yang salah?” ucapku lembut.“Saat Diva tahu masalah itu, awalnya dia sangat marah padaku. Diva menyalahkanku karena bersikap kasar padamu.” Naka mengatakan itu dengan bola mata yang berkaca-kaca.“Diva benar-benar orang yang baik, aku sangat beruntung pernah menjadi temannya. Saat itu, kamu pernah bilang mengenai permintaan D

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 106| Maksud yang Tersembunyi

    Setelah cuti cukup lama, hari ini aku memutuskan untuk mengakhirinya. Suasana kantor terasa berbeda, mungkin karena aku sudah terlalu nyaman dengan suasana rumah setelah cuti sangat lama.Aku langsung saja menuju ke ruanganku, tumpukan kertas yang menggunung menyambutku. Aku menghela napas, mencoba mengerjakannya dengan semangat.Hari ini, tepat lima hari sudah berlalu setelah makan malam bersama Naka. Pria itu, kembali menghubungiku lagi untuk makan siang bersama, katanya ada hal yang ingin dibicarakan.Jadi aku menyetujuinya dan memberikan alamat kantorku padanya. Saat jam sudah menunjukkan waktu makan siang, aku segera menuju parkiran.Di sana, Naka berdiri di depan mobil berwarna hitam dengan senyuman tipis. Ia melambaikan tangannya ke arahku. “Alice,” serunya pelan.Aku mengangguk tipis berjalan ke arahnya. Di belakangku, suara Adam memanggil namaku membuat langkahku berhenti.“Alice!” teriaknya.Tubuhku terasa kaku, seperti baru saja ketahuan sedang melakukan kesalahan. Aku mena

  • Cinta Si Mantan Sugar Baby   BAB 105| Ibu dari Gavin

    Setelah pertemuanku dengan Naka, tepat dua minggu setelahnya Naka menghubungiku. Ia mengajakku untuk bertemu di sebuah restoran di pusat kota.Malam ini, aku sudah bersiap untuk bertemu dengannya. Entah apa yang ingin ia katakan padaku, walau begitu pikiranku merasa perbincangan ini bukan sesuatu yang baik.Aku menyiapakan diriku sebaik-baiknya. Walau banyak kejutan yang terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini, kenyataan yang akan kuterima nantinya pasti tetap membuatku terguncang.“Sudah lama menungguku?” ucapku ketika sampai.Naka menggeleng dengan senyuman tipis khas pria itu. “Tidak, aku juga baru datang. Duduklah,”Naka mengulurkan buku menu. “Malam ini, aku akan mentraktirmu makanan enak. Jadi pesanlah.”Aku menerima buku menu sambil sesekali menatapnya.“Alice, apa kamu ingat saat pertama kali kamu mengenalku? Saat itu, aku sudah lama mengenalmu, tapi kamu sama sekali tidak mengenalku. Di kampus, hanya kamu yang tidak mengenalku.” Ia menatap gelas di tangannya sambil terkekeh pel

DMCA.com Protection Status