Home / Romansa / Primadonaku / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Primadonaku: Chapter 1 - Chapter 10

32 Chapters

1. Penyerahan Sang Gadis

Keadaan rumah Ferdi seperti kapal pecah. Semua barang jungkir balik. Televisi ukuran besar hancur. Vas bunga pecah berserakan. Kursi jungkir balik. Ada yang patah. Semua itu akibat ulah Gogon yang mengamuk."Jiwamu sudah tergadai pada bosku. Enak saja kalian sudah berkecukupan, mau mundur, apa apaan!" Gogon berkacak pinggang"Tapi aku sudah lebih sepuluh tahun mengabdi, apa masih kurang?" Ferdi berusaha menawar."Seumur hidupmu!""Apa?!" Norma isteri Ferdi terkejut.Suami isteri Ferdi saling tatap."Kau ingin bebas kan? Serahkan anak gadismu!" Gogon tertawa, "Enak saja sudah hidup tenang minta berhenti!""Lebih baik aku kalian tembak, atau aku akan menyeserahkan diriku ke polisi jika kalian berani mengganggu anak gadisku!" Ferdi dengan berani meradang. Baginya sang putri adalah nyawa keluarganya"Serahkan dirimu ke polisi dan anak buah bosku audah mengepung rumahmu, puteri dan isterimu hanya akan tinggal nama sebelum dirimu sampai di kantor polisi.Ferdi t
Read more

2. Kekaguman

Bagi Niken hidup ini tujuannya untuk berbakti pada orang tuanya, berbuat baik pada sesamanya, sebelum Sang Pemilik kehidupan ini memanggilnya. Membiarkan orang tuanya dalam bahaya, apalagi sampai tiada adalah sebuah kedzaliman anak pada mereka yang telah membuatnya ada di dunia ini. Apa yang dilakukan ayahnya hanya sebuah keterpaksaan demi nyawa ibunya. *Jodi tercekat menatap Niken yang tersenyum santun saat dihadapkan padanya. Sungguh ia tak menyangkah jika Ferdi memiliki putri secantik dan seanggun gadis di hadapannya. Dalam balutan busana panjang yang sopan, serta hijabnya, sungguh gadis yang berdiri di hadapannya itu bak mutiara yang berkilau. Bagai seorang bidadari yang turun dari khayangan. "Assalamu'alaikum... " suara lembut Niken membuat Jodi tersadar pada keadaannya. "Wa'alaikum salam .. " agak kaku Jodi membalas salam dari Niken. Sudah lama kata salam yang diucapkan Niken tak menyentuh gendang telinganya. Dan setelah sekian lama, baru kali ini mengucapkan salam sesuai ke
Read more

3. Malam Berdarah Ibu dan Anak

Jodi yang kecil mana kuat untuk memiting leher lelaki tinggi besar yang pangkatnya bapak tiri itu. Akhirnya hanya bisa menangis memeluk ibunya yang kerap menjadi tempat pelampiasan bapak tirinya yang pemabuk.Sekali waktu pernah ia menghadapi sabetan bambu di punggungnya dari bapak tirinya, hingga bajunya robek dan punggungnya berdarah.Saat itu Jodi pulang dari mengaji, dan saat itulah ia melihat ibunya ditendang oleh bapak tirinya hingga jatuh tengkurep ke lantai rumahnya yang berubin kasar. Selagi ibunya merintih dalam diam menahan sakit di dadanya yang beradu dengan lantai, dilihatnya bapak tirinya sudah siap untuk memukul ibunya dengan potongan bambu.Jodi reflek berlari ke ibunya. Ia tak rela jika ibunya menjadi sasaran pemukulan lelaki kejam itu. Ia peluk ibunya dengan kuat ia berikan punggungnya menjadi sasaran pemukulan bapak tirinya berkali kali."Jodi cepat pergi ...!!" Teriak ibunya panik."Aku sayang Ibu ..." Jodi masih memeluk erat ibunya yang berusaha untuk mendorongnya
Read more

4. Terjebak Oleh Ayah Angkat

Antara sadar dan pusing yang mendera ibunya Jodi meraih kayu yang tergeletak tak jauh darinya. Ia harus melindungi buah hatinya. Tak perduli pada nyawanya sendiri. Anaknya harus lepas dari bahaya. "Dayat jangan ...!!" Ibunya Jodi memekik dan sekuat tenaganya dihamtamkan kayu di tangannya ke punggung Dayat, hingga pisau yang seharusnya diayunkan Dayat ke tubuh kecil Jodi terlempar dan terpental kearah dirinya. Ibunya Jodi yang sudah lemah tak bisa menghindar dari pisau yang bagai terbang menancap di dada kirinya. Seketika perempuan itu roboh. ."Ibuuuu ...?!!!" Pekik Jodi histeris ingin merangkul ibunya. Tapi Dayat yang sudah kesetanan langsung mengangkat tubuh Jodi dan siap melemparkannya sekuat tenaga. "Matilah kau menyusul ayahmu!" Jodi terbanting ke tanah dan sebelum pingsan ia masih sempat melihat Dayat menarik pisau dari dada Ibunya lalu diarahkan ke dirinya. Saat ia terjaga dirinya sudah berada di dalam sebuah kamar. Jodi tahu itu bukan kamarnya yang hanya berdinding papa
Read more

5. Sangsi Telah dijatuhkan pada Sang Gadis

Niken menunduk di hadapan Anggodo. Lelaki enam puluh tahun itu menatapnya tajam. Sedangkan Jodi tak bersuara menunggu bentuk pertanggung jawaban apa yang aku diberikan pada Niken. "Ferdi ayahmu harusnya sudah mati di tangan algojoku. Karena siapa saja yang mundur dari usahaku ini hanya maut yang menjadi bagiannya!" Anggono bersuara tegas walau sudah tak muda lagi Niken pernah juga membaca dari beberapa berita kriminal narkoba. Bahwa kaki tangan bandar narkoba pantang untuk berhenti, atau mati. Apa pun alasannnya, tetap tak boleh mundur menjadi kaki tangan pengedar. Niken menggigil mendengarnya. "Ya Allah betapa kejamnya mereka yang telah dibutakan uang, hingga menghalalkan jalan haram. Tak tahukah pada dosa yang telah mereka kumpulkan itu?" Batinnya menangis betapa banyak sudah anak muda terjerumus oleh keserakahan mereka yang berotak licik itu? "Kau harusnya berterima kasih pada Jodi karena dia masih mau mengampuni ayahmu dan mau menerimamu sebagai gantinya!" Masih dengan tegas An
Read more

Bab.6 Calon Ladang Berlian

Baju yang diberikan pada Niken daster panjang untuk tidur. "Terima kasih, Mbak, " "Sama sama, Non ," Melewati malam pertama sangatlah tersiksa sebenarnya bagi Niken. Tapi demi orang tuanya ia harus tetap di kamarnya sampai tiba dijemput untuk dirudapaksa menghasilkan uang. Walau pun dirinya sadar akan dijual pada laki laki, tetap saja Niken tak berniat kabur. Hidup manusia di tangan Allah. Ia pasrah jika harus jadi pembela orang tuanya. Pekerjaan itu memang menjijikkan. Tapi harus dijalaninya. Ia sudah menyerahkan diri untuk pembebasan ayahnya. Kandas cita citanya untuk jadi pendidik. Karena besok ia akan menjadi pelacur. Akan digilir lelaki entah dari mana. * Ferdi dan isterinya masih berada diangkutan umum untuk meninggalkan tempat tinggalnya, sesuai dengan arahan Jodi untuk menghindari lawan bisnis mereka dulu. Tiba tiba saja Ferdi minta diturunkan. Isterinya nurut saja. "Kita berhenti di sini?" Norma menatap suaminya. Ferdi meletakkan koper di tepi jalan, di bawah se
Read more

Bab.7 Demo dan Ciuman

Jenet masuk ke kamar mandi yang luas itu lalu menaburkan bubuk ke dalam bathub yang sebelumnya ia isi air. Lalu meletakkan satu persatu alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk memandikan Niken. Setelah itu ia keluar dari kamar mandi untuk menjemput calon bintang di Flower Club besok malam. "Nona cantik, mari, " dengan dengan lembut membimbing Nike ke kamar mandi. Niken tak mau telanjang bulat di depan Jenet seperti tadi di terpaksa di depan madam Sonya. Makanya saat diminta berendam di bathub yang berbusa, ia perlahan menenggelamkan dirinya perlahan ke dalam busa, sambil mengangkat melepas daster dari tubuhnya. "Maaf ya cantik ..." ujar Jenet menyentuh rambut Niken yang digelung, lalu digerai jatuh pundak gadis yang tampak menurut itu. Lalu tanpa bersuara Jenet mulai menyemprotkan vitamin rambut sambil memijit kepala Niken. Lalu mulai melulur gadis itu dan memerisa kuku kaki dan tangan. Mencukur alis Niken supaya lebih berbentuk. Alis dicukur tak ada dalam kamus Niken. Tapi
Read more

Bab.8 Lelang Untuk Second Hand

Andre dan Yusril sudah duduk diantara para penikmat ranum gadis muda original. Ada tiga puluh peminat. "Banyak juga Bro, " bisik Andre. "Tenang ajah cek cashmu sebagai tanda jadi sudah di tangan Tante Sonya " bisik Yusril yang baru tahu jika para penjual perawan pun perlu jasa sutradara video juga. 'Kalau harga sudah cocok untuk apa acara lelang ini?" Andre gusar cek cash yang diserahkan bernilai seharga dua ratus juta untuk dua puluh empat jam bersama Niken. Itu pun masih harus nambah setengahnya lagi untuk membawa Niken besok. Belum lagi jaminan seratus juta. Untuk apa? "Jaminan untuk jaga jaga pengembalian tak tepat waktu. Macet di jalan itu bukan urusanku. Terlambat satu jam dari jadwal sewa dua puluh juta tambahannya, " ujar Madem Sonya begitu profesional cara menghitung bisnisnya. "Wow hebat juga tuh madam menegemennya, " Andre tertawa kecil. Bagi madam Sonya tawaran yang diberikan pada Andre adalah keuntungan baginya. Karena untuk booking dua puluh empat jam Niken telah di
Read more

Bab. 9 Rebutan Niken

"Non ..." Sumi terkejut saat ke kamar untuk menengok Niken, mungkin saja gadis yang harus diurus keperluannya itu membutuhkan dirinya. Sumi langsung keluar kamar. Kebetulan Irvan melintas. "Kelihatannya panik ada apa, Sum?" Irvan yang berkarakter lembut walau fisiknya laki laki itu mendekat. "Non di dalam Bang Irvan pinsan saat sholat, " "Ayo kita lihat ..," Irvan yang sudah tahu kasus Niken sangat ibah melihat gadis itu meringkuk. Berdua Sumi dibopongnya gadis itu ke kasur. "Apakah saya harus lapor Pada Ndoro Tuan?" Sumi cemas. "Tak usah, kamu buatkan saja dia teh manis hangat, lalu diminumkan kalau sudah siuman, " "Ya Bang Irvan saya ke dapur dulu, " segera Sumi keluar kamar. Irvan memandang Niken yang masih mengenakan mukena itu bagai orang terlelap. Sumi masuk ke kamar membawa secangkir teh yang dipesan Irvan. Saat itu Niken membuka mata. Terkejut saat menyadari dirinya terbaring. Cepat ia duduk dan kikuk saat menyadari ada laki laki di kamarnya. Niken menatap Irvan gug
Read more

Bab. 10 Pelanggan Perdana Lelaki Misterius

Gogon melapor pada Jodi dengan muka cemas."Kurir kita Yadi ketangkap,""Polisi?""Ya, pemakai sakaw dan ditangkap, dia nyanyi beli sama siapa, makanya ketangkap, ""Aku sudah bilang jangan main ketengan, bahaya, " sebenarnya Jodi tak sampai hati jika ada kurir tertangkap, "Hem antarkan uang pada keluarganya, jangan menyolok,"Mamang begitu permainannya. Kurir tertangkap, keluarganya dijamin secara diam diam. Si kurir tutup mulut. Begitu seterusnya. Atau keluarganya mati jika buka mulut.Itu peraturan Anggodo. Maka Jodi segera melapor pada Anggodo."Itu hanya kurir kecil dia nggak tahu kita. Manamungkin dia bisa menjangkau kita?" Anggodo terkesan tak perduli. Apa yang dikatakan Anggodo memang benar kurir kecil macam Yadi tak akan bisa tahu siapa yang ada di belakangnya. Kurir kecil tak akan bisa buka mulut. Kalau pun dia buka mulut paling yang kena adalah kurir lain yang telah memberinya order. Itu pun sudah dari tangan ke tangan. Memerlukan sekian tangga bagi mereka untuk mengetahui
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status