Home / Romansa / Primadonaku / 2. Kekaguman

Share

2. Kekaguman

Author: Rosida20
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bagi Niken hidup ini tujuannya untuk berbakti pada orang tuanya, berbuat baik pada sesamanya, sebelum Sang Pemilik kehidupan ini memanggilnya. Membiarkan orang tuanya dalam bahaya, apalagi sampai tiada adalah sebuah kedzaliman anak pada mereka yang telah membuatnya ada di dunia ini. Apa yang dilakukan ayahnya hanya sebuah keterpaksaan demi nyawa ibunya.

*

Jodi tercekat menatap Niken yang tersenyum santun saat dihadapkan padanya. Sungguh ia tak menyangkah jika Ferdi memiliki putri secantik dan seanggun gadis di hadapannya.

Dalam balutan busana panjang yang sopan, serta hijabnya, sungguh gadis yang berdiri di hadapannya itu bak mutiara yang berkilau. Bagai seorang bidadari yang turun dari khayangan.

"Assalamu'alaikum... " suara lembut Niken membuat Jodi tersadar pada keadaannya.

"Wa'alaikum salam .. " agak kaku Jodi membalas salam dari Niken. Sudah lama kata salam yang diucapkan Niken tak menyentuh gendang telinganya. Dan setelah sekian lama, baru kali ini mengucapkan salam sesuai keyakinannya.

"Saya Niken putri Ferdi datang menghadap dan mau menyerahkan diri pada Anda sebagai jaminan kebebasan ayah saya..." sebagai calon pendidik yang baru saja menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, tutur katanya teratur, dan sikapnya tampak tenang.

Jodi menelan liurnya saking kagumnya pada sosok anggun dan bersahaja di depannya. Sungguh ia merasa terhipnotis oleh keberadaan Niken.

Dan Niken sendiri hampir tak percaya jika lelaki yang memperdaya ayahnya tak berperawakan menyeramkan seperti dalam bayangannya. Tapi Jodi lelaki dewasa berbadan tegap dan memiliki paduan raut muka Indonesia dan timur tengah.

Jodi menatap lekat pada Niken yang masih berdiri. Tak sedikit pun rasa gentar terlihat di raut wajah gadis itu yang tenang dan santun itu.

"Sungguh engkau gadis pemberani masuk dalam tempat kekuasaanku. Sudah tahu akibat yang harus kau tanggung dengan menyerahkan dirimu untuk membebaskan orang tuamu?!" Suara Jodi tegas.

"Saya bertanggung jawab atas orang tua saya, asalkan ayah saya dibebaskan, karena di samping ayah ada ibu yang harus dijaga perasaannya. Saya ingin mereka hidup tenang di hari tuanya, " tenang dan tetap teratur tanpa emosi suara Niken.

"Wow hebat juga nih cewek ..." seru hati Jodi kagum pada sikap dan pendirian gadis di depannya.

"Baiklah kita sekarang mulai berhitung, " ujar Jodi duduk di kursi, "Silahkan duduk, " ujarnya, suaranya tetap tegas, padahal kalau mau mengikuti perasaannya, ia ingin melunakkan suaranya pada gadis lembut dan santun ini. Terlebih rasa salut dan kagum terselip dalam dirinya pada gadis yang menjadikan pahlawan bagi orang tuanya.

Ah kisah lama terulang lagi. Hanya beda versi dengan apa yang dialaminya dengan gadis ini. Tapi intinya sama sama memiliki rasa bertanggung . Walau dirinya pada akhirnya terjerumus dan sulit lepas dari kekuasaan orang yang telah memberinya pembelaan, dan memberinya kesempatan hidup. Walau ia yakin sejatinya hidup dan mati manusia ada pada Sang Penciptanya. Lalu haruskah menjadikan gadis pemberani ini seperti dirinya.

Jodi terhenyak.

Tanpa sadar menatap lekat pada Niken, hingga gadis itu segera menunduk.

Jodi berusaha untuk menghalau kebaperannya. Saat ini dirinya adalah penentu keputusan di depan gadis yang duduk dengan menundukkan kepalanya.

"Aku ingin dirimu memperkenalkan diri, "

Niken mengangkat kepalanya, mengangguk, "Saya Niken, lengkapnya Niken Kumala, umur dua puluh tiga tahun, menyelesaikan kuliah jurusan pendidikan guru, "

"Lengkap, cantik, dan pintar, " batin Jodi, dan yang terpenting berbakti pada orang tua.

"Cukup keteranganmu, lalu dalam bentuk apa tanggung jawabmu untuk membebaskan orang tuamu dari kami?!" Jodi lekat menelusuri wajah Niken yang dikiranya akan terkejut dengan pertanyaannya. Tapi ternyata gadis itu hanya tersenyum dengan kedua bola mata berpendar pasrah.

"Saya sudah memikirkan semuamya. Orang tua saya bisa hidup tenang adalah segalanya bagi saya sebagai anaknya. Karena belum bisa membalas budi baik mereka, maka saya memasrakan diri saya pada Anda sebagai bentuk pertukaran kebebasan mereka. Maka saya mohon bebaskan mereka, saya menyerahkan sepenuhnya diri saya pada Anda, Tuan, " walau ada gejolak yang menggelegak dalam batinnya, tapi Niken berhasil menekannya untuk kalah dengan ketenangan yang sebisa mungkin ia ciptakan.

"Kau berkata jujur?"

"Sepenuhnya?"

"Berani bertanggung jawab, jika ingkar?"

"Selama napas saya masih di kandung badan, InsyaAllah tidak ada lari dari tanggung jawab, " mengangguk Niken.

Jodi terdiam. Ia kagum pada Ferdi dan isterinya yang bisa menetrapkan pada putrinya sebuah sikap berani dan memiliki keterikatan yang begitu kuat pada orang tuanya.

Lagi lagi ia terbayang masa lalunya yang suram. Ibu yang diharapkan bisa bertahan hidup, nyatanya kembali pada Sang Maha Pencipta sesaat setelah ia bebaskan dari lelaki pemabok yang bernama Bapak tiri. Tapi semua sudah ia lakukan. Tak ada kata menyesal untuk menolong ibu yang melahirkannya.

Niken diam diam mengamati Jodi yang terpekur. Walau ada harapan untuk supaya lelaki itu berbelas kasih membebaskan dirinya, tapi ia juga pasrah jika lelaki itu memperdayakan dirinya.

"Kamu akan memberikan ganti apa jika ayahmu aku bebaskan?" Suara Jodi tak lagi setegas tadi walau tetap terkesan perintah dan dengan sikapnya dingin.

"Saya sudah menyerahkan diri sepenuhnya pada Anda, Tuan, bukan tugas saya untuk menentukann, walau ada satu permintaan bahwa saya jangan dijadikan kurir narkoba separti ayah .."

Jodi terkejut langsung menatap tajam pada Niken yang menghindar dari tatapan tajamnya itu. Ia acungi jempol keberaniannya itu.

"Baik kupikirkan dulu pekerjaan apa yang pantas yang bisa menghasilkan uang banyak selain jadi kurir narkoba,"

"Terserah Anda,"

"Hem setuju?" Jodi bertanya dengan tanpa ragu, walau hati kecilnya tak sampai hati jika menyerahkan gadis ini pada bosnya sebagai upeti.

"Jika kau kabur maka orang tuamu tiada, "

"Saya jamin saya konsukwen, " angguk Niken.

"Baiklah ayahmu aku bebaskan. Dan dia dan isterinya boleh pergi jauh dari sini, " ujar Jodi beberapa saat kemudian.

"Alhamdulillah, " Niken tersenyum tulus dan bahagia atas kebabasan orang tuanya, dan itu dapat dilihat oleh Jodi yang benci pada perasaannya sendiri karena mengagumi gadis sanderanya.

"Baiklah aku akan memikirkan bentuk apa tanggung jawab yang akan kau berikan pada kami. Yang jelas aku tak mungkin memintanya untuk jadi guru, dan bekerja jadi asisten rumah tangga, karena itu tak ada dalam pikiranku!" Jodi berdiri lalu berjalan meninggalkan Niken yang kini dapat bernapas legah karena ayahnya akan dibebaskan. Biarlah orang tuanya hidup tenang menghabiskan masa tua. Dimana pun tempat yang mereka pilih tak masalah.

Hapenya berdering, "Assalamu'alaikum Ayah, Ibu ..." di layar hapenya ada wajah ayah dan ibunya. Wajah keduanya dalam linangan air mata walau pun telah dibebaskan oleh Jodi. Terutama si ibu.

"Wa'alaikum salam, Nak, bagaimana keadaanmu, Nik?" Ibunya Niken menangis rasanya ingin menggantikan puterinya. Ia sangat cemas dan khawatir atas kenekatan putrinya.

"Ibu jangan cemaskan aku,.jika Ibu sayang aku ingin membahagiakan aku, ayo hidup yang tenang bersama Ayah. Itulah kebahagiaan Niken. Jangan cemaskan Niken, hati hati kalian berdua ." Dan sesungguhnyalah hati Niken sedih serta cemas berada jauh dari kedua orang tuanya. Terlebih dirinya berada di sarang pengedar narkoba.

Huh

Siapa yang tak akan gentar?

"Niken ... jangan korbankan dirimu jadi kurir seperti Ayah, Nak, "

"Ayah tenang, ya, Niken sudah nego dengan Tuan Jodi .."

"Benarlah, Nak?" Isteri Ferdi tampak legah, walau hatinya masih dirundung sedih, mau diapakan putrinya.

"Bu jaga kesehatan, jangan cemaskan Niken, ya, " sengaja Niken tak mau menunjukkan wajah sedih, "Ayah juga jaga kesehatan, percayalah Tuhan sudah memberi kita porsi untuk jalan hidup kita, bukan begitu yang Ayah bilang, dan Allah tak akan memberi cobaan diluar kemampuan kita, Ibu kan yang bilang begitu sejak aku kecil?"

Ayah dan ibu Niken mengangguk dengan air mata berlinang. Dan dari sudut ruangan sepasang mata mengintip.

"Bos terharu, ya?" Gogon mengagetkan Jodi yang kepergok mengintip, karena ia tak mau ketahuan anak buahnya jika kini hatinya sedang lemah.

Teringat dulu saat dirinya masihi kecil tak sanggup melihat ibunya setiap hari berurai air mata. Tapi apa daya dirinya hanya bocah delapan tahun saat itu. Kedua tangannya masih lemah tak mungkin bisa melawan ayah tirinya yang pemabok dan penjudi.

Related chapters

  • Primadonaku   3. Malam Berdarah Ibu dan Anak

    Jodi yang kecil mana kuat untuk memiting leher lelaki tinggi besar yang pangkatnya bapak tiri itu. Akhirnya hanya bisa menangis memeluk ibunya yang kerap menjadi tempat pelampiasan bapak tirinya yang pemabuk.Sekali waktu pernah ia menghadapi sabetan bambu di punggungnya dari bapak tirinya, hingga bajunya robek dan punggungnya berdarah.Saat itu Jodi pulang dari mengaji, dan saat itulah ia melihat ibunya ditendang oleh bapak tirinya hingga jatuh tengkurep ke lantai rumahnya yang berubin kasar. Selagi ibunya merintih dalam diam menahan sakit di dadanya yang beradu dengan lantai, dilihatnya bapak tirinya sudah siap untuk memukul ibunya dengan potongan bambu.Jodi reflek berlari ke ibunya. Ia tak rela jika ibunya menjadi sasaran pemukulan lelaki kejam itu. Ia peluk ibunya dengan kuat ia berikan punggungnya menjadi sasaran pemukulan bapak tirinya berkali kali."Jodi cepat pergi ...!!" Teriak ibunya panik."Aku sayang Ibu ..." Jodi masih memeluk erat ibunya yang berusaha untuk mendorongnya

  • Primadonaku   4. Terjebak Oleh Ayah Angkat

    Antara sadar dan pusing yang mendera ibunya Jodi meraih kayu yang tergeletak tak jauh darinya. Ia harus melindungi buah hatinya. Tak perduli pada nyawanya sendiri. Anaknya harus lepas dari bahaya. "Dayat jangan ...!!" Ibunya Jodi memekik dan sekuat tenaganya dihamtamkan kayu di tangannya ke punggung Dayat, hingga pisau yang seharusnya diayunkan Dayat ke tubuh kecil Jodi terlempar dan terpental kearah dirinya. Ibunya Jodi yang sudah lemah tak bisa menghindar dari pisau yang bagai terbang menancap di dada kirinya. Seketika perempuan itu roboh. ."Ibuuuu ...?!!!" Pekik Jodi histeris ingin merangkul ibunya. Tapi Dayat yang sudah kesetanan langsung mengangkat tubuh Jodi dan siap melemparkannya sekuat tenaga. "Matilah kau menyusul ayahmu!" Jodi terbanting ke tanah dan sebelum pingsan ia masih sempat melihat Dayat menarik pisau dari dada Ibunya lalu diarahkan ke dirinya. Saat ia terjaga dirinya sudah berada di dalam sebuah kamar. Jodi tahu itu bukan kamarnya yang hanya berdinding papa

  • Primadonaku   5. Sangsi Telah dijatuhkan pada Sang Gadis

    Niken menunduk di hadapan Anggodo. Lelaki enam puluh tahun itu menatapnya tajam. Sedangkan Jodi tak bersuara menunggu bentuk pertanggung jawaban apa yang aku diberikan pada Niken. "Ferdi ayahmu harusnya sudah mati di tangan algojoku. Karena siapa saja yang mundur dari usahaku ini hanya maut yang menjadi bagiannya!" Anggono bersuara tegas walau sudah tak muda lagi Niken pernah juga membaca dari beberapa berita kriminal narkoba. Bahwa kaki tangan bandar narkoba pantang untuk berhenti, atau mati. Apa pun alasannnya, tetap tak boleh mundur menjadi kaki tangan pengedar. Niken menggigil mendengarnya. "Ya Allah betapa kejamnya mereka yang telah dibutakan uang, hingga menghalalkan jalan haram. Tak tahukah pada dosa yang telah mereka kumpulkan itu?" Batinnya menangis betapa banyak sudah anak muda terjerumus oleh keserakahan mereka yang berotak licik itu? "Kau harusnya berterima kasih pada Jodi karena dia masih mau mengampuni ayahmu dan mau menerimamu sebagai gantinya!" Masih dengan tegas An

  • Primadonaku   Bab.6 Calon Ladang Berlian

    Baju yang diberikan pada Niken daster panjang untuk tidur. "Terima kasih, Mbak, " "Sama sama, Non ," Melewati malam pertama sangatlah tersiksa sebenarnya bagi Niken. Tapi demi orang tuanya ia harus tetap di kamarnya sampai tiba dijemput untuk dirudapaksa menghasilkan uang. Walau pun dirinya sadar akan dijual pada laki laki, tetap saja Niken tak berniat kabur. Hidup manusia di tangan Allah. Ia pasrah jika harus jadi pembela orang tuanya. Pekerjaan itu memang menjijikkan. Tapi harus dijalaninya. Ia sudah menyerahkan diri untuk pembebasan ayahnya. Kandas cita citanya untuk jadi pendidik. Karena besok ia akan menjadi pelacur. Akan digilir lelaki entah dari mana. * Ferdi dan isterinya masih berada diangkutan umum untuk meninggalkan tempat tinggalnya, sesuai dengan arahan Jodi untuk menghindari lawan bisnis mereka dulu. Tiba tiba saja Ferdi minta diturunkan. Isterinya nurut saja. "Kita berhenti di sini?" Norma menatap suaminya. Ferdi meletakkan koper di tepi jalan, di bawah se

  • Primadonaku    Bab.7 Demo dan Ciuman

    Jenet masuk ke kamar mandi yang luas itu lalu menaburkan bubuk ke dalam bathub yang sebelumnya ia isi air. Lalu meletakkan satu persatu alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk memandikan Niken. Setelah itu ia keluar dari kamar mandi untuk menjemput calon bintang di Flower Club besok malam. "Nona cantik, mari, " dengan dengan lembut membimbing Nike ke kamar mandi. Niken tak mau telanjang bulat di depan Jenet seperti tadi di terpaksa di depan madam Sonya. Makanya saat diminta berendam di bathub yang berbusa, ia perlahan menenggelamkan dirinya perlahan ke dalam busa, sambil mengangkat melepas daster dari tubuhnya. "Maaf ya cantik ..." ujar Jenet menyentuh rambut Niken yang digelung, lalu digerai jatuh pundak gadis yang tampak menurut itu. Lalu tanpa bersuara Jenet mulai menyemprotkan vitamin rambut sambil memijit kepala Niken. Lalu mulai melulur gadis itu dan memerisa kuku kaki dan tangan. Mencukur alis Niken supaya lebih berbentuk. Alis dicukur tak ada dalam kamus Niken. Tapi

  • Primadonaku   Bab.8 Lelang Untuk Second Hand

    Andre dan Yusril sudah duduk diantara para penikmat ranum gadis muda original. Ada tiga puluh peminat. "Banyak juga Bro, " bisik Andre. "Tenang ajah cek cashmu sebagai tanda jadi sudah di tangan Tante Sonya " bisik Yusril yang baru tahu jika para penjual perawan pun perlu jasa sutradara video juga. 'Kalau harga sudah cocok untuk apa acara lelang ini?" Andre gusar cek cash yang diserahkan bernilai seharga dua ratus juta untuk dua puluh empat jam bersama Niken. Itu pun masih harus nambah setengahnya lagi untuk membawa Niken besok. Belum lagi jaminan seratus juta. Untuk apa? "Jaminan untuk jaga jaga pengembalian tak tepat waktu. Macet di jalan itu bukan urusanku. Terlambat satu jam dari jadwal sewa dua puluh juta tambahannya, " ujar Madem Sonya begitu profesional cara menghitung bisnisnya. "Wow hebat juga tuh madam menegemennya, " Andre tertawa kecil. Bagi madam Sonya tawaran yang diberikan pada Andre adalah keuntungan baginya. Karena untuk booking dua puluh empat jam Niken telah di

  • Primadonaku   Bab. 9 Rebutan Niken

    "Non ..." Sumi terkejut saat ke kamar untuk menengok Niken, mungkin saja gadis yang harus diurus keperluannya itu membutuhkan dirinya. Sumi langsung keluar kamar. Kebetulan Irvan melintas. "Kelihatannya panik ada apa, Sum?" Irvan yang berkarakter lembut walau fisiknya laki laki itu mendekat. "Non di dalam Bang Irvan pinsan saat sholat, " "Ayo kita lihat ..," Irvan yang sudah tahu kasus Niken sangat ibah melihat gadis itu meringkuk. Berdua Sumi dibopongnya gadis itu ke kasur. "Apakah saya harus lapor Pada Ndoro Tuan?" Sumi cemas. "Tak usah, kamu buatkan saja dia teh manis hangat, lalu diminumkan kalau sudah siuman, " "Ya Bang Irvan saya ke dapur dulu, " segera Sumi keluar kamar. Irvan memandang Niken yang masih mengenakan mukena itu bagai orang terlelap. Sumi masuk ke kamar membawa secangkir teh yang dipesan Irvan. Saat itu Niken membuka mata. Terkejut saat menyadari dirinya terbaring. Cepat ia duduk dan kikuk saat menyadari ada laki laki di kamarnya. Niken menatap Irvan gug

  • Primadonaku   Bab. 10 Pelanggan Perdana Lelaki Misterius

    Gogon melapor pada Jodi dengan muka cemas."Kurir kita Yadi ketangkap,""Polisi?""Ya, pemakai sakaw dan ditangkap, dia nyanyi beli sama siapa, makanya ketangkap, ""Aku sudah bilang jangan main ketengan, bahaya, " sebenarnya Jodi tak sampai hati jika ada kurir tertangkap, "Hem antarkan uang pada keluarganya, jangan menyolok,"Mamang begitu permainannya. Kurir tertangkap, keluarganya dijamin secara diam diam. Si kurir tutup mulut. Begitu seterusnya. Atau keluarganya mati jika buka mulut.Itu peraturan Anggodo. Maka Jodi segera melapor pada Anggodo."Itu hanya kurir kecil dia nggak tahu kita. Manamungkin dia bisa menjangkau kita?" Anggodo terkesan tak perduli. Apa yang dikatakan Anggodo memang benar kurir kecil macam Yadi tak akan bisa tahu siapa yang ada di belakangnya. Kurir kecil tak akan bisa buka mulut. Kalau pun dia buka mulut paling yang kena adalah kurir lain yang telah memberinya order. Itu pun sudah dari tangan ke tangan. Memerlukan sekian tangga bagi mereka untuk mengetahui

Latest chapter

  • Primadonaku   Bab. 32 Demi Keselamatan Harus Menyamar

    Mr.Dedy sibuk memperhatikan dan mensortir semua foto pelamar. Hingga kemudian ia berhenti di foto Niken."Walau mempergunakan cadar tapi sinar matanya tetap mirip dengan Niken gadis yang sedang dalam pencarian." Gumam mr. Dedy sangat condong dengan Niken.Berulang kali fito Niken yang bercadar diperbesar lalu kedua sinar matanya ia cocokkan dengan foto yang diberikan Yusri.Ada bermacam foto Niken di mejanya. Foto saat Niken menjadi calon primadona dan berada dalam pelukan Andre. Lalu foto Niken yang sakit berada di rumah Andre. Saat di rumah Andre foto Niken dicetak dari rekaman CCTV. Walau gadis itu tampil polos tapi masih tampak cantik. Sinar mata di beberapa foto itu telah dikirim pada pakar telematika oleh mr. Dedy benarkah mereka sepasang mata yang sama, artinya milik satu orang.Yusril memberi kabar yang disampaikan oleh mt. Dedy pada Andre."Bro mudah mudahan detektif kita berhasil," "Serius?" Andre sangat antusias mendengar kemajuan yang dicapai detektif sewaan Yusril."Menu

  • Primadonaku   Bab. 31 Mendadak Melamar Asisten Rumah Tangga

    Mr. Dedy si pemasang iklan berharap Niken yang memiliki nama Bidadari Flower si calon primadona Fliower itu, akan datang melamar. Nsmun justru yang datang lain orang. Tak ada yang mirip dengan gambar Niken yang diberikan oleh Yusril."Ya Ampun aku baru ingat, manamungkin gadis itu melamar, kan nggal ada ijazah padanya?" Mr. Dedy bari menyadari jika Niken yang dijebak dan kabur itu tak mungkin sempat membawa data tentang dirinya. Jadi cara apa lagi yang bisa mengundang kehadiran gadis cantik itu?Semua pelamar diberi ganti ongkos atas kerugisn mereka sudah datang melamar pekerjaan yang sesungguhhya tidak ada.Puluhan pelamar telah diberi konpensasi. Sebenarnya tanpa ganti ongkos pun tak mengapa, toh sudah menjadi resiko bagi pencari kerja. Masalah ditolak dan diterima itu sudah biasa bagi pencari kerja.. Namun karena lowongan kerja yang dibuka murni untuk mendatangkan Niken, maka Mr. Dedy merasa telah membohongi pelamar lainnya. Maka itu ia bertindak bijaksana mengganti ongkos rugi pa

  • Primadonaku   Bab.30 Merindukan Mantan Calon Primadona

    Andre sangat gelisah. Bukan masalah pekerjaaj, buksn pula masalah rencana kedatangan Wina yang akan mengganggu ketenangannya. Gadis manja itu akan sangat meronrong hatinya. Bukan karena dia. Tapi gelisah resah itu dikarenakan keteledorannya tak bisa membaca situasi, sehingga primadona Flower itu menghilang kini.Bermula dari perasaan suka dan tergoda akan gadis itu saat menjadi pasangan di video promo, lalu ingin membooking sekaligus menikahinya. Gagal rebutan dengan pelanggan lain, dan hatinya sudah patah. Bahkan saat gadis itu minta perlindungannya karena secara tak sengaja berada di garasi mobilnya, justru ia jijik karena mengira si primadona sudah ternoda. Sudah habis dibantai di tempat tidur oleh pelanggan yang membooking keperawanan primadona flower.Kini setelah tahu gadis itu diburu dan dalam bahaya jika tertangkap, hatinya gusar merasa bersalah saat perempuam itu berada di rumahnya justru ia enggan menemuinya."Gila aku kok pingin banget ya gadis itu ketemu,"Untuk mengobati

  • Primadonaku   Bab 29 Merindukan Anak Belahan Jiwa

    Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu."Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,""Soraya," "Ya, Bu,""Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya."Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu. "Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya."Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken."Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu."Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca

  • Primadonaku   Bab. 28 Mengikuti Mata Mata

    Jodi menatap Irvan, "Mereka ditugasi mencarimu,"Irvan terkejut."Abang nggak aman,"Irvan terdiam. Tak menyangkah tusn besarnya tega untuk menghabisinya. "Apa Bos tahu Niken bersamaku?"Harun masih cari tahu. Tapi untuk amannya Bang Irvan tak perlu muncul.""Buron?!""Apaboleh buat," Irvan terdiam. Ia merasa ajalnya akan tiba."Umur manusia di tangan Tuhan," lirih suara Jodi,"Tapi kita perlu waspada,""Ya," angguk Irvan."Abang tahu nggak masalah penyerangku yang menembak Jojo?" Irvan memandang Jodi."Dari jenis peluru di tubuh Jojo setelah kuperiksa adalah jenis peluruh ayah angkat," yang dimaksud ayah angkat oleh Jodi adalah Anggoda."Jad" Irvan berdebar,""Ayah angkatku peka, dia tahu jika aku ingin menyudahi pekerjaan ini,""Bos akan mrmbunuhmu?" Irvan semakin bergidik."Aku yakin, ya," angguk Jodi, "Aku juga yakin kalau mereka yang menyerangku itu adalah dua ex Elang,"Irvan tercekat. Bagaimana mungkin bosnya yang tampak begitu perhatian pada Jodi akan menghabisi lelaki yang se

  • Primadonaku   Bab 27 Tertolong Tapi Dalam Bahaya

    Basir yang mendorong gerobak menghentikannya tampa berani memberitahukan pada Irvan yang terbaring di bawah tumpukan rumput basah dan potongan kayu bakar serta seekor kambing yang diikat di dalam gerobak.Jamal tegang khawatir dua lelaki yang mendekat itu adalah orang yang menganiaya Irvan.mbeek ...Kambing mengembek lalu kencing.Irvan yang tak berani bergerak walau badannya terkena pancuran air kencing kambing, berharap Umar yang ditugasi Jodi dengan menyamar mengawasi dari sekitar segers menghubungi Jodi.Umar memang langsung menghubungi Jodi saat melihat Beni dan seorang anak buahnya bergegas mendekat ke gerobak."Bos siap siap mendekat ada bahaya," ujarnya."Siap," segera Jodi mengajak Harun untuk menyelinap ke jalanan yang kanan kirinya semak belukar untuk memberi pertolongan pada Irvan.Namun Umar yang menyamar sebagai juragan kambing langsung mendekat. Ia yakin Beni tak akan mengenali penampilannya sekarang. Topi lebar pakai kacamata hitam serta masker, tak lupa berjaket serta

  • Primadonaku   Bab. 26 Membawa Irvan Pergi

    Demi bisa meminjam handphone untuk bisa menolong Irvan, maka Basir mendekati Saroh. Tenru saja gadis yang baru tumbuh itu sangat senang melihat Basir tersenyum simpul.Segera ia mengajak Basir untuk nonton sinetron dari layar hapenya."Kak Basir sku punya hape dibelii Bapak, nonton yuk?" dengan gaya genit yang sebenarnya tak disukai oleh Basir maka Saroh mendekat."Oh ya, hapenya bagus, ya?" Basir tersenyum."Lihat deh, Bang," dengan senang hati Saroh mengulurkan handphone di tangannya yang sedang tatang sebuah sinetron pada Basir.Basir menerima handphone dari tangan Saroh."Kalau Kak Basir yang pinjem boleh, tapi kalau Rais aku nggak suka, dia kan orangnya jail!" Saroh memang menyukai Basir, bahkan bisa dibilang ia cinta monyet pada Basir. Sedangkan Basir hanya menganggap teman. Beda dengan Rais teman sepermainan Basir dan Saroh, pemuda berumur lebih tua satu tahun dari Basir itu jatuh hati pada Saroh. Hanya gadis kecil itu tak merespon."Oh ya bagus ya handphonemu, Saroh," sebenarn

  • Primadonaku   Bsb. 25 Mencari Primadona Flower

    Tentang kasus menghilangnya Niken yang sudah dipastikan menjadi primadona Flower diam diam menyebar dalam lingkungan bidadari of Flowersnya Madrm Sonya. Yang dimaksud bidadari Flower adalah para gadis cantik dan seksi yang sudah melalui pelatihan oleh madem Sonya, bagaimana caranya memikat kaum lelaki yang haus birahi. Bsndot bandot tua yang sudah tak puas lagi dengsn istri mereka, yang sudah pulihan tahun mwngorbankan kemolekan tubuhnya, yang kini sudah mengendorbdimakan usia.Mereka mendengar, tapi tak berani berkomentar. Jika ada yang memberikan ucapan iri atau apalah tentang keistimewaan penawaran, serta harga fantastik Niken, maka bukan hanya dipecat, tapi kaki tangan maddm Sonya akan menyeregnya dalam derita. Jika dirinya yang tak didapat, maka keluarganya yang akan jadi sasaran.Karena sebelum mereka diterima dan diterjjunkan sebagai gadis liar, mereka sudah mendatangani kontrak. Mereka sudah mengadakan perjanjian untuk setia dan menerima seluruh kejadian di dalam wilayah Flowe

  • Primadonaku   Bab.24 Bos Pengkhianat

    Jodi terkejut saat type dan kode peluru yang menembus dada Jojo sama persis dengan peluru milik Anggodo.Tak perlu ditanyakan. Sebaiknya pura pura tak tahu saja. Sasaran jelas dirinya.Dengan demikian ia tahu persis bahwa barang yang mereka kawal itu tak hilang. Atau untuk menjaga jaga bisa saja palsu."Kita harus hati hati. Bos besar mengincar kita,"Gogon ysng baru keluar dari rumah sakit terperangah. Begitu juga dengan Harun dan Umar saling tatap."Sasarannya jelas aku,""Oh," Gogon yang selalu menjadi tangan kanan Jodi cemas."Lalu kira kira siapa Bos dua lelaki bertopeng itu yang menyerang kita?" Harun menatap Jodi."Ya Bos bisa mengira ngira?" Umar tegang.Jodi menghela napas panjang."Aku tak tahu pasti tapi bisa jadi dua orang pembunuh Ferdy ayah Niken,""Orangnya Elang?" Gogon ingin tahu."Ek Elang, karena mereka sudah dipecat. Kemungkinan besar mereka,""Berarti yang i mereka membunuh Ferdi atas suruhan Bos Besar?!" Gogon terkejut tak menyangkah, bukankah Ferdi sudah digantik

DMCA.com Protection Status