Jodi yang kecil mana kuat untuk memiting leher lelaki tinggi besar yang pangkatnya bapak tiri itu. Akhirnya hanya bisa menangis memeluk ibunya yang kerap menjadi tempat pelampiasan bapak tirinya yang pemabuk.Sekali waktu pernah ia menghadapi sabetan bambu di punggungnya dari bapak tirinya, hingga bajunya robek dan punggungnya berdarah.Saat itu Jodi pulang dari mengaji, dan saat itulah ia melihat ibunya ditendang oleh bapak tirinya hingga jatuh tengkurep ke lantai rumahnya yang berubin kasar. Selagi ibunya merintih dalam diam menahan sakit di dadanya yang beradu dengan lantai, dilihatnya bapak tirinya sudah siap untuk memukul ibunya dengan potongan bambu.Jodi reflek berlari ke ibunya. Ia tak rela jika ibunya menjadi sasaran pemukulan lelaki kejam itu. Ia peluk ibunya dengan kuat ia berikan punggungnya menjadi sasaran pemukulan bapak tirinya berkali kali."Jodi cepat pergi ...!!" Teriak ibunya panik."Aku sayang Ibu ..." Jodi masih memeluk erat ibunya yang berusaha untuk mendorongnya
Antara sadar dan pusing yang mendera ibunya Jodi meraih kayu yang tergeletak tak jauh darinya. Ia harus melindungi buah hatinya. Tak perduli pada nyawanya sendiri. Anaknya harus lepas dari bahaya. "Dayat jangan ...!!" Ibunya Jodi memekik dan sekuat tenaganya dihamtamkan kayu di tangannya ke punggung Dayat, hingga pisau yang seharusnya diayunkan Dayat ke tubuh kecil Jodi terlempar dan terpental kearah dirinya. Ibunya Jodi yang sudah lemah tak bisa menghindar dari pisau yang bagai terbang menancap di dada kirinya. Seketika perempuan itu roboh. ."Ibuuuu ...?!!!" Pekik Jodi histeris ingin merangkul ibunya. Tapi Dayat yang sudah kesetanan langsung mengangkat tubuh Jodi dan siap melemparkannya sekuat tenaga. "Matilah kau menyusul ayahmu!" Jodi terbanting ke tanah dan sebelum pingsan ia masih sempat melihat Dayat menarik pisau dari dada Ibunya lalu diarahkan ke dirinya. Saat ia terjaga dirinya sudah berada di dalam sebuah kamar. Jodi tahu itu bukan kamarnya yang hanya berdinding papa
Niken menunduk di hadapan Anggodo. Lelaki enam puluh tahun itu menatapnya tajam. Sedangkan Jodi tak bersuara menunggu bentuk pertanggung jawaban apa yang aku diberikan pada Niken. "Ferdi ayahmu harusnya sudah mati di tangan algojoku. Karena siapa saja yang mundur dari usahaku ini hanya maut yang menjadi bagiannya!" Anggono bersuara tegas walau sudah tak muda lagi Niken pernah juga membaca dari beberapa berita kriminal narkoba. Bahwa kaki tangan bandar narkoba pantang untuk berhenti, atau mati. Apa pun alasannnya, tetap tak boleh mundur menjadi kaki tangan pengedar. Niken menggigil mendengarnya. "Ya Allah betapa kejamnya mereka yang telah dibutakan uang, hingga menghalalkan jalan haram. Tak tahukah pada dosa yang telah mereka kumpulkan itu?" Batinnya menangis betapa banyak sudah anak muda terjerumus oleh keserakahan mereka yang berotak licik itu? "Kau harusnya berterima kasih pada Jodi karena dia masih mau mengampuni ayahmu dan mau menerimamu sebagai gantinya!" Masih dengan tegas An
Baju yang diberikan pada Niken daster panjang untuk tidur. "Terima kasih, Mbak, " "Sama sama, Non ," Melewati malam pertama sangatlah tersiksa sebenarnya bagi Niken. Tapi demi orang tuanya ia harus tetap di kamarnya sampai tiba dijemput untuk dirudapaksa menghasilkan uang. Walau pun dirinya sadar akan dijual pada laki laki, tetap saja Niken tak berniat kabur. Hidup manusia di tangan Allah. Ia pasrah jika harus jadi pembela orang tuanya. Pekerjaan itu memang menjijikkan. Tapi harus dijalaninya. Ia sudah menyerahkan diri untuk pembebasan ayahnya. Kandas cita citanya untuk jadi pendidik. Karena besok ia akan menjadi pelacur. Akan digilir lelaki entah dari mana. * Ferdi dan isterinya masih berada diangkutan umum untuk meninggalkan tempat tinggalnya, sesuai dengan arahan Jodi untuk menghindari lawan bisnis mereka dulu. Tiba tiba saja Ferdi minta diturunkan. Isterinya nurut saja. "Kita berhenti di sini?" Norma menatap suaminya. Ferdi meletakkan koper di tepi jalan, di bawah se
Jenet masuk ke kamar mandi yang luas itu lalu menaburkan bubuk ke dalam bathub yang sebelumnya ia isi air. Lalu meletakkan satu persatu alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk memandikan Niken. Setelah itu ia keluar dari kamar mandi untuk menjemput calon bintang di Flower Club besok malam. "Nona cantik, mari, " dengan dengan lembut membimbing Nike ke kamar mandi. Niken tak mau telanjang bulat di depan Jenet seperti tadi di terpaksa di depan madam Sonya. Makanya saat diminta berendam di bathub yang berbusa, ia perlahan menenggelamkan dirinya perlahan ke dalam busa, sambil mengangkat melepas daster dari tubuhnya. "Maaf ya cantik ..." ujar Jenet menyentuh rambut Niken yang digelung, lalu digerai jatuh pundak gadis yang tampak menurut itu. Lalu tanpa bersuara Jenet mulai menyemprotkan vitamin rambut sambil memijit kepala Niken. Lalu mulai melulur gadis itu dan memerisa kuku kaki dan tangan. Mencukur alis Niken supaya lebih berbentuk. Alis dicukur tak ada dalam kamus Niken. Tapi
Andre dan Yusril sudah duduk diantara para penikmat ranum gadis muda original. Ada tiga puluh peminat. "Banyak juga Bro, " bisik Andre. "Tenang ajah cek cashmu sebagai tanda jadi sudah di tangan Tante Sonya " bisik Yusril yang baru tahu jika para penjual perawan pun perlu jasa sutradara video juga. 'Kalau harga sudah cocok untuk apa acara lelang ini?" Andre gusar cek cash yang diserahkan bernilai seharga dua ratus juta untuk dua puluh empat jam bersama Niken. Itu pun masih harus nambah setengahnya lagi untuk membawa Niken besok. Belum lagi jaminan seratus juta. Untuk apa? "Jaminan untuk jaga jaga pengembalian tak tepat waktu. Macet di jalan itu bukan urusanku. Terlambat satu jam dari jadwal sewa dua puluh juta tambahannya, " ujar Madem Sonya begitu profesional cara menghitung bisnisnya. "Wow hebat juga tuh madam menegemennya, " Andre tertawa kecil. Bagi madam Sonya tawaran yang diberikan pada Andre adalah keuntungan baginya. Karena untuk booking dua puluh empat jam Niken telah di
"Non ..." Sumi terkejut saat ke kamar untuk menengok Niken, mungkin saja gadis yang harus diurus keperluannya itu membutuhkan dirinya. Sumi langsung keluar kamar. Kebetulan Irvan melintas. "Kelihatannya panik ada apa, Sum?" Irvan yang berkarakter lembut walau fisiknya laki laki itu mendekat. "Non di dalam Bang Irvan pinsan saat sholat, " "Ayo kita lihat ..," Irvan yang sudah tahu kasus Niken sangat ibah melihat gadis itu meringkuk. Berdua Sumi dibopongnya gadis itu ke kasur. "Apakah saya harus lapor Pada Ndoro Tuan?" Sumi cemas. "Tak usah, kamu buatkan saja dia teh manis hangat, lalu diminumkan kalau sudah siuman, " "Ya Bang Irvan saya ke dapur dulu, " segera Sumi keluar kamar. Irvan memandang Niken yang masih mengenakan mukena itu bagai orang terlelap. Sumi masuk ke kamar membawa secangkir teh yang dipesan Irvan. Saat itu Niken membuka mata. Terkejut saat menyadari dirinya terbaring. Cepat ia duduk dan kikuk saat menyadari ada laki laki di kamarnya. Niken menatap Irvan gug
Gogon melapor pada Jodi dengan muka cemas."Kurir kita Yadi ketangkap,""Polisi?""Ya, pemakai sakaw dan ditangkap, dia nyanyi beli sama siapa, makanya ketangkap, ""Aku sudah bilang jangan main ketengan, bahaya, " sebenarnya Jodi tak sampai hati jika ada kurir tertangkap, "Hem antarkan uang pada keluarganya, jangan menyolok,"Mamang begitu permainannya. Kurir tertangkap, keluarganya dijamin secara diam diam. Si kurir tutup mulut. Begitu seterusnya. Atau keluarganya mati jika buka mulut.Itu peraturan Anggodo. Maka Jodi segera melapor pada Anggodo."Itu hanya kurir kecil dia nggak tahu kita. Manamungkin dia bisa menjangkau kita?" Anggodo terkesan tak perduli. Apa yang dikatakan Anggodo memang benar kurir kecil macam Yadi tak akan bisa tahu siapa yang ada di belakangnya. Kurir kecil tak akan bisa buka mulut. Kalau pun dia buka mulut paling yang kena adalah kurir lain yang telah memberinya order. Itu pun sudah dari tangan ke tangan. Memerlukan sekian tangga bagi mereka untuk mengetahui
Mr.Dedy sibuk memperhatikan dan mensortir semua foto pelamar. Hingga kemudian ia berhenti di foto Niken."Walau mempergunakan cadar tapi sinar matanya tetap mirip dengan Niken gadis yang sedang dalam pencarian." Gumam mr. Dedy sangat condong dengan Niken.Berulang kali fito Niken yang bercadar diperbesar lalu kedua sinar matanya ia cocokkan dengan foto yang diberikan Yusri.Ada bermacam foto Niken di mejanya. Foto saat Niken menjadi calon primadona dan berada dalam pelukan Andre. Lalu foto Niken yang sakit berada di rumah Andre. Saat di rumah Andre foto Niken dicetak dari rekaman CCTV. Walau gadis itu tampil polos tapi masih tampak cantik. Sinar mata di beberapa foto itu telah dikirim pada pakar telematika oleh mr. Dedy benarkah mereka sepasang mata yang sama, artinya milik satu orang.Yusril memberi kabar yang disampaikan oleh mt. Dedy pada Andre."Bro mudah mudahan detektif kita berhasil," "Serius?" Andre sangat antusias mendengar kemajuan yang dicapai detektif sewaan Yusril."Menu
Mr. Dedy si pemasang iklan berharap Niken yang memiliki nama Bidadari Flower si calon primadona Fliower itu, akan datang melamar. Nsmun justru yang datang lain orang. Tak ada yang mirip dengan gambar Niken yang diberikan oleh Yusril."Ya Ampun aku baru ingat, manamungkin gadis itu melamar, kan nggal ada ijazah padanya?" Mr. Dedy bari menyadari jika Niken yang dijebak dan kabur itu tak mungkin sempat membawa data tentang dirinya. Jadi cara apa lagi yang bisa mengundang kehadiran gadis cantik itu?Semua pelamar diberi ganti ongkos atas kerugisn mereka sudah datang melamar pekerjaan yang sesungguhhya tidak ada.Puluhan pelamar telah diberi konpensasi. Sebenarnya tanpa ganti ongkos pun tak mengapa, toh sudah menjadi resiko bagi pencari kerja. Masalah ditolak dan diterima itu sudah biasa bagi pencari kerja.. Namun karena lowongan kerja yang dibuka murni untuk mendatangkan Niken, maka Mr. Dedy merasa telah membohongi pelamar lainnya. Maka itu ia bertindak bijaksana mengganti ongkos rugi pa
Andre sangat gelisah. Bukan masalah pekerjaaj, buksn pula masalah rencana kedatangan Wina yang akan mengganggu ketenangannya. Gadis manja itu akan sangat meronrong hatinya. Bukan karena dia. Tapi gelisah resah itu dikarenakan keteledorannya tak bisa membaca situasi, sehingga primadona Flower itu menghilang kini.Bermula dari perasaan suka dan tergoda akan gadis itu saat menjadi pasangan di video promo, lalu ingin membooking sekaligus menikahinya. Gagal rebutan dengan pelanggan lain, dan hatinya sudah patah. Bahkan saat gadis itu minta perlindungannya karena secara tak sengaja berada di garasi mobilnya, justru ia jijik karena mengira si primadona sudah ternoda. Sudah habis dibantai di tempat tidur oleh pelanggan yang membooking keperawanan primadona flower.Kini setelah tahu gadis itu diburu dan dalam bahaya jika tertangkap, hatinya gusar merasa bersalah saat perempuam itu berada di rumahnya justru ia enggan menemuinya."Gila aku kok pingin banget ya gadis itu ketemu,"Untuk mengobati
Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu."Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,""Soraya," "Ya, Bu,""Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya."Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu. "Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya."Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken."Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu."Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca
Jodi menatap Irvan, "Mereka ditugasi mencarimu,"Irvan terkejut."Abang nggak aman,"Irvan terdiam. Tak menyangkah tusn besarnya tega untuk menghabisinya. "Apa Bos tahu Niken bersamaku?"Harun masih cari tahu. Tapi untuk amannya Bang Irvan tak perlu muncul.""Buron?!""Apaboleh buat," Irvan terdiam. Ia merasa ajalnya akan tiba."Umur manusia di tangan Tuhan," lirih suara Jodi,"Tapi kita perlu waspada,""Ya," angguk Irvan."Abang tahu nggak masalah penyerangku yang menembak Jojo?" Irvan memandang Jodi."Dari jenis peluru di tubuh Jojo setelah kuperiksa adalah jenis peluruh ayah angkat," yang dimaksud ayah angkat oleh Jodi adalah Anggoda."Jad" Irvan berdebar,""Ayah angkatku peka, dia tahu jika aku ingin menyudahi pekerjaan ini,""Bos akan mrmbunuhmu?" Irvan semakin bergidik."Aku yakin, ya," angguk Jodi, "Aku juga yakin kalau mereka yang menyerangku itu adalah dua ex Elang,"Irvan tercekat. Bagaimana mungkin bosnya yang tampak begitu perhatian pada Jodi akan menghabisi lelaki yang se
Basir yang mendorong gerobak menghentikannya tampa berani memberitahukan pada Irvan yang terbaring di bawah tumpukan rumput basah dan potongan kayu bakar serta seekor kambing yang diikat di dalam gerobak.Jamal tegang khawatir dua lelaki yang mendekat itu adalah orang yang menganiaya Irvan.mbeek ...Kambing mengembek lalu kencing.Irvan yang tak berani bergerak walau badannya terkena pancuran air kencing kambing, berharap Umar yang ditugasi Jodi dengan menyamar mengawasi dari sekitar segers menghubungi Jodi.Umar memang langsung menghubungi Jodi saat melihat Beni dan seorang anak buahnya bergegas mendekat ke gerobak."Bos siap siap mendekat ada bahaya," ujarnya."Siap," segera Jodi mengajak Harun untuk menyelinap ke jalanan yang kanan kirinya semak belukar untuk memberi pertolongan pada Irvan.Namun Umar yang menyamar sebagai juragan kambing langsung mendekat. Ia yakin Beni tak akan mengenali penampilannya sekarang. Topi lebar pakai kacamata hitam serta masker, tak lupa berjaket serta
Demi bisa meminjam handphone untuk bisa menolong Irvan, maka Basir mendekati Saroh. Tenru saja gadis yang baru tumbuh itu sangat senang melihat Basir tersenyum simpul.Segera ia mengajak Basir untuk nonton sinetron dari layar hapenya."Kak Basir sku punya hape dibelii Bapak, nonton yuk?" dengan gaya genit yang sebenarnya tak disukai oleh Basir maka Saroh mendekat."Oh ya, hapenya bagus, ya?" Basir tersenyum."Lihat deh, Bang," dengan senang hati Saroh mengulurkan handphone di tangannya yang sedang tatang sebuah sinetron pada Basir.Basir menerima handphone dari tangan Saroh."Kalau Kak Basir yang pinjem boleh, tapi kalau Rais aku nggak suka, dia kan orangnya jail!" Saroh memang menyukai Basir, bahkan bisa dibilang ia cinta monyet pada Basir. Sedangkan Basir hanya menganggap teman. Beda dengan Rais teman sepermainan Basir dan Saroh, pemuda berumur lebih tua satu tahun dari Basir itu jatuh hati pada Saroh. Hanya gadis kecil itu tak merespon."Oh ya bagus ya handphonemu, Saroh," sebenarn
Tentang kasus menghilangnya Niken yang sudah dipastikan menjadi primadona Flower diam diam menyebar dalam lingkungan bidadari of Flowersnya Madrm Sonya. Yang dimaksud bidadari Flower adalah para gadis cantik dan seksi yang sudah melalui pelatihan oleh madem Sonya, bagaimana caranya memikat kaum lelaki yang haus birahi. Bsndot bandot tua yang sudah tak puas lagi dengsn istri mereka, yang sudah pulihan tahun mwngorbankan kemolekan tubuhnya, yang kini sudah mengendorbdimakan usia.Mereka mendengar, tapi tak berani berkomentar. Jika ada yang memberikan ucapan iri atau apalah tentang keistimewaan penawaran, serta harga fantastik Niken, maka bukan hanya dipecat, tapi kaki tangan maddm Sonya akan menyeregnya dalam derita. Jika dirinya yang tak didapat, maka keluarganya yang akan jadi sasaran.Karena sebelum mereka diterima dan diterjjunkan sebagai gadis liar, mereka sudah mendatangani kontrak. Mereka sudah mengadakan perjanjian untuk setia dan menerima seluruh kejadian di dalam wilayah Flowe
Jodi terkejut saat type dan kode peluru yang menembus dada Jojo sama persis dengan peluru milik Anggodo.Tak perlu ditanyakan. Sebaiknya pura pura tak tahu saja. Sasaran jelas dirinya.Dengan demikian ia tahu persis bahwa barang yang mereka kawal itu tak hilang. Atau untuk menjaga jaga bisa saja palsu."Kita harus hati hati. Bos besar mengincar kita,"Gogon ysng baru keluar dari rumah sakit terperangah. Begitu juga dengan Harun dan Umar saling tatap."Sasarannya jelas aku,""Oh," Gogon yang selalu menjadi tangan kanan Jodi cemas."Lalu kira kira siapa Bos dua lelaki bertopeng itu yang menyerang kita?" Harun menatap Jodi."Ya Bos bisa mengira ngira?" Umar tegang.Jodi menghela napas panjang."Aku tak tahu pasti tapi bisa jadi dua orang pembunuh Ferdy ayah Niken,""Orangnya Elang?" Gogon ingin tahu."Ek Elang, karena mereka sudah dipecat. Kemungkinan besar mereka,""Berarti yang i mereka membunuh Ferdi atas suruhan Bos Besar?!" Gogon terkejut tak menyangkah, bukankah Ferdi sudah digantik