"Non ..." Sumi terkejut saat ke kamar untuk menengok Niken, mungkin saja gadis yang harus diurus keperluannya itu membutuhkan dirinya. Sumi langsung keluar kamar. Kebetulan Irvan melintas. "Kelihatannya panik ada apa, Sum?" Irvan yang berkarakter lembut walau fisiknya laki laki itu mendekat. "Non di dalam Bang Irvan pinsan saat sholat, " "Ayo kita lihat ..," Irvan yang sudah tahu kasus Niken sangat ibah melihat gadis itu meringkuk. Berdua Sumi dibopongnya gadis itu ke kasur. "Apakah saya harus lapor Pada Ndoro Tuan?" Sumi cemas. "Tak usah, kamu buatkan saja dia teh manis hangat, lalu diminumkan kalau sudah siuman, " "Ya Bang Irvan saya ke dapur dulu, " segera Sumi keluar kamar. Irvan memandang Niken yang masih mengenakan mukena itu bagai orang terlelap. Sumi masuk ke kamar membawa secangkir teh yang dipesan Irvan. Saat itu Niken membuka mata. Terkejut saat menyadari dirinya terbaring. Cepat ia duduk dan kikuk saat menyadari ada laki laki di kamarnya. Niken menatap Irvan gug
Gogon melapor pada Jodi dengan muka cemas."Kurir kita Yadi ketangkap,""Polisi?""Ya, pemakai sakaw dan ditangkap, dia nyanyi beli sama siapa, makanya ketangkap, ""Aku sudah bilang jangan main ketengan, bahaya, " sebenarnya Jodi tak sampai hati jika ada kurir tertangkap, "Hem antarkan uang pada keluarganya, jangan menyolok,"Mamang begitu permainannya. Kurir tertangkap, keluarganya dijamin secara diam diam. Si kurir tutup mulut. Begitu seterusnya. Atau keluarganya mati jika buka mulut.Itu peraturan Anggodo. Maka Jodi segera melapor pada Anggodo."Itu hanya kurir kecil dia nggak tahu kita. Manamungkin dia bisa menjangkau kita?" Anggodo terkesan tak perduli. Apa yang dikatakan Anggodo memang benar kurir kecil macam Yadi tak akan bisa tahu siapa yang ada di belakangnya. Kurir kecil tak akan bisa buka mulut. Kalau pun dia buka mulut paling yang kena adalah kurir lain yang telah memberinya order. Itu pun sudah dari tangan ke tangan. Memerlukan sekian tangga bagi mereka untuk mengetahui
Lelaki itu memang jodi yang menggelontorkan uang lima ratus juta untuk mengambil Niken dari madem Sonya. Mematakan hasrat dan keinginan Andre. Madem Sonya yang mata duitan itu tanpa curiga mengembalikan cek milik Andre. Ia tak menyadari jika tambang mas yang berebut peminat itu tak akan kembali lagi ke Flower. Tak akan pernah mendatangkanuang. Baik untuk madem Sonya mau pun Anggodo. Keributan baru pasti akan diantara mereka. Jodi menyalakan lampu. Dan kini Niken menatapnya dengan mata melebar. Namun gadis itu tak bersuara. Karena siapa pun pelanggannya sudah tak lagi penting baginya. Dan lebih terkejut llagi saat lelaki misterius yang sejak awal menerima dirinya,membuka jaket hoodienya, serta menanggalkan masker dan kacamata hitamnya. Niken masih terbelalak dengan tubuh bergidik memandang lelaki misterius tadi yang tak lain adalah Irvan.
Andre rupanya kecewa dengan keputusan sepihak madem Sonya yang mengirim Niken ke pembali lainnya. "Aku ingin gadis itu ...!" Andre kesal Yusril menjauhkan botol minuman dari jangkauan tangan Andre. Separuh hatinya senang Andre tak jadi menyewa Niken walau gadis itu akan dinikahinya terlebih dulu sebelum melewatkan bulan madu. Toh itu sama saja dengan mempermaikan pernikahan secara agama. Karena setelah itu madem Sonya tak mungkin membiarkan gadis dagangannya tinggal bersama Andre. Jadi pernikahan sesaat memang tak patut dilakukan, jika hanya bertujuan untuk meniduri perempuan yang telah dibayarnya. Walau Andre mengatakan akan tetap bersama Niken. Itu hal yang mustahii. Andre lelaki muda mapan. Tapi selalu taat pada larangan Tuhannya. Tapi kali ini ia sudah lupa diri minum dan mabuk. Hal yang pertama kali dilakukannya. Saat sahabatnya itu tersadar pagi hari Yusril langsung mendekat. "Bagaimana perasaanmu sekarang?" "Pusing, " jawaban pendek Andre. "Mandilah kamu semalam min
Norma kesal tak bisa untuk ziarah ke makam suaminya dengan keadaannya yang diawasi begini. "Memangnya apa salahku hingga aku tak boleh keluar rumah?!' "Ibu tak bersalah, tapi demi keselamatan jiwa Ibu!" Tiba tiba Jodi muncul di pintu. "Siapa Anda?!' Norma terkejut menatap Jodi. "Saya Jodi ..." Norma terkejut mundur ke belakang beberapa langkah. Ia kenal nama itu adalah nama yang memerintah membawa Ferdi almarhum suaminya. Nanar ditatapnya Jodi yang berdiri tenang di tempatnya. "Berarti Niken ada pada Anda, sekarang mau apa lagi masih kurang makanya menyanderaku tak perduli suamiku dibunuh lawan kelompok kalian ...?!!' Norma dengan emosi menunjuk Jodi. Jodi masih diam dan menunjukkan sikap yang tenang dan santun. Norma terkejut akan sikap yang ditunjukkan Jodi. Ia menatap Jodi tak berkedip. Pada akhirnya ia mengira Jodi hanya pura pura sopan. "Aku harus waspada dengan laki laki kejam ini ...!" Sergah batinnya. "Ibu saya bukan orang yang harus Ibu takuti. Penjemputan Pak Fer
Jodi menyodorkan segumpal ratusan ribu, "Oke, " setelah itu Jodi meminta kedua lelaki itu meninggalkannya. Segera setelah mereka pergi Jodi memacu kembali mobilnya ke apartemen dimana ia meninggalkan Niken. "Bang Irvan kau ternyata muka dua ..." geramnya pada Irvan. Jodi bergegas menuju pintu dimana Niken di dalam sendirian pikirnya.. "Cahaya ..." panggilnya. Tak ada jawaban. Kembali mengetuk. Tok Tok "Cahaya ..." Tak ada sahutan . Jodi mulai cemas. Satu satunya jalan adalah mendobrak pintu . Pintu terbuka. "Niken ...!" Tak ada jawaban. Jodi mencari ke kamar, tapi Niken tak ditemukan di semua ruangan. Baju seksi yang dikenakan Niken saat datang sudah tak ada lagi. Begitu puni baju baju sopan kosong tak ada di lemari. Berarti gadis itu pergi dengan persiapan. Bukan kabur terburu buru. Tapi kemana? Apa Niken pergi dengan kemauan sendiri karena tak percaya pada dirinya? Jodi menggeleng. Jelas tak mungkin karena gadis itu masih khawatir orang tuanya diringkus sebagai ga
Niken batuk batuk di dalam bagasi mobil. Dadanya serasa sesak. Udara yang pengap yang telah menjebaknya beberapa jam, membuatnya tak sadarkan diri. Mobil itu sudah berhenti di halaman rumah mewah. Andre sudah melangkah ke teras rumahnya, saat Dullah sang sopir terkejut ketika membuka bagasi mobil untuk mengambil sepatu majikannya. "Ada orang ...?!" Dullah lebih memperhatikan secara saksama. Seorang perempuan muda yang tampak seperti tertidur pulas. 'Non bangun kok tidur di sini ...?" Dullah hati hati menyentuh kaki Niken. Tapi Niken yang pingsan tak bergerak. Dullah membangunkannya lagi. Tapi gadis itu bagai orang mati. Dullah ketakutan. "Jangan jangan nih orang sudah mati ..." cemasnya. Segera Dullah meninggalkan Niken untuk memberitahukan pada Andre. "Tuan ..." Andre yang sudah melangkahkan sebelah kakinya ke dalam rumahnya, menoleh. "Ada orang mati di bagasi mobil Tuan ..." 'Hah!!' Andre terkejut. Tanpa bersuara langsung berlari ke.mobilnya. Dan terbelalak saat melihat
16Andre tampak suntuk. Di depannya Yusril hanya menunggu. "Entah aku sulit menebak apa yang terjadi pada gadis itu." "Namanya Niken " ujar Yusril. "Bidadarinya Flower," tersenyum kecut Andre. "Lalu cintamu berlalu dengan perginya sang perawan?" Yusril menggoda Andre. "Aku bingung, " Sesungguhnya Andre ibah melihat Niken yang tadi meringkuk pingsan. Pucat dan tampak pasrah.Tapi lagi lagi rasa jijik melandanya saat membayangkan gadis itu digerayangi bandot tak tahu diri pemburu perawan. Apalagi ia sudah melihat sendiri saat promo gadis Flower yang baru itu. Sinar mata serta muka muka penuh nafsu lelaki paruh bayah yang membuatnya ingin muntah. "Aku bukan lelaki suci karena tergoda bidadari Flower, tapi aku nggak punya hobby melacur. Makanya aku jijik membayangkan gadis impianku sudah terkoyak dan digagahi salah satu bandot yang tak rahu malu itu!' Andre belum bisa menerima perlakuan pemakai jasa Niken terhadap gadis itu. "Ya sudah begitu Niken sehat kita minta supaya dia pergi
Mr.Dedy sibuk memperhatikan dan mensortir semua foto pelamar. Hingga kemudian ia berhenti di foto Niken."Walau mempergunakan cadar tapi sinar matanya tetap mirip dengan Niken gadis yang sedang dalam pencarian." Gumam mr. Dedy sangat condong dengan Niken.Berulang kali fito Niken yang bercadar diperbesar lalu kedua sinar matanya ia cocokkan dengan foto yang diberikan Yusri.Ada bermacam foto Niken di mejanya. Foto saat Niken menjadi calon primadona dan berada dalam pelukan Andre. Lalu foto Niken yang sakit berada di rumah Andre. Saat di rumah Andre foto Niken dicetak dari rekaman CCTV. Walau gadis itu tampil polos tapi masih tampak cantik. Sinar mata di beberapa foto itu telah dikirim pada pakar telematika oleh mr. Dedy benarkah mereka sepasang mata yang sama, artinya milik satu orang.Yusril memberi kabar yang disampaikan oleh mt. Dedy pada Andre."Bro mudah mudahan detektif kita berhasil," "Serius?" Andre sangat antusias mendengar kemajuan yang dicapai detektif sewaan Yusril."Menu
Mr. Dedy si pemasang iklan berharap Niken yang memiliki nama Bidadari Flower si calon primadona Fliower itu, akan datang melamar. Nsmun justru yang datang lain orang. Tak ada yang mirip dengan gambar Niken yang diberikan oleh Yusril."Ya Ampun aku baru ingat, manamungkin gadis itu melamar, kan nggal ada ijazah padanya?" Mr. Dedy bari menyadari jika Niken yang dijebak dan kabur itu tak mungkin sempat membawa data tentang dirinya. Jadi cara apa lagi yang bisa mengundang kehadiran gadis cantik itu?Semua pelamar diberi ganti ongkos atas kerugisn mereka sudah datang melamar pekerjaan yang sesungguhhya tidak ada.Puluhan pelamar telah diberi konpensasi. Sebenarnya tanpa ganti ongkos pun tak mengapa, toh sudah menjadi resiko bagi pencari kerja. Masalah ditolak dan diterima itu sudah biasa bagi pencari kerja.. Namun karena lowongan kerja yang dibuka murni untuk mendatangkan Niken, maka Mr. Dedy merasa telah membohongi pelamar lainnya. Maka itu ia bertindak bijaksana mengganti ongkos rugi pa
Andre sangat gelisah. Bukan masalah pekerjaaj, buksn pula masalah rencana kedatangan Wina yang akan mengganggu ketenangannya. Gadis manja itu akan sangat meronrong hatinya. Bukan karena dia. Tapi gelisah resah itu dikarenakan keteledorannya tak bisa membaca situasi, sehingga primadona Flower itu menghilang kini.Bermula dari perasaan suka dan tergoda akan gadis itu saat menjadi pasangan di video promo, lalu ingin membooking sekaligus menikahinya. Gagal rebutan dengan pelanggan lain, dan hatinya sudah patah. Bahkan saat gadis itu minta perlindungannya karena secara tak sengaja berada di garasi mobilnya, justru ia jijik karena mengira si primadona sudah ternoda. Sudah habis dibantai di tempat tidur oleh pelanggan yang membooking keperawanan primadona flower.Kini setelah tahu gadis itu diburu dan dalam bahaya jika tertangkap, hatinya gusar merasa bersalah saat perempuam itu berada di rumahnya justru ia enggan menemuinya."Gila aku kok pingin banget ya gadis itu ketemu,"Untuk mengobati
Niken sedang menikmati teh manis berdua Yuma di ruang tamu sempit rumah petak sewaan perempuan enam puluh tahun itu."Ibu saya mengucapkan banyak terima kasih telah diberi nginap di sini,""Soraya," "Ya, Bu,""Bagaimana kalau kamu nggak usah pergi tapi tinggal saja di sini menemani Ibu ya sambil mencari ibumu," mata Yuma terkesan ingin ajakannya diterima oleh gadis yang diharapkan bisa menjadi teman mengobrolnya."Apa Ibu tsk merasa terganggu dan saya nggak merepotkan Ibu?"Yuma tersenyum, " Memangnya kamu minta gendong sampai Ibu merasa repot," ujarnya lalu tertawa, "Ya nggaklah," lanjutnya.Niken terdiam berpikir. Ajakan Yuma memang lebih baik daripada ia tinggal sendiri. Lebih aman jika ia tinggal dengan seorang ibu. "Bagaimana mau, ya?" Yuma sangat berharap Niken mau menerima ajakannya."Kalau memang tak merepotkan baiklah," angguk Niken."Nah gitu dong," senyum lebar Yuma terhias di sisa kecantikan masa mudanya dulu."Terima kasih, ya, Bu sudah mau nampung saya," apa yang diuca
Jodi menatap Irvan, "Mereka ditugasi mencarimu,"Irvan terkejut."Abang nggak aman,"Irvan terdiam. Tak menyangkah tusn besarnya tega untuk menghabisinya. "Apa Bos tahu Niken bersamaku?"Harun masih cari tahu. Tapi untuk amannya Bang Irvan tak perlu muncul.""Buron?!""Apaboleh buat," Irvan terdiam. Ia merasa ajalnya akan tiba."Umur manusia di tangan Tuhan," lirih suara Jodi,"Tapi kita perlu waspada,""Ya," angguk Irvan."Abang tahu nggak masalah penyerangku yang menembak Jojo?" Irvan memandang Jodi."Dari jenis peluru di tubuh Jojo setelah kuperiksa adalah jenis peluruh ayah angkat," yang dimaksud ayah angkat oleh Jodi adalah Anggoda."Jad" Irvan berdebar,""Ayah angkatku peka, dia tahu jika aku ingin menyudahi pekerjaan ini,""Bos akan mrmbunuhmu?" Irvan semakin bergidik."Aku yakin, ya," angguk Jodi, "Aku juga yakin kalau mereka yang menyerangku itu adalah dua ex Elang,"Irvan tercekat. Bagaimana mungkin bosnya yang tampak begitu perhatian pada Jodi akan menghabisi lelaki yang se
Basir yang mendorong gerobak menghentikannya tampa berani memberitahukan pada Irvan yang terbaring di bawah tumpukan rumput basah dan potongan kayu bakar serta seekor kambing yang diikat di dalam gerobak.Jamal tegang khawatir dua lelaki yang mendekat itu adalah orang yang menganiaya Irvan.mbeek ...Kambing mengembek lalu kencing.Irvan yang tak berani bergerak walau badannya terkena pancuran air kencing kambing, berharap Umar yang ditugasi Jodi dengan menyamar mengawasi dari sekitar segers menghubungi Jodi.Umar memang langsung menghubungi Jodi saat melihat Beni dan seorang anak buahnya bergegas mendekat ke gerobak."Bos siap siap mendekat ada bahaya," ujarnya."Siap," segera Jodi mengajak Harun untuk menyelinap ke jalanan yang kanan kirinya semak belukar untuk memberi pertolongan pada Irvan.Namun Umar yang menyamar sebagai juragan kambing langsung mendekat. Ia yakin Beni tak akan mengenali penampilannya sekarang. Topi lebar pakai kacamata hitam serta masker, tak lupa berjaket serta
Demi bisa meminjam handphone untuk bisa menolong Irvan, maka Basir mendekati Saroh. Tenru saja gadis yang baru tumbuh itu sangat senang melihat Basir tersenyum simpul.Segera ia mengajak Basir untuk nonton sinetron dari layar hapenya."Kak Basir sku punya hape dibelii Bapak, nonton yuk?" dengan gaya genit yang sebenarnya tak disukai oleh Basir maka Saroh mendekat."Oh ya, hapenya bagus, ya?" Basir tersenyum."Lihat deh, Bang," dengan senang hati Saroh mengulurkan handphone di tangannya yang sedang tatang sebuah sinetron pada Basir.Basir menerima handphone dari tangan Saroh."Kalau Kak Basir yang pinjem boleh, tapi kalau Rais aku nggak suka, dia kan orangnya jail!" Saroh memang menyukai Basir, bahkan bisa dibilang ia cinta monyet pada Basir. Sedangkan Basir hanya menganggap teman. Beda dengan Rais teman sepermainan Basir dan Saroh, pemuda berumur lebih tua satu tahun dari Basir itu jatuh hati pada Saroh. Hanya gadis kecil itu tak merespon."Oh ya bagus ya handphonemu, Saroh," sebenarn
Tentang kasus menghilangnya Niken yang sudah dipastikan menjadi primadona Flower diam diam menyebar dalam lingkungan bidadari of Flowersnya Madrm Sonya. Yang dimaksud bidadari Flower adalah para gadis cantik dan seksi yang sudah melalui pelatihan oleh madem Sonya, bagaimana caranya memikat kaum lelaki yang haus birahi. Bsndot bandot tua yang sudah tak puas lagi dengsn istri mereka, yang sudah pulihan tahun mwngorbankan kemolekan tubuhnya, yang kini sudah mengendorbdimakan usia.Mereka mendengar, tapi tak berani berkomentar. Jika ada yang memberikan ucapan iri atau apalah tentang keistimewaan penawaran, serta harga fantastik Niken, maka bukan hanya dipecat, tapi kaki tangan maddm Sonya akan menyeregnya dalam derita. Jika dirinya yang tak didapat, maka keluarganya yang akan jadi sasaran.Karena sebelum mereka diterima dan diterjjunkan sebagai gadis liar, mereka sudah mendatangani kontrak. Mereka sudah mengadakan perjanjian untuk setia dan menerima seluruh kejadian di dalam wilayah Flowe
Jodi terkejut saat type dan kode peluru yang menembus dada Jojo sama persis dengan peluru milik Anggodo.Tak perlu ditanyakan. Sebaiknya pura pura tak tahu saja. Sasaran jelas dirinya.Dengan demikian ia tahu persis bahwa barang yang mereka kawal itu tak hilang. Atau untuk menjaga jaga bisa saja palsu."Kita harus hati hati. Bos besar mengincar kita,"Gogon ysng baru keluar dari rumah sakit terperangah. Begitu juga dengan Harun dan Umar saling tatap."Sasarannya jelas aku,""Oh," Gogon yang selalu menjadi tangan kanan Jodi cemas."Lalu kira kira siapa Bos dua lelaki bertopeng itu yang menyerang kita?" Harun menatap Jodi."Ya Bos bisa mengira ngira?" Umar tegang.Jodi menghela napas panjang."Aku tak tahu pasti tapi bisa jadi dua orang pembunuh Ferdy ayah Niken,""Orangnya Elang?" Gogon ingin tahu."Ek Elang, karena mereka sudah dipecat. Kemungkinan besar mereka,""Berarti yang i mereka membunuh Ferdi atas suruhan Bos Besar?!" Gogon terkejut tak menyangkah, bukankah Ferdi sudah digantik