Beranda / Romansa / HOSPITAL Playdate / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab HOSPITAL Playdate: Bab 11 - Bab 20

42 Bab

Bekerja Sama

"Bisa kita bicara berdua? "Nita mengangguk, menuruti permintaan atasannya, dokter yoga. Hari ini pelayanan poliklinik telah selesai, sudah sepi dari pasien.Nita menghampiri sosok berkharisma yg masih duduk di kursi tempat dia memberikan penyuluhan pada pasien.Ini sama seperti ketika interview saat lamaran pekerjaan saling duduk berhadapan.Apa yg mau dia bicarakan?? nita menatap ketakutan wajahnya,padahal dia dan teman-teman lain menobatkan lelaki itu sebagai Kim Bum nya rumah sakit."Apa gara-gara semalam aku ketiduran dirumahnya? waktu jagain axel"lelaki itu tampak menarik nafas dalam sebelum bicara, "maaf kemarin axel sudah menyusahkanmu,dan juga terima kasih".Seperti sengatan listrik, tiupan terompet tahun baru, ledakan bom hiroshima, saat mendengarnya berterima kasih. Itu mengejutkan, dan pertama kalinya terdengar di telinga nita."saya senang bisa membantu,dok" senyuman tergurat diwajah nita, ternyata menjadikan axel sekutunya adalah i
Baca selengkapnya

Permintaan Malaikat

"kamu sudah selesai makannya? " nita membersihkan sisa makanan di ujung bibir axel dengan tisu."eum.. " sambil mengangguk, lalu meneguk air putih dalam gelas yg berada tepat disampingnya.Gimana bisa akhirnya aku kalah juga sama malaikat kecil ini, musuh yg sudah menjadi sekutu. Aku sepertinya mulai kesusahan menolak semua permintaannya. Anak yg cerdas di usianya yg masih 6 tahun, apalagi memiliki kegantengan yg pasti dari sang ayah. Sekarang apa lagi yg dibicarakan? nita mulai berkhayal gegara pembicaraan tadi siang. Nita mulai merasa kehausan akibat berpikiran terlalu keras, dia meminum teh yg di buatkan mba mumu yg adalah asisten rumah tangga."kapan bibi jadi ibuku...?? "Nita hampir memuntahkan teh yg telah berkumpul di rongga mulutnya, mencoba menelan perlahan dan terbatuk"axel kan sudah punya ibu""iya, dan ibuku itu harus bibi"bicara tegasNita tertawa kecil, menarik nafas terdalam mengeluarkannya perlahan. Kata harus itu bua
Baca selengkapnya

Sebuah Keputusan

"apa sudah tidak ada pasien lagi? ""Tidak ada, dok. sudah beres " jawab nita,kedua tangannya masih sibuk membereskan arsip-arsip yg berserakan.Walaupun tangannya sibuk membereskan arsip, matanya tertuju pada sosok lelaki yg seminggu lalu membicarakan omong kosong berkedok kesepakatan menjadi seorang ibu sementara untuk axel. Apa boleh aku mempermainkannya sedikit? ucap nita dalam hati, haha. Dia terlalu tampan untuk dipermainkan, seharusnya ada yg mendampinginya.Dia melihatku? sesegera mungkin nita merubah fokus pandangannya ke arah lain.Jantungnya bekerja kencang, dokter yoga melangkah,mendekat ke arah nita."Axel bilang kamu setuju jadi ibunya""Aapa.. " kali ini nita yg dipermainkan situasi, dia terkaget"kenapa axel bilang begitu? "Kali ini senyuman terukir di wajah dokter yoga, "kamu yg berjanji sama axel, jadi kamu yg harus bertanggung jawab "."bertanggung jawab? " nita terheran."kamu tahu axel itu selalu menyimpan harap
Baca selengkapnya

Aku Mencintaimu

Aku ingin terus memeluk nenek seperti ini. Tubuhnya kian melemah karena usia, tapi kasih sayangnya masih kuat seperti waktu pertama dia memelukku.Sosok paman duduk disamping nita, "paman lega akhirnya, tidak lama lagi akan ada yg melindungimu "Nita tersenyum, sebenarnya dia ingin mengkoreksi kata pelindung. Tapi dia juga tidak bisa memberikan penjelasan bahwa semua ini hanya kesepakatan. Karena dia tahu pamannya akan sangat tidak menyetujuinya.Tapi demi kuliah irsan,putranya,biar aku yg menelan pil pahit ini. Anggap saja aku mengorbankan diriku, demi kebahagiaan paman yg sangat ingin melihat putranya menjadi ahli komputer yg sukses. Ini semua untuk membalas kebaikan paman dan bibi yg membesarkanku dengan kasih sayang, sampai harus rela memakai dana pensiunannya demi kuliah kebidananku yg tergolong tidak sedikit.Aku akan mempermalukan diriku sendiri kali ini. Anggaplah, aku menerima kebaikan dokter yoga pada keluargaku sebagai kompensasi aku telah memban
Baca selengkapnya

Sebenarnya Cantik

Nita menatap heran wajahnya di depan cermin, "ini aku? beneran aku ya? ""Gimana cantik? suka gak? " tetiba muncul suara layaknya uka-uka disamping nita, dia pemilik butik sekaligus salon yg ditunjuk dokter yoga tadi siang.Orang itu menghalangi pemandangan indah nita yg masih takjub memuji dirinya sendiri."bagus.. " nita sumringah."kamu itu harus memasang senyum manjah, cantik", nasehatnya."karena, wajah kamu itu gak genit. jadi harus pake umpan senyuman maut "Wkwkwk, nita kegelian melihat kelakuan pemilik butik yg sedikit melambay. Gak genit? langsung saja dia teringat ucapan axel dulu, ketika mengomentari wajahnya.Untuk kesekian kalinya, dia memandang dirinya dicermin. Baru kali ini dia memakai pakaian feminim seperti ini, warna navy itu tampak cocok di kulit putihnya. Dan juga rambutnya yg lurus dibiarkan terurai, berjajar rapi dibelakang pundaknya.Sempat tersirat di pikirannya, jika sebenarnya dia ingin sekali
Baca selengkapnya

Keajaiban Pernikahan

Nita masih tidak percaya melihat buku nikah yang dia tanda tangani hari ini.Status sekarang adalah istri, tetapi dari laki-laki yang benar-benar tidak pernah dia duga."Dia licik " umpatnya dalam hati."Dari mana dia mendapatkan fotoku yg sudah tertempel disini? seingatku dia tidak pernah meminta foto untuk ini "Menurutnya ini semua seperti telah di rencanakan jauh hari, dan dia adalah korban yang telah diincar sejak lama. Setelah tahu kelemahannya nita seperti telah kalah telak.Kali ini tatapannya berganti ke arah yoga yang dengan serius mengemudikan mobilnya, lelaki itu menyembunyikan sesuatu besar dari nita. Dia selalu merasa harus berhati-hati dengan dokter yoga.Dan, kali ini nita melihat jari manisnya yg sudah dilingkari cincin tanda pernikahan. Amazing, ini pas dijarinya. padahal dia tidak pernah mengajak nita untuk memilih dan mengukur cincinnya.Hatinya tertawa takjub dan sedih bercampur satu, dia kesal tetapi hanya bisa bersedih sen
Baca selengkapnya

Kucing-kucingan

"Axel mana? "Pagi itu dokter yoga bertanya pada mba mumu asisten rumah tangganya."Pagi sekali sudah berangkat sama ibu" jawab mba mumu.Dia menekankan ibu disini adalah nita, karena dia tahu bahwa nita adalah istri dari majikannya sekarang.Dia terheran, sudah hampir satu minggu dari pernikahannya dia hanya sarapan setiap pagi sendiri. Ditambah lagi akhir-akhir ini cito operasi membuatnya harus pulang ketika mereka berdua sudah tertidur. Tapi, karena disitu ada axel dia tidak akan terlalu memusingkannya. Hanya saja dokter yoga merasa mereka seperti sedang berada di permainan kucing-kucingan yang tidak boleh terlihat sedikitpun.Di tempat lain, setelah nita mengantar axel ke sekolah, dia memilih memakai angkutan umum dan senagaj meminta pak itor supirnya untuk pulang.Bisa gawat jika di rumah sakit nanti ada yang melihat dia diantar pak itor yang seluruh teman-teman kerjanya tahu itu adalah supirnya sang konsulen.Nita melihat sosok lelaki mema
Baca selengkapnya

Pertemuan Menyedihkan

"Bagaimana ponselku ku bisa hilang, ya? "Nita terus mencari disetiap sudut ruangan poliklinik. Seingatnya, dia selalu menyimpannya di laci meja tempat dia mengisi arsip pasien-pasien.Dia masih ada waktu satu jam sebelum menjemput ke sekolah axel. Seperkian menit, nita tidak menemukan yg dia cari.Pencariannya terhenti ketika seseorang mengetuk pintu.Padahal waktu kunjungan telah habis dan semua poliklinik telah tutup untuk pelayanan.Kedua mata nita langsung tertuju pada seseorang yang sudah berdiri di depan pintu tengah memandanginya."wildan!! ""aku minta maaf tiba-tiba datang, kemarin aku merasa tidak enak kalau memberitahu mereka kita sudah saling kenal " ucap wildan.Menghampiri nita yang masih mematung di dalam ruangan. Dia sepertinya tahu jika nita terkejut dengan kehadirannya kali ini yang begitu tiba-tiba.Nita mulai merasa gugup melihat sosok wildan ada di hadapannya dan berada di ruangan tempat dia bekerja.
Baca selengkapnya

Mengingkari Janji

Nita melangkahkan kakinya menuju ruang IBS, setelah beberapa menit yg lalu dokter yoga Menelponnya untuk membawakan berkas yang tertinggal di mejanya.Dia sangat enggan memasuki ruangan itu, terlebih ketika melihat residen baru bernama azka sedang menganamnesa pasiennya.Belum sempat dia memutar balik badannya, dia sudah ketahuan hendak melarikan diri.Langkahnya terhenti oleh sosok azka yang lebih cepat sudah berada di depannya."ada yang bisa saya bantu ? " tanyanya pada nita.Dengan tatapan mata yang menebarkan sejuta pesona."Saya membawa berkas dokter yoga yang tertinggal "Nita sedang mencoba untuk bersikap biasa saja, dia tidak mau terlihat mudah tertarik ataupun terkesan jual mahal."Dia masih operasi, tunggulah " lelaki itu mengeluarkan senyuman maut.Nita mencoba memfokuskan matanya ke hal lain, bisa gawat kalau dia terus melihatnya. Memang klise bila dan dapat disebut indah, tapi tidak bisa dia pungkiri kal
Baca selengkapnya

Kesan Pertama yang Buruk

Rasanya, setelah kejadian kemarin hal yg paling ingin dilakukan nita adalah tidak bertemu dengan dokter yoga.Hari ini pun seluruh badannya masih terasa sakit, dan yang paling terasa menyakitkan ada di dalam hatinya.Dia tidak pernah menyangka jika akan melewati hubungan suami istri yang pertama kalinya dengan kesan yang buruk.Tapi lelaki yang hari ini paling dibencinya hari ini ternyata tidak ada jadwal kegiatan apapun, dia hanya berdiam diri dirumah."Bubu, lihat ini " axel menarik tangannya, "hari ini ayah ulang tahun, aku mau kasih kejutan padanya, ayo kita beli hadiah "."benarkah? " nita memaksakan diri untuk tersenyum."iya, sekarang ini ayah sedang di ruang kerjanya. tadi aku sudah bilang kalo aku akan ke toko buku dengan bubu "Sebenarnya nita tidak memiliki semangat untuk melakukan apapun, tetapi dia tidak ingin mengecewakan axel."Baiklah.." nita tersenyum,walaupun enggan dia tidak bisa menolak ajakan axel.Dia bergegas mengambil
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status