Semua Bab CERMIN GERBANG CINTA: Bab 61 - Bab 70

84 Bab

Bab 61 Hilang Kontak

Momo dan Anisa tiba di rumah sakit dan bertemu dengan Ardy di lobi rumah sakit.“Bu, saya baru saja mau menghubungi Ibu. Kemarilah dan ikut saya,” kata Ardy setelah menyerahkan pekerjaannya pada dokter lain.Momo dan Anisa mengikuti Ardy ke ruang prakteknya yang sepi. Dia mempersilakan Anisa dan Momo untuk duduk. Tanpa mengucapkan sepatah kata, dia duduk di depan komputer dan mengetik sesuatu.“Bu, ada yang ingin saya tanyakan. Agak pribadi, tetapi saya harus menanyakan ini,” kata Ardy.“Silakan, Dok. Saya berterima kasih, Dokter telah memperhatikan anak saya,” sahut Anisa dengan sopan.“Jangan begitu, Bu. Ken sudah seperti anak saya. Begitu pun Ibu sudah seperti mama saya. Karena itu saya memberanikan untuk bertanya soal ini,” kata Ardy.“Silakan, Dok. Ada apa? Apakah sangat serius?”“Benar, Bu, sangat serius. Tadi Ibu meminta saya memindahkan Ken ke kamar lain. Tanpa
Baca selengkapnya

Bab 62 Rahasia Terbongkar?

“Kak Kerry, aku berharap Kakak sudah bisa memahami Kak Agna. Tolonglah,” bujuk Harry.“Iya, Kerry. Lebih gampang unta melewati lubang jarum, daripada terus terang di depan semua orang tentang masa lalu dan hal-hal yang memalukan. Demi kamu, Agna bersedia menceritakan semuanya. Kali ini percayalah istrimu,” bujuk Hariyanto juga.“Kakak pikir-pikir saja dulu. Sekarang kita ke apartemen saja. Kemungkinan rumah belum aman,” ajak Harry.“Aku tidak ingin ke apartemen,” sahut Kerry sambil duduk di lantai dengan wajah marah.“Baiklah. Kita istirahat saja dulu di sini. Tenangkan pikiran,” kata Harry yang disetujui semua orang.Harry tafakur sehingga dia tidak memperhatikan sekelilingnya. Semua ingin tidur tetapi tidak bisa tertidur. Tiba-tiba perasaan Harry merasa ada keanehan di tempat itu. Dia langsung melihat sekelilingnya, tetapi tidak menemukan keanehan.“Pa, Kak Kerry, Kak Agna,
Baca selengkapnya

Bab 63 Rumah Menghilang

Harry tersentak. Dari mana Gina mengetahuinya? Tidak ada yang tahu, penyebab dia merasa jijik pada wanita. Bahkan dia juga baru tahu belakangan ini setelah ingatan masa lalunya kembali“Kenapa bisa kamu mengatakan hal itu?! Dari mana kamu mendengarnya?!”Gina tertawa. Dia senang melihat ekspresi Harry yang kebingungan.“Tentu saja dari mamamu sendiri.”“Dari mama? Apa maksudmu dari mamaku kamu mendapatkan informasi ini, Gina?!” tanya Harry marah. “Mamaku tidak pernah melakukan hal yang salah, sehingga membuatku membenci wanita!”“Bukan Mama Anisa, tetapi Mama Mira, hehehe.” Gina menyebut nama ‘Mama Mira’ dengan suara mendesah dan tertawa senang. Masalah trauma Harry ini, dia sudah tahu sejak lama. Karena itu, dia melamar menjadi sekretaris Harry.“Maksudmu apa? Mama Mira? Mamaku hanya satu, yaitu Mama Anisa. Kenapa kamu mengatakan seolah-olah aku anaknya Mira. Mira
Baca selengkapnya

Bab 64 Pertemuan Di Rumah Cermin

“Tidak. Sarah tidak lihat. Saat itu setelah menggambar, Sarah mau lihat lagi, rumah itu sudah menghilang. Kapan muncul juga, Sarah tidak tahu,” sahut Sarah dengan gembira. Dia tidak pernah diajak berbicara normal dan dipercaya seperti ini. Sehingga saat Harry bertanya seperti orang normal berbicara dengan sesamanya, dia sangat bahagia.“Jadi apa rencanamu, Nak? Jika kamu mau, kamu bisa menunggu di rumah saya sampai rumah itu muncul lagi,” tawar bapak itu.Bapak itu berencana jika Harry tinggal di rumahnya, dia bisa memberi bukti hidup, kalau selama ini anaknya tidak gila sama sekali. Jadi mereka bisa terlepas dari ulah tetangganya yang terus merisak, terutama pada Sarah. “Terima kasih, Pak. Saya ingin, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus saya urus, jadi bisakah saya minta nomor ponsel Bapak atau mungkin Sarah untuk sekali-sekali bertanya apakah rumah itu sudah muncul atau tidak?” tanya Harry.“Sarah yan
Baca selengkapnya

Bab 65 Dokter Sina

Harry dan Momo masih menunggu beberapa saat, sehingga semua pengunjung pergi. Begitu pun orang yang mencurigakan tersebut. Setelah itu mereka keluar. Dengan bergegas, mereka membuka pintu rumah cermin dan siap pergi dari sana.“Kalian diam di tempat, kalau tidak ingin benda ini menembus jantung kalian!” bentak seseorang dari belakang Harry dan Momo dengan mengarahkan sesuatu pada punggung mereka berdua. “Jauhkan kedua tangan kalian dari badan kalian! Jangan membuat gerakan mencurigakan!”“Siapa kamu? Apa maumu? Uang? Kami tidak punya uang banyak!” kata Harry sambil berusaha melirik penodongnya.“Jangan membalikkan badan!! Aku tidak memerlukan uang kalian!! Katakan saja, kalian dari mana?! Bagaimana caranya kalian muncul?! Aku sangat yakin, sudah tidak ada orang di dalam, sebelum aku keluar sebagai orang yang terakhir! Dan aku juga yakin sesudah aku keluar, tidak ada lagi orang yang masuk!! Jadi katakan, bagaimana kalian
Baca selengkapnya

Bab 66 Si Kembar

Harry dan Momo hanya bisa melongo mendengar perkataan Sina. Belum habis kekagetan mereka yang hampir menabrak Sina, sudah ditambah dengan teguran yang menohok.“Maaf, Dok. Boleh tanya …?”“Dok, maafkan sikapku. Akan saya perbaiki,” kata Harry memotong kalimat Momo. Dia mengenal Sina, tetapi Momo tidak mengenalinya. “Tetapi kita harus menggunakan kendaraan apa yang bisa membuat kita tiba dengan cepat?”“Bagus. Itu yang ingin kudengar dari calon penguasa baru. Aku yakin, menjadi seorang pemimpin, bukanlah hal baru bagimu. Aku tahu kamu seorang CEO yang memimpin banyak orang,” sahut Sina sambil tersenyum kembali. “Sekarang ikutlah denganku. Kita akan segera menuju ke tempat itu.”Tanpa menunggu balasan dari Harry atau Momo, Sina kembali melangkah menuju ke belakang rumah sakit. Harry dan Momo mengira mereka akan menuju ke tempat parkir yang terletak di belakang rumah sakit, tetapi setelah kel
Baca selengkapnya

Bab 67 Pemindahan Ken

Sina tahu Sani bukanlah seorang pembunuh. Dia pasti menyembunyikan dan menidurkan badan orang yang dia pakai.“Cih!”Dengan kesal, Sani meninggalkan Sina dan yang lainnya. Dia menuju ke kamarnya. Tidak lama kemudian, dia keluar, sambil memanggul sesuatu di bahunya dan wajahnya sudah kembali menjadi seseorang yang mirip dengan Sina. Namun begitu, bisa terlihat perbedaan mereka berdua.Dengan perlahan, dia menurunkan panggulannya dengan perlahan di atas sofa. Agna dan Hariyanto yang melihat Kerry dibaringkan di sofa, segera menghampirinya.“Kerry!!” teriak Agna.“Kerry!! Ayo, bangun, Nak!” teriak Hariyanto sambil menepuk pipi Kerry.“Ugkh!” keluh Kerry sambil menggerakkan badannya. Pelahan matanya terbuka. Wajah Agna yang ada di depannya. “Agna … Agna … ugkh … kepalaku.”Kerry berusaha untuk bangun. Agna segera membantunya dengan lembut hingga Kerry duduk d
Baca selengkapnya

Bab 68 Kamu Tidak Cemburu?

Harry dan Momo saling memandang. Namun tidak lama, Momo langsung membantu para perawat yang melakukan proses pemindahan Ken, karena dia sudah tahu apa yang terjadi.Harry yang melihat tindakan Momo, ikut juga membantu. Dia yakin Momo melihat sesuatu, karena dari ekspresi wajah Momo terlihat sangat tegang.“Tenanglah,” bisik Harry sambil memegang tangan Momo yang gemetar.“Kamu pamitan sama keluargamu. Karena kalau Ken sudah keluar dari kamar ini, waktumu sudah tidak ada. Dan suruh mereka segera tinggal di apartemen kamu atau di mana saja, asal jangan di rumah kalian lagi. Mereka sedang menuju ke rumah kalian,” bisik Momo masih dengan tubuh yang gemetar.“Apa?! Mereka mulai bergerak lagi?!” bisik Harry. “Baik, aku akan memberi tahu pada mereka. Kamu tenangkan diri ya.”Harry menghampiri orang tua dan kakaknys yang kebingungan melihat para medis yang terburu-buru mencabut selang Ken dan mempersiapkan pe
Baca selengkapnya

Bab 69 Kekuatan Dobel

“Apa sih yang kalian tertawakan?”Tiba-tiba muncul seorang dengan senyumnya yang menawan. Namun ketika mendengar sapaan orang itu, Sina terdiam. Wajahnya yang penuh senyum dari datang, hilang tanpa bekas. Sani kembali dengan ekspresi cueknya saat melihat Sina diam.“Halo, Dokter Bryan,” sapa Sian dengan pura-pura hormat.“Halo juga. Orang ini siapa, Dokter Sina? Wajahnya sangat mirip denganmu. Apakah dia saudara kembarmu? Tapi mengapa aku tidak pernah mendengarnya? Oh, tunggu, aku ingat sekarang, dia saudaramu yang minggat dari rumah dan hanya muncul ketika papamu meninggal. Kemudian karena tidak mendapat harta warisan, dia minggat lagi. Betulkah?” tanya Bryan dengan nada mengejek. “Kamu harus pulang melihat mamamu. Dia sangat menderita sejak kepergianmu sehingga seperti orang gila. Orang gila yang merindukan anaknya sangat parah lho. Dia bisa berteriak-teriak dan menahan setiap orang dan mengira orang itu anaknya. Oh, y
Baca selengkapnya

Bab 70 Keadaan Ken Parah

“Karena mereka sudah ditakdirkan bersama. Kekuatan terbesar mereka adalah saat bersama, terutama dengan seorang lagi. Dengan bertiga, mereka bisa mengalahkan Mira. Tapi aku tidak melihat orang ketiga. Apakah kalian tahu dia di mana?” tanya Sina.Mendengar pertanyaan Sina, Harry dan Momo menunduk dan murung. Mereka tidak tahu harus mengatakan bagaimana.“Hhmm, ada apa? Katakan saja pada kami,” kata Sani.“Adik kami telah kerja sama dengan Ibu Mira,” sahut Momo. “Demi untuk menyelamatkanku dan neneknya.”“Apa?! Berarti dia sekarang menjadi anggotanya Mira?” teriak Sina kaget.Harry dan Momo mengangguk dengan lesu.“Gawat. Gawat sekali!” teriak Sina kalang kabut.“Tidak akan!” geram Sani. “Mereka masih bisa menanganinya jika kita membantu mereka! Kalian harus berlatih dengan kami dan teman-teman kami!”Harry dan Momo mengangkat kepala m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status