Nuning memegangi jantungnya yang nyaris melompat ke langit saking senangnya. "Vincent? Betulan ini kamu?" tanyanya yang tak perlu, sebab dari desah napasnya saja, Nuning tahu ini memang dia. "K-kamu di Milan kan?" tanyanya. Lalu terdengar suara tawa merdu Vincent yang rasanya sanggup merontokkan seluruh bulu keteknya yang lupa belum dicabutin. "Iya, aku masih di Milan. Kamu?" Nuning tersenyum sembari berjalan menjauhi janur kuning yang melambai-lambai di belakangnya. Kalau si janur bisa ngomong, pasti udah manggiin dia, 'Woooy jangan kabur! Tanggung jawab lo, udah bikin rusuh pernikahan mantan!'"Aku sekarang di kampung. Ehm, ada apa meneleponku?" jawab Nuning masih dengan senyumnya yang malu-malu senang. Jantungnya masih terasa jeladugan tak menentu. Tapi kemudian, jantungnya serasa berhenti berdetak saat terdengar suara perempuan lain dalam telepon Vincent, tapi itu bukanlah suara Nyonya Rose..."Sayaaang, ayo lekas
Read more