"Lo kenapa sih, Bang?" Diana tiba - tiba datang dari belakang dan mulai mengambil kursi untuk duduk di sebelah kakanya. "Lah emang gue kenapa?" Dylan tiba - tiba menoleh ke arah adiknya. Justru raut muka yang ditampilkan Dylan bukan raut muka yang biasa. "Nggak usah bohong, bang. Gue tahu Lo," jelas Diana yang melihat ada keanehan di diri kakaknya ini. "Tahu apa, sih?" katanya pura - pura tidak tahu. "Gue tebak nih, ya, Lo marah, kan sama kak Asia? Lo parah banget, bang, nyakitin hati cewek mulu," ujar Diana. Alvin hanya mengangguk. "Tuh, kan, apa gue bilang tadi. Ada yang beda di diri Lo, bang. Pantesan kak Asia jarang ke sini lagi, tahu tahunya lagi marahan sama Lo," Dylan hanya menoleh. Bukan Asia yang dia maksud, istrinya adalah Nafisah. Nama wanita lain dan itu bukan Asia. "Dia bukan pacar gue, cuma temen," kata Dylan. "Lah? Lo tuh gimana, sih, bukannya waktu itu suka ngajak kak Asia.
Read more