"Lo kenapa sih, Bang?" Diana tiba - tiba datang dari belakang dan mulai mengambil kursi untuk duduk di sebelah kakanya.
"Lah emang gue kenapa?" Dylan tiba - tiba menoleh ke arah adiknya. Justru raut muka yang ditampilkan Dylan bukan raut muka yang biasa.
"Nggak usah bohong, bang. Gue tahu Lo," jelas Diana yang melihat ada keanehan di diri kakaknya ini.
"Tahu apa, sih?" katanya pura - pura tidak tahu.
"Gue tebak nih, ya, Lo marah, kan sama kak Asia? Lo parah banget, bang, nyakitin hati cewek mulu," ujar Diana.
Alvin hanya mengangguk.
"Tuh, kan, apa gue bilang tadi. Ada yang beda di diri Lo, bang. Pantesan kak Asia jarang ke sini lagi, tahu tahunya lagi marahan sama Lo,"
Dylan hanya menoleh. Bukan Asia yang dia maksud, istrinya adalah Nafisah. Nama wanita lain dan itu bukan Asia. "Dia bukan pacar gue, cuma temen," kata Dylan.
"Lah? Lo tuh gimana, sih, bukannya waktu itu suka ngajak kak Asia.
"Gue masih normal kali, Di," kata pemuda itu."Lo tuh, ya udah punya istri multi talenta masih aja mau sama Kak Asia. Emang kak Asia itu secantik apa sih, parah banget Lo kalau beneran selingkuhin kak Nafisah,"Dylan menoleh dan benar juga sih dia memang selingkuh. Tapi ya nggak diginiin juga kali, lagian adiknya kan nggak tahu awal mulanya."Ya ampun yang mana sih kak orangnya?" cecar Diana."Cari aja namanya Nafisah Larasati,""Apa? Barbie Kumalasari?"Dylan hanya menoleh saja."Bodo amat, lah, nyebelin Lo lama - lama!""Ya ampun gitu aja ngambek, sih, kayak cewek PMS aja lo!" kata Diana langsung mengambil ponselnya dan mencari akun bernama Nafisah Larasati."OMG..dia cantik banget lho!" Diana memperlihatkan ponselnya kepada Dylan. "Dia cantik banget lho dan Lo bodoh banget malah selingkuh sama cewek lain. Gila! Nggak habis pikir gue sama Lo bang, Lo tampang biasa aja kok cewek Lo pada cantik - cantik a
"Kan, gue bilang tadi gue terlalu memikirkan Asia jadi lupa kalau itu hari pernikahan gue," kata Dylan.Diana ingin sekali menjambak rambut abangnya. Jadi cowok bukannya ngertiin cewek ini malah menyebalkan."Saran gue, kalau Lo cinta sama kak Asia ya perjuangin lah. Jangan dikit dikit Lo ke kak Asia dikit dikit ke kak Nafisah," kata Diana kepada abangnya itu. Dia tidak menyangka jika abangnya bodoh sekali sudah menikahi wanita multi talenta dan masih saja tergiur wanita lain."Nggak baik, bang, nyakiti hati cewek apalagi cewek Lo sayangin. Kasian Lo dia juga punya hati, gimana dia mau kasih kesempatan ke Lo coba,""Asia itu udah ada cowoknya," kata Dylan dengan raut muka yang menyedihkan. "Gue baru sadar saat dia sudah memilih cowok lain,""Denger ya, gue kasih tahu dia kan cuma pacarnya bukan calon pasangannya. Jadi, saran gue Lo bilang dulu sama kak Asia biar dia tahu perasaan Lo yang sebenarnya,""Lo nggak tahu, Di. Ngg
"As, makasih ya udah nemenin gue hari ini buat beli kado adik gue," kata Nanda yang memberikan senyuman kepada Asia."Sama sama, lagian juga sesama teman kan harus saling membantu. Oh iya, titip salam buat adik Lo ya," kata Asia yang hanya menganggap Nanda sebagai teman.Hanya teman.Sejak mendengar pembicaraan antara Asia dan Nanda. Mereka sama - sama hanya menganggap hubungan ini sebagai pertemanan. Sampai saat ini mereka hanyalah teman, tetapi kata teman masih terngiang-ngiang di kepala Nanda. Tetapi mungkin Asia hanya menganggapnya seperti itu.Sebelum pergi, Nanda sempat melirik ke arah belakang. Gadis itu dengan wajah sendunya selalu menarik perhatian Nanda untuk berada di dekatnya.Ia tahu gadis itu hanya tidak ingin menyakiti orang lain. Sudah cukup Nafisah dan Dylan yang membuatnya sakit. Bahkan perjanjian dengan Nanda pun harus dilakukan sebagai penjanjian saja. Tidak boleh lebih dari pertemanan. Ia tid
"Muka Lo tumben aneh. Abis berantem sama Nafisah?" kata Rico yang baru saja duduk di bangku sebelahnya di Kantin kantornya.Pemuda itu dengan sigap langsung membuka kerupuk yang ada di hadapannya. Dan langsung memakannya di saat itu juga."Doa dulu heh baru makan keselek baru tahu rasa Lo! Biarin Lo makan ditemenin setan," kata Dylan."Buktinya enggak tuh, nggak ada setan sama sekali," kata Rico berusaha menantang temannya itu."Ehh..Lo ngga boleh gitu itu nantangin namanya! Suka heran gue, kok ada ya cowok kayak Lo ini," kata Dylan."Itu karena gue berani, dan Lo enggak," desis Rico.Gila!Dylan semakin kesal. Rasanya emosinya semakin menggebu-gebu. Dylan mulai melirik ke arah temannya dengan selera makan yang berbeda."Lo abis kesambet apa sih kok sampe kayak gitu," tanya Rico."Lo tahu nggak sih, kalau cewek ngambek gimana jadinya. Belum satu kelar, muncul lagi yang baru," Dylan mul
Hanya kak Dylan, sudah tidak ada lagi panggilan sayang yang selalu diucapkan oleh Nafisah. Emang siapa, sih, Dylan yang bisa memaksa seseorang untuk kembali? Masih mending dipanggil kak dibandingkan dipanggil tukang selingkuh."Aku mau ngucapin makasih buat semua yang udah kakak berikan sama aku. Aku sekarang udah nggak marah sama kakak. Udah waktunya aku pergi sekarang, aku bakal pindah ke tempat aku sebelumnya. Jangan temuin aku ya, biar kita ketemu di pengadilan," tulis Lisa melalui pesan singkatnya.Sejak melihat pesan dari Nafisah, tak sedikitpun rasa gembira di wajahnya. Hari ini hanya ada duka dan luka saja. Sekarang ia hanya perlu menjauh dan sambil memikirkan apa langkah yang paling tepat sekarang. Memikirkan Nafisah tentu sekarang sudah terlambat. Percuma saja, perceraian sudah di depan mata.Sedangkan untuk gadis itu.Asia.Saat membayangkan Asia, tidak ada yang bisa diharapkan. Bahkan saat pertama kali meli
Bodohnya saat dirinya sedang dikejar oleh Dylan, dia malah menghindar. Seperti kucing sama tikus saja padahal mereka berdua saling mencintai. Sejak keberanian Dylan yang ingin mendekati dirinya lagi, Alya dan Nanda bergiliran menjaganya. Jika di dalam ada Alya maka diluar ada Nanda. Ketiganya sama - sama memperketat pengamanannya. Ia tidak ingin kecolongan lagi seperti waktu itu.Tetapi parahnya hari ini tiba - tiba dia dipanggil oleh seorang guru. Katanya ada beberapa dokumen yang belum lengkap, dan Alya diminta untuk melengkapi beberapa dokumen tersebut. Mau tidak mau, Alya harus meninggalkan sahabatnya itu seorang diri.Sedangkan Nanda, dia harus kembali ke kelasnya karena ada kuliah hari ini. Mau tidak mau, Asia harus kemana - mana sendiri. Tanpa ada sosok yang menghalanginya, baik itu Nanda atau Alya. Yang sebelumnya dia mengira Dylan sudah mulai menjauh. Tetapi kini kenyataannya berbeda, ada kejadian yang terjadi di luar dugaan.Saat diri
Dylan mulai menarik tangan Asia dan membawa gadis itu ke sebuah ruangan.Gadis itu ingin sekali melepaskan tangannya dari cengkraman Dylan, tetapi dia tidak bisa. Cengkaraman Dylan begitu kuat hingga meninggalkan bekas di kulitnya. Asia hanya pasrah saja, entah apa yang akan dilakukan oleh Dylan. Harusnya dari dulu dia belajar silat, bukan malah belajar dandan. Coba saja kalau dia jago silat, pasti tangannya tidak akan memerah seperti ini. Dasar Dylan!Dylan mulai masuk ke ruangan dan mengunci pintu itu dari dalam. Ia mulai meminta Asia untuk duduk di kursi, dan dia pun mengikutinya."Kita harus ngomong, dan ini penting banget," katanya dengan wajah ke arah Asia.Dylan terlihat lebih menyeramkan dengan sikap dingin dan kasarnya. Seperti bukan Dylan yang perhatian padanya, ini Dylan yang asing.Asia hanya diam. Ia mulai memperhatikan pergelangan tangannya yang terlihat panas dan perih. Sekarang air matanya mulai menumpu
Dylan hanya melirik ke arah Asia. Ia tahu kalau gadis itu sedang marah padanya. Terlihat dari matanya yang tajam setajam silet. Dylan sudah tahu apa hal yang harus dilakukan. Kini ia hanya menjadi seorang lelaki pemaksa. Sekarang dia harus menerima akibatnya karena sudah melukai tangan gadis itu. Dylan mulai mengelus kepala Asia, dan mulai mengusapnya dengan lembut. Dia juga mulai merapikan rambut - rambutnya. "Maaf ya," katanya dengan suara rendah. Dia mulai menarik tangan Asia, dia tahu Asia sedang rapuh. Dia tidak memungkinkan menyakiti hati Asia kembali. Ia mulai mendekatkan jari jemarinya dengan jemari milik gadis itu. Ia mulai mendekat ke arah Asia dan mengatakan,"maafin ya gue nggak maksud gitu kok,". Setelah mendengar ucapan dari Dylan, Asia langsung terkejut. Ia bingung ingin takut atau merasakan kenyamanan. Tetapi Asia tidak bisa berbuat apa - apa saat mereka saling berdekatan. Air matany