"Bila ... kamu gak papa?!" tanyaku setengah berteriak.Karena tidak mendapat balasan, aku bergegas menyusul Nabila ke belakang. Kuketuk pintu kamar mandi."Pergilah, Kak! Jangan buat keluarga Kiara kecewa. Aku baik-baik saja kok," sahut Nabila dari dalam kamar mandi."Kamu yakin?" Aku memastikan."Iya. Pergilah!"Mendengar perintah Nabila yang bijak, aku tidak bisa lagi menahan. Dengan langkah gontai kutemui lagi Kiara dan adik-adiknya."Ayok kita berangkat!" ajakku lesu."Kak Bila?" Nasya memastikan keadaan kakaknya."Dia gak ikut," balasku lemah.Ogah-ogahan aku melangkah menuju mobil. Diriku kian kesal saat Amara membukakan pintu mobil depan untuk Kiara."Tara di depan bareng aku!" tegasku cepat.Tidak peduli Amara dan Kiara menekuk mukanya mendengar perintahku. Walau begitu mereka patu
Baca selengkapnya