"Kak, cepat putar balik mobilnya sekarang!" perintahku begitu mendengar teriakan Reza juga jerit tangis Nasya. Benar mereka bersama. Kak Sabiru masih saja memanggil-manggil nama Reza. Namun, tidak ada sahutan. "Ayo, Kak, cepat!" teriakku sedikit memaksa. "Baik." Kak Sabiru menganguk patuh. Pria itu segera memutar balik arah mobilnya. Melajukan kendaraan menuju tempat yang telah kami lewati barusan. Aku sendiri lekas menghubungi nomor petugas DAMKAR. Meminta bantuan pada petugas tersebut, memberi tahu keberadaan Nasya. Karena bagaimanapun juga aku takut Nasya berbuat nekad. Aku paham betul watak gadis itu. Dia tipe gadis keras kepala. Sebelas dua belas denganku. Perilaku itu memang turunan dari Ayah. Karena kita memang satu darah. Usai mendapat tanggapan dari petugas DAMKAR, rasa khawatir ini sedikit berkurang. Bagaimanapun juga aku sanga
Last Updated : 2021-09-26 Read more