Rizal menoleh. “Ada apa lagi, Sa?” Wanita itu menundukkan tubuhnya melihat ke dalam mobil dan benar saja, Raya ada di dalam sana. ”Boleh aku bicara dengan Raya?” tanya Rosa lembut, berusaha menahan sakit di hatinya. ”Raya lelah, Sa. Mungkin lain kali.” Siap menutup pintu mobil secara manual. “Raya, bisa kaubiarkan malam ini Rizal menginap di sini? Keluarga kami membutuhkannya, papah pun akan senang jika Rizal orang yang pertama ia lihat ketika siuman.” Raya menggenggam ponselnya erat, bayangan Rizal mendapatkan pelukan kembali tersirat. ”Aku terserah kamu.” Raya menatap suaminya ditemani rasa cemburu. Tahu apa maksud ucapan istrinya Rizal pun angkat bicara, ”Sa, kalian akan baik-baik saja. Biarkan aku pulang, besok pagi aku kembali.” ”Raya, aku mohon. Papah pingsan dan sampai saat ini belum sadar, itu semua karena berita pernikahan kalian. Papah sangat syok dan kecewa karena Rizal sama sekali tidak memberikan kabar. Jadi aku moho
Read more