Share

Hasrat

Penulis: Nona_happy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tanpa mengucapkan kata dan tanpa mampu menahan nafsunya, Rizal langsung mencium bahu Raya. Menghirup dalam aroma kulit tubuh istrinya dengan jutaan hasrat dan rasa bahagia. Berlanjut mulai menjelajahi tempat yang terbuka dengan bibir dan indra pengecapnya, membuat permukaan kulit Raya basah.

Hasratnya kian meningkat, kedua tangan Rizal mulai memeluk tubuh istrinya bergerak pelan seolah memberi usapan-usapan kenikmatan.

Raya yang mendapatkan perlakukan mengejutkan, spontan menegangkan tubuhnya dalam posisi terdiam. Ritme jantungnya mulai berpacu ditemani kesadaran logikanya yang masih mendominasi. ’Ini bagaimana, apa yang harus aku lakuin?’ Raya tampak kebingungan. ’Apa, apa yang harus aku lakuin? Kak Nara, please tolong aku … aku harus gimana?’

Sangat menikmati apa yang ia lakukan, jemari Rizal siap bermain di kedua bukit Raya. Merasa tangan Rizal mulai naik kebagian sensitifnya dengan cepat Raya menangkap tangan suaminya, membuat gerakan erotis Rizal berhent

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Duda Manja   Wasiat

    Mendapati panggilan telepon dari Rosa membuat otak Rizal malas memikirkannya. Demi melupakan apa yang baru saja ia dengar, Rizal pun melangkah menuju meja kerjanya, duduk santai sambil melihat video kebersamaan mereka yang terekam di beberapa CCTV. Hanya melihat lekuk tubuh sang istri hasrat kejantanannya tumbuh dan membuat Rizal kesal ’Engga, gak bisa begini terus, baru sehari dapet penolakan otak gue udah ngehang, gimana kalau seumur hidup! Dengan semangat dan mau tidak mau, istrinya harus sembuh dan berharap Raya tidak tersinggung jika mereka harus berkonsultasi dengan para psikolog ataupun dengan para dokter spesialis seksologi. Tidak terasa hari telah larut. Merasa puas dengan pencapaiannya, Rizal pun mencuci muka, kemudian bergegas pergi menuju tempat yang sudah ia rencanakan. "Jangan berpikiran yang tidak-tidak." Ungkap Rizal ketika tiba di sisi lobi. Melihat para security heran dengan kehadirannya. Wajar saja mereka heran, sang bos yang baru saja meni

  • Pesona Duda Manja   Terlihat Bodoh

    'Apa orang tua itu menyuruh untuk menikahi anaknya?' Tidak berani menerima sebuah kenyataan Raya hanya mampu bertanya dalam hati. [Jika tidak bisa cerita sekarang jangan dipaksakan, mungkin besok ketika kita bertemu kamu bisa cerita semuanya ke aku.] [Aku menjadi pewaris satu-satunya seluruh kekayaan Dewantara, dan dia memintaku untuk bertanggung jawab penuh atas Rosa.] [Kayanya aku paham ke mana arah kalimat terakhir.] [Aku sayang kamu.] [Aku tau.] [Aku tidak akan melakukan hal bodoh.] Raya tidak mengeluarkan kata. [Aku tahu sesaat lagi apa yang akan terjadi, aku meminta persetujuan kamu. Boleh aku mengadakan resepsi pernikahan kita untuk yang kedua kali? Kita sounding berita pernikahan kita, undang teman-teman dan relasi. Kita adakan acara besar menujukan pada dunia bahwa kita bahagia. Bagaimana?] ucap Rizal cepat menawarkan pemecahan masalah. [Menurutku saat ini cara itulah yang paling tepat, atau mungkin kamu ada cara?] tidak ada kata ataupun kalimat dari lisan Raya, ia ha

  • Pesona Duda Manja   ROSALIA!

    ”Malu,” ucap Raya menyadari seluruh pasang mata memperhatikannya di ambang pintu. Seluruh orang di sana melihat aksi Rizal, terkecuali Rosa. Wanita itu masih membelakangi Rizal yang kini memamerkan kemesraan pada seluruh dewan direksi dan para pemegang saham. Seorang gadis sederhana mampu membuat duda itu terlihat begitu bahagia, hal yang kini ada dalam benak orang yang melihat wajah Rizal tersenyum begitu lebar. ”Yuk, masuk. Kita sarapan. Setelah dokter Richard datang, aku akan mengantarmu kuliah.” Menyematkan jemari di sela jari Raya kemudian melangkah bersama menuju ruang makan. Rizal menari sebuah kursi untuk Raya duduki, Raya mulai menghidangkan masakannya tanpa menghiraukan Rosa di hadapannya. Ia berniat hanya mendengarkan apa yang Rizal perintahkan. ”Sa, aku berharap kamu bisa bersikap dewasa,” ucap Rizal yang telah duduk di kursinya. ”Lupakan aku, aku janji akan mengurus perusahaan dengan baik jika kamu mau melupakanku. Tetapi jika kamu tetap

  • Pesona Duda Manja   90 %

    Menyusuri lorong kampus, langkah Raya seperti tak bernyawa, sesekali menunduk dan mengarah ke depan dengan hati tak karuan. beberapa teman yang mengenalnya menyapa dan sebagian iseng menggoda, namun sayang kali ini ia tak memberi senyuman dan tak membalas sapaan. Fokus pikirannya hanya ia tujukkan pada perasaan dan ujian dalam rumah tangganya."Janda kalau sudah ketahuan gak perawan begini, nih. Belagu, banyak tingkah, sok cantik!" ucap seorang mahasiswa melangkah ke arah Raya, kesal karena sapaannya tidak dibalas.Mahasiswa itu ingin menarik lengan Raya dan mengajaknya ke sebuah tempat sepi, namun belum sempat menyentuh pergelangan tangan Raya, Baim sudah lebih dulu memberi tendangan kuat pada belakang tubuhnya.BUGH!Tubuh mahasiswa itu terhempas cukup jauh. "AH!"Para mahasiswa yang melihat kejadian, langsung berkerumun ingin mengetahui keadaan temannya, termasuk Raya yang kaget dengan apa yang baru saja terjadi."Nona, anda tid

  • Pesona Duda Manja   Cantiikk ...

    Merasa penasaran dengan siapa yang menembaknya. Bimo pun memutar tubuh sambil mendekap luka di bahunya, BRUK! Belum sempat mengetahui siapa yang telah menembaknya, sebuah tendangan keras langsung mendarat di rusuk kirinya, membuat Bimo terhempas beberapa langkah menjauhi posisi Raya berdiri. BUGH! Sebuah pukulan keras kembali melukai Bimo dan kali ini pukulan itu mendarat tepat mengenai wajah, seketika itu juga darah segar mengalir dari bibirnya. "Rizal?!" Kaget mendapati Rizal secepat itu tahu keberadaan istrinya. Tanpa memberi kesempatan pada Bimo untuk bicara dengan brutal Rizal kembali memukuli Bimo yang membuat seluruh orang di sana tidak ada yang berani mencegahnya. BUGH! BUGH! DUGH! BUGH! ... "Sialan!" Rizal tampak seperti kesetanan. "Cari mati!" "Sialan!" "Gak tau diri!" "Selama ini gue diam!" "Loe apain Raya!" "Apa yang udah loe lakuin sama istri gue, BANGSAT!"

  • Pesona Duda Manja   Tenang

    Masih merasa tak ada interaksi dari sang istri, Rizal pun mencoba memasukkan indra pengecapnya ke dalam rongga mulut Raya, bermain di dalam sana sambil menyalurkan apa yang ia rasakan ‘Sayang, berikan semua rasa sakitmu padaku, biar aku yang merasakan semuanya. Aku sayang kamu. please jangan seperti ini, aku akan baik-baik saja selama kamu dalam keadaan baik.’Hembusan nafas dan aroma darah menyengat dalam hidungnya, namun Rizal sama sekali tidak terganggu. Ia masih terus memberikan sensasi kenikmatan demi mengembalikan kesadaran istrinya, memberitahu padanya bahwa saat ini ia dalam keadaan aman, tidak sendirian, dan sebentar lagi rasa sakitnya akan hilang.Berniat memberi sensasi kenikmatan pada Raya, justru saat ini dialah yang merasakan kenikmatan itu sendiri. Hormon testosteron dalam tubuhnya meningkat berkali-kali lipat membuat pusaka di antara kedua paha menegang dan tubuhnya mulai berkeringat.”Mulai parah, nikmatilah. Ada apa-apa, bangu

  • Pesona Duda Manja   Keluhan Yang Mendalam

    [Para direksi tidak akan membiarkan Dewantara Grup hancur begitu saja, mereka pasti akan membantumu. Oh ya, bagaimana keadaan papah?] [Tapi tetap aku mau kamu yang membantuku. Papah masih dalam keadaan yang sama, dokter Morgan hanya memeriksanya sebentar kemudian pergi lagi. Kamu kapan akan ke sini lagi?] [Aku tidak tau. Ya sudah, Sa. Sudah dulu ya. Aku ada urusan.] Merasa baru sebentar ia menghubungi Rizal, dengan cepat Rosa kembali bertanya dan memberikan perhatian. [Kamu sibuk? Ada pekerjaan baru? Kamu lagi di mana?] Tidak suka dengan keingintahuan Rosa, Rizal pun menjawab dengan singkat. [Aku bersama istriku, di Singapur. Sudah dulu ya, Sa.] KLIK Pembicaraan mereka berakhir dengan Rizal yang lebih dulu menutup panggilan. Hanya Rizal yang mampu melakukan itu pada Rosa, dan hanya sikap Rizal yang tak pernah membuat wanita itu merasa sakit hati. Sebuah kenyataan yang begitu pahit lagi-lagi harus Rosa terima dengan lapa

  • Pesona Duda Manja   Favorit

    Mendengar sebuah ide yang belum sempat ia pikirkan Rosa pun langsung melepas dekapan Bagus, senyumnya seketika terkembang ketika membayangkan Rizal akan mengangkat panggilannya. Dengan ribuan rasa senang, Rosa mulai merapihkan rambut yang terlihat berantakan, seolah pria pujaan hati akan melihat penampilannya, menarik nafas menatap ponsel canggihnya kemudian mencari sebuah nama indah yang selalu menghiasi hatinya.Namun naas, panggilannya sama sekali tidak mendapat jawaban, hanya terdengar nada sibuk dan sesekali nada terjeda menandakan panggilan itu dialihkan oleh orang yang bersangkutan.***“Hai, Cantik. Kamu sudah sadar? Kamu hanya boleh mengangguk dan menggelengkan kepala. Sebenarnya dokter hanya melarang banyak bicara demi cepatnya proses penyembuhan pipimu, tapi demi penyembuhannya berjalan lebih cepat dan lancar, aku mau kamu tidak berbicara sama sekali.””Aneh, emang kamu dokte_””Stop!” Rizal menaruh ja

Bab terbaru

  • Pesona Duda Manja   Tunjukan Pada Dunia - The And

    Raya anggukan kepala dengan kedua mata berkaca-kaca. Rizal memajukan wajah kemudian sejenak melumat bibir istrinya. “Mulai sekarang aku akan terus melihat wajahmu,” ucap Rizal melepas lumatan. Mengusap lembut permukaan bibir Raya dengan jarinya. ”Di sini bukan cuma loe berdua ya,” ucap Andika, membuat Rizal mengarahkan pandangan pada sahabatnya itu. ”Dik, gue bisa melihat lagi.” Tidak menghiraukan ejekan Andika, Rizal justru menatap sahabatnya itu dengan haru kebahagiaan. ”Gue bisa liat loe, gue bisa lihat semua orang.” Rizal mengedarkan padangan. Andika hanya mampu anggukan kepala, merasa terharu melihat sahabatnya saat ini. Setelah para dokter melakukan pemeriksaan total pada kedua mata Rizal dan hasilnya normal tidak ada masalah, mereka pun berpamitan. Rizal sama sekali tidak melepas genggamannya di tangan Raya, seolah jemari itu takut kehilangan untuk yang kedua kalinya. ”Dika,” panggil Rizal terlihat mulai serius. ”Gue tau apa yang mau loe tanya.” Andika mendekat pada Rizal.

  • Pesona Duda Manja   Senyum Keduanya

    WARNING 21+ AGAIN.”Boleh. Lakukan apapun yang kamu inginkan.” Angguk Raya.Perlahan Rizal membuka kedua paha Raya, kembali mengusap kewanitaan istrinya kemudian menggerakkan ketiga jarinya di dalam sana, Raya mulai merasakan kenikmatan yang sama sekali belum pernah ia rasakan dalam hidupnya.Setelah kewanitaan Raya basah, Rizal mulai memajukan wajahnya, ingin memainkan lidahnya dalam organ Raya yang paling berharga. Namun baru sempat Rizal menciumnya Raya sudah bersuara. “Stop!”Rizal mengangkat wajahnya. “Kenapa?”“Jorok,” ucap Raya pelan,“Tidak jorok, kamu pun pernah melakukannya padaku.””Tapi _””Tidak ada tapi, nikmati semua sentuhanku. Seluruh tubuhku adalah milikmu, begitu pun sebaliknya. Aku tidak akan membiarkan secuil kulit pun dari tubuhmu yang belum pernah aku jamah,” ucap Rizal sambil sesekali mencium permukaan perut Raya. ”Hai, jagoan ayah, cepatlah hadir di perut bunda.”Mendengar apa yang Rizal ucapkan, Raya tersenyum bahagia sambil sesekali mengangkat punggungnya me

  • Pesona Duda Manja   Menyalurkan perasaan

    “Dokter, kenapa kalian diam?” tanya Raya lirih, bersamaan dengan isak tangisnya yang kian menyedihkan. “Gunakan alat pemacu jantung, Dok …” Melihat Rizal yang kini memunggunginya tidak bergerak. Mendengar apa yang Raya ucapkan para dokter dan perawat di ruang itu kompak kerutkan dahi. “Jika kalian menyerah, biar saya yang melakukannya.” Suara Raya kian menyedihkan. Gambaran kepergian Fayed kembali terekam, membuat air matanya mengalir deras. Raya semakin panik, ia mengedarkan pandangan mencari benda yang bisa menolong suaminya. “Dokter, kenapa kalian masih saja diam? Mana, mana defibrilatornya? Jika kalian menyerah, biar saya yang melakukannya.” Mendapati para dokter masih diam. ”Dok! Kalian harus melakukan sesuatu!” ”Anda tidak perlu melakukannya, Anda cukup duduk di samping pasien, tenangkan pikirannya,” ucap seorang dokter bedah masih dengan gunting di tangan. “Detak jantungnya semakin melemah, aliran darahnya kian menurun. Saya dengar Anda relawan medis terbaik tahun ini, past

  • Pesona Duda Manja   Operasi

    Rizal spontan menghentikan langkah, mengepalkan kedua tangan, tegakan badan, menahan nyeri yang teramat menyakitkan di bahunya. Tubuh kakunya mulai menikmati darah hangat menjalar di bagian punggung. Raya yang mendengar sebuah peluru keluar dari selongsongnya, sempat berpikir hanya tembakan peringatan dari anak buah Bagus, seperti kejadian yang sering ia alami di negara konflik. Namun selang beberapa detik, langkah Rizal terasa melambat, dekapan tangan Rizal di tubuhnya terasa mengendur. Merasa ada yang tidak beres dengan suaminya, Raya langsung mendongakkan wajah. Tampak wajah Rizal mulai memucat. Paham apa yang terjadi pada suaminya, Raya gelengkan kepala lengkap dengan kedua mata yang mulai berkaca.Aura kemarahan mulai mengisi hati Raya, kedua matanya terlihat bagai serigala betina yang siap menerkam mangsa. Dengan cepat Raya memutar tubuh, meraih sebuah senjata api terdekat dari posisi berdirinya. ”SIAPA YANG TELAH MENYAKITI SUAMIKU?” ucap Raya berteriak sambil menodongkan pisto

  • Pesona Duda Manja   DHOR!

    “RAYHAN, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!?” Melihat perawat yang ia sewa tertidur nyenyak dalam dekapan Rizal, membuat Rosa berteriak memekakkan telinga semua orang di sana.Raya yang tersadar identitas aslinya hampir ketahuan langsung menyembunyikan kepalanya dalam selimut, sedang Rizal hanya menyunggingkan ujung bibirnya dengan mata masih terpejam.Rosa membuka selimut yang mereka kenakan dan langsung menarik kasar lengan Raya, tersadar istrinya hampir terlepas dari pelukan, Rizal pun meraih kembali tubuh Raya kemudian memeluknya lebih erat.”Rizal! Dia laki-laki, dia perawatmu!” Rosa berusaha menyadarkan Rizal.Tidak ada tanggapan dari Rizal, Rosa pun berusaha melepas tangan Rizal dari tubuh Raya, namun tenaganya masih kurang banyak, membuat Rosa kesulitan untuk melepasnya. ”RIZAL LEPASKAN TANGANMU!!”DIA PERAWATMU! DIA LAKI-LAKI!” Rosa kembali berusaha melepaskan tangan Rizal dari tubuh Raya. Kuku-kuku cantiknya bahkan membuat tangan Rizal terluka tapi pelukannya tidak berubah.”RIZAA

  • Pesona Duda Manja   Gombal

    TOK TOK TOKRosa mengetuk pintu kamar dengan keras, membuat sepasang suami istri itu kaget dan langsung mempersiapkan peran masing-masing.“Rayhan, apa yang sedang kaulakukan? Mengapa pintunya dikunci?” tanya Rosa terdengar dari luar, ia datang bersama Esih siap mengantarkan makan sore.Raya langsung berlari sambil mengenakan maskernya. ”Maaf Nona, tuan Rizal yang menyuruh. Sebentar, saya akan bukakan pintunya,” ucap Raya dengan keras dan ngebass.“Lain kali jangan dikunci! Aku tidak suka calon suamiku berduaan dengan seseorang dalam sebuah kamar.””Saya hanya menerima perintah, lagi pula saya laki-laki, Nona masih harus cemburu pada saya?” Melangkah dalam satu barisan, terkadang langkah keduanya terlihat kesulitan karena gundukan sampah dan pakaian.”Baru kali ini ada orang yang selalu menjawab ucapanku.””Sudah, cukup. Esih aku tidak lapar. Sebelum kutumpahkan semuanya, lebih baik kaubawa kembali makanan itu!” Rizal angkat suara. ”Zal, kamu harus makan. Nanti kamu sakit. Aku suapi,

  • Pesona Duda Manja   MANJA

    Raya melepas kecupan. Kali ini Raya membawa kedua tangan Rizal untuk menyentuh wajahnya. Nalurinya yakin, Rizal sangat merindunya. Meski kedua mata Rizal tidak bisa melihat, namun Raya percaya kedua indra peraba Rizal mampu mengenali wajahnya.Jemari sang suami ia dominasi, menggerakkan telapak tangan itu di pipinya, seperti mengusapnya lembut. ”Ini aku. Maafin aku.” Terasa jelas jemari Rizal bergetar."Maafin aku." Menatap Rizal di hadapannya penuh rasa iba. Raya gelengkan kepala, bukan ini yang ia harapkan, bukan seperti ini yang ia bayangkan. Suaminya tampak begitu kurus, terlihat tidak terurus. Kuku-kukunya kotor dan hitam. Rambutnya panjang dan berantakan. Wajahnya begitu kusam bertemankan janggut yang panjang. ’Oh, Tuhan, kesalahan apa yang telah kulakukan,’ Raya mendongakkan kepala, membatin dalam usapan lembut suaminya bertemankan deraian air mata."Kalau sedih, kenapa tinggalin aku?" tegas Rizal, terdengar kesal.Mendengar Rizal bersuara, sontak Raya menurunkan kepalanya. “Ak

  • Pesona Duda Manja   Sayang, Maaf

    TOK TOK TOK“Zal, boleh aku masuk?” suaranya sengaja dilembutkan, terdengar sedikit manja.“MESKIPUN TIDAK KUBOLEHKAN, KAMU AKAN MENGGUNAKAN KUNCI-KUNCIMU UNTUK MEMBUKANYA!” teriak Rizal.Pintu itu terbuka, Rosa langsung menampakkan senyuman termanisnya. ”Hee …. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu.” Melangkah penuh percaya diri, sambil sesekali ia kesulitan memilih pijakan.Kejadian seperti ini selalu berulang, setiap kali mereka bertengkar hebat, esok paginya Rosa akan datang, bersikap baik dan ramah seolah tidak pernah terjadi masalah.Rizal terlihat sama sekali tidak menanggapi, ia hanya diam duduk di sisi ranjang dengan nafas masih terengah, celana dan sebagian bajunya terlihat basah.Rosa melangkah mendekat. ”Zal, pakaian kamu basah lagi? Sudah aku bilang, jika butuh sesuatu panggil aku, tidak perlu malu. Buat apa ada bel di sana, kalau tidak pernah kamu pakai." Menunjuk sisi kasur dengan dagunya. "Aku akan selalu membantumu. Aku bantu berganti pakaian ya?” Rosa mendekat, ingi

  • Pesona Duda Manja   Dua Tahun

    ”Sudah berapa lama gue buta?” tanya Rizal pada Andika, yang hari ini menjenguknya.Andika menatap Rizal penuh kesedihan, setiap kali ia mendatangi pria tampan itu keadaannya tidak lebih baik dari sebelumnya. Terlihat sangat berantakan, tidak terurus dan hari-harinya terlihat lebih kurus.Kamar indah dan megah itu sama nasibnya, tempat itu kini bagaikan gudang yang tidak layak dihuni manusia. Wajar saja, begitu banyak sampah dan pakaian berserakan di lantai, bekas-bekas makanan terlihat jamuran, tumpahan air yang menggenang, sofa dan lemari terjungkal, meja yang kacanya pecah, tirai yang kotor, ruang makan yang berantakan, kursi-kursi yang terbalik, televisi berlayar pecah, lampu yang kedap-kedip, ditambah bau tidak sedap yang mengganggu penciuman membuat orang enggan untuk sekedar singgah walau hanya sebentar.”Sudah dua tahun," jawab Andika sambil membuang nafas ”Gue cari Raya, ya?” lanjut Andika minta izin.“Kalo loe ke sini cuma mau tanya itu. Mending loe balik, gak usah ke sini la

DMCA.com Protection Status