Home / Romansa / Pesona Duda Manja / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Pesona Duda Manja: Chapter 91 - Chapter 100

124 Chapters

Ungkapan

“Lagi-lagi media Indonesia dihebohkan dengan kemesraan dua sejoli anak pengusaha nomor satu negeri ini. Kebersamaan sejoli ini selalu mampu membuat iri para pemburu berita dan netizen yang haus akan kisah cinta berujung manis nan romatis,” tutur salah seorang host infotainment pada partnernya.”Ya, benar banget. Meski kerap terlihat bersama, namun keduanya selalu beralasan semua itu mereka lakukan demi melebarkan sayap perusahaan. Akan tetapi benih-benih aura cinta selalu saja tertangkap kamera tanpa disengaja, bahkan bahasa tubuh keduanya selalu mampu membuat jiwa-jiwa kaum rebahan seketika bangun dan beranjak mencari kebenaran akan hubungan keduanya,” timpal host yang lainnya.KLIKRaya mematikan televisi kemudian membuang remotenya asal, menyandarkan tubuh di sofa sambil perlahan mengatur nafas.Nara yang sejak tadi duduk mendapingi Raya niat bertanya namun ia urungkan karena percuma meski Raya bercerita dirinya tak akan mampu m
Read more

Gerai Pakaian Dalam

“Baim kamu tetap di sini dan jangan beri tahu suamiku jika kita sudah tiba.” Pandangannya tertuju ke satu arah sambil melepas seatbeltnya. Sedang Baim hanya mampu menuruti apa yang diinginkan Raya. Gerak-gerik sesosok wanita cantik nan elegan tak lepas dari pengamatan Raya. Meski dari wajahnya terlihat marah, namun cara berpakaian dan bahasa tubuhnya terlihat demi memikat perhatian orang banyak. Melenggak bagaikan berjalan di atas catwalk sambil sesekali menyapa dan memberi senyuman pada seluruh karyawan. Hanya melihat dari pakaian yang ia kenakan, seseorang dengan mudah tahu di mana status sosialnya ’Haruskan aku berpenampilan seperti itu agar kamu tidak berpaling dariku?’ Merasa jaraknya sudah cukup memadai, Raya pun mulai melangkah mengikuti Rosa yang sejak tadi ia amatai. Para karyawan sempat dibuat bingung dengan kehadiran keduanya, namun demi tujuannya tercapai Raya meletakan jari telunjuk di depan bibirnya sambil gelengkan kepala pelan. Isyarat sekalig
Read more

Hasrat Dan Kepanikan

“Ka-kalian.” Tunjuk Ardila heran, menggerakkan jari telunjuknya ke arah Raya dan Nara. ”Jangan ganggu kami!” Raya langsung berdiri tegak di depan Nara seolah melindungi. “Jangan macam-macam, jika Mba berani menyentuh kami, aku akan adukan pada suamiku.” ”HAAA … baru sadar dunia ini ternyata kecil. Andai Bram masih hidup, mungkin dia akan tertawa seperti aku sekarang.” Mendengar nama laki-laki itu seketika jemari Raya terkepal, bergetar. Meski terapi dan pengobatan sudah ia lakukan ratusan kali namun ketakutan dan traumanya belum sembuh benar. ”Kak, kita pulang, aku tidak jadi beli.” Menarik tangan Nara kemudian berjalan cepat meninggalkan tempat itu. Belum banyak kaki Raya melangkah, Ardila sudah mencegahnya, ”Tunggu!” Ardila menghadang langkah Raya, menyilangkan kedua tangan di depan dada, memandang sinis kedua kakak beradik itu, kemudian berkata, “o … Ini orang yang bikin pacar gue masuk penjara, gara-gara orang ini juga pacar gue ma
Read more

Kecewa Bertubi-tubi

Selepas kepergian Rizal, ketakutan dan guratan kekecewaan masih menyelimuti perasaan Raya. Memeluk kedua kaki yang tertekuk sambil merenung memikirkan diri yang kini merasa takut pada suaminya sendiri. Berusaha menyingkirkan ketakutan namun rasa itu tak bisa ia kendalikan membuat butiran air mata mengalir begitu saja tanpa mengeluarkan suara. ’Aku tau cinta butuh pembuktian melalui tindakan-tindakan, tapi kali ini aku gak tau tadi kamu atau orang itu. Berusaha menutupi rasa ketakutanku itu sungguh sulit bagiku.’ Cinta yang dalam berteman guratan trauma ketakutan sungguh hal yang sangat berlawanan. Raya kebingungan. Ia tahu suaminya orang baik namun pazel-pazel dalam otaknya kali ini menggambarkan Rizal bagai sosok pria kejam yang siap memangsa dan memaksa dirinya demi kepuasan yang belum tersalurkan. Di tambah sebuah kebenaran yang belum lengkap membuat Raya berusaha mengalihkan ketakutan dengan cara diam. ’Aku gak paham apa yang harus aku lakukan, aku butuh penjelasan, aku butuh ke
Read more

EGO

”Aku sangat sedih dengan kematian anak kita, Zal,” ucap Ardila berlinang air mata, berharap Rizal memberikan kesempatan dan menerimanya kembali dengan alasan sebuah penyesalan. ”Terkadang aku suka memimpikan dia, Zal. Dia memintaku untuk memberikan kesempatan hidup padanya. Dia nangis, Zal, dan aku sedih tiap kali ingat itu. Kasihan anak kita, Zal. Dia suka hadir juga ’kan dalam mimpimu?””Anak itu bukan anakku,” ucap Rizal terdengar datar.Ardila seketika kaget, menatap Rizal dengan wajah tegang. “A-anak, anak itu anak kita. Bayi itu hasil buah cinta kita, Zal.”“Aku sangat membencimu.” Rizal membungkukan badan, menatap Ardila penuh kebencian, bertemankan bayangan masa silam dalam otaknya. “Aku tahu bayi itu anak siapa, perlu kusebutkan nama bapaknya? Sempat merasa bodoh ketika mengetahui kenyataan itu tetapi setelah dipikir-pikir seharusnya aku bersyukur karena gen berkualitasku tidak tumbu dalam rahimmu.””Zaall …” panggil Ardila mengiba berharap Rizal memaafkan seluruh kesalahanny
Read more

Diluar Dugaan

Merasa tidak mendapatkan balasan Rizal pun mengecek keberadaan istrinya. ”Huft.” Rizal menghela nafas kecewa.Tampak di layar ponselnya sang istri terlihat segar keluar kamar mandi mengenakan piama bunga-bunga bersiap merapikan kasur. ’Sayang … ke SOHO, kamu tidak ingin bertemu denganku? Kamu masih marah?’ tampak goresan kecewa di wajahnya.Pagi berganti Rizal sama sekali tidak pejamkan mata, sepanjang malam pandangannya hanya ia tunjukan pada layar datar di hadapannya. ”Cantik, kamu bisa tidur tanpa aku? Kamu gak kangen aku?"Hingga gadis itu beraktivitas di pagi harinya Rizal tampak bergeming menikmati kerinduan yang mendalam bertemankan sepi dan penyesalan. ’Kamu masak untuk aku? kamu akan ke sini ’kan, Sayang?’ tanya Rizal dalam hati, melihat Raya sibuk di dapur terlihat cantik dan enerjik.’Aku bingung harus menjelaskannya padamu, aku tidak sanggup melihatmu kecewa padaku.’ Menyentuh layar datar komputer yang terdapat istrinya.TOK TOKSuara ketukan pintu terdengar nyaring, membu
Read more

Panggilan Telepon

Rizal melangkah mendatangi Rosa yang kini tampak tersenyum menikmati jutaan pujian yang ditujukan padanya. Tersadar pria pujaan hati menatap dan berjalan ke arahnya seolah memberi penyambutan, senyum kebahagiaan di wajah Rosa terlihat makin bertambah. ‘Zal, aku berharap kamu setuju dengan ideku hari ini. kita akan menikah, seluruh orang dalam ruangan ini akan menjadi saksi kebahagiaan kita. Aku cinta kamu, Zal. Aku sangat mencintaimu.’ Menatap Rizal dengan jutaan hati senang. Tepuk tangan spontan seluruh orang terdengar gemuruh memenuhi tiap sudut ruang manakala Rizal mulai melangkah menghampiri wanita itu. Sejenak Rizal menghentikan langkah menyadari belasan awak media infotainment berada di belakang Rosa seolah memberi dukungan, lengkap dengan sorotan kamera dan mikrofon dalam keadaan on. 'Rosa, ada apa dengan jalan pikiranmu!' Melangkah pelan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Di tempat berbeda dalam waktu yang sama, entah mengapa perasaan Raya hari ini merasa tidak en
Read more

Tidak Terima

Teriakannya membuat Rizal terdiam. Panggilan telepon keduanya hening, hanya terdengar langkah kaki Rizal yang semakin mendekati Rosa di antara banyak orang yang memperhatikan langkahnya.[Kamu masih mendengarku?] Merasa tidak ada tanggapan dari suaminya.[Hem,] jawab Rizal singkat masih melangkah gagah menuju Rosa dengan tatapan yang sulit diartikan.[Sayang, aku rela. Aku tidak apa-apa. Aku sayang kamu, maka aku harus melakukan ini.] Suaranya terdengar bergetar. [Ya, kamu mau ya, nikahi nona Rosa. Mungkin semua dalam keadaan baik jika ada nona Rosa di antara kita. Aku pastikan, aku akan baik-baik saja.][KAMU BAIK-BAIK SAJA TERUS, KAMU PIKIR AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA?!] ucap Rizal dengan nada kesal mengeraskan suaranya.Sekian lama menikah baru kali ini Rizal meninggikan suara, membuat Raya seketika menghentikan ucapannya. [Kamu hanya boleh mendengarkan ucapanku, jangan biarkan orang mempengaruhi jalan pikiranmu.] ucap Rizal tepat di hadapan Rosa, menatap penuh amarah masih ditemani po
Read more

Beraksi

Tanpa Rosa sadari kendaraannya mulai mengarah menuju tempat yang selalu ia datangi, tempat di mana ia selalu mengamati sang pujaan hati keluar dari lobi huniannya dan dengan miliaran rasa bahagia wanita itu mulai mengikuti ke mana pria pujaan hatinya melajukan mobilnya.[Bukan begitu, Sa. Gue gak mau loe kenapa-napa dan gue gak mau loe dalam bahaya. Rizal akan marah besar kalau kita melakukan itu. Loe lebih tau dia ’lah.][Tapi jalan terbaiknya pembantu itu harus mati. Aku ingin bahagia, kenapa semua orang menghalangi kebahagiaanku sih, kenapa semua orang iri, kenapa semua orang tidak suka jika aku bahagia!] Memukul-mukul setir mengungkapkan jutaan kekesalan yang ia rasakan.[Gue orang pertama yang ingin liat loe bahagia. Sa, dengerin gue. Loe berhak bahagia, gue akan selalu berusaha mewujudkan kebahagiaan loe. Tapi segalanya butuh waktu. Ingat obat loe harus selalu diminum, dan ingat Rizal gak suka kalau loe sakit.] ucap Bagus lembut, berusaha memberi pemahaman pada sepupunya yang me
Read more

Fayed Reyfand

Raya berlari sekuat tenaga mendatangi Fayed yang kini tergeletak di jalan bersimbah darah di seluruh tubuh dan wajahnya. Luka dan nyeri di tubuhnya sama sekali tak ia hiraukan. “FAYED!” teriak Raya pilu mendapati sang ponakan dalam keadaan mengenaskan tak sadarkan diri.Menjatuhkan tubuh tepat di sisi Fayed perlahan meraih tubuh mungil itu kemudian meletakannya di atas pangkuan dengan jutaan keberanian. Ia takut Fayed kesakitan, ia takut karena sebuah sentuhan organ vital sang ponakan bermasalah. “Fay …” Tangisnya pecah tatkala melihat wajah Fayed dalam pangkuan tidak bisa lagi ia kenali.Tundukkan kepala pejamkan mata, menangis sesenggukan tidak tega melihat keadaan Fayed yang penuh dengan luka dan darah.“Fayed. Fay, sadar sayang … Fayed, ini onty. Fay sadar. Maafin onty, sayang ... Maaf. Faayy …” Berharap sang ponakan merespon panggilannya.Fayed dalam pangkuan sama sekali tidak mengeluarkan suara, darah segar terus keluar dari tubuhnya. “TOLONG …. TOLONG AKU …TOLONG PONAKANKU.” T
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status