Home / Romansa / Pesona Duda Manja / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pesona Duda Manja: Chapter 111 - Chapter 120

124 Chapters

Tidak Normal

“Sore, Bos,” sapa seorang security ketika Rizal memasuki halaman.Seperti biasa, Rosa telah menunggu di teras, namun kali ini penampilannya tampak berubah. Terlihat lebih santai terkesan dipaksakan.Rosa berdiri antusias menyambut kedatangan Rizal. ”Zal, papah sudah sadar.””Iya, aku tau,” jawab Rizal melangkah cepat berusaha memberi jarak.”Zal, kamu kurusan. Kedua matamu juga merah, sepertinya kamu lelah.””Sa, tidak usah memberi perhatian lebih padaku. Saat ini aku sudah cukup repot mencari keberadaan Raya.” Melangkah memasuki ruang tamu dan langsung menuju kamar sang papah.”Kamu gak perlu mencari Raya, aku bisa menggantikan dia. Ini aku sedang belajar jadi dia.” Menilai pakaian yang ia kenakan saat ini mampu membuat Rizal terkesan.Rizal masa sekali tak hiraukan apa yang Rosa ucapkan. ”Hai, Pah.” Rizal langsung menghampiri ranjang sang papah kemudian mencium tangannya, kuat.“Mengapa kamu kurusan, Nak? Wajahmu pun terlihat kusut dan pucat.””Aku baik-baik saja.” Kebohongan publik
Read more

Radiasi

Tepat ketika Andika datang, Rizal mengeluarkan seluruh isi perutnya di ruang tamu. Tanpa diperintah seluruh pekerja di rumah itu langsung bergegas membersihkan lantai yang berserakan muntahan.Beberapa tim medis langsung mengangkat Rizal, memindahkannya ke ranjang pasien, dan dengan sigap membawanya menuju mobil ambulans.Andika sudah mempersiapkan semuanya. Ia sangat paham kondisi sahabatnya, ketika sebuah perintah berkaitan dengan dokter Candra, pria tampan yang hampir menjadi duda untuk kedua kalinya itu pasti tidak dalam keadaan baik-baik saja.Rasa mual masih terasa dari perut hingga rongga mulutnya, tak menunggu lama Rizal kembali memuntahkan isi perutnya dan kali ini muntahan tersebut dalam bentuk cairan.Tampak pria tampan itu terlihat lemas, kedua matanya begitu lelah dan merah, nafasnya terengah seperti habis berlari ribuan kilo. ”Dik, loe bawa laptop gue?” tanya Rizal ketika sudah di dalam ambulans.Masih sempat memikirkan laptop dalam kondisi hampir tak sadarkan diri, sont
Read more

Seperti Mimpi

Melihat Rosa seperti ingin berbicara rahasia, Hendra pun memajukan kepalanya. ”Ada apa?””Eemm … Bagus kamu duluan ke mobil. Aku sudah lama tidak bertemu Hendra, aku ingin mengobrol sebentar dengannya.”Bagus gelengkan kepala, ia ingin tetap menemani sepupunya.”Aku hanya sebentar.”Dengan tegas Bagus kembali gelengkan kepala.”Aku akan baik-baik saja, kamu lupa Hendra seorang dokter dan jangan lupa dia sahabatku.””Oke, sebentar. Lebih dari sepuluh menit gue akan nyusul loe.””Iya, sudah sana!” usir Rosa, ketika melihat Bagus enggan untuk meninggalkannya.”Kita ke ruanganku,” ajak Hendra paham sahabatnya itu ingin membicarakan hal rahasia dan penting.Rosa langsung memberi anggukan kemudian berjalan berdampingan dengan Hendar yang menurutnya sudah lama tidak bertemu.Tiba di ruangan Hendra, Rosa langsung mengedarkan pandangan. Ruang peristirahatan seorang dokter yang cukup luas. Maklum, di samping Hendra adalah anggota organisasi profesi dokter negeri ini, ia pun merupakan wakil kepa
Read more

Rayhan Nantha

”Kenapa diam, berasa mimpi, ya? Sama, gue juga gak percaya.”Rizal tersadar dari lamunannya dan bergegas ingin turun dari ranjang. “Ayo jemput bini gue!”“Eits, tunggu dulu,” cegah Andika. “Gue yang akan jalan. Loe tetap di sini, mandi terus istirahat. Kasihan bini loe kalo ngeliat keadaan loe kaya gini, bau lagi.””Gue mau ikut! loe pasti pakai heli gue ’kan?””Gak ada! Loe harus tetap di sini! Gue akan balik cepat, gue jamin kita bakalan sampai dengan selamat!””Oh ya, neh berkas-berkas yang nunggu instruksi loe.” Andika mengambil beberapa berkas dari tangan anak buahnya kemudian meletakannya di atas kasur.Rizal langsung mengambil berkas yang tergeletak di kasur, membuka tiap lembarnya namun ia tidak bisa membaca, penglihatannya buram. Ia berusaha membaca tulisan-tulisan itu namun usahanya percuma, bagian sisi dan tengah tiap benda yang ia lihat tampak gelap.“Zal, loe gak bisa baca?”Rizal gelengkan kepala ragu.“Oke, fiks. Loe harus bener-bener istirahat.” Andika menutup berkas d
Read more

Membiasakan Yang Belum Biasa

Bangun dari tidur panjang menggerak-gerakan kelopak mata, membuat Rizal kembali sadar bahwa kedua indra penglihatnya tidak lagi berfungsi. membuka ataupun menutup kedua kelopaknya tampak semuanya sama saja, gelap, tidak ada cahaya. ‘Bahkan aku tidak tau sekarang pagi, siang atau sudah malam.’ Merenungkan kehidupan macam apa lagi yang harus ia jalani.Merasa kebahagiaannya hanya sebentar, dan Tuhan dengan kuasanya kembali memberi ujian baru, ia pun berusaha bangkit dari keterpurukan. Apapun kondisinya saat ini waktu akan terus berjalan, pikirnya. Meski rasa sedih, takut, dan sedikit rasa tidak terima masih mendominasi perasaannya.Berusaha siap dan mampu menjalani hari dengan kebiasaan baru, Rizal pun berniat ke toilet sendirian tanpa bantuan siapa pun. Dengan percaya diri melepas selimut merasa menghafal semua letak benda di sana dan sudah memprediksi jaraknya, Rizal siap melakukan aktivitas rutin hari ini seolah kedua indra penglihatnya masih berfungsi dengan baik,BRUGH!Baru saja k
Read more

Dua Tahun

”Sudah berapa lama gue buta?” tanya Rizal pada Andika, yang hari ini menjenguknya.Andika menatap Rizal penuh kesedihan, setiap kali ia mendatangi pria tampan itu keadaannya tidak lebih baik dari sebelumnya. Terlihat sangat berantakan, tidak terurus dan hari-harinya terlihat lebih kurus.Kamar indah dan megah itu sama nasibnya, tempat itu kini bagaikan gudang yang tidak layak dihuni manusia. Wajar saja, begitu banyak sampah dan pakaian berserakan di lantai, bekas-bekas makanan terlihat jamuran, tumpahan air yang menggenang, sofa dan lemari terjungkal, meja yang kacanya pecah, tirai yang kotor, ruang makan yang berantakan, kursi-kursi yang terbalik, televisi berlayar pecah, lampu yang kedap-kedip, ditambah bau tidak sedap yang mengganggu penciuman membuat orang enggan untuk sekedar singgah walau hanya sebentar.”Sudah dua tahun," jawab Andika sambil membuang nafas ”Gue cari Raya, ya?” lanjut Andika minta izin.“Kalo loe ke sini cuma mau tanya itu. Mending loe balik, gak usah ke sini la
Read more

Sayang, Maaf

TOK TOK TOK“Zal, boleh aku masuk?” suaranya sengaja dilembutkan, terdengar sedikit manja.“MESKIPUN TIDAK KUBOLEHKAN, KAMU AKAN MENGGUNAKAN KUNCI-KUNCIMU UNTUK MEMBUKANYA!” teriak Rizal.Pintu itu terbuka, Rosa langsung menampakkan senyuman termanisnya. ”Hee …. Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu.” Melangkah penuh percaya diri, sambil sesekali ia kesulitan memilih pijakan.Kejadian seperti ini selalu berulang, setiap kali mereka bertengkar hebat, esok paginya Rosa akan datang, bersikap baik dan ramah seolah tidak pernah terjadi masalah.Rizal terlihat sama sekali tidak menanggapi, ia hanya diam duduk di sisi ranjang dengan nafas masih terengah, celana dan sebagian bajunya terlihat basah.Rosa melangkah mendekat. ”Zal, pakaian kamu basah lagi? Sudah aku bilang, jika butuh sesuatu panggil aku, tidak perlu malu. Buat apa ada bel di sana, kalau tidak pernah kamu pakai." Menunjuk sisi kasur dengan dagunya. "Aku akan selalu membantumu. Aku bantu berganti pakaian ya?” Rosa mendekat, ingi
Read more

MANJA

Raya melepas kecupan. Kali ini Raya membawa kedua tangan Rizal untuk menyentuh wajahnya. Nalurinya yakin, Rizal sangat merindunya. Meski kedua mata Rizal tidak bisa melihat, namun Raya percaya kedua indra peraba Rizal mampu mengenali wajahnya.Jemari sang suami ia dominasi, menggerakkan telapak tangan itu di pipinya, seperti mengusapnya lembut. ”Ini aku. Maafin aku.” Terasa jelas jemari Rizal bergetar."Maafin aku." Menatap Rizal di hadapannya penuh rasa iba. Raya gelengkan kepala, bukan ini yang ia harapkan, bukan seperti ini yang ia bayangkan. Suaminya tampak begitu kurus, terlihat tidak terurus. Kuku-kukunya kotor dan hitam. Rambutnya panjang dan berantakan. Wajahnya begitu kusam bertemankan janggut yang panjang. ’Oh, Tuhan, kesalahan apa yang telah kulakukan,’ Raya mendongakkan kepala, membatin dalam usapan lembut suaminya bertemankan deraian air mata."Kalau sedih, kenapa tinggalin aku?" tegas Rizal, terdengar kesal.Mendengar Rizal bersuara, sontak Raya menurunkan kepalanya. “Ak
Read more

Gombal

TOK TOK TOKRosa mengetuk pintu kamar dengan keras, membuat sepasang suami istri itu kaget dan langsung mempersiapkan peran masing-masing.“Rayhan, apa yang sedang kaulakukan? Mengapa pintunya dikunci?” tanya Rosa terdengar dari luar, ia datang bersama Esih siap mengantarkan makan sore.Raya langsung berlari sambil mengenakan maskernya. ”Maaf Nona, tuan Rizal yang menyuruh. Sebentar, saya akan bukakan pintunya,” ucap Raya dengan keras dan ngebass.“Lain kali jangan dikunci! Aku tidak suka calon suamiku berduaan dengan seseorang dalam sebuah kamar.””Saya hanya menerima perintah, lagi pula saya laki-laki, Nona masih harus cemburu pada saya?” Melangkah dalam satu barisan, terkadang langkah keduanya terlihat kesulitan karena gundukan sampah dan pakaian.”Baru kali ini ada orang yang selalu menjawab ucapanku.””Sudah, cukup. Esih aku tidak lapar. Sebelum kutumpahkan semuanya, lebih baik kaubawa kembali makanan itu!” Rizal angkat suara. ”Zal, kamu harus makan. Nanti kamu sakit. Aku suapi,
Read more

DHOR!

“RAYHAN, APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!?” Melihat perawat yang ia sewa tertidur nyenyak dalam dekapan Rizal, membuat Rosa berteriak memekakkan telinga semua orang di sana.Raya yang tersadar identitas aslinya hampir ketahuan langsung menyembunyikan kepalanya dalam selimut, sedang Rizal hanya menyunggingkan ujung bibirnya dengan mata masih terpejam.Rosa membuka selimut yang mereka kenakan dan langsung menarik kasar lengan Raya, tersadar istrinya hampir terlepas dari pelukan, Rizal pun meraih kembali tubuh Raya kemudian memeluknya lebih erat.”Rizal! Dia laki-laki, dia perawatmu!” Rosa berusaha menyadarkan Rizal.Tidak ada tanggapan dari Rizal, Rosa pun berusaha melepas tangan Rizal dari tubuh Raya, namun tenaganya masih kurang banyak, membuat Rosa kesulitan untuk melepasnya. ”RIZAL LEPASKAN TANGANMU!!”DIA PERAWATMU! DIA LAKI-LAKI!” Rosa kembali berusaha melepaskan tangan Rizal dari tubuh Raya. Kuku-kuku cantiknya bahkan membuat tangan Rizal terluka tapi pelukannya tidak berubah.”RIZAA
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status