Home / Fantasi / Legenda Bumi Langit / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Legenda Bumi Langit: Chapter 51 - Chapter 60

84 Chapters

Percuma!

Sepuluh tahun lalu, tepatnya di desa Purbawati pernah terjadi sesuatu yang tak lazim. Pada saat itu beberapa orang sempat menyaksikan kerabat mereka yang telah meninggal, hidup kembali. Lalu mereka melahap hewan peliharaan penduduk hidup-hidup.Namun setelah berita itu tersebar, setiap orang memiliki pendapat masing-masing. Ada yang percaya ada juga yang tidak. Bahkan ada pula yang menjadikannya sebagai gunjingan.Ternyata peristiwa 10 tahun lalu itu merupakan awal mulanya terbuka gerbang menuju ke dimensi kegelapan.Di waktu yang sama pula, Pisaca terbebas dari penjara abadi. Semua itu berkat bantuan dari golongan manusia yang terus memberikan persembahan pada golongan iblis. Golongan manusia itu merupakan kelompok yang memiliki nama sekte Masonli, sekaligus dijuluki sekte yang bersekutu dengan iblis.****"Baik, sudah cukup! Jangan banyak basa-basi lagi." tegas Jiro, kemudian ia menarik
Read more

Ilusi Pandangan

"Hemp! Jadi sekarang Paman bersedia menerima pendapatku?" Sadarga malah kembali bertanya pada Utar."Yah, silahkan katakan maksud mu bocah!" Jawab Utar."Baik kalau begitu, kita mulai perbincangan kita." Ujar Sadarga yang terlihat sedang memilah batu kecil."Sebenarnya, aku hanya ingin memberi tahu pada Paman, bahwa orang yang Paman kenal itu tak seperti dulu lagi. Ia merupakan anggota sekte terlarang. Mungkin sudah tak ada kesempatan lagi untuk Paman, mengenal sosoknya yang dulu," Ucap bocah sebelas tahun itu dengan santai."Hah? Apa kamu bilang?"Tentu saja Utar tak bisa mengerti perkataan Sadarga."Hhe, Ya tentu saja Paman tak akan mengerti maksudku. Sejak keberangkatan kakek menuju pusat kerajaan aku mendapatkan pesan isyarat darinya. Beliau berpesan suapaya aku terus mengawasi pria itu!" "Hei Nak! Semakin kau banyak bicara, otak ku semakin pusing. Lebih baik katakan saja inti dari pembicaraanmu!" geram Utar sembari menatap
Read more

Pergi saja!

"Baiklah, aku akan pergi dari sini setelah kau mengatakan apa maksud dari perbuatanmu terhadap kakak ku sendiri?" tanya Utar meminta penjelasan pada Sadarga.Sepertinya lelaki itu membutuhkan sedikit penjelasan dari Sadarga. Walaupun sebenarnya penjelasan apapun saat ini tak akan bisa diterima oleh dirinya. Sebab ia sedang dalam pengaruh ilusi."Alasannya hanya satu. Bahwa kita semua sedang dalam pengaruh ilusi!" tutur Sadarga dengan raut wajah yang sangat meyakinkan."Haha, yang benar saja! Kau pikir aku bodoh? Asal kau tahu, bahwa seumur hidupku ini belum ada ilusi yang berhasil mengelabui ku. Sebab aku telah menjalani latihan penjagaan alam bawah sadar."Sifat sombong tiba-tiba muncul pada pribadi Utar. Padahal biasanya pria ini bertingkah baik dan sopan.Dan permintaan Sadarga untuk segera pergi dari tanah lapang di atas bukit itu,  tidak diterima dengan baik oleh Utar bahkan ditolak mentah-mentah. Namun Mei dan Wina mempunyai pendirian ya
Read more

Petunjuk 1

Setelah Sadarga berada jauh dari tempat Utar berada, bocah itu tiba-tiba bertemu dengan Tanu."Pusi! Bukankah itu kakek?" tanya Sadarga pada kucing putih di belakangnya."Miaw!"Menanggapi pertanyaan Sadarga, Pusi pun seperti membenarkannya.Kemudian Sadarga mempercepat laju jalannya, berniat ingin memastikan bahwa yang dilihatnya itu ialah sosok Tanu sang kakek angkat.Setelah berjarak kurang lebih lima depa, sosok Tanu yang dilihat Sadarga malah menjauh darinya. Begitupun seterusnya di saat Sadarga mencoba mendekat maka sosok yang terlihat seperti Tanu itu semakin menjauh."Hei Kakek. Kenapa kau terus menjauh dariku!" teriak Sadarga sambil terus berlari mendekati Tanu."Hahahaha. Kemarilah Nak!" ucap sosok misterius yang menyerupai Tanu.Sosok yang menyerupai Tanu itu belum juga menampakan wajahnya. Sebenarnya Sadarga juga hanya bisa menduga bahwa itu merupakan kakeknya, sebab ia hanya bisa melihat postur tubuh kakeknya dari
Read more

Petunjuk 2

Setelah berada di dekat batu hitam, Sadarga terlihat dikejutkan oleh sesuatu. Terlebih saat melihat permukaan batu yang seakan lunak dan terus bergerak secara perlahan."Hah! Sebenarnya apa ini?" tanya Sadarga pada Pusi."Miaw!""Aneh! Aku pikir benda ini hanya batu biasa, tapi baru kali ini aku melihat ada batu yang terlihat bergerak seakan hidup," lanjut Sadarga bertanya dalam batin.Karena melihat Sadarga seperti kebingungan, Pusi tiba-tiba menggerakan kaki lalu menjulurkannya ke sela batu. Sepintas kucing itu terlihat seperti ingin meraih sesuatu.Tak setelah Pusi berusaha, akhirnya ia berhasil mendapat sesuatu yang kemudian ditunjukan pada Sadarga."Hmp. Apa ini?" celetuk Sadarga dengan alis mata yang terlihat naik sebelah. Dari raut wajahnya, mungkin bocah itu bingung mencari nama tepat, untuk benda yang baru ditemuinya.Benda yang saat ini berada di genggaman Sadarga memang sedikit menarik perhatiannya, benda itu berbentuk kota
Read more

Petunjuk 3

"A-apa ini?" bisik Sadarga dengan mulut ternganga.Nampaknya bocah itu sangat terkejut. Melihat cahaya kuning menyilaukan yang muncul dari balik bajunya. Sepintas dari arah luar baju terlihat bulatan cahaya kuning ke-emasan. Lalu perlahan membias dan menyebar ke seluruh bagian tubuh Sadarga.Setelah biasan cahaya menutupi tubuh Sadarga, kini ia merasakan sesuatu bergerak dari dalam tubuhnya.Begitu tersiksa Sadarga, apalagi setelah ia mengalami sesak nafas yang teramat sangat."Uhuk, uhuk!" Di saat sesak nafasnya semakin menjadi, Sadarga tersendak berkali-kali. Pandangan bocah itu tiba-tiba menjadi buram, mata pun seakan terasa berat, untuk sekedar melihat wilayah sekelilingnya saja Sadarga seakan tak kuasa.Saking tersiksanya bocah itu, hitungan waktu beberapa menit pun terasa begitu lama. Sadarga hanya bisa pasrah pada keadaan. Bocah itu tak pernah mengalami kejadian serupa semasa hidupnya. Bahkan ia tak pernah mendengar b
Read more

Petunjuk 4

"A-apa maksudnya ... Kekuatanku sendiri?" Sembari memikirkan makna dari ucapan yang telah di dengar, Sadarga mencoba mengendalikan dirinya. Karena rasa takut pada dirinya masih terus menghantui."Hahaha, bocah sepertimu sampai kapan pun tak akan mengerti ucapan yang butuh pemahaman mendalam," ejek seseorang yang menyerupai Sadarga."Hei, bocah apa kau lupa dengan keadaanmu? Bukankah impian terbesarmu itu bisa berjalan? Karena kakimu yang berkekurangan tak mampu melakukannya ...."Begitu jemawa orang di hadapan Sadarga kali ini. Hingga ia tak berhenti mengejek Sadarga habis-habisanDengan mengingat kembali beberapa peristiwa yang telah dilaluinya, Sadarga mencoba mengkaitkan setiap kejadian. Bocah itu memilih untuk menutup mata kembali, mengabaikan celotehan orang di depannya.Setelah menutup mata, Sadarga mencoba menundukan kepala. Kemudian ia mengarahkannya ke bagian dada, lalu di pusatkan perhatiannya pada bagian dada sebelah kiri te
Read more

Sebuah Jawaban

"Baiklah, aku akan membuka mata!""Ya, karena itu lebih baik daripada kamu terus diam saja!"Setelah Sadarga membuka matanya, ia melihat sesosok wanita berparas cantik. Tentu saja wanita yang ada di hadapannya masih berusia muda. Bahkan Sadarga mengira bahwa ia masih anak-anak."Siapa kamu?" tanya Sadarga yang masih duduk bersila."Perkenalkan, nama ku Karin."Karin merupakan wanita yang sudah berusia empat puluh tahun, ia merupakan teman dekat Ningrum.Karin memiliki keahlian meracik ramuan dan obat-obatan. Kemudian ia memiliki kemampuan untuk masuk kedalam mimpi siapa saja.Setelah Karin mengenalkan dirinya, ia mengajak Sadarga untuk pergi dari tempat yang sepi itu, kini mereka berjalan menyusuri jalan setapak di tengah hutan.Seiring waktu berlalu, Karin dan Sadarga tiba di depan mulut goa yang sempat Sadarga datangi. "Hei, mau kemana kau?" teriak Sadarga yang ditinggalkan sendiri oleh Karin.Tanpa basa-b
Read more

Hari Pertama

"Aargh," geram Sadarga sembari memegang jidatnya.Ini merupakan hari pertamanya melihat dunia nyata. Sebuah jawaban dari beberapa teka-teki yang sering ditemui Sadarga semasa tidurnya kini terungkap sudah.Melihat anaknya terbangun. Ningrum langsung memberikan sambutan dengan sebuah pelukan hangat. Wanita itu tak kuasa menahan rasa haru yang teramat sangat. "Anak ku! Akhirnya kau kembali juga."Begitu hangat suasana kala itu. Sebuah pertemuan antara ibu dan anak, seakan telah berpisah sekian lama.Benar!Walau Ningrum selama ini berjaga di samping Sadarga. Wanita itu merasa sudah berputus asa. Sebab hampir tujuh tahun ia menanti anaknya bangkit dari tidur panjang yang belum tahu ujungnya.Bahkan sesekali Ningrum tak bisa mengendalikan dirinya, ia sudah menyangka bahwa Sadarga tak akan kembali lagi. Meskipun Anaknya bernafas tapi ia dalam keadaan tertidur dan itu sama saja dengan mengharapkan seorang yang sudah mati hidup kembali
Read more

Wajah Baru Labodia

"Mari kita pergi dari tempat ini!" Ajakan Tanu langsung saja di sambut oleh Ningrum, karena waktu tujuh tahun itu tidaklah sebentar. Melainkan waktu yang lumayan lama. Apalagi selama penantian semasa pengobatan anaknya, Ningrum harus mondar-mandir masuk keluar hutan. Keadaan di desa Purbawati saat ini ternyata hampir mirip dengan keadaannya di dalam mimpi Sadarga. Hanya saja kekacauan di tanah kerajaan itu tidak nampak secara terang-terangan. Hanya segelintir orang yang menyadari bahwa keadaan di kerajaan Labodia ada yang salah. Ya, saat ini penduduk di tanah barat itu dipenuhi dengan berbagai tekanan. Seperti pajak yang terlalu mahal dan para pejabat istana memungut paksa sebagian penghasilan penduduk desa. Kerajaan Labodia memiliki wilayah yang cukup luas, hasil bumi yang melimpah telah menjadikan daerahnya menjadi incaran penguasa di kerajaan lain. Namun untuk menaklukan kerajaan Labodia tak seperti membalikan telapak tangan. Kerajaan ini memiliki
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status