Home / Romansa / Rahasia Si Gadis Cupu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Rahasia Si Gadis Cupu: Chapter 1 - Chapter 10

16 Chapters

Aku Kuat Kok

Gaun putih polos melewati anak tangga, sikapnya yang anggun, dan elegan terlihat di dalamnya. Matanya yang memancarkan aura kepiluan tertutup oleh tatapannya yang dingin tidak ada senyuman yang tersungging di dalamnya, hanya sebatas bibir yang tertutup rapat. Matanya menoleh pada Pria berumur berkepala tiga yang matanya tampak tajam. Pria itu membaca koran sembari menghisap puntung rokoknya, kemudian gadis itu mendekatinya.Pria yang memiliki mata hazel itu menyudahinya, "Duduk sini!" perintahnya dengan dingin. Gadis itu duduk di dekatnya, ada sebuah rasa canggung dan takut di hatinya.Pria berwajah dingin itu bertanya, "Mulai besok, kamu akan meninggalkan rumah ini dan tinggal di apartemen, kan? " Dia meletakkan puntung rokoknya di asbak, lalu gadis tersebut mengangguk.“Benar, Pah," sahutnya dengan tatapan kosong.Pria dengan wajah dingin memberikan cek kosong kepadanya. Gadis itu tidak mengerti apa maksudnya, mata amber miliknya tercetak jelas penuh kebingungan. "Ini cek kosong, te
last updateLast Updated : 2021-07-16
Read more

Apa ini? Gila

Kella Ansaria Amersoln, nama gadis itu. Mata amber yang tertutup oleh kacamata, wajah cantiknya yang tertutup oleh fashion ala gadis desa Tiongkok. Kella yang cantik memilih untuk merubah penampilannya setelah meninggalkan mansion besar keluarga Amersoln. Dulu memiliki tempat berteduh yang besar, sekarang ia hanya tinggal di apartement kecil sesuai dengan bajet yang telah dikumpulkan dari hasil jualan kue bolu. Pagi ini sangat cerah, suara jam beker berdering keras membuat sang empu langsung membuka matanya. Kella merasa terusik tidurnya, tangannya meraba-raba jam beker hingga jam itu terjatuh dari nakas lalu ia secara mengambil jam bekernya meskipun sedikit kesulitan, dan menekan tombol off agar berhenti.Tangannya meraih handuk yang berada di kapstok dan melakukan ritual di kamar mandi seperti biasa. Selang beberapa menit ia sudah memakai baju segaram sekolah, dan berdiri di depan cermin besar sambil memperhatikan tubuhnya sendiri. “Hm, kenapa tubuhku mulai gendut, yah?” gumamnya ber
last updateLast Updated : 2021-07-16
Read more

Tatapan Iri Banyak Mata

Kella sedang dihukum, sebanyak dua puluh kali. Kepalanya terasa pening dan letih, ia hampir saja pingsan. Dengan sekuat tenaga ia harus tetap melaksanakan hukuman, bila tidak kakak Osis tadi akan memarahinya.   Lelaki itu sejak tadi mulai mengawasinya.   Kella memutarinya sudah sebanyak lima belas kali, yang membuatnya terasa letih. Kakinya juga serasa lemas, bahkan nafasnya sudah tersengal hanya untuk masuknya udara ke dalam rongga hidungnya. Ia menoleh pada siswa yang masuk ke kelas, sedangkan dirinya masih dihukum.   Kella juga menyadari kesalahannya, yang sudah teledor dan terlambat bangun. Ia ingin mengeluh, tetapi itu tidak akan bisa. Di sini juga tidak ada kenalannya, hanya ada lelaki yang menatapnya selalu.   Bukan hanya lelaki itu yang menatapnya, tadi saja banyak mata iri yang menatapnya tajam. Mungkin saja, mereka fans dari pengawasanya. Apalagi tatapan judes dari kakak osis yang perempuan
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more

Muncul Petunjuk

  Mata Kella yang terkulai, mengerjap dengan sedikit. Bulu matanya tergerak dengan pelan, ia membuka mata dengan pandangan menyipit. Batinnya menerka-nerka, sekarang ia sedang berada di mana.   Dokter Alana mendekatinya dengan perasaan legah. "Syukurlah. Kamu sudah sadar?" tanyanya.   Kella baru tersadar dengan ingatan yang samar, matanya sudah melihat ruangan putih yang dominasi. Tubuh kecilnya berusaha untuk duduk. Alana yang melihatnya susah untuk bangun segera membantu.   Kella menoleh pada perempuan berjilbab itu sambil memegang kepalanya yang terasa agak pusing, pening dan berat. "Apakah ini rumah sakit?" tanyanya dengan lemah.   Alana menggeleng. "Bukan, kamu di UKS,” jawab Alana sembari tersenyum lembut.   Kella beralih ke dinding langit kemudian matanya mengedar ke ruangan UKS seperti mencari seseorang, namun di sana hanya ada Alana saja.   
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more

Matamu dan Mataku Saling Bertemu!

Dokter Alana menyuruhnya untuk istirahat, padahal Kella sama sekali tidak ingin tidur. Gadis itu merasa sudah jauh lebih baik, tetapi kenapa tidak di izinkan? Aneh.   Sudah jam berapa ini? Kella merasa bosan di tempat yang hampa ini dengan bau obat yang menyengat hidung. Dokter Alana izin untuk pergi ke Rumah Sakit Teknikal, sementara dia sendirian di UKS.   “Huh! Membosankan!” gerutu Kella.   Kella melihat ke arah jam dinding, sudah pukul 14.30. Rasanya mengesalkan sendiri di tempat seperti ini. Matanya menatap dinding lain, dengan suasana seperti di pemakaman.   Ini sungguh membosankan!   Kella ingin sekali berteriak, tapi ia tahu berada di mana. Jika melakukan hal itu, bisa saja ia akan dihukum.   Tapi ... tunggu!   Bukankah dia sedang sendiri? Ini kesempatan bagus untuk mengecek data tadi! Kella segara berdiri dan mulai berjalan ke le
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more

Seperti Bunga Alyssum

Ruangan putih mendominasi. Dengan lampu yang menyala, buku yang tertata rapi. Boneka yang ia jaga, serta selimut hello Kitty milik seorang gadis yang terfokus pada papan mading.   Papan tersebut berisi sebuah rencana, dan tempat yang perlu di selidiki. Kella menyiapkan semuanya dengan hati-hati agar tidak diketahui.   Kemudian, tangannya menopang di dinding. “Ini baru awal,” dia melingkari tulisan tersebut.   “Besok, mari kita mulai!” monolognya dengan mata serius ke dinding. Sudut bibirnya tersungging, ketika merasa senang untuk memulai misinya.   Kemudian, dilihatlah jam di dinding. Jam tersebut menunjukkan larut malam, segera ia kembali ke kasurnya. Lalu di matikan lampunya, matanya juga mulai menutup rapat dan tertidur lelap.     •••   Pagi hari.   Hari ini adalah pertama kalinya duduk di kelas sendiri. Setelah tiga hari
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Kejadian Awal

Brak...!   Suara gebrakan meja tersorot banyak mata. Murid yang berada di kantin terkejut akan suara tersebut. Begitu juga dengan Kella yang tidak menduga jika gadis di sampingnya ini berani berlaku kasar.    “Pergi dari sini!” murka Velyn dengan menggebu-gebu. Tangannya mengepal dan menunjuk berlainan arah. Kella tidak mengerti dengan gadis satu ini, jika dia ingin duduk silahkan, dan kenapa harus juga mengusirnya?   Kella menatapnya dengan kening tertaut. “Kalau kamu ingin duduk silahkan, tapi kenapa harus mengusirku? ” tanyanya. Gadis tersebut terlihat gagap dan tidak tahu harus menjawab apa.   “Kami hanya ingin bertiga, dan kamu bukan dari bagiannya.” Sahut gadis bernama Dinda dengan rambut pendeknya. Kella tercengong, “Apa hanya itu?” batinnya.   Kella menghela nafasnya, “Tinggal duduk saja kok susah, lagi pula aku tidak mengganggu kok!” jelasnya. Tubuh gadis tersebut m
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more

Insiden Skateboard

Kella berjalan melewati perumahan, dan bermacam toko. Pagi ini, dia akan berangkat ke sekolah seperti biasa. Lantunan syadu dalam mulutnya, bersenandung riang di jalanan yang sepi.   Sehingga tanpa sadar telah sampai di tujuan. Kella memasuki gerbang, dan berjalan menyapa pak satpam. Seperti kebiasaannya dulu, ketika masih berseragam putih biru.   Dia berangkat pada pukul 06.00. Sengaja kepagian, agar bisa membaca buku di perpustakaan sekolah. Kella melewati gedung kelas, lalu berjalan ke gedung sebelahnya.   Dia berhenti di depan perpustakaan. Lalu menarik nafasnya, bersiap memulai mencari sesuatu. Kella masuk ke dalamnya, yang sudah di buka setiap pukul 6 pagi.   Kemudian, dia mulai menyusuri setiap rak. Di sana bermacam buku, dimulai dengan buku pengetahuan, referensi, adat dan budaya. Serta yang dia cari, yaitu tentang peristiwa sekolahnya.   Senyum Kella tercetak, meski sedi
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more

Geng Senior Mulai Muncul

  Kella meletakkan ransel di kursinya. Lalu tubuhnya ia dudukan, rasanya seperti mimpi yang samar. Dia tidak tahu harus berekspresi seperti apa, hanya bisa berdiam beku.   “Hai! Kamu Kella, kan? kita bertemu lagi,” sapanya dengan seru. Kella menoleh, terlihat jelas gadis yang berkenalan dengannya memakai pita hello kitty, dia bersikap ramah.   “Hai, kamu bukanya yang waktu MOS, kan?” tanya Kella kembali. Lalu gadis tersebut mengangguk padanya, sembari tersenyum.   “Indira Camelia Ans, hari ini kamu jadi teman sebangku aku, yah?” tawar gadis tersebut sembari tersenyum ramah.   Kella menatapnya dalam, baru kali ini ada seorang memperlakukannya dengan baik. Bahkan papah kandungnya saja tidak ada respon terhadapnya, papahnya hanya mengutamakan adik tiri.   Dia mengulurkan tangannya. “Kellansa Ansaria,” balasnya dengan muka datar. Lalu ransel Indira letakkan di kursi samp
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

Rasa Kagum Sekilas

“Lagian kalau ingin demo itu sana sama pak ketua saja, kenapa harus pada Kella yang hanya seorang korban?” sambung Indira sembari menaruh gelas kosong dan gelas yang berisi jus mangga milik Kella.   “Nggak usah ikut campur deh! Masih pakai jepit rambut hello Kitty saja sok hebat,” cibir Dinda membela temannya.    Indira ingin memukul gadis tersebut, tapi dicegah oleh Kella. “Tenang, Indira. Jangan terbawa emosi, biarkan mereka puas membully sampai mulutnya berbusa pun terserah. Lagi pula itu minuman jadi mubazir, kan?” ucap Kella dengan santai.   Kemudian, Indira menurunkan tangannya. Lalu menarik nafas, agar emosi tidak mengendalikannya. Kedua tangan Indira bersedekap di dada. “Untung kita baik, kalau tidak hangus itu muka!” sindirnya.   Di belakang perdebatan antara Kella, Indira dan tiga kakak seniornya, ada dua lelaki yang termangu dengan mereka.    “Azam, tadi deng
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status