Home / Romansa / Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal: Chapter 141 - Chapter 150

181 Chapters

Bab 140 Rencana Melarikan Diri

Shakira meletakkan ponselnya dengan gelisah setelah membaca pesan rahasia dan berbicara dengan Aksa melalui nomor barunya.Kenapa Aksa bersikap begitu memaksakan diri semua ini harus terkuak? Walau bagaimanapun itu tak akan mengembalikan Papa dan Kakekku. Juga orang tua mereka. Lagi pula orang-orang itu pun juga sudah mendapatkan hukumannya masing-masing.Gumam Shakira dalam hati dengan menghela napas panjangnya. Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan waktu pukul sepuluh lebih lima pagi. Wanita cantik itu masih berusaha mencerna setiap kata yang meluncur dari bibir Aksa.“Shakira, aku tahu kau pasti lelah dengan semua ini. Aku pun sama. Dan memang semua ini tak akan menghidupkan keluarga kita kembali. Tapi setidaknya para pelaku pembunuhan ini harus di tangkap, terutama dalangnya. Tinggal selangkah lagi aku akan menemukan bukti-bukti bahwa Axel di balik semua ini,” papar Aksa dengan suara berat.“Kenapa kau begitu yakin bahwa Axel pelakunya, kak? Dia adik kandungmu dan dia tak mung
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

Bab 141 Berhasil

“Ohya Amel, apa semua pekerjaanmu sudah beres?” tanya Shakira pada Amel yang mengangguk mengiyakan pertanyaan sang majikan.“Semua sudah beres Nyonya Kakak, lagi pula kalau untuk mengantar Nyonya Besar belanja saya pasti akan membantu. Tuan muda pernah berpesan begitu pada saya. Jadi saya akan menyesuaikan jadwal belanja dan pekerjaan saya,” papar Amelia dengan polos.“Oh, baiklah kalau begitu. Tunggu di mobil saja dengan sopir, aku akan bersiap-siap dulu,” sahut Shakira seraya memasuki kamar.Ia yang tadinya menyiapkan beberapa potong baju untuknya dan Ibunya dalam tas jinjing terpaksa membatalkan rencananya karena Amelia. Dan Shakira akhirnya hanya membawa tas ransel kecil berisikan dompet, dua foto dalam bingkai kecil dan beberapa potong baju dalam serta beberapa obat-obatan.Ia menatap perhiasan miliknya yang di belikan Axel untuknya. Shakira meletakkan benda-benda mewah itu kembali ke tempatnya. Ia menahan air mata yang mengambang di pelupuk matanya sesaat sebelum ia keluar dan m
last updateLast Updated : 2022-10-03
Read more

Bab 142 Terbang

“Apa?” pekik Shakira terkejut. Bergegas mendatangi Rachel dan melihat nama ‘Suami Shakira' terpampang di layar ponsel Rachel.“Aku harus bagaimana?” bisik Rachel dengan cemas, “oke, aku bisa, aku bisa,” lanjutnya berdeham dan mengambil napas dalam-dalam saat hendak membuka saluran telepon.“Halo? Ada apa Axel?” sapa Rachel beruntun dan menekan tombol pengeras suara agar Shakira juga mendengarnya. Demikian juga Natarina yang berdiri di belakang Shakira.“Halo Race, apa aku mengganggumu sekarang?” tanya Axel dengan tenang.“Oh tidak. Ada apa tiba-tiba menelepon?” ulang Rachel mencoba menguasai suaranya agar tak terdengar gugup.“Tidak apa-apa. Aku hanya sedang senggang saja dan ingin berbicara padamu. Apa kau ada waktu? Aku ingin bertemu,” tanya Axel dengan ramah dan tenang membuat Rachel dan Shakira saling bertatapan bingung.“Bertemu? Kenapa harus bertemu? Aku sedang senggang sekarang, kalau mau bicara, bicara saja Axel,” sela Rachel dengan bingung, “ada masalah apa?” lanjutnya mengik
last updateLast Updated : 2022-10-04
Read more

Bab 143 Teman dari Temanku

Shakira menggandeng Natarina menuju pintu keluar Bandara wisatawan domestik di kota Jogjakarta. Ia tertegun saat menatap seorang gadis manis berkulit sawo matang yang berdiri di tengah ramainya penjemput yang memegang papan nama bertuliskan namanya dan Ibunya.“Kak Shakira! Ibu Natarina!” pekik gadis itu seolah mengenali dirinya dengan akrab di sela senyum ramah.Walau sempat kebingungan Shakira tersenyum membalas lambaian tangan gadis itu dan mengikuti langkahnya yang mulai memisahkan diri dari keramaian orang.“Kak perkenalkan saya Naya, teman baik Kak Rachel,” lanjut Naya seraya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Shakira dan bergantian dengan Natarina.“Ternyata benar apa yang kupikirkan, kau pasti teman Rachel. Terima kasih Naya, sudah repot-repot menjemput kami,” ucap Shakira berterima kasih.“Tidak apa-apa Kak. Ayo, sebaiknya kita segera bergegas,” ajak Naya seraya berjalan menuju mobilnya yang terparkir di halaman bandara.Sepanjang perjalanan mereka lebih banyak
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

Bab 144 Sudut Pandang Seorang Ibu

Shakira menggenggam kedua tangan Ibunya dan membawanya ke dalam kamar.“Shaki ingin menjelaskan semuanya pada Mama, sudah sejak lama. Tapi Shaki bingung memulai semuanya dari mana. Sementara Shaki juga masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, dan Shaki takut Mama akan sakit setelah mendengar semuanya,” papar Shakira mulai membuka cerita.Natarina menatap putri semata wayangnya dengan sayang, “Mama tak akan sakit. Mama akan baik-baik saja, asal bersama Shaki Mama akan selalu baik-baik saja. Bukankah selama ini kita sudah banyak mengalami hal buruk? Dan sampai sekarang Mama selalu baik-baik saja kan?” sahut Natarina dengan lembut.“Baiklah,” Shakira menggenggam erat kedua tangan Ibunya dan perlahan-lahan mulai menceritakan semua yang terjadi padanya dan Axel. Mulai dari ia mendengar kabar itu dari Dave, Lucyan hingga Aksa.Natarina bergetar hebat dan berurai air mata mendengar semua penuturan Shakira. Bahkan berkali-kali ia meraup wajah Shakira yang mulai berurai air mata.
last updateLast Updated : 2022-10-06
Read more

Bab 145 Rindu

Sore itu Naya datang lebih awal untuk mengantarkan Shakira dan Natarina berbelanja perlengkapan rumah tangga, dari pakaian hingga sabun. Malam itu mereka juga makan bersama di rumah Naya sekaligus memperkenalkan keluarga Naya kepada Shakira dan Natarina.Lalu mereka juga berjalan-jalan keliling kota agar Shakira dan Natarina bisa melepaskan penatnya. Tak ayal Shakira memanfaatkan kesempatan itu untuk membeli nomor ponsel baru, satu untuknya dan satu untuk Ibunya.Ketiga wanita itu telah puas berjalan berkeliling Malioboro dengan membawa beberapa bungkusan baju-baju batik rumahan.“Shaki, kau yakin akan memakai baju-baju itu?” tanya Natarina dengan tatapan bingung melihat Shakira membeli beberapa potong baju batik model daster rumahan.Shakira terkekeh senang, “sejak dulu Shaki selalu kagum sekaligus aneh jika melihat orang-orang memakai baju daster seperti ini. Shaki merasa mereka sangat cantik dan elegan dalam keadaan apa adanya,”“Apa seumur hidup Kakak tak pernah memakai daste
last updateLast Updated : 2022-10-09
Read more

Bab 146 Kedatangan Aksa

Beberapa hari telah terlewati dan hampir setiap tengah malam Shakira selalu terbangun dan menangis. Hingga pagi itu Shakira terbangun dengan kepala berat dan berdenyut-denyut. Natarina yang diam-diam mengetahui kesedihan Shakira hanya bisa mendukungnya dengan memberinya perhatian lebih.“Sayang, ayo kita sarapan dulu, nanti Shaki bisa tidur lagi kalau memang masih mengantuk,” ucap Natarina membangunkan Shakira yang masih tergolek lemah di kasur.Demi agar tak mengetahui kegelisahannya, Shakira menuruti ajakan Ibunya yang telah menyiapkan sarapan yang dibawakan oleh Naya. Akan tetapi, baru satu suapan Shakira merasa sangat mual dan ingin muntah.Natarina menghela napas panjang seraya memberikan obat asam lambung kepada Shakira tanpa berkomentar panjang. Seolah ia tahu Shakira akan membutuhkan obat itu. Walau mengernyit bingung Shakira menerima dan segera mengunyahnya.“Minumlah, kau pasti asam lambung. Sudahlah sayang, jangan terlalu di pikirkan. Ada Mama. Kau sudah memilih jalanmu. Ku
last updateLast Updated : 2022-10-18
Read more

Bab 147 Shakira Mengandung

Dengan perasaan was-was Shakira dan Natarina menunggu dalam diam, sementara Aksa pergi ke halaman rumah agar leluasa berbicara dengan Axel. Sesekali Shakira menatap kepada Ibunya yang menggenggam erat tangan Shakira seolah menguatkannya saat mereka mendengar suara Aksa meninggi dan berdebat.Dua puluh lima menit berlalu akhirnya Aksa mengakhiri panggilan tersebut. Dengan menghela napas kesal laki-laki itu perlahan memasuki rumah.“Maafkan aku, aku sengaja tak ingin memperdengarkan pembicaraan kami agar kau dan Mama tak serta merta ikut menyahut perkataannya,” ucap Aksa menatap Shakira dan Natarina bergantian.“Ya, kau benar dan aku setuju seperti itu,” sahut Shakira mengangguk dengan canggung.“Apa kau ingin tahu kabarnya?” sela Aksa tersenyum melihat sikap Shakira yang terlalu kentara dan canggung.“Aksa, apa kau sudah makan saat perjalanan kemari? Kalau belum sebaiknya kau makan dulu ya,” sela Natarina seolah teringat sesuatu, “kebetulan sekali jam sudah menunjukkan mendekati makan
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Bab 148 Ajakan Aksa

“Bukan dok, dia adik saya. Ayah si jabang bayi sedang ada di luar kota. Besok rencananya baru bisa kembali,” papar Aksa mencoba mencairkan suasana. Lalu mereka pun tertawa, karena dokter itu meminta maaf atas kesalahpahamannya.“Iya dokter, ini saja saya tidak tahu kalau saya sedang mengandung, karena saya pikir cuma masuk angin kelelahan karena setelah melakukan perjalanan jauh,” sahut Shakira menimpali.Dokter dan perawat perempuan itu pun tersenyum, lalu dokter wanita itu memberikan wejangan kepada Shakira untuk menjaga kondisi kesehatannya dan bayi yang ada dalam kandungannya. Karena umurnya yang masih relatif muda akan rentan dengan keguguran.“Mama akan menjaga Shaki, jadi semoga tak akan terulang lagi seperti yang sudah-sudah,” ucap Natarina memeluk pundak Shakira.Lalu mereka pun menyelesaikan administrasi pembayaran dan obat-obatan untuk Shakira. Dalam perjalanan pulang mereka lebih banyak terdiam membisu walau sesekali Aksa memecah kesunyian untuk mengajak mereka berhenti be
last updateLast Updated : 2022-11-02
Read more

Bab 149 Pindah Tempat Tinggal

Shakira yang awalnya menolak halus ajakan Aksa, mau tak mau harus menurut karena permintaan Ibunya dan memikirkan si jabang bayi yang sedang ia kandung. Walau dengan berat hati akhirnya Shakira menyetujui untuk ikut dengan Aksa.Kini mereka telah melakukan perjalanan dari rumah, bandara hingga kembali menapaki salah satu apartemen mewah di bilangan kota Jakarta Selatan.Melihat keadaan payah Shakira yang hampir sepanjang perjalanan terus mengalami mual-mual dan kesakitan membuat Aksa mau tak mau harus membopongnya saat hendak memasuki bangunan mewah apartemen itu. Selain demi kesehatan Shakira itu dilakukan demi menghindari orang-orang Axel yang bisa saja berada di sekitar apartemen pribadi Aksa.“Sudah Aksa, aku, maksudku terima kasih aku sudah tidak apa-apa,” ucap Shakira ingin turun dari gendongan Aksa karena taj enak hati.“Tidak apa-apa sebentar lagi kita sampai,” sahut Aksa tak mengindahkan ucapan Shakira.“Apakah aman jika aku tinggal di Jakarta lagi?” tanya Shakira dengan ragu
last updateLast Updated : 2022-11-05
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status