Home / Romansa / Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Nikah Kontrak dengan Tuan Muda Nakal: Chapter 161 - Chapter 170

181 Chapters

Bab 160 Pulang Ke Rumah

“Mama juga tidak tahu, dia tiba-tiba tersedak,” sahut Natarina seraya memberikan segelas air putih pada Shakira yang langsung ia minum dengan tergesa-gesa.Axel menatap semuanya dalam diam, apalagi saat melihat tatapan Shakira yang seolah ingin mengatakan sesuatu tetapi terhalang Ibunya.“Oh iya Axel, sepertinya kau tidak tidur dari semalam, seharusnya kau beristirahat, Nak,” tegur Natarina dengan sayang.“Axel sudah beristirahat di kamar Aksa, Ma. Jadi, tidak apa-apa,” jawab Axel dengan senyum mengembang.“Oh iya, Axel sudah bicara dengan Dokter Ma, besok kita sudah bisa pulang dan membawa anak-anak serta. Axel akan menyediakan kotak inkubator di rumah sesuai arahan Dokter, karena melihat perkembangan Si Kembar yang jauh lebih baik dari yang diperkirakan, jadi mereka mengizinkan kita pulang membawa anak-anak serta,” papar Axel membuat Shakira dan Natarina sangat senang.“Baguslah kalau begitu, jadi mulai sekarang kita bersiap-siap. Oh ya, ngomong-ngomong siapa nama anak-anak ini Axel
last updateLast Updated : 2023-01-29
Read more

Bab 161 Saling Berbicara

Berbagai macam cara dilakukan Axel agar Dennis membuka mulut, namun laki-laki itu seolah mengunci mulutnya rapat-rapat dengan apa pun yang akan ia hadapi.“Baiklah, jika memang itu maumu, kau sendiri yang rugi,” ucap Axel seraya menelepon dan berbicara dengan seseorang. Sementara Aksa yang duduk memperhatikan.“Baiklah, tunggu sebentar,” ucap Axel sesaat menghentikan pembicaraannya di telepon dan beralih pada Dennis dengan senyum mengembang, “Dennis, sepertinya Lena, istrimu ingin berbicara denganmu, apa kau mau menerimanya?”Ucapan Axel sontak membuat Dennis menjatuhkan dirinya untuk berlutut di hadapan Axel dan memohon ampun.“Tolong, Tuan Muda jangan sakiti keluarga saya, tolong, saya mohon. Saya akan mengaku, saya akan mengaku,” mohon Dennis dengan menangis di kaki Axel.“Kei, jaga mereka untukku. Sebelum aku memutuskan apa-apa, jangan berbuat apa pun pada mereka,” perintah Axel kepada seseorang di telepon dan mengakhiri pembicaraannya lalu segera beralih kepada Dennis.Axel berjo
last updateLast Updated : 2023-01-30
Read more

Bab 162 Duka dan Penyesalan Axel

“Axel, apa maksudmu?” ulang Shakira menyentuh wajah Axel yang basah oleh bulir-bulir air mata yang membasahi.Axel menerawang jauh seolah mengenang sesuatu dengan wajah terluka, “saat itu aku bertengkar hebat dengan Papa, karena tiba-tiba aku tak boleh melanjutkan kuliah ke Inggris seperti yang di sepakati sebelumnya, jika hanya untuk bersenang-senang dan tak serius seperti Aksa. Aku kesal, semua selalu di bandingkan dengan Aksa. Apa, apa selalu Aksa.” Axel menahan isaknya.“Saat itu juga aku mengatakan bahwa aku akan membuktikan bahwa aku mampu dan akan melebihi Aksa yang Papa selalu banggakan. Aku tak butuh Papa dan semuanya lagi. Percuma hidup serasa tak diinginkan, lebih baik hidup tanpa orang tua. Papa dan Mama jarang sekali ada di rumah, sekalinya di rumah, mereka, lebih-lebih Papa selalu memarahiku dan membanding-bandingkan aku dengan Aksa. Aku kesal.Makanya aku sangat menyesal saat terakhir mereka pergi aku bilang pada mereka, ‘pergi saja terus, tak usah kembali!’ dan akhirny
last updateLast Updated : 2023-01-31
Read more

Bab 163 Rencana Axel

“Bagaimana, Erick? Apa istriku baik-baik saja?” tanya Axel kepada dokter Erick setelah selesai memeriksa kondisi kesehatan Shakira, pagi itu.“Tidak apa-apa, ia pingsan karena kurang cairan dan kurang darah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin karena selain kelelahan, jangan sampai dia stres yang berlebihan. Aku sudah menuliskan resep untuk di tebus. Aku rasa dia tak perlu di rawat, jika di rawat dia mungkin akan semakin stres,” papar Erick menatap Axel dan Natarina secara bergantian.“Baiklah, terima kasih. Tapi, bisakah kau sering-sering datang kemari untuk memastikan dia dan anak-anakku baik-baik saja?” tanya Axel dengan ragu-ragu.“Tentu saja, Axel. Kau bisa meneleponku kapan saja. Dan mungkin lusa aku akan kembali untuk memastikan kondisi mereka. Dan ngomong-ngomong Axel, selamat ya atas kelahiran mereka. Mereka anak-anak yang cantik dan juga tampan,” ucap Dokter Erick dengan senyum mengembang.“Terima kasih, kau tak melihat siapa Ayahnya, tentu saja mereka anak-anak yang
last updateLast Updated : 2023-02-01
Read more

Bab 164 Perjamuan Makan Malam

Seharian itu Axel dan Aksa sibuk dengan orang-orangnya untuk menyiapkan pesta perjamuan makan malam untuk selamatan kelahiran Si Kembar. Para lelaki pengawal itu saling bahu membahu menghias rumah, taman hingga teras rumah.Semua bekerja atas perintah Aksa dan Axel. Shakira yang menyaksikan kekompakan dua Kakak beradik itu terlihat senang sekaligus heran, akan tetapi hati kecilnya berkali-kali mengucap syukur atas perdamaian yang telah mereka lakukan setelah melewati sebuah pertaruhan kematian bersama.Axel mendekat ke arah Shakira yang berdiri menatapnya dengan terpana, laki-laki tampan itu tersenyum dan merangkul pinggang Shakira untuk membawanya masuk kembali ke kamar.“Kenapa di sini? Ayo, seharusnya kau beristirahat. Tenanglah, kita baru menghias dan tidak ada yang perlu di khawatirkan,” hibur Axel melihat Shakira yang terlihat bingung.“Tidak Axel, walau aku sempat bingung, tetapi aku sangat senang, akhirnya kau bisa berdamai dengan Kakakmu,” sahut Shakira membelai lembut wajah
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

165 Masuk Perangkap

“Apanya, Kek?” tanya Axel pura-pura kebingungan. Ia lalu berbalik menatap dinding yang telah terpajang foto-foto dalam bingkai dengan ukuran yang sangat besar. Foto-foto itu menampilkan gambar Papa dan Mama Axel serta Papa dan Kakek Shakira.“Ada apa dengan, Kakek? Axel hanya ingin kita sama-sama berdoa untuk mereka. Agar mereka juga ikut merasakan kebahagiaan pesta ini, Kek. Hanya itu. Apa Axel salah, Kek?” ucap Axel dengan wajah sedih.Walau sempat tak enak hati, akan tetapi Kakek Othman tetap menolak kembali ke atas panggung. Akhirnya Axel memutuskan menempatkan Kakeknya di kursi makan yang telah ia sediakan khusus untuk Sang Kakek. Dan Aksa pun mengambil alih acara dan melanjutkan pidato Sang Kakek, mewakili keluarga Othman yang tertua.“Maafkan atas yang terjadi, Kakek saya memang sedang dalam kondisi kurang sehat, jadi biar saya sebagai perwakilan keluarga Othman tertua akan melanjutkan sambutan ini,” buka Aksa dengan sikap penuh simpati dan membuat para hadirin terlihat ikut be
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

Bab 166 Insiden Berdarah

Axel berlari dengan kencang dan membuka pintu kamar dengan tergesa. Betapa terkejutnya ia melihat Shakira dan Kakeknya sedang duduk di lantai dengan Kakeknya yang terengah-engah dan menangis. Seolah mereka selesai saling serang.Sementara sebuah pistol seperti terlempar tak jauh dari posisi Kakek Othman.“Ada apa ini? Kakek, Shaki?” tanya Axel perlahan-lahan mendekat dan dengan hati-hati.Shakira menatap Axel dengan berurai air mata. Belum sempat ia berbicara Aksa memasuki kamar dan menutupnya dari dalam.“Anak-anakmu bersama Neneknya, aman,” bisik Aksa di belakang Axel. Axel menggumam sebagai jawaban.“Axel, aku tak tahu, tiba-tiba Kakek ingin menembakkan pistolnya ke kepalanya sendiri, tadi aku berteriak ingin merebutnya dengan paksa, tetapi pistol itu malah meletus dengan sendirinya dan terlempar,” papar Shakira masih menahan syok.“Kakek, tolong jangan seperti ini, jika ada masalah bicarakan pada kami, Kek. Ada apa? Kenapa Kakek membawa-bawa pistol itu? Ini kan acara selamatan par
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Bab 167 Kondisi Kritis

Shakira diam termangu di depan ruang tunggu kamar operasi di sebuah rumah sakit. Saat ini ia hanya bisa diam tanpa bisa menangis karena sudah terlalu lelah menangis. Ia merasakan kedua matanya yang terasa bengkak dan perih akibat terlalu banyak menangis.Saat itu ia hanya di temani oleh Amelia, karena Natarina harus menenangkan kedua Anaknya dengan susu formula yang telah di siapkan khusus untuk keduanya. Apalagi kini Shakira sedang menghadapi sebuah musibah dengan tertembaknya Axel oleh Sang Kakek demi melindungi dirinya.Amelia duduk dengan canggung, karena melihat Shakira yang diam membisu seperti orang yang tak punya lagi semangat hidup. Tak ada lagi yang bisa ia lakukan, selain ikut diam. Karena Shakira terlihat butuh ketenangan dari pada pembicaraan atau hiburan apa pun.Hingga tak berapa lama kemudian Aksa datang segera duduk di hadapan Shakira. Laki-laki tampan itu menyentuh tangan Shakira yang dingin.“Shaki, tanganmu dingin sekali,” ujarnya seraya melepaskan jas hitamnya dan
last updateLast Updated : 2023-02-07
Read more

Bab 168 Aksa dalam Dilema

“Axel!” pekik Shakira dengan bangun tersentak kaget. Hal itu membuat Amelia segera menghambur ke hadapan Shakira.“Nyonya Kakak? Anda sudah siuman? Syukurlah,” sahut Amelia dengan wajah senang namun tak bisa menutupi wajah sedihnya. Wajahnya terlihat sangat sembab karena terlalu banyak menangis.“Amel, apa yang terjadi? Ini di mana?” tanya Shakira kebingungan seraya melihat ke sekelilingnya. Ia terbangun di sebuah kamar serba putih dan di kelilingi oleh kelambu dengan warna yang sama.“Anda pingsan, Nyonya Kakak. Sekarang sedang di UGD. Tadi Tuan Aksa yang membawa Anda kemari,”Mendengar penjelasan Amelia, Shakira melompat dari ranjang dengan tergesa-gesa, “di mana Axel? Di mana, suamiku?”Amelia memeluk Shakira dengan cepat dan menangis tersedu-sedu, “Nyonya Kakak, harus tenang. Anda baru sadar. Sebaiknya pelan-pelan dulu,” cegah Amelia dengan bingung.“Aku ingin melihat kondisi Axel. Apa ada perkembangan tentang operasinya? Kenapa lama sekali, Amel? Padahal tadi Axel sedang duduk me
last updateLast Updated : 2023-02-09
Read more

bab 169 Axel Mengalami Koma

Shakira menatap sosok Axel yang berbaring lemah tak berdaya di hadapannya. Kini ia harus kuat menghadapi kenyataan yang ada. Wanita cantik itu hanya terdiam dan menatap satu persatu alat-alat yang terpasang di sekitar Axel dengan selang atau pun kabel yang berakhir di badan Axel. Sebuah selang pun melekat di dalam mulut Axel yang sedikit terbuka. Dengan tangan gemetar hebat, Shakira memegang punggung tangan Axel yang diam tak bergerak. Tangan yang dulu selalu kokoh menggenggamnya itu, kini terkulai lemah dengan selang infus tertancap di sana. Shakira menggenggam ringan tangan dan jari-jemari Axel, lalu menciumnya tanpa mengatakan apa pun. Seraya memandang wajah Axel yang terlelap, Shakira memeluk tangan itu meletakkannya pada pipinya. “Syukurlah, Nyonya Kakak terlihat tenang dan baik-baik saja sejak siuman tadi. Nyonya Kakak, sepertinya sudah menerima keadaan Tuan Muda Axel,” ujar Amelia memecah kesunyian. Ia menatap Shakira melalui kaca transparan di balik ruangan itu bersama Aksa
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status