Home / Romansa / Sebening Cinta Anne / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sebening Cinta Anne: Chapter 1 - Chapter 10

50 Chapters

Part 1. Bertemu dengan Calon Suami

  "Ada apa, Ann. Kenapa wajahmu begitu? Apa Supnya tidak enak, Ann?" ucap Tante Sandra menyelidik dengan suara sedikit menyebalkan. "Bu-bukan, Tante, hanya sedikit pedas," jawab Anne sambil menahan pedas. Wajah putihnya tampak memerah. Entah siapa yang menaburkan cabe bubuk diatas makanannya. Semua orang dirumah itu tahu, dia tidak bisa makan pedas.  "Apa makanannya terlalu pedas, Ann?" tanya Kakek sambil menatap Anne kasihan. "Pap, ayolah ini baru hidangan pembuka. Kita ini baru makan Sup. Tidak ada pedas cabe sama sekali," ucap Om Erick sambil memutar bola mata malas. Ya benar. Acara makan malam ini memang baru saja dimulai. Konon kabarnya malam ini mereka ingin mengenalkan Anne dengan calon suami dan mertuanya. Kata Tante Sandra mereka adalah rekan bisnis keluarga Atmaja. Tapi Anne sama sekali tidak mengenal mereka. "Momy, Anne memang sangat memalukan. Tidak tahu sopan santun. Perilakunya sangat rendahan," cicit Miska kemu
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

Part 2. Finn & Hanzel

"Finn, benarkah itu kau?" Anne masih mematung ditempat, rasanya dia tidak percaya dengan penglihatannya sendiri. Sementara Finn berlari kecil mendekati Anne.    "hey ... apakah kau tidak merindukanku, Ann?" ucap Finn seraya merentangkan kedua tangannya lebar. Berharap Anne segera menghambur kedalam pelukannya seperti dulu. Dan tepat dugaan Finn, Anne segera  menghambur kedalam pelukannya disertai isakan lirih terdengar dari bibirnya.   "Kupikir kau sudah lupa padaku, Finn. Tak ingat jalan pulang." ucap Anne ditengah isaknya. Sudah lama sekali, tak terasa enam tahun sudah berlalu, sejak pertemuan terakhir mereka. Kala itu Anne mengantarnya di bandara karena Finn harus melanjutkan studi di Amerika.   Finn hanya tersenyum mendengar celoteh Anne. Tentunya Finn juga merasakan kerinduan yang sama pada sepupu cantiknya itu.  
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

Part 3. Bidadari Tak Bersayap

"Ann, kamu harus tampil nanti malam," Bunda Nety ketua Yayasan tempat Anne bekerja mengabdikan diri, mencolek lengan Anne.   Seminggu yang lalu Bunda Nety sudah mengabari bahwa nanti malam Yayasan akan  bekerjasama dengan Perusahana Anugerah Karya mengadakan Konser Amal Galang Dana untuk tuna rungu. Konser Amal ini akan diadakan di Ballroom Hotel Santika Premiere Bintaro.   "Semua acara sudah di handle panitia, Ann. Hanya saja panitia meminta salah satu dari kita untuk tampil di atas panggung,"   "Aduh, Anne mau menampilkan apa ya, Bun?" Anne tampak bingung.   "Kamu pandai bermain piano, Ann. Bermainlah disana. Bermain musik adalah bakat yang sangat unik, tidak dimiliki orang tuna rungu."   "Itu karena Anne kehilangan pendengaran sudah cukup dewasa, Bun. Sejak kecil Anne sudah pand
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

Part 4. Jatuh Cinta

POV Hanzel   Siapa pria itu, berani sekali mendekati Anne. Ingin rasanya kuumumkan di sini bahwa wanita itu adalah calon istri Hanzel Adi Wijaya.    Tapi ... dia tadi pagi lari dari rumah karena menolak perjodohan ini.    Diakah pria yang telah melarikan Anne tadi pagi?   Huh, aku harus bagaimana?   Kesal dihati hanya bisa kutelan sendiri. Bahkan Anne tidak peduli ada aku disini. Harusnya dia tahu aku ada disini, kenapa tidak mencariku. Setidaknya memberi penjelasan kenapa dia harus lari dengan pria lain.   Tidak.   Tidak boleh begini. Jangan sampai ada seorang gadispun yang berani menolak Hanzel.    Akhirnya tak bisa lagi kutahan, aku berjalan mendekatinya
last updateLast Updated : 2021-07-14
Read more

Part 5. Persekongkolan

Mata Hanzel menyipit memandang wanita yang berjalan disamping Finn. Siapa dia?   "Finn,"   "Hanz,"   "Elo disini?" Tanya Hanz   " Iya, gue nganter mama gue,"    "Mam, kenalin. Ini Hanzel teman Finn kuliah di Harvard," Finn mengenalkan wanita tadi dengan sebutan mama.   "Hanzel, Tante," Hanzel mengenalkan diri pada mamanya Finn.   Wanita di depannya ini yang tadi membuat Hanzel sedikit tergetar hatinya. Wajahnya seperti mirip seseorang.   "Sesama Lawyer ya kalian?" Tanya mama Finn.   "Bukan, Tante. Kami beda jurusan. Hanzel kuliah jurusan Managemen Bisnis," jawab Hanz.   "Oh, Finn ga mau jad
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Part 6. Kecurigaan

Miska membisikkan sesuatu di telinga Alex. Kemudian mata Alex membelalak sempurna.   "What!"   "Gimana, bagus kan rencana gue?" Miska tersenyum jahat.   "Elo gila? Ogah, gue ga mau," tolak Alex.   "Heleh, Cemen Lo," Miska memberengut.   "Bukan gitu, ini tindakan kriminal," protes Alex.   "Kriminal apaan, prank doang. Seru tauk," Miska terus membujuk.   "Gue jamin, Anne dan Hanzel batal nikah," Miska berusaha membujuk Alex.   "Tar deh, gue pikirin lagi," jawab Alex lemah.   "Kalau Lo nyerah sih ya udah, gue ga akan maksa juga. Gue bakal cari orang lain yang mau jalanin rencana gue. Tapi elo jangan nyesel kalau ga bisa dapetin Anne," M
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more

Part 7. Makna Kebahagiaan

Miska telah sampai di mansion ketika rembulan menggantung sendirian di langit. Entah kenapa malam ini bintang-bintang enggan menampakkan diri. Mungkin sedang malas melihat kehidupan di dunia yang semakin porak poranda karena ambisi dan kerakusan manusia.   Mansion tampak sepi, memang biasanya juga sepi. Bayangkan saja Mansion ini luasnya lebih dari 8000 meter persegi, tapi hanya di huni oleh lima orang manusia, belum termasuk dengan para pelayan, tukang kebun  dan Security. Betapa sepinya.   Mansion ini di bangun oleh Kakek Atmaja dengan fasilitas yang lengkap. Sejak anaknya Darren Atmaja menikah dan memiliki anak, Darren membangun taman bunga, di persembahkan spesial untuk Sherly istrinya dan Anne putri kesayangannya.   Tapi semua kemewahan yang tampak indah di pelupuk mata ini, tidak mengisyaratkan makna sebuah kebahagiaan.  
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

Part 8. Kemunculan Hardiman

Ketika Anne melangkah keluar dari ruang depan asrama tuna rungu, dia berpapasan dengan dua orang pria yang salah satunya Anne kenal. Beliau adalah Om Federick papanya Hanzel.   Sedang pria satunya kemungkinan relasi bisnis Om Federick, jika dilihat dari penampilannya yang masih mengenakan Jaz dan kemeja kantoran.   Senyum dibibir Anne terbit, kemudian dengan ramah Anne menyapa mereka. Karena sekarang Anne adalah tuan rumah di Yayasan ini.   "Selamat datang, Om Federick. Ada yang bisa Anne bantu?" sapa Anne ramah.   Sebenarnya ada rasa sungkan dan rasa bersalah dalam diri Anne pada Om Federick, perihal malam itu saat makan malam. Tapi karena hari ini beliau adalah tamu maka sebisa mungkin Anne harus bersikap profesional.   "Ann, kenalin ini teman Om, namanya Pak Ardian. Beliau ingin menj
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

Part 9. Sesal yang Datang di Akhir

"Tolong ... siapapun, tolong kami .... "   Di tengah malam buta, saat cahaya rembulan sedang bersembunyi di balik awan gelap. Sedangkan bintang-bintang juga sedang begitu malas menampakkan diri. Sebuah mobil yang meluncur membelah jalan raya menuju puncak Bogor, tiba-tiba tak terkendali dan menghantam marka pembatas jalan. Mobil itu berguling beberapa kali hingga kemudian terbalik.   Suara minta tolong itu terdengar menyayat hati. Tapi apa hendak dikata, malam ini tak ada satupun kendaraan yang lewat di tempat itu.   Bahkan rintik hujan mulai turun mengguyur bumi, seolah meredam gejolak panas angkara murka.   "Tolong, tolong kami," suara minta tolong itu terdengar semakin lirih.   Dalam keadaan setengah sekarat, suara itu tak berputus asa meminta pertolongan.  
last updateLast Updated : 2021-08-03
Read more

Part 10. Maukah Kau Melahirkan Anak-anakku?

Federick membaca berkas laporan yang dikirim seseorang di email-nya. Dari ekspresi wajahnya menampakkan keseriusan, seolah sedang memeriksa laporan penting. "Hmmm, jadi begini, dasar licik," desisnya geram.Dia masih begitu serius membaca email itu, ketika terdengar dering panggilan telepon di Smartphone nya. "Ya.""Teruskan saja, jangan ada yang terlewat!""Okay, kutunggu laporannya." Demikian instruksi yang dia perintahkan pada orang di seberang sana. Setelah dia menutup telepon, Federick kembali sibuk dengan laptopnya.  "Gue akan membongkar semua misteri ini untuk elo, semoga elo tenang di sana, Sher," gumamnya pelan. Federick Adi Wijaya menghembuskan nafas panjang. Dia terkenang dengan masa sekian puluh tahun yang lalu. Ketika dia masih memakai seragam putih abu. "Sher
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status