Beranda / Romansa / Sebening Cinta Anne / Part 6. Kecurigaan

Share

Part 6. Kecurigaan

Penulis: Ummu Nadin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-02 14:59:10

Miska membisikkan sesuatu di telinga Alex. Kemudian mata Alex membelalak sempurna.

 

"What!"

 

"Gimana, bagus kan rencana gue?" Miska tersenyum jahat.

 

"Elo gila? Ogah, gue ga mau," tolak Alex.

 

"Heleh, Cemen Lo," Miska memberengut.

 

"Bukan gitu, ini tindakan kriminal," protes Alex.

 

"Kriminal apaan, prank doang. Seru tauk," Miska terus membujuk.

 

"Gue jamin, Anne dan Hanzel batal nikah," Miska berusaha membujuk Alex.

 

"Tar deh, gue pikirin lagi," jawab Alex lemah.

 

"Kalau Lo nyerah sih ya udah, gue ga akan maksa juga. Gue bakal cari orang lain yang mau jalanin rencana gue. Tapi elo jangan nyesel kalau ga bisa dapetin Anne," Miska berdiri dan melangkah pergi.

 

"Gue bilang, gue pikirin dulu," tegas Alex.

 

Miska tersenyum miring, kemudian berjalan menjauh, keluar dari kafe. Sementara Alex tampak berpikir, sambil menghela nafas gusar.

 

 

***

 

 

Malam ini, Anne harus pergi belanja untuk kebutuhan sehari-hari Yayasan. Di sini selain dirinya, ada juga beberapa temannya yang menginap. Selain mereka, ada juga asrama untuk anak tuna rungu yang berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah. 

 

Di Asrama ini, ada sekitar 15 anak tuna rungu yang dibina. Mereka diajari cara berkomunikasi secara verbal dan dengan bahasa isyarat dan keahlian lain yang harus dimiliki oleh penyandang tuna rungu supaya bisa bertahan hidup kelak, ditengah kerasnya kehidupan. 

 

Meskipun mereka adalah penyandang disabilitas. Mereka tidak sempurna. Tapi bukan berarti mereka harus meminta belas kasihan orang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka kelak.

 

Sehingga di yayasan inilah mereka diajari banyak hal. Untuk mereka bisa tumbuh menjadi manusia-manusia kuat, ditengah badai kehidupan yang begitu keras. Jangankan untuk mereka yang tidak sempurna seperti mereka, bahkan untuk mereka yang normal sangat sulit bersaing dan berkompetisi untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

 

"Ann, maaf aku ga bisa nemeni belanja," Kesya mengungkapkan penyesalannya.

 

"Gapapa, Sya. Aku bisa sendiri. Tinggal order ojek online," ujar Anne.

 

"Beneran, Ann. Kamu bisa sendiri?" Kesya memastikan.

 

Anne mengangguk, sambil tersenyum manis.

 

"Ya udah, hati-hati ya. Jangan sering-sering tersenyum, khawatir babang *ojeknya tar jatuh cinta sama senyummu, Ann," Anne melambaikan tangannya di udara, merespon candaan Kesya.

 

"Senyum kamu tuh maut banget, Ann. Coba aku cowok, udah kujadikan kekasih. Sumpah deh," Kesya terkekeh sambil mencolek pipi gembilnya Anne yang gemesin.

 

"Ga lucu ih," Anne ikut terkekeh.

 

Obrolan mereka terjeda, ketika sebuah mobil avansa warna hitam berhenti di depan Gedung, setelah memastikan itu orderannya Anne segera meluncur ke Overmart yang ada di setiap Mall di seluruh Indonesia.

 

Malam ini sangat ramai, mungkin karena tanggal muda yang konon kabarnya banyak orang gajian. Jadi Mall ramai orang belanja atau sekedar hang out ala-ala anak muda.

 

Anne sibuk memasukkan belanjaan ke dalam troli, susu untuk anak-anak, sabun dan keperluan kamar mandi, serta berbagai kue untuk cemilan anak-anak.

 

Dia tidak menyadari jika sedari dia masuk di pusat perbelanjaan itu ada sepasang mata dibalik kacamata hitam yang terus mengawasi Anne dari kejauhan.

 

"Susu udah, sabun udah, tisu, pembalut, kue-kue, minyak kayu putih semua udah .... " dia bergumam sendiri sambil meneliti belanjaannya.

 

"Tinggal bayar di kasir," gumam Anne lirih.

 

Anne berjalan menuju kasir sambil mendorong troli besar.

 

Ketika sampai di persimpangan, tak sengaja trolinya menabrak seseorang yang tengah memilih barang. Membuat orang itu  terhuyung.

 

"Ma-maaf, Kek. Saya tidak sengaja," cicit Anne sambil menangkupkan kedua tangannya di dada sebagai tanda menyesal.

 

Pria itu hanya tersenyum tipis, mengangguk sekilas. Tak berniat berbincang kemudian Anne beranjak menuju kasir. 

 

Setelah Anne menjauh, pria itu menarik nafas panjang, tatapan matanya di balik kaca mata hitamnya masih terus mengikuti langkah Anne yang semakin menjauh.

 

"Aku akan menjadi bayang-bayang dalam hidupmu, Nak," ucapnya seraya mengusap butiran bening yang lolos dari balik kacamata hitamnya.

 

Penyesalan itu memang selalu hadir di belakang. Seandainya waktu bisa diputar kembali. Banyak cerita yang akan menjadi berbeda. 

 

Tapi sebuah pantangan bagi sang waktu untuk berjalan mundur. Dia terus berjalan ke depan, meski meninggalkan kepahitan hidup bagi sebagian orang. Akibat penyesalan yang membabi buta.

 

 

***

 

 

Jam dinding di rumah Finn sudah berdentang dua belas kali, artinya waktu sudah menunjukkan jam 12 malam. Tapi Finn masih sibuk di ruang kerjanya. Belum berniat untuk bergegas tidur.

 

Berkas-berkas penting berserakan di meja, sementara dia membolak-balik beberapa lembar foto, sepertinya foto lama. 

 

Beberapa kali dia menghembuskan nafas panjang. Seolah bertemu dengan jalan buntu.

 

"Butuh saksi kunci," gumam Finn.

 

Finn, menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Tangan kanannya mengurut dahinya. Meregangkan ototnya yang kelelahan karena terlalu banyak berpikir.

 

Sepertinya kali ini dia sedang menghadapi kasus yang sulit dipecahkan. Profesinya sebagai Lawyer memang mengharuskannya bekerja ekstra keras. Banyak kasus-kasus rumit yang harus dia selesaikan. 

 

Finn telah jatuh cinta dengan profesi ini sejak masih sekolah menengah. Dia merasa dengan menjalani profesinya ini, dia bisa menjadi seorang Super Hero. Menolong orang yang sedang mengalami ketidakadilan hukum di negeri ini.

 

Baru beberapa hari kembali ke indonesia. Dia sudah mendapat panggilan kerja di sebuah Firma Hukum yang cukup bergengsi di Jakarta. Bergabung dengan teman-teman seprofesinya. 

 

Mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan karena dia lulusan fakultas Hukum dari Harvard University. 

 

Awalnya Papanya menentang keras keputusan Finn kuliah jurusan hukum. Papanya sangat ingin Finn mengambil jurusan bisnis. Karena Finn adalah anak lelaki keluarga Sudjatmiko, kelak yang harus meneruskan perusahaan papanya. Tapi passion memang tidak bisa dipaksakan. Akhirnya papanya mengalah.

 

Cukup lama dia menyandarkan diri di kursi kerja, hingga kemudian dia beranjak keluar. 

 

Dia berjalan menuju dapur, tiba-tiba dia merasa lapar. Berniat mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

 

Saat Finn membuka kulkas untuk mengambil minum dingin, mamanya berjalan dari dapur.

 

"Lapar, Finn?" sapa Merry.

 

"Iya, Mam," jawab Finn.

 

"Jangan tidur terlalu larut, Finn," Merry menemaninya duduk di meja makan.

 

"Tanggung, Mam. Klo ga sekalian dikerjain tar jadi males," sahut Finn.

 

"Mau makan sama sup, Finn? Biar mama angetin dulu kuahnya," Finn mengangguk.

 

"Mam, lama banget Finn ga ngerasain kayak gini," Finn memeluk mamanya dari belakang, saat mama sedang angetin kuah sup.

 

"Ngerasain apa?"

 

"Ya, ngerasain diperhatiin mama," jawab Finn.

 

Mamanya Finn membalikkan badan dan memeluk putranya itu. Sejak dia kuliah di Harvard, memang tidak pernah pulang ke tanah air. Keinginannya begitu besar untuk bisa meraih cita-cita sebagai lawyer yang hebat. Semua itu demi kasih sayangnya pada seseorang, Anne.

 

"Kasihan Anne ya, Mam. Selama ini mungkin dia sangat kesepian tanpa Om dan Tante,"

 

"Garis hidup orang itu serba rahasia, Finn. Mama juga ga nyangka jika secepat itu Sherly meninggalkan kita semua, meski hanya ipar tapi mama sudah anggap Sherly itu seperti adik mama sendiri," Finn duduk kembali di kursi.

 

"Finn, nyoba ngumpulin bukti-bukti. Kematian Om dan Tante itu ga wajar, Mam," kata Finn pelan.

 

"Maksudnya kecelakaan itu rekayasa gitu?" Finn mengangguk mendengar pertanyaan mamanya.

 

"Tapi sudah sepuluh tahun Finn, kasusnya apa belum Kadaluarsa?"

 

"Kalau terbukti semua ini adalah pembunuhan berencana, kita masih bisa menggugat, Mam," Merry mamanya Finn manggut-manggut.

 

"Tapi sulit, Mam. Finn harus bertemu dengan saksi kunci untuk menguatkan dugaan," ungkap Finn sambil mendesah.

 

"Itu sulit, Finn. Pak Hardiman dan Handoko menghilang entah kemana sejak peristiwa itu," Merry bersedih mengingat itu. 

 

"Finn yakin diantara dua orang itu salah satunya pelaku, salah satunya saksi kunci," ucap Finn.

 

"Pelaku? Apa alasannya?" Tanya Merry tak paham.

 

"Pelaku bisa jadi hanya disuruh, Mam. Jadi otak penjahat utamanya masih berkeliaran disekitar Anne selama ini," paparnya.

 

"Duh, mama kok jadi ngeri membayangkan Anne dalam bahaya, Finn," Mamanya Finn.

 

"Tepat sekali, Mam. Anne dalam bahaya, karena dia pewaris tunggal Atmaja. Jika benar terbukti Om dan Tante meninggal karena pembunuhan berencana, artinya orang itu menginginkan menjadi pewaris Atmaja. Dan Anne saat itu harusnya juga ditarget dibunuh juga." Finn bicara panjang lebar membuat mamanya bergidik ngeri.

 

"Ya Allah, kita harus menjaga Anne, Finn. mama ga mau Anne kenapa-napa," ujar Merry panik.

 

Finn mengangguk lemah, menyadari sepupunya itu ada dalam bahaya yang setiap saat bisa mengancam nyawanya.

 

 

 

Bab terkait

  • Sebening Cinta Anne   Part 7. Makna Kebahagiaan

    Miska telah sampai di mansion ketika rembulan menggantung sendirian di langit. Entah kenapa malam ini bintang-bintang enggan menampakkan diri. Mungkin sedang malas melihat kehidupan di dunia yang semakin porak poranda karena ambisi dan kerakusan manusia. Mansion tampak sepi, memang biasanya juga sepi. Bayangkan saja Mansion ini luasnya lebih dari 8000 meter persegi, tapi hanya di huni oleh lima orang manusia, belum termasuk dengan para pelayan, tukang kebun dan Security. Betapa sepinya. Mansion ini di bangun oleh Kakek Atmaja dengan fasilitas yang lengkap. Sejak anaknya Darren Atmaja menikah dan memiliki anak, Darren membangun taman bunga, di persembahkan spesial untuk Sherly istrinya dan Anne putri kesayangannya. Tapi semua kemewahan yang tampak indah di pelupuk mata ini, tidak mengisyaratkan makna sebuah kebahagiaan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Sebening Cinta Anne   Part 8. Kemunculan Hardiman

    Ketika Anne melangkah keluar dari ruang depan asrama tuna rungu, dia berpapasan dengan dua orang pria yang salah satunya Anne kenal. Beliau adalah Om Federick papanya Hanzel. Sedang pria satunya kemungkinan relasi bisnis Om Federick, jika dilihat dari penampilannya yang masih mengenakan Jaz dan kemeja kantoran. Senyum dibibir Anne terbit, kemudian dengan ramah Anne menyapa mereka. Karena sekarang Anne adalah tuan rumah di Yayasan ini. "Selamat datang, Om Federick. Ada yang bisa Anne bantu?" sapa Anne ramah. Sebenarnya ada rasa sungkan dan rasa bersalah dalam diri Anne pada Om Federick, perihal malam itu saat makan malam. Tapi karena hari ini beliau adalah tamu maka sebisa mungkin Anne harus bersikap profesional. "Ann, kenalin ini teman Om, namanya Pak Ardian. Beliau ingin menj

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Sebening Cinta Anne   Part 9. Sesal yang Datang di Akhir

    "Tolong ... siapapun, tolong kami .... " Di tengah malam buta, saat cahaya rembulan sedang bersembunyi di balik awan gelap. Sedangkan bintang-bintang juga sedang begitu malas menampakkan diri. Sebuah mobil yang meluncur membelah jalan raya menuju puncak Bogor, tiba-tiba tak terkendali dan menghantam marka pembatas jalan. Mobil itu berguling beberapa kali hingga kemudian terbalik. Suara minta tolong itu terdengar menyayat hati. Tapi apa hendak dikata, malam ini tak ada satupun kendaraan yang lewat di tempat itu. Bahkan rintik hujan mulai turun mengguyur bumi, seolah meredam gejolak panas angkara murka. "Tolong, tolong kami," suara minta tolong itu terdengar semakin lirih. Dalam keadaan setengah sekarat, suara itu tak berputus asa meminta pertolongan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-03
  • Sebening Cinta Anne   Part 10. Maukah Kau Melahirkan Anak-anakku?

    Federick membaca berkas laporan yang dikirim seseorang di email-nya. Dari ekspresi wajahnya menampakkan keseriusan, seolah sedang memeriksa laporan penting."Hmmm, jadi begini, dasar licik," desisnya geram.Dia masih begitu serius membaca email itu, ketika terdengar dering panggilan telepon di Smartphone nya."Ya.""Teruskan saja, jangan ada yang terlewat!""Okay, kutunggu laporannya."Demikian instruksi yang dia perintahkan pada orang di seberang sana. Setelah dia menutup telepon, Federick kembali sibuk dengan laptopnya."Gue akan membongkar semua misteri ini untuk elo, semoga elo tenang di sana, Sher," gumamnya pelan.Federick Adi Wijaya menghembuskan nafas panjang. Dia terkenang dengan masa sekian puluh tahun yang lalu. Ketika dia masih memakai seragam putih abu."Sher

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Sebening Cinta Anne   Part 11. Handoko

    Finn melangkah meninggalkan restoran dengan geram. Nafsu makannya mendadak hilang saat melihat Hanzel sedang memeluk Anne di restoran tadi.Langkahnya tergesa menuju mobilnya, tak butuh waktu lama kemudian meluncur meninggalkan restoran itu secepat kilat. Finn memukul setir mobil geram."Gue udah bilang sama elo, kalo Anne spesial banget buat gue, Hanz," gumam Finn.Kemudian Finn melajukan mobilnya menuju rumahnya dengan mood yang sangat buruk. Sesampai rumah, dia melihat Mama Merry sedang membaca novel kesukaannya di sofa ruang keluarga. Merry menghentikan aktivitasnya saat melihat Finn tampak kesal."Ada apa, Finn?" tanyanya."Finn lagi kesel, Mam," jawabnya sambil menyandarkan punggungnya di kursi."Mama juga tahu kalo kamu kesel, wajahnya aja ditekuk-tekuk gitu. Maksudnya ada masalah apa?" tanya Merry."Han

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04
  • Sebening Cinta Anne   Part 12. Kesalahpahaman

    Alex kembali ke kantor dengan kemarahan yang memuncak. Hanzel secara terang-terangan sudah melarangnya untuk menemui Anne, dan itu membuat hatinya kesal. Betapa tidak, karena semenjak pertemuan pertama dengan Anne di malam konser amal itu. Alex telah benar-benar jatuh cinta pada gadis itu.Awalnya Alex hanya iseng saja datang malam itu. Hanya penasaran dengan gadis yang bernama Anne. Saat Raka bercerita padanya bahwa Miska begitu benci pada gadis bernama Anne itu, Alex ingin tau seberapa menyebalkan dia. Kenapa Miska ingin menyingkirkan gadis itu.Tapi tidak di sangka Alex malah terpesona dengan Anne. Anne tidak hanya cantik, bakat dan kesederhanaan Anne telah begitu memikat hatinya. Meskipun Anne memiliki satu kekurangan yaitu pendengarannya. Akan tetapi kekurangannya itu telah tereliminasi, terganti dengan kelebihannya.Alex belum pernah merasakan hatinya berdesir pada wanita manapun, hanya An

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Sebening Cinta Anne   Part 13. Terungkap

    Tangan Hanzel mengepal penuh kemarahan menyaksikan dua orang yang paling dekat dengannya berbincang hangat penuh keakraban. Dia merasa begitu cemburu, karena Anne bisa ngobrol seakrab itu dengan Finn. Padahal kalau sama Hanzel Anne pasang mode jaim, kadang aja bisa becanda.Kemudian Hanzel masuk mobil yang segera melesat membelah jalanan."Hanz, kenapa sih?" tanya Elena melihat Hanzel kembali dengan mood yang buruk.Padahal tadi dia turun dari mobil dengan riang gembira, kenapa hanya dalam hitungan menit berubah. Elena yang menunggu di dalam mobil jadi keheranan. Hanzel memukul stir mobilnya dengan kasar. Membuat Elena kaget."Hanz!" teriak Elena. Hanzel masih membisu, membuat Elena kesal."Hanzel Adi Wijaya!" panggil Elena.Hanzel sangat hafal jika mamanya itu memanggil namanya dengan lengkap, artinya mama sedang marah."Maaf, Ma. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-05
  • Sebening Cinta Anne   Part 14. Kedatangan Caroline

    Miska beranjak menuju kamarnya, meninggalkan ruang makan dengan derai airmata. Wajahnya mengisyaratkan syok dan kecewa yang dalam dengan kenyataan hidup yang di terimanya.Dia tidak pernah menyangka, jika pernikahan mamanya dengan papa Erick hanya untuk menutupi aib karena mamanya hamil di luar nikah. Bahkan dia selama ini juga tidak menyadari kenyataan bahwa mamanya hanya anak angkat keluarga Atmaja.Semua bukan tanpa alasan, itu semua karena Sandra terlalu memanjakannya. Sandra tidak mengijinkan seorangpun membuka suara tentang semua itu. Pelayan-pelayan di mansion itu tidak ada yang berani menggunjing hal itu atau mereka akan kehilangan pekerjaannya.Bagi keluarga kaya, melakukan tindakan demikian tentunya mudah. Mereka bisa membungkam mulut orang-orang supaya tidak membicarakan hal buruk tentang mereka, dengan uang atau kekuasaan.Ketika Erick m

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-06

Bab terbaru

  • Sebening Cinta Anne   Part 50. Akhir Sebuah Kisah

    Suasana tenang melingkupi area pemakaman Al Azhar memorial garden. Sepeninggal Dewangga pulang bersama polisi, Atmaja-pun pulang dianter Federick, sementara Anne ditemani Hanzel melanjutkan sekalian ziarah di makam orang tuanya. Apalagi besok adalah hari pernikahan mereka.Keduanya tampak khusyuk bersimpuh di depan dua makam di depan mereka. Di batu nisannya, bertuliskan Darren Atmaja, sementara yang satunya Sherly Putri Sudjatmiko. Ya, mereka adalah mama dan papa Anne."Ma, Pa, dia adalah pria yang mama pilihkan untuk Anne, namanya Hanzel," gumamnya di atas pusara orang tuanya.Dua netra bening telah dipenuhi dengan kaca-kaca yang hanya dengan sekali kedipan mata, akan luruh menjadi hujan."Om, Tante, terima kasih telah mempercayai saya untuk menjadi penjaga wanita ini, saya akan berusaha keras untuk menjaganya. Besok kami akan menikah, tenanglah di sana, semoga Allah menempatkan kalian di syurga-Nya," gumam Hanzel di depan pusara kedua orang tua Anne.

  • Sebening Cinta Anne   Part 49. Atmaja dan Dewangga

    Dua orang pria tua duduk saling berhadapan dan saling membisu, tatapan mata keduanya bertemu akhirnya saling membuang wajah. Puluhan menit berlalu, tanpa sepatah katapun yang terucap dari bibir keduanya."Kau ga ingin menghajarku?" tanya pria tua yang memakai baju Oren bertuliskan tahanan di punggungnya."Kau meledekku, hah? berdiri saja aku tidak mampu," jawab pria tua yang duduk di kursi roda."Tak kusangka Andini memilih pria lemah sepertimu," ejek pria berbaju oren.Keduanya tertawa miris. Ya, mereka adalah Atmaja dan Dewangga. Setelah sekian puluh tahun tak saling bertemu, tak saling menyapa, dan tak saling memberi kabar, akhirnya kini Tuhan mempertemukan mereka, di tempat yang tidak seharusnya.Ya, kini Dewangga ada di dalam penjara. Di tempat yang sama dengan Raka ditahan.Pagi ini Atmaja menjenguknya, menjenguk pria yang telah menghabisi anak semata wayangnya, Darren Atmaja."Apa tempatnya nyaman untukmu?" tanya At

  • Sebening Cinta Anne   Part 48. Cintamu telah Kembali

    Anne melangkah turun dari mobil dengan terburu-buru, sementara Hanzel mengawalnya di belakang. Mereka kini telah berada di kantor polisi, untuk menemui kakek Dewangga. Ada banyak pertanyaan yang berputar-putar dalam benaknya tentang alasan Dewangga menembak Raka. Anne menangkap keanehan tentang sikap Dewangga padanya. Mestinya pria tua itu tidak perlu mengorbankan dirinya meringkuk di penjara untuk orang yang baru sehari dia kenal, bukankah ini sangat aneh?Akan tetapi gadis itu sangat bersyukur pria tua yang baru dia kenal kemarin, telah melakukan sesuatu untuk mereka di saat yang tepat. Anne tidak bisa membayangkan jika Dewangga datang terlambat satu menit saja, akan lain ceritanya. Pasti saat itu kepala Hanzel yang harus terluka terkena pukulan Raka. Bagaimanapun semua pertanyaan itu harus terjawab hari ini.Finn yang sudah lebih dulu di kantor polisi, menyambut mereka dengan wajah penuh tanya."Kenapa, Hanz?" tanya Finn."Kakek Dewangga," jawab Hanzel

  • Sebening Cinta Anne   Part 47. Karena Aku Mencintaimu

    "Bunuh aku sekarang, Ka, aku ikhlas jika harus mati sekarang," jawab Anne lemah.Raka tertawa melihat Anne meringkuk di sudut kamar sambil ketakutan. Kemudian pria itu berjalan mendekatinya dengan bertelanjang dada, sementara Anne tampak semakin panik dan ketakutan tidak tahu harus berbuat apa. Hiks ..."Hahaha ... kemari, Ann!" ujar Raka di sela tawanya."Jangan mendekat, Ka!" pekik Anne."Hey, jangan teriak-teriak, Ann," ujar Raka menahan tawa."Pergi, Ka, pergi!" jerit Anne, mulai terisak.Raka geli melihat ekspresi Anne yang ketakutan. Padahal dia sebenarnya hanya bermaksud mengerjainya saja, supaya Anne berkata bersedia menjadi istrinya, tidak di sangka Anne benar-benar ketakutan melihatnya melepaskan kaosnya. Gadis itu mengira Raka akan melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya, hingga membuatnya ketakutan. Baginya ini lebih menakutkan daripada dibunuh."Ann, udah, aku cuma becanda, ya ampun," hibur Raka, tapi Anne terlan

  • Sebening Cinta Anne   Part 46. Raka Sang Psikopat

    Hari ini Anne masih di Senggigi, semalam mereka menginap di resto milik Raka di tepian Senggigi. Karena setelah usai menikmati sunset, Anne tampak sudah terlalu lelah jika harus diajak pulang ke villa yang telah mereka sewa.Sementara Dewangga juga menginap di tempat yang sama atas permintaan Anne. Meskipun Raka keberatan, tapi akhirnya mengalah karena Anne bersikeras memberi tumpangan pada dewangga untuk menginap tadi malam.Siang ini Raka berniat mengajak Anne kembali ke villa, tapi Anne memaksa untuk membawa serta Dewangga bersama mereka. Raka tidak habis pikir dengan Anne, kenapa gadis itu begitu memaksa untuk memberi tumpangan pada Dewangga, padahal dia adalah orang asing.Kini mereka berdebat di tepi pantai."Ann, dia hanya orang asing, jangan terlalu baik," protes Raka ketika Anne memintanya untuk mengajak Dewangga sementara tinggal bersama mereka di villa."Ka, dia seusia kakek Atmaja, apa kamu ga kasihan?" bujuk Anne.Raka mem

  • Sebening Cinta Anne   Part 45. Harus Menemukanmu

    Pintu kedatangan bandara internasional Zaenudin Abdul Madjid Lombok siang ini sangat padat, di luar tampak beberapa petugas sedang menunggu kedatangan Hanzel dan Finn serta dua polisi Surabaya yang terbang dari bandara Juanda sebelum dhuhur tadi."Kami sudah menunggu di luar, Pak," jawab salah satu polisi yang di dadanya tertulis nama Kompol Zakaria menjawab panggilan dari rombongan Hanzel."Baik, kami tunggu," jawabnya lagi seraya mematikan panggilan.Dia lalu memberikan informasi kepada anak buahnya untuk bersiap karena yang ditunggu sedang menuju di luar."Kalian bersiap, mereka sudah berjalan kemari," titahnya pada anak buah yang mendampingi."Siap, Ndan," jawab mereka serempak.Tak berapa lama kemudian, yang mereka tunggu telah muncul dari pintu keluar bandara, hingga terbit senyuman sang komandan seraya berjalan mendekat."Mari, Pak Finn, Pak Hanzel," sapanya.Mereka saling berjabat tangan, kemudian memberikan infor

  • Sebening Cinta Anne   Part 44. Hati Seluas Samudra

    Federick mendatangi mansion Atmaja bersama Elena. Mereka berdua merasakan ada kekhawatiran terhadap kondisi Atmaja, sejak beberapa hari lalu dia antar pulang dari kantor polisi, Federick belum sempat menengok ke mansion kakeknya Anne. "Bagaimana kabar anda, Pak Atmaja?" sapa Federick begitu Atmaja muncul didepannya. "Aku harus sehat sampai Anne ditemukan," jawab Atmaja diplomatis. Federick mengangguk membenarkan ucapan Atmaja. "Benar, anda harus sehat, mungkin Dewangga akan menghubungi anda, jika benar orang yang menguntit Anne selama ini adalah dia," saran Federick. Meski Atmaja ragu dengan ucapan Federick, tapi pria tua yang duduk di kursi roda itu yakin satu hal. Jika dulu Dewangga bisa khilaf karena kemarahannya pada Atmaja, hari ini dia pasti akan menyesali tengah membunuh anak dari wanita yang dicintainya. Karena Dewangga hanya terlalu mencintai. "Ada perkembangan informasi dari Surabaya?" tanya Atmaja. "Barusan, se

  • Sebening Cinta Anne   Part 43. Sunset di Senggigi

    "Jadi, Kakek, menginap dimana nanti malam?" tanya Anne."Bolehkah, aku ikut bersamamu, Ann?" tanya Dewangga parau.Anne terkesiap, bukan maksud hati menolak, tapi keadaan dirinya saja hari ini sedang ditawan oleh Raka. Mana mungkin Raka mengijinkan ada orang asing bersama mereka. Entah kenapa Anne merasa bisa langsung akrab dengan kakek ini, padahal hari ini adalah pertemuan pertama mereka. Anne terdiam, dia menghela napas panjang."Apa kamu keberatan, Ann?" tanya Dewangga pelan."Bu-bukan begitu, Kakek. Tapi ....""Aku yang keberatan," sahut Raka seraya berjalan mendekat."Sudah kuduga," cibir Dewangga.Dewangga selama ini mengawasi Anne tentu saja sangat tahu detil apa yang sesungguhnya terjadi. Benar, pria tua ini bukan secara kebetulan bertemu dengan Anne di pantai senggigi, melainkan dia sengaja mengikuti Raka dan Anne.Tidak ada satu peristiwa pun yang terlewat dari pengamatan pria tua ini, ketika anak buahnya mengaba

  • Sebening Cinta Anne   Part 42. Menemukan Titik Terang 2

    "Mereka sudah ditemukan, Finn?" tanya Hanzel penasaran.Keduanya berjalan ke parkiran dengan terburu-buru karena rasa penasaran telah mendera mereka tentang keberadaan Anne yang sudah 4 hari ini hilang belum di temukan jejak keberadaannya.Finn menarik lengan Hanzel, mengajak berjalan lebih cepat menuju mobilnya ketika mereka sudah sampai di tempat mereka memarkirkan mobil."Ann, hari ini aku akan menemukanmu," gumam Hanzel berharap.Lumpia dan beberapa makanan lain yang tadi dia beli di geletakkan begitu saja di jok belakang. Rasa penasaran telah mengalahkan rasa lapar yang tadi terasa membuncah ingin segera diberi makan."Gue harap setidaknya jejaknya telah ditemukan, Hanz. Mereka jelaskan detilnya di hotel," jawab Finn.Hanzel mengangguk. Mereka meluncur meninggalkan tugu pahlawan Surabaya, kembali menuju hotel. Hanzel begitu berharap jejak Anne telah ditemukan, setidaknya bisa melanjutkan pencarian dengan pasti. Tidak hanya sekedar

DMCA.com Protection Status