Home / Romansa / Cinta Tersembunyi Paman Jorge / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Cinta Tersembunyi Paman Jorge: Chapter 11 - Chapter 20

88 Chapters

Kenakalan

“Eh....beneran? Calista udah jadian sama Eden?” Terdengar bisik-bisik dari sekumpulan anak di kantin, yang memperhatikan kedua sejoli itu duduk di meja paling pinggir. Terlihat sekali kalau mereka mencuri-curi pandang memperhatikan pasangan itu yang sedang duduk berhadapan sembari mengobrol dengan asyiknya. “Sepertinya kita jadi bahan gosip anak-anak....” ucap Calista yang beberapa kali memergoki beberapa anak yang sedang mencuri-curi pandang ke arah mereka. Eden hanya tersenyum, lalu tiba-tiba mengambil sendok, menyendokkan pada nasi uduknya lalu memasukkannya ke mulut Calista. “Eden!” desis Calista namun mau tidak mau dia membuka mulut dan mengunyah nasi itu. “Biarin! Biar gosipnya tambah hot....” ucapnya sambil terkikik geli, sementara wajah Calista bersemu merah. “Si Calista kesambet apa sih?” tanya Inneke yang memperhatikan temannya itu dari kejauhan.  Di sebelahnya Arabel yang sedang asyik memakan mie ayam, melihat ke arah C
Read more

Pengaruh Buruk

Calista terus meronta, dia berteriak sekuat mungkin. Tangan yang satunya dipegang dengan kuat oleh pria berperawakan besar, sementara tangannya yang satu sibuk menarik tangan pria itu agar lepas. Namun sia-sia saja.... Kakinya berusaha untuk bertahan di tempat, namun percuma juga karena tarikan pria berperawakan besar itu membuat dia tidak bisa melawan. Calista diseret secara paksa oleh pria besar itu.... “Tolong!!!” jeritnya lagi dengan wajah pucat, air matanya sudah bercucuran karena membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. “Lepaskan!” “Tenang, cantik.... Kamu nggak akan kesakitan. Malahan kamu akan menikmati apa yang akan terjadi nanti,” ucap pria berbaju merah itu sambil tertawa-tawa. Calista didorong sehingga dia jatuh terjerembab di antara rerumputan. Dia mengernyit kesakitan namun memekik kaget karena pria yang berbadan besar itu sudah berdiri di atas sambil membuka bajunya. “Kita mulai ya sayang....” Gadis itu berteriak
Read more

Kencan Pertama

“Apartemenmu lumayan nyaman juga ya, Eden,” ucap Calista dengan kagum. “Bersih dan rapih.” “Yah....kami jarang di rumah. Kakak juga kalau pulang malam, dan aku juga sama...” kata Eden sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya. “Anggap saja rumah sendiri, Calista.” serunya dari dalam kamar. Calista duduk di sofa berwarna biru langit sambil menatap wallpaper ruangan bermotif kupu-kupu dengan dasar biru pastel. Dia melihat frame foto seorang wanita setengah baya di meja sampingnya. Rambutnya sedikit digelung ke atas dan ada lesung pipit di pipi kirinya. “Itu ibuku...dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” ucap Eden sambil melangkah ke kulkas. Dia mengambil sebotol minuman bersoda dan menuangkannya ke gelas Calista. “Oh maaf....Eden, aku turut berduka...” ucap Calista lirih, namun menatap pemandangan di depan membuatnya agak risih. Eden keluar dengan bertelanjang dada dan hanya memakai boxer hitam. “Tidak apa, sudah lama...” katanya sambil d
Read more

Mabuk

Calista perlahan membuka matanya dan seketika terkesiap saat menyadari bahwa dia masih berada di apartemen Eden. Dia bangun dan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam! Ya ampun...dia ketiduran berapa jam di sofa itu...“Hai sayang, sudah bangun?”Calista melihat Eden yang keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.“Kamu terlihat nyenyak sekali, aku nggak tega bangunin kamu!” ucap Eden sembari duduk di samping Calista. “Aku udah pesenin makanan untuk makan malam kita...”“Iya, aku kaget waktu bangun. Udah ketiduran lama sekali, berapa jam ya?” tanya Calista sambil membuka handphone-nya. Betul saja kalau sudah ada banyak pesan dari teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Arabel dan Inneke...lalu beberapa kali miscall dari ibunya!“Apa aku baiknya pulang ya? Udah malam...”“Makan malam dulu aja Calista...masih jam tujuh juga...&rdq
Read more

Kebohongan

“Dahlia!! Jangan....!” ucapnya sambil menyeka bibirnya dengan kasar. Ingin dia memarahi wanita itu habis-habisan, namun urung dilakukan karena melihat mata gadis itu yang semakin sayu dan jalannya yang limbung.“Masuk cepat!” bentak Jorge sambil mendorong Dahlia ke dalam mobil. Sementara wanita itu dengan wajah memerah, memperhatikan Jorge yang berjalan memutar dan duduk di kursi sebelahnya. Dia lalu terkikik dan melepaskan blazernya lagi...“Panas....” katanya sambil memejamkan mata dan menyenderkan kepalanya di bangku mobil.“Siapa suruh minum banyak-banyak. Di mana alamatmu? Biar aku antar! Dasar bikin repot aja!” omel Jorge sambil menyalakan mesin mobilnya.“Apartemen Red di jalan Cokro...” gumam Dahlia lalu menatap Jorge dari samping dengan matanya yang sayu. Tangannya mulai meraba kaki pria itu, yang membuat Jorge kaget dan otomatis menghempaskan tangan wanita itu.“Apaan sih D
Read more

Perasaan Terpendam

Jorge menoleh ke wanita di sampingnya yang sedang memejamkan mata sambil bergumam tidak jelas. Bibir merahnya komat kamit namun Jorge tidak peduli perkataan apa pun yang keluar dari mulutnya. Malahan dia menggoyangkan badan wanita itu dengan agak kasar.“Bangun, Dahlia!” serunya dengan wajah jengkel. Dia membuka pintu mobil, keluar dan memutar, membuka pintu sebelah kiri. Menggoncang badan perempuan itu lagi, sambil menggerutu.“Ahhh....? Di mana aku?” gumamnya lagi saat membuka mata dengan panik. Wajahnya yang memerah menoleh ke kanan dan kiri.“Kita sudah di apartemen kamu....” ucap Jorge lagi, malu karena diperhatikan oleh security di pintu masuk. “Pakai blazer kamu dulu...aku nggak mau orang pikir aku macam-macam...”Dahlia melihat Jorge lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak, “Jorge...Jorge...kamu kaku sekali sih, sayang... Sudah biasa di sini lelaki perempuan ehm....sama-sama...” katanya aga
Read more

Sahabat yang sudah Berubah

Jorge memutar mobilnya dan memasuki kompleks rumah, membuka kaca untuk memperlihatkan wajahnya pada security yang langsung membuka palang pintu dan mengangguk hormat.            Jorge tersenyum sambil menutup kaca jendela mobilnya lagi. Mobilnya melaju lambat sampai berhenti di depan garasi rumah keluarga Arkhadia. Jorge turun dari mobil lalu membuka pintunya.Memang sudah sejak lama, keluarga Arkhadia tidak punya pembantu, sebabnya karena pembantu terakhir mereka Bik Inah baru meninggal setahun yang lalu, dan mereka belum berniat untuk mencari penggantinya.Dia menghela nafas lalu berjalan masuk ke dalam rumah, mendapati ruangan yang sudah gelap. Jam juga sudah menunjukkan pukul satu pagi. Jorge masuk ke dalam kamar dan membuka bajunya, dia keluar kamar lagi dan hendak membuat kopi di dapur.“Loh Calista, belum tidur?”Seketika jantungnya berdegup kencang karena gadis yang dipikir
Read more

Cinta Terlarang

“Makasih ya Arabel....” kata  Calista sambil menerima buku Arabel...membolak-balikkan halamannya lalu memasukkan ke tas. Dia terdiam sebentar saat melihat wajah dingin Arabel yang tidak seperti biasanya, namun tidak mengucapkan apa-apa. “Aku balik dulu ya, Bel...Sampai ketemu....” ucap Calista sambil berdiri, sempat terdiam sejenak sebelum menanyakan sesuatu lagi. “Bu Riris ada nanya sesuatu tentang aku Bel?” Arabel menaikkan alis, lalu tersenyum sinis. “Masih peduli sama sekolah, Bel?” Calista mengernyitkan alisnya, lalu mendengus jengkel. “Kan aku cuma nanya...kok kamu jadi menyebalkan begitu, Bel!” “Ya sudah.... terima kasih bukunya ya! Nanti aku kembalikan....” Calista menengok ke  arah Eden yang masih duduk memperhatikan mereka. “Ayo Den! Kita pulang!” Eden berdiri lalu mengangguk pada Arabel, “Pulang dulu ya Bel....” Arabel hanya tersenyum tipis dan memperhatikan Calista dan Eden yang berjalan ke arah motor. Calista sud
Read more

Backstreet

“Eden.....”Terdengar suara gadis itu di dalam kamar, menempelkan telinga ke telepon genggamnya sambil berbaring. Wajahnya suram, dia meneteskan air mata.“Ya...maafkan Paman-ku. Dia memang orangnya rada kaku....”“.....”“Iya....”Mereka bercakap-cakap di telepon untuk sesaat, lalu mengakhiri percakapannya. Calista membuka buku pelajaran yang dipinjamnya lalu membolak-balik halaman. Dia berusaha mencerna setiap suku kata dan kalimat yang dibaca namun sama sekali tidak bisa berkonsentrasi.Calista menghela nafas lalu menutup buku-nya, dia malah membuka gallery foto di handphone-nya lagi dan mencari foto dirinya dan Eden. Calista tersenyum-senyum sendiri sambil membaringkan diri lagi di tempat tidurnya.Putus sama Eden? No way....! Mereka nggak mengerti perasaanku....ini hanya antara aku dan Eden! Toh, kami juga nggak mengganggu Paman atau Ibu...!Dia pun tertidur dengan nyenyak hi
Read more

Kabur yuk

“Arabel....” ucap Calista melihat sahabatnya yang sudah duduk manis di sudut kelas. Arabel melihat Calista lalu menaikkan alisnya.“Tumben masuk kelas.....”Calista melihat Arabel dengan tidak percaya, lalu tersenyum sinis. “Nyinyir sekarang elo ya, Bel....” desisnya karena murid yang lain sudah duduk rapih di tempatnya masing-masing. “Elo kenapa sih?”“Kenapa?” balas Arabel juga dengan lirih. “Elo yang macam-macam, Calista. Elo udah berubah seratus persen sejak pacaran sama Eden!”“Terus kenapa? Iya, gue emang berubah jadi Calista yang sedang jatuh cinta...” balas Calista lagi, sambil melihat Bu Riris yang sedang berjalan menuju mejanya, lalu mendesis lagi. “Gue sekarang merasa jauh lebih baik daripada yang dulu!”Calista membuang muka lalu mengambil buku dari dalam tasnya. Sejenak kaget karena melupakan sesuatu....dia belum mengerjakan tugasnya! Sial..
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status