Dengan penuh bujuk rayu, akhirnya Parmi pergi juga ke salon. Ia naik ojek yang sedang mangkal yang tidak jauh dari rumahnya hanya sampai depan komplek saja. Lalu ia melanjutkan perjalanannya, dengan naik angkot. Sangat hati-hati, Parmi memperhatikan jalanan, ia tidak ingin terlalu jauh juga dari rumah, khawatir nyasar. Maklumlah ia jarang keluar rumah."Nah, itu dia." "Kiri, Bang!" teriak Parmi, lalu angkot tersebut berhenti. Parmi turun dan membayarkan uang dua ribu kepada sopir angkot."Kurang, Mbak. Masa dua ribu!" sentak sopir angkot sambil menatap Parmi dengan wajah tidak senang."Kan deket, Bang.""Kurang, Mbak. Tambahin. Dua ribu mah, jalan kaki aja.""Yah, jalan kaki mah cape saya, Bang. Ntar kalau saya kecapean gimana?""Bodo amat! Bukan urusan saya.""Ya kok gitu, kan Abang yang suruh saya jalan kaki, gimana sih?""Astaghfirulloh, korek api gue mana sih tadi ya!" umpat sopir angkot dengan wajah memerah ke
Read more